Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Lebih Ingat Satenya
Saat menanam pohon di punggung Merapi, saya bertemu dengan warga desa Pijenan yang pernah mengungsi di tempat pengungsian yang kami kelola.
"Bapak yang pernah mentraktir sate untuk pengungsi 'kan?" sapa ibu itu. Saya mengangguk sambil tersenyum geli.
Sebenarnya bukan saya yang mentraktir. Saya hanya menjalankan amanat dari penderma. Namun bukan itu yang membuat saya geli. Yang membuat saya geli adalah mereka justru lebih ingat "sate"-nya daripada lembaganya.
Itu sebabnya, sejak awal kami memang sengaja tidak menonjolkan identitas lembaga, membentangkan spanduk atau menancapkan bendera di lokasi bencana (Kalau belakangan ini kami mengenakan seragam rompi itu demi alasan "keamanan." Saat itu ada beberapa "relawan palsu" yang mengail di air keruh. Mobil juga kami tempeli stiker logo lembaga karena akhir-akhir ini muncul "portal swasta" di sepanjang jalan menuju lokasi bencana. Dengan tempelan stiker ini, maka mobil kami bisa lolos dari pungutan warga).
Bagi para penyintas bencana, yang paling diingat adalah perbuatannya, bukan nama lembaganya.
Dari Foto |
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- 3544 reads