puisi

Is it through the window
or through the door?

Do I need to merely observe
or decide to explore?

As leaving or staying
are both hard
For the concequences intertwine
like a cobweb
and I ain't wanna be trapped inside
Cause my spirit is eager to freely run

Yet still..
Is it through the window
or through the door?

Tuhanku, Engkaulah Guruku, tempat ku bertanya.
Awan sedang tidak bersahabat,
Hujan turun menangisi perang yang berkecamuk di sana
Tuhanku, Engkaulah Guruku, beri aku waktu membaca BukuMu

Tuhan,
Bila memang Engkau ingin aku seperti ini,
Biarkan aku seperti ini tanpa harus gila dengannya,
Bila ada hal lain,
Biarkan aku pun tak menjadi gila karenanya,

Aku benar ingin,
Menikmati karya-Mu,

Walau hanya ratapan,
Biarkan aku mengecapnya,

Walau hanya gelisah,
Biarkan aku mencicipnya,

Hanya dengan-Mu,
Dengan-Mu Tuhan,
Kuinginkan makna hidupku,

Bila Engkau berkenan,

Menyala mengobarkan kerinduan,

Memberi bukan untuk mendapat,
Mendapat bukan untuk memberi,
Sebab,
Yang diberi dan yang didapat bukan yang dimiliki,
Miliknya adalah ketulusan

Arus takkan menghanyutkan,
Terpaan takkan menerbangkan,
Hingga waktunya

Kehancuran tidak akan menghancurkan,
Kematian tidak akan mematikan,
Ia abadi dari dunia

Takkan hilang hingga kekelan,

Lalu aku bertanya lagi ...

dan kau hanya diam, ...

Kudapati kau dalam diam.

Lalu aku mulai menangis ...

kuberharap kau hapus air mataku.

Tapi, malah semakin sesak aku,..

kau biarkan begitu saja.

Lalu aku terdiam ...

aku hanya ingin tahu saja ...

apakah kau akan tetap diam?

Lalu aku berujar ...

tak kau tanggapi ...

ANDAIKAN AKU BISA TERBANG

andaikan aku bisa terbang

atau aku punya sayap

aku pasti terbang kusuka

mungkin ini belum waktunya,mungkit(maksudnya mungkin)

pasti kalau suda di panggil Tuhan Yesus

Maukah dirimu

menemani diriku

memetikkan senar demi senar

dalam lantunan irama lagu? 

Bila esok engkau masih ada,
Mungkin juga untuk satu detik, satu menit atau satu jam kemudian,
Aku akan kembali bersyukur…
Karena aku tau engkau bisa pergi sewaktu-waktu …

Lihat kemarin …
Engkau mengahirinya di siang hari …
Meninggalkan airmata yang tak terhitung,
Pilu hati tak kau hiraukan,
Bahkan penyesalanpun tak kau beri kesempatan,

Engkau tau,

Karena hidup adalah sebuah lagu
Maka aku akan terus berdendang
pagi, siang, pun petang
Hingga kelak diam menjadi nafasku

Karena hidupku adalah sebuah lagu
dimana bahagia dan rindu
air mata pedih tak terperi
berpadu merdu dalam ikatan melodi

ogyakarta ; 13 Maret 2000

T. Wirawan Trunodipo

Adakah keremangan senja?
gemerisik pucuk-pucuk cemara?
ataukah gemulung mega angkasa
di singgasana nuansa jingga dirga?

yang membuat rautmu bersinar swasa
matamu berkilau kejora
kulitmu berpendar permata
dan bibirmu merona delima

Jari-jari bertahan pada papan datar

Tubuh meliuk sejajar dengan meja permainan

Mata mengedip berusaha focus pada sasaran

Tangan  mengayun dalam arahan mendatar..

Andrenalin meningkat saat kemenangan hampir ditangan

Beradu rasa dalam penasaran

Mengunci suatu keinginan dalam rasa

Tak Ingin Berprasangka
By  : Sarlen Julfree

Ketika aku ingin membuka lembaran baru,
Aku tahu apa yang harus aku lakukan...
Aku tak mencoba 'tuk memaksa orang lain,
Agar melihat dan memandang aku,
Seperti adanya aku...

P A T A H
By : Sarlen Julfree Manurung

Berdiri di atas puncak bumi,
Menjejak, menatap, meresap...
Memandang ngarai berkelok-kelok dibawah sana
Memicing mata 'tuk lihat terjang riak-riak sungai leburkan suasana,
Yang dijejaki kaki-kaki gembala dan ternaknya

On the pulse of this morning
I look at the looking glass
Out of the blue, the reflection of an unfamiliar face
strikes me with surprise

Is that me I am looking at?
Has time changed me that much?
Where is the little curious girl with the glaring eyes?
Where is the enthusiastic spirit running free?

Begitu banyak perbedaan dalam hidup ini...
aku belajar untuk meyakinkan mereka..
aku memakai banyak hal... 
yang terasa menyegarkan dan menyukakan hatiku...

Ternyata aku salah...
mereka bukan aku...
apa yang harus kuperbuat...
haruskah aku menutup mata saat saudaraku jatuh...

Lembar-lembar yang kau bilang mati
 bagiku harganya tak terganti
 meski tlah menguning termakan ngengat
 kenangan itu masih terasa begitu hangat

Tak bisakah kaulihat?
 Mata-mata bening dan tawa tergurat
 Warna-warni hidup yang tersemburat
 Terperangkap dalam keempat sisi potret

aku tau ku tak layak krn dosa
tp ku tak ingin jauh dr Mu
terlebih terhilang dr kumpulanMu
maka Tuhan
ajar dan hajar aku
agar berani dan mampu hidup
dlm kebenaran dan kekudusan
karena aku ingin
menjadi kesayanganMu
jdlah Raja di hatiku
jdlah motor bg kakiku
jdlah suara bg mulutku
jdlah tali kekang bg tanganku
jdlah penopang, pembela, penghibur, Tuhan, Raja, Allah...
dlm kehidupanku..

Are you Ok?
Why can't I see that smile on your face?
When the earth is covered with flowers and laces,
Why do you frown at anything I make?

Are you all right?
Cause there's nothing before you seems right
as you scold at every step I take,
and believe that my sincierity is just a fake.