Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
There's A First Time for Everything: KOPDAR Mgl '11
Semua bermula dari sebuah siang yang melelahkan di Magelang. Pulang ke rumah, taruh semua barang-barang, langsung menghempaskan diri di atas kasur.
That's it..
Entah sudah berapa lama ketiduran, sampai tiba-tiba bunyi getar hape menginterupsi mimpi indah di siang bolong...
Hmmm... Nomor tidak dikenal.. Siapa ini ya? Ahh, barangkali rejeki ini, pikirku singkat. Tanpa ba-bi-bu, dengan langkah sedikit terhuyung-huyung segera keluar kamar untuk mencari resepsi yang lebih baik (di rumah kami sinyal cuma 2-3 bar).
Agak sulit untuk mengingat persis awal mula pembicaraan waktu itu. Maklum. Refleks yang bekerja, sedangkan pikiran masih di tempat tidur. Cuma sedikit kudengar ada disinggung tentang motret. Wah, bener. Rejeki ini. Spontan langsung kucari sisir, karena kupikir mungkin sebentar lagi harus bertemu seseorang untuk nego ini-itu segala macam.
Lagi asyik-asyiknya teleponan sambil mengamati sudah berapa kerutan di wajah, rupanya Madame van Solo yang ngerjain....!! :D .... :D
Sudah. Riuh banget jadinya... Ketawa-ketiwi, sampai cewek-cewek yang lagi main game terheran-heran (kupingku sudah perlu "kalibrasi" kata my bolo, jadi kalau ngomong, apalagi ketawa, bisa menganggu pendengaran orang lain yang settingannya masih normal..^^). Singkat cerita, Madame van Solo bilang bakal ada Kopdar dadakan di Wisma Sejahtera Magelang, jam 9 malem, berbarengan dengan acara simulasi penanggulangan bencana Merapi (cmiiw) yang diadakan GKI. Nggak tahu persis siapa yang bakal hadir (sinyal putus-putus). Yang jelas ada disinggung tentang om muji dan mas Wawan.
Beberapa jam kemudian, mas pinokio nge-sms. Ternyata do'i turut bergabung. Minta konfirmasi kehadiran, begitu pesannya. Kujawab oke, hanya saja mungkin daku dateng lebih awal, karena malem ini juga ada mau bertemu dengan teman.
Do'i juga sempet bilang di es-em-es, kalau rada grogi soal kopdar ntar malem. Sumfah ana zuzur, sebenarnya daku juga agak grogi, hehe. Sampai-sampai lupa mengganti lensa kamera dengan yang lebih pas (malah bawa tele-zoom). Walau sudah berapa dekade sejak manusia mendarat di bulan, tapi tetap saja rasa takjub akan kemajuan teknologi sekarang susah untuk dipungkiri. Bayangkan. Sekian lama berakrab-ria di dunia maya tanpa pernah ketemu sekalipun.
Sembari sibuk membereskan hal-hal rutin, pikiran pun melayang-layang membayangkan persona-persona gagah dan cantik yang bakal ditemui. Yang pasti sudah empat orang. Entah siapa lagi yang akan hadir di sana nanti. Dari suara Madame van Solo di hape, kentara kalau do'i tipe person yang friendly, delicate, tapi tegas. Nggak tahu dengan yang lain-lainnya. But there's one thing I surely believe. They're all nice kamerads. Sekedar intuisi memang. But that's me. Lebih sering percaya feeling ketimbang rasio...
.... and fast forward to the scene.. Setelah kontek-kontekan dengan mas pinokio bahwa I'm on my way, tiba juga di lokasi syuting, eh, kopdar. Mata pun lalu sibuk menyimak setiap wajah yang berlalu-lalang. Agak lama tidak pernah lagi ke situ. Terakhir waktu ada job motret konven pendeta GPIB se-Mupel Jateng. Mungkin sekitar tahun 2005-2006.
Lalu pandanganpun tertuju pada sesosok wanita yang sedang berdiri di dekat pintu masuk...
Bingo.... :)
That's her..
Sosok yang sekali tempo pernah kuamati posenya di fesbuk mirip dengan mamiku (pake blus casual hitam, neckless, dan jeans; hanya saja mami suka pake high heels).
Hehehe... Akhirnya jadi asyik salam-salaman (omong-omong kuat juga lho genggaman salamannya, kalah keras dengan tanganku, hehe). Setelah bertelepon sebentar dengan koh haihai (Halo koh hai...!! ^^), kami naik ke ruang atas, menemui mas Wawan, yang waktu itu, tampak sedang rehat sejenak. Langsung kuhampiri do'i, kusalam, dan kupeluk. Ya. Masih lekat dalam ingatan waktu sedang panik-paniknya dulu, mas ganteng inilah yang juga kuhubungi.
Nggak beberapa lama mas pinokio muncul. Ternyata kawan satu ini kenal juga dengan seorang teman seprofesi. Dugaanku tidak salah. Orangnya asyik. Sambil menanti sesi berikutnya mas Wawan kelar, dan ci joli juga sedang berbenah, kamipun berchit-chat ria.
Lalu tamu terakhir yang sudah sangat ditunggu-tunggu malam itu muncul juga. Yep. Om muji. Keren juga dengan kemeja merahnya. Saya suka gaya ekspresifnya kalau berbicara. Mas Wawanpun nongol. Komplit deh. Asyik sekali kami ngobrol bareng di gazebo di depan pintu masuk. Ya. Dunia maya, bagaimanapun canggihnya, tetap punya keterbatasan. Kecuali pake video chat (dan ini menuntut koneksi cepat dan stabil), yang dipahami cuma bahasa tulisan. After all, berdebat dengit di suatu forum, tentulah beda dengan bertemu sebagai teman di tempat lain. Tidak cukup ruang di blog ini untuk menuliskan apa-apa saja yang kami bincangkan malem itu. Cuma ada dua kata untuk menggambarkannya: IT'S FUN..!!
Puas ngalor-ngidul, ujung-ujungnya nggak jauh-jauh dari cari makan juga, haha.. Apalagi mas Wawan sepertinya sudah laper banget.. :) Dengan disupiri oleh om muji dan mas pinokio sebagai guide, kami lego jangkar di sebuah warung nasi/mie godok balungan dekat Rindam IV.
Siplah nyam-nyam di tengah udara malam yang lumayan menusuk..
And that's all for now...
Sang waktu yang mengijinkan untuk bertemu, sang waktu juga yang memisahkan. Truly an unforgettable moment. Bertahun-tahun nggak pernah sempat bertemu dengan kekasih-kekasih SS (Kopdarnas biasanya berlangsung saat liburan sekolah, saat orang-orang pada pulkam), akhirnya malem itu ketemu juga...
Go be with us all, beloved brothers and sister...
'till we meet again.... :)
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PS: Ada sedikit protes dari cewek-cewek di rumah: Bapak mbok lebih luwes to senyumnya, coba lihat yang lain... (oke deh.., oke..., tak perbaiki lain kali...^^...)
(...shema'an qoli, adonai...)
- ebed_adonai's blog
- Login to post comments
- 4883 reads
@Ebed Adonai, KOPDAR
Waduh, waduh, ... jadi malu liat foto sendiri, he hee,... apa ngak ada yang lebih serem Ebed?
Nah, foto yang terakhir itu koq bisa urut yah? Pinokio (termuda) sampai Mujizat (paling tuwir, he he)
Tani Desa
@muji: Sebenarnya...
Sebenarnya ada beberapa frame lagi om muji.. Cuma koneksiku lagi lemot banget. Mau lihat tinjauan posting aja nggak bisa. Lagipula dengan lensa seperti itu terbatas apa yang bisa dipotret. Tapi yang itu memang favorit saya om. Om muji lagi serius banget, dengan ci joli nongol sedikit ngeblur di foreground kiri. Nuansanya seperti sedang diwawancara. Dinamik. Lebih sip lagi kalau bisa nangkep motion blurnya tangan om muji. Cuma ya itu, cakupan sudut pandang lensa ukuran segitu sangat terbatas. Anyway, malem itu saya sebenarnya lebih asyik mengamati temen2 semua. Nggak pernah ketemuan sebelumnya je, masak mau asyik sendiri moto terus, hehehe...
Met Hari Minggu all....
(...shema'an qoli, adonai...)
Koreksi
Yang benar acara itu bernama Pelatihan Manajemen Posko Bencana. Tidak hanya untuk Merapi, tetapi semua jenis bencana yang mungkin akan terjadi di wilayah Jawa Tengah. Jumlah peserta membludak, di luar dugaan kami. Semula kami menargetkan 30 peserta, tapi sampai hari H ada 70 orang yang hadir. Secara pribadi saya cukup senang karena ada banyak relawan yang siap beraksi jika terjadi bencana.
Itu saja dulu komentar saya karena kepala saya sedang nyut-nyutan. Mau ngeloni anak wedok dulu. Semoga besok sembuh.
------------
Communicating good news in good ways
@PK: Semoga..
Hehe, tengkyu untuk koreksinya mas (dari awal saya udah yakin mesti itu nggak akurat...)..
Mungkin jenengan kena serangan hawa dingin mas. Saya & bojo setelah malem itu sempat kena pusing2 juga. Sekarang udah agak baikan. Cuaca di Mgl memang rada nggak stabil sekarang. Sumuk, anyes, kadang campur2. Semoga cepet mari mas.. :)
(...shema'an qoli, adonai...)
kecewa ya? :p
Jebulnya gimana mas Ebed? Saya duga harapan yang ini berakhir dengan kekecewaan ya? hehehe... :p
Eniwe, selamat ya buat pengalaman pertamanya ikut kopdar, rasanya seperti SS kembali ke era awal dulu lagi, ketika masih asyik berkopdar ria, ikut senang deh :)
@mazdanez: Jelas....
Jelas nggak kecewa mas, hehehe... Malah kirain lebih rame lagi.. Memang dunia maya itu unik. Belum pernah ketemu tapi udah akrab duluan...
(...shema'an qoli, adonai...)
Kopdar Emang
Kopdar memang selalu ada makan-makannya.. makanya klo ikutan kopdar selalu bawa pasukan, lumayan buat hemat nasi dirumah...
Lovepeace..uenak..
@vies: Yahhh....
Yahhh..., sayang nggak dateng.. Padahal porsinya banyak banget lho? Saya ama ci joli aja nggak kuat ngabisin..
(...shema'an qoli, adonai...)
Tambah
Tambah lagi dong fotonya... klo ga bisikin aja deh gudangnya dimana.. hehehehehe
Lovepeace..uenak..
@Ebed, suka posisi..
Akhir-nya bertemu dengan kang Ebed, setelah rencana kopdar bersama Ebed di Solo gagal karena suatu hal menyangkut perijinan yang menghambat Ebed tidak dapat memasuki kota Solo.
Dari dulu paling seneng godain Ebed.
Hari itu ketika ada acara Pelatihan Management Posko Tanggap Bencana yang salah satu pelatihnya adalah Purnawan yang di adakan di Magelang, segera lah joli woro-woro di group BLOSAS dan di kotak ijo. Nggak di respon, maka segera cari no telponnya Ebed, yang kebetulan Wawan punya.
"halooo, pak saya ada acara yang perlu jasa pemotretan, photo-photo.."
"ya.. bisa.. " suara dari seberang sana, agak nggak jelas entah karena signal atau karena apa..
"posisi ibu dimana?"
"Posisi?? terserah Kang Ebed suka di atas atau di bawah" kata-ku
"loh.. loh.."
"Ebed, ini Joli... " kata ku ngakak
nggak sampai hati godain Ebed terus-terusan ha..ha..ha..
Akhirnya bertemu dengan Ebed, saat break makan malam..
Tidak sampai setengah jam..
Telpon berbunyi dan dari seberang sana mengabarkan kedatangan Pinokio
wah.. wah.. bener-bener mirip si Ungu loh..
Pinokio Pasha Ungu..
Tidak bisa ngobrol lama dengan mereka krn musti balik ke session Pelatihan, Malam itu pas acara Simulasi bila terjadi bencana, di pimpin oleh Purnawan.
Acara Simulasi selalu seruuu, apalagi kalau yang berpura-pura jadi korban adalah tukang ngeyel, ribut kalau mau di evakuasi he..he..he..
@joli: Hahaha... :D
Hahaha..., ci joli ngingetin lagi aza...
Hiyaa.. Sayang juga waktu itu saya nggak sempet ngikutin acara simulasinya. Padahal kita ini sama-sama ringgal di daerah rawan gempa. Banyak hal yang masih bikin penasaran. Contohnya katanya kalau mendadak ada gempa lebih baik segera cari tempat di kolong tempat tidur/meja ya, ketimbang berhamburan lari ke luar ruangan?
(...shema'an qoli, adonai...)