puisi

Mata bisa buta saat semua tiba

Mulut bisa bisu saat suara menghilang

Telinga bisa tuli saat tak ada kicau merdu di telinga

Tapi cinta tetap bergema

Rasa sayang itu menjaga semua

Biarkan dua hati yang jatuh dan bangun bersama

Jalan itu ada saat dua hati yang jatuh dan bangun bersama

hai mam,,peluk,,cium,
dan seperti biasa matanya berkaca
akhir tak terbendung dua aliran kristal mengalir

duduk bercerita tentang kerasnya batu karang
seperti hidup yang dilewati dan tidak terpecahkan
hanya doa bagai air yang tak henti menerjang

berkata kata tentang permohonan doa

NATAL pertama berhenti kerja jalan terlunta

di tanah kelahiran tak punya uang tak ada tempat bernaung perut membusung mengemis belas kasihan

di kandang hewan saling menghangati terpaksa rela tak punya pilihan

seribu tanya senyap seribu ragu sia-sia janji indah hanya janji dingin, bau, sepi

pun tahu sia sia menangis juga luka hati muncratkan darah suamiku malang, kasihan bukankah salah bunda? sejak awal sudah terluka istriku bukan istriku harga diri benang basah inikah cinta? lelaki lemah sedunia

mengenal seorang wanita, cantik,
sedikit belajar, tidak kalah dengan S1
hanya agama yg menjadi perbedaan
entah angin apa, akhirnya terpikat padanya

kasih terbalas,indah dalam pelukan
hasrat mengelora tertahan lama, akhirnya tercurah,,
semangat kembali membara, memang cinta bagai extasi
hidup seakan kembali, kata pujangga

Kala waktu terasa semakin sempit

Kala jarak kita semakin membentang

Kala topan dan badai datang

Ah, adakah engkau masih disana....???

Terkadang aku merasa sudah cukup mengenalmu

Tapi ternyata..... aku..... hanya sebatas tahu

Rentetan kesibukan telah membawa jauh

Sesak rasanya …..

Kemana kan terluap?

Kerinduan ini menyesakkan

Air mata tak dapat membendungnya ….

Sesak rasanya ….

Kapan akan berakhir

Kerinduan ini menyesakkan

Aku Kembali...

Teman, ini aku...aku...ya..aku,

aku yang dahulu, masih,

aku baik-baik saja, selalu,

Dia disana,

Dengan segala nama

Selalu membuatku marah

Dengan ketipisan perasaannya

Punya teman, tapi tak bisa katakan pada mereka

Buku ku begitu terbuka, semua orang bisa baca

Dalam doa kusebut banyak nama, bukan dia

Dalam doa kupinta banyak perkara, tidak ini

dalam kejayaan, teman mengenal kita
dalam kesusahan, kita mengenal, siapa teman
lawan memukul dengan benci supaya mematahkan semangat
teman memukul supaya tidak patah semangat

(sebait sajak buat istriku tersayang)

A da sebait lagu yang ingin kuukir dalam sebilah hati

Color, gives us a true clear one

Shape, puts me to my epileptic fit

waktu hati mencari untuk mengisi dendam nya waktu,
kutemui cantik hanya tuk sesaat yang tak ingin disimpan
tubuh lemah berkata "gila,! kok gua jadi kangen"

MY WISHES

Sudilah kiranya TUHAN ALLAH mendengarkan kami sekali ini saja...

inilah permohonan kami dalam doa dan syukur... 

Jadikanlah kami setia

seperti hamba-MU ABRAHAM...

Jadikanlah kami bijaksana

seperti SALOMO...

Jadikanlah kami sabar menderita

seperti AYUB...

Jadikanlah kami rendah hati

seperti ESTER...

SEMAKIN MENDERITA SEMAKIN DEKAT TUHAN

mari bernyanyi...

dalam kesesakan hati...

dalam bimbang, gundah gulana...

ketakutan dan rasa khawatir

jangan lupa untuk diajak serta...

kesusahan besok hanya untuk esok

biar langit gelap gulita...

dalam kegelapan yang paling kelam...

hingga tanganku sendiri tidak terlihat...

Home…A simple word yet feels so warmA picture of eternal sincere loveA place where I can feel

Nothing may not fear you.

Cause God is near you.

You can talk to Him anytime.

Cause He is there all the time.

Pasti menyenangkan ketika kita dapat berinteraksi dengan orang lain melalui pantun -- suatu bentuk puisi yang berasal dari Indonesia.

Ketika ikut menyumbang suara di forum Pelitaku < http://pelitaku.sabda.org/forum >, ada seseorang yang menanggapi tantangan yang aku lontarkan dengan terlebih dahulu berpantun. Begini katanya:

Sebagai salah satu karya sastra, harus diakui kalau puisi memang memiliki posisi yang unik. Ada unsur kebebasan yang mungkin melampaui prosa. Permainan simbolisme yang dihadirkan tidak hanya dengan kata, tetapi juga dengan angka dan bentuk-bentuk lain menghadirkan nuansa misteri yang menarik.

Dengan puisi, seseorang bisa memberikan kritik yang tajam tanpa terkesan mengkritik. Lewat puisi seseorang bisa menyuarakan pemberontakan tanpa dianggap memberontak. Bahkan, seseorang bisa dituduh sesat hanya karena puisi yang ditulisnya menyerang keyakinan tertentu.

This poem was nominated poem of 2005 for the best poem, written by an African kid!!! (No wonder,..I was so touch when I finished the last line)

When I born, I Black,
When I grow up, I Black,

Padamu…

Hanyalah padamu

Segala cinta dan rinduku

Segala kasih dan sayangku

Walau kini kita jauh

Waktu berbicara tak ada lagi rasa…

Aku harap aku salah

Waktu bisa membunuh semuanya

Tapi tidak aku…

Kadang aku dibuatnya lupa

Kadang senyum mu memudar

Tapi kenangan tetap tinggal

Terdiam dalam hati

Padamu…

Dalam sunyi teramat pilu

Aku ingin bertemu

JM2002