Umat kristiani di Indonesia menandai awal penghayatan masa pra paskah dengan mengadakan ibadah Rabu Abu, 25 Februari. Di GKI Klaten, ibadah dilayani oleh Bono Wiratmo, dosen Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan dihadiri sekitar 250 jemaat.
Dalam khotbahnya, mantan imam dari Yesuit ini memaparkan bahwa puasa merupakan sebuah olah rohani yang akhir-akhir mulai ditinggalkan oleh umat kristiani. Dalam olah rohani ini terdapat tiga dimensi, yaitu doa, sedekah dan puasa. Semuanya diajarkan dan dilakukan oleh Yesus. Pada bagian lain, dosen di Universitas Sanatha Darma ini juga menguraikan Mazmur 51 yang merupakan salah satu mazmur pertobatan yang sangat indah. Mazmur ini terbagi menjadi empat bagian. Bagian pertama merupakan pengakuan pemazmur atas kasih setia dan rahmat Allah yang besar. Bagian kedua, pemazmur mengakui segala dosanya dan memohon pengampunan Allah. Bagian keempat berisi perasaan sukacita dari orang-orang yang telah diampuni. Bagian keeempat, tindakan pemazmur untuk memberitakan perbuatan Allah.
Selepas pelayanan Firman dilanjutkan dengan prosesi pengolesan abu. Semua jemaat maju ke altar untuk mengoleskan abu di kening mereka sendiri.
****
Masa pra paskah merupakan masa dimana umat mempersiapkan diri untuk memasuki masa raya gereja. Pra paskah tidak diisi melulu dengan dukacita dan pergumulan berat, tetapi juga kesukaan dan pengharapan sebab di sinilah waktu dan kesempatan gereja untuk menghayati peristiwa salib Kristus. Masa pra paskah adalah kesempatan spiritual umat untuk lebih mengenal kasih Allah melalui pertobatan yang sungguh-sungguh.
Istilah "pra paskah" hanya digunakan di Indonesia. Bahasa lain menggunakan kata lent atau lenten (Inggris) yang artinya musim semi. Dalam bahasa latin disebut quadragesima, artinya ”empatpuluh”.
Hari pertama sebagai pembuka masa pra paskah adalahg dengan ibadah Rabu Abu. Abu dipakai sebagai kiasan yang berarti tak berharga (Yes. 44:20) dan memuakkan (Ayub 30:19), kesengsaraan (Mzm 102:9; Yer. 6:26) dan malu ( 2 Sam 13:19), kerendahan diri di hadapan Allah (Kej. 18:27; Ayb 42:6) dan perasaan sedih karena berdosa (Dan. 9:3; Mat 11:21).
Nama "Rabu Abu" berasal dari ritual Gereja yang sudah ada sejak kurang lebih abad kesepuluh Masehi, yaitu pengolesan abu berbentuk salib pada kepala atau kening/dahi umat sebagai tanda kerendahan hati di hadapan Allah. Ritual itu sekaligus juga menyimbolkan perkabungan dan dukacita karena hadirnya maut ke dalam dunia sebagai upah dosa.
Sumber:
Artikel "The Season of Lent" oleh Dennis Bratcher
Rasid Rachman, “Hari Raya Liturgi”, BPK Gunung Mulia
____, “Ensikopedia Alkitab Masa Kini”, Yayasan Komunikasi Bina Kasih, OMF
__________________
------------
Communicating good news in good ways
Simbol merendahkan diri khas Indonesia
Sewaktu muncul tulisan ini, saya diingatkan kembali akan manusia Yesus yang menyediakan diri taat kepada Bapa-Nya untuk menghadapi kesengsaraan sebagai tebusan bagi manusia sesama-Nya. Abu memang punya arti penting bagi orang Yahudi sebagai tanda merendahkan diri. Jika di Indonesia simbol merendahkan diri/pertobatan, kira-kira apa ya? Tirakat semalam suntuk mungkin ya?
Simbol merendahkan diri
Saya yakin di Indonesia ada banyak simbol perendahan diri. Kalau di Jawa mungkin berupa lelaku puasa. Ada bermacam-macam puasa.
Puasa mutih: Hanya makanan yang putih dan tidak berbumbu.
Puasa ngrowot: Hanya makan umbi-umbian.
Puasa Senin Kamis: Sudah jelas.
Kalau dalam tradisi Katolik, ada tradisi Tuguran, yaitu melek semalam suntuk seperti yang Anda katakan.
Teman-teman yang berasal dari suku/kebudaya lain, silakan menambahkan di sini. Siapa tahu dapat memperkaya ibadah yang kontekstual.
----------------------------------------------------
“If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul” ~ Johann Wolfgang von Goethe
------------
Communicating good news in good ways
@purnawan
Kalau masih sempat ketemu titip salam untuk Pak Bono, mas Pur. Dosen yang baik...Saya senang dengan beliau...Orangnya ramah, dan merupakan sumber referensi terbaik di UKDW bagi teman-teman yang dulu mau nulis hal-hal yang berbau Katolik........
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
Salam saya sampaikan
Salam akan saya sampaikan kepada romo ehh...pak Bono [kadang masih kagok menyebutnya romo Bono he..he...he]. Tapi mungkin jarang ketemu. Lagipula, apa romo Bono...eh pak Bono mungkin kenal nickname 'ebed_adonai'?
=============================
“If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul” ~ Johann Wolfgang von Goethe
------------
Communicating good news in good ways
@purnawan
Thks mas Pur. Saya kira mau panggil dengan sebutan yang mana pun beliau tidak akan marah. Saya malah dulu termasuk yang paling belakangan tahu kisah beliau, jadinya tiap kali ketemu pasti manggilnya Romo, sampai saya ditegur sama teman-teman lain. Tapi itulah baiknya beliau, toh saya ora diseneni. He,..he,..he,..bilang titip salam dari alumnus yang sekarang nyangkut di SS aja deh, mas. Matursuwun...
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
@pak Wawan :
Kalau padepokan GBIA dijamin, rabu abu tidak bakalan bisa diterapkan karena mereka percaya Rabu Agung bukan Jumat Agung
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Nggak apa-apa
Ah, nggak apa-apa. Ibadah ini hanya untuk jemaat yang ingin bertobat saja kok
“If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul” ~ Johann Wolfgang von Goethe
------------
Communicating good news in good ways
Rabu Agung?
Rabu Agung?
Saya pernah menterjemahkan tulisan Yesus tidak disalib pada hari Jumat dan tidak bangkit pada hari Minggu, dari TULISAN INI.
Dulu saya pasang di www.gkmin.net, tetapi sekarang saya turunkan tulisan itu, karena menimbulkan banyak pertanyaan dan perdebatan.
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
Abu: sisa toner fotocopy
Seorang teman di Jakarta bercerita, bahwa di gerejanya, karena kesulitan memperoleh abu dari daun palem, dan dicoba dengan abu bakaran daun kelapa, hasilnya ‘tidak memuaskan’, diganti dengan sisa toner fotocopy.
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
Apa nggak bahaya?
Waaaaa.... apa nggak bahaya tuh. Konon, operator fotokopi mengalami gangguan pada paru-parunya karena menghirup tinta toner fotokopi. Lha sekarang dipakai untuk mengoles dahi. Apa karena mau modern...he...he...he
Kalau dalam tradisi katolik, abu itu emmang pembakaran dari daun palem yang dipakai dalam ibadah minggu palma pada tahun semebelumnya. Itu sebabnya, di rumah orang katolik kita sering melihat daun palem kering diselipkan pada salib. Di gereja saya juga merayakan Minggu palma, tetapi tidak menyimpan daunnya. Jadi kemarin pake arang kayu yang disaring halus. Paling jos adalah arang batok kelapa. Bisa benar-benar hitam.
---------------------------------
“If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul” ~ Johann Wolfgang von Goethe
------------
Communicating good news in good ways
atau pakai arang batu baterai..
dulu kalau orang menggergaji, untuk menggaris kayu yang akan digergaji, digunakan cairan larutan arang batu baterai yang sudah tidak terpakai.
benar-benar hitam..
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
@pwijayanto: kebanyakan dosa
Rabu kemarin saya ikut misa Rabu Abu selepas subuh dan menerima simbol di dahi. Sayang, dahi saya tak berapa lama terasa gatal. Ketika saya sampaikan pada si bungsu, dia menjawab, "Mbak sih kebanyakan dosa. Makanya tobat... tobat... Kerajaan Allah udah deket!"
Hi.. hi... benar juga nih si kecil..
Tapi begitu baca komentarnya pwijayanto, saya jadi penasaran. Abu apakah itu yang digunakan? Semoga abu bakaran palem 24 karat
^_^
GBU
nita