Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
relawan
Ngebrik itu Nggak Ada Matinya
Saat erupsi, Merapi menyemburkan lava pijar dan menimbulkan awan panas. Jatuh banyak korban di antara warga yang bermukim di lereng tertinggi Merapi. Para relawan bergegas menolong para penyintas. Lalu terjadilah situasi chaos. Penyebabnya karena ada gangguan komunikasi. Relawan kesulitan berkoordinasi melalui komunikasi radio karena ada orang yang melakukan interferensi gelombang radio. Para relawan sering menyebutnya ngejam.
- Purnawan Kristanto's blog
- 13 comments
- Read more
- 11436 reads
Haru Biru "Kebo Biru"
Ada perasaan haru di kalangan relawan saat harus melepas kepergian "Kebo Biru." Selama lebih dari empat bulan, Kebo Biru ini setia menggendong relawan menyusuri punggung Merapi, menuruni sungai berlahar dingin, menerobos pohon tumbang, dan berkubang lumpur untuk menemani para penyintas erupsi Merapi.
- Purnawan Kristanto's blog
- 1 comment
- Read more
- 4353 reads
Penghiburan dari Jenifer
Jenifer (10 tahun) terpaksa mengungsi di gereja karena rumahnya diguyur hujan pasir dari gunung Merapi. Bersama-sama dengan anak-anak lain yang mengungsi di aula gereja, Jenifer diajak oleh relawan untuk menggambar. “Adik-adik, silakan menggambar bebas,” kata relawan.
- Purnawan Kristanto's blog
- 1 comment
- Read more
- 3541 reads
Menghijaukan Merapi Lagi [2]
Penghijauan di wilayah sekitar Deles ternyata lebih sulit daripada di Balerante, baik itu dari medannya maupun pelaksanaannya.
Hari Sabtu, 22 Januari, pukul 7:30, kami memberangkatkan relawan gelombang pertama yang terdiri dari rombongan GKJ, Banser NU, dan tim inti Satgas "Derap Kemanusiaan dan Perdamaian" (DKP) dari GKI Klaten. Beberapa rombongan relawan juga berangkat dari tempat lain, yaitu GKJ Gondang, GKJ Manisrenggo, GKJ Karangnongko dan Banser di sekitar Kemalang. Mereka langsung bergerak ke lokasi penanaman.
Sedangkan saya masih tinggal di Klaten untuk menunggu rombongan dari GKI Klasis Semarang Timur dan Barat. Mereka sudah meluncur ke Klaten sejak pukul 4:30, namun di Boyolali, mereka "pecah kongsi." Rombongan pertama lewat Jatinom, sedangkan rombongan kedua melewati Delanggu yang lebih jauh.
Pak Yus yang berada di rombongan kedua menelepon. "Kami baru sampai Penggung. Kami tidak usah ditunggu. Ditinggal saja tidak apa-apa, nanti kami menyusul," katanya.
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3944 reads
Menghiijaukan Merapi Lagi [1]
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3882 reads
Deles [mulai] Indah
- Purnawan Kristanto's blog
- 6 comments
- Read more
- 3851 reads
Kristenisasi di Wilayah Bencana?
Spanduk di lokasi bencana
- Purnawan Kristanto's blog
- 11 comments
- Read more
- 5856 reads
Lebih Ingat Satenya
Saat menanam pohon di punggung Merapi, saya bertemu dengan warga desa Pijenan yang pernah mengungsi di tempat pengungsian yang kami kelola.
"Bapak yang pernah mentraktir sate untuk pengungsi 'kan?" sapa ibu itu. Saya mengangguk sambil tersenyum geli.
Sebenarnya bukan saya yang mentraktir. Saya hanya menjalankan amanat dari penderma. Namun bukan itu yang membuat saya geli. Yang membuat saya geli adalah mereka justru lebih ingat "sate"-nya daripada lembaganya.
Itu sebabnya, sejak awal kami memang sengaja tidak menonjolkan identitas lembaga, membentangkan spanduk atau menancapkan bendera di lokasi bencana (Kalau belakangan ini kami mengenakan seragam rompi itu demi alasan "keamanan." Saat itu ada beberapa "relawan palsu" yang mengail di air keruh. Mobil juga kami tempeli stiker logo lembaga karena akhir-akhir ini muncul "portal swasta" di sepanjang jalan menuju lokasi bencana. Dengan tempelan stiker ini, maka mobil kami bisa lolos dari pungutan warga).
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3544 reads
Elang Jawa Paska Erupsi Merapi
- Purnawan Kristanto's blog
- 4 comments
- Read more
- 5065 reads
Cerita Ringan Relawan (3)
Di pos kemanusiaan Klaten, ternyata ada banyak relawan yang bernama "Agus" dan "Bambang." Jadi kalau ada orang yang mencari "Agus" pasti akan ditanya "Agus yang yang mana?" Hal ini mengingatkan saya empat tahun yang lalu. Saat itu kami juga membuka pos kemanusiaan. Suatu kali ada tenaga paramedis dari Kalimantan Tengah, tepatnya dari R.S. Bethesda Serukam yang datang ke pos kami.
"Saya mencari pak Agus," kata paramedis perempuan itu.
"Agus siapa ya?" jawab salah seorang relawan.
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3209 reads
Catatan Relawan 7 Nopember
Selama 4 malam belakangan ini suara gemuruh seakan menjadi musik pengiring tidur kami. Sebenarnya pada siang hari aktivitas Merapi pun tetap ada namun tersaingi oleh deru kendaraan dan hingar-bingar manusia sehingga tak terdeteksi oleh telinga. Pukul 4:30, saya bangun untuk kemungkinan adanya evakuasi menyusul gemuruh Merapi yang semakin meningkat. Bersama Agus Permadi, saya mengelilingi kota Klaten, namun nampaknya tidak ada pergerakan pengungsi yang siginifikan.
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3638 reads
Catatan Harian Relawan 2-6 Nopember 2010
Hmm...sudah lima hari aku tidak menuliskan pengalaman harianku selama menjadi relawan tanggap bencana ini. Apa ya yang masih kuingat? Dimulai saja deh dari rapat koordinasi di antara GKI yang terjun dalam tim tanggap bencana ini, Selasa 2 Nop. Ternyata, walau sama-sama bertujuan kemanusiaan, namun untuk menyatukan gerak di antara kami itu bukan perkara mudah. Ada berbagai variabel yang harus diurai untuk memahami keruwetan ini. Kadang variabel itu tampak konyol dan menggelikan, tapi itu nyata.
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3632 reads
Catatan Relawan, 1 Nopember
Senin pagi, aku menyempatkan diri ke Yogyakarta. Tepatnya ke kantor Lembaga Konsumen Yogyakarta untuk mengikuti audio cenference. Ceritanya, aku memenangkan kompetisi menulis ide klip pendek yang diselenggarakan oleh www.beosope.com dan mendapat hadiah kamera video Flip. Sebenarnya, aku harus mengambil sendiri hadiah ke Jakarta, Jumat (29 Oktober), namun aku memutuskan untuk tidak berangkat karena harus melakukan respons bencana merapi. Rupanya pihak beoscope bisa mengerti situasinya. Para pemenang tidak perlu ke Jakarta namun mendengarkan penjelasan tentang kelanjutan lomba melalui telepon. Dari Yogya, ada empat orang yang dinyatakan sebagai pemenang. Aku salah satu di antaranya.
Saat baru saja turun dari sepeda motor, tiba-tiba Kirana, anakku menelepon lagi. “Pa, merapi erupsi. Merapi erupsi!” Tak berapa lama kemudian, panggilan telepon datang bertubi-tubi. Kami harus segera merespon erupsi ini karena ada ribuan warga yang akan mengungsi. Kami memperkirakan malamnya pasti akan banyak pengungsi yang harus diberi makan. Aku segera berkoordinasi dengan pdt. Simon Julianto yang ada di Boyolali. Mereka sedang melayani lebih dari 2 ribu
- Purnawan Kristanto's blog
- 3 comments
- Read more
- 3870 reads
Catatan Relawan, 31 Oktober
Untuk pertama kalinya, kami mendapat guyuran hujan abu dan menyaksikan evakuasi pengungsi. Saat itu kami baru saja menyuplai kebutuhan pengungsi di di Boyolali.
***
Minggu pagi, bpk Hendro dari Gugus Tugas Penanggulangangan Bencana GKI Pondok Indah menginformasikan sudah masuk ke wilayah Klaten. Bersama dengan bpk. Tukiyo dan bpk. Egi, bpk Hendro sudah melakukan perjalanan semalaman dari Jakarta. Pukul 8:30, mereka sudah sampai di Gki Klaten. Saya memberikan informasi tentang situasi pengungsi kepada mereka. Tak lama kemudian pak Bambang Pudyanto bergabung, lalu sarapan nasi bebek di warung ibu Suwarni, Gondang. Tujuan pertama adalah barak pengungsi di Dompol, Kemalang, Klaten. Saat melintasi pos pengungsi di Keputran, suasananya seperti pasar malam di siang hari. Spanduk dan umbul-umbul dari berbagai instansi, partai, lembaga dan perusahaan dipancangkan di berbagai tempat. Berlomba-lomba mencari paparan mata paling strategis. Wakil Presiden baru saja berkunjung ke tempat ini. Tentu saja tempat ini menjadi strategis. Ironisnya, jumlah pengungsi terlihat sedikit. Ada dua kemungkinan: pengungsi kembali lagi ke rumah mereka pada siang hari untuk mengurus ternak atau memang belum ada pengungsi karena wilayahnya jauh dari ring 1.
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- Read more
- 3491 reads