Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kisah Cinta Ayahku
Hari ini aku benar-benar jenuh, untuk membuang kejenuhan itu, aku mulai merapikan file-fileku. Lalu menemukan sebuah cerita yang pernah kutulis di blog lokal. Aku menunjukkannya pada seseorang, ia memintaku mengirimkan cerita ini ke Sabdaspace. Aku bilang tidak bisa, karena aku hanya akan mengirim satu cerita setiap minggu.
"Besok kan hampir minggu depan, postinglah blogmu ini." jawabnya, "benar-benar kisah cinta jaman 'nyak babe'. Jaman sekarang sudah tidak ada yang begini, dan tambahi juga trik bapakmu yang menjatuhin beras itu."
"Akan kupikirkan," jawabku, "tetapi benar-benar membuat malu."
"Bukan malu, tapi lucu.." jawabnya, "pada bagian akhir beri tambahan, tantang pembaca untuk menuliskan kisah cinta orang tua mereka."
"Aku melihat nostalgia kisah cinta jaman dulu...," lanjutnya, "pasti tiap orang tua punya cerita sendiri."
Akhirnya aku mengalah, inilah cerita itu.
***
Sepertinya saat ini aku sedang merindukan orang tua dan saudara-saudaraku. Mungkin karena aku sudah berjanji akan pulang bulan lalu, janji yang terpaksa kubatalkan. Untuk mengobati rasa rindu, aku jadi ingin menulis kisah cinta ayah dan mamah.
Ayah berasal dari kampung lain, tahun 70-an ia mendapat tugas mengajar ke kampung mamah. Papah menumpang di sebuah keluarga, yang rumahnya terletak di ujung kampung. Seingatku, setiap kali kami melewati bekas tempat tinggalnya itu, ayah selalu berkata "ini tempat tinggalku dulu." Kalimat ini selalu diulang setiap kami lewat.
Mamah dan saudara-saudaranya tinggal bersama dengan kakek. Kata tante dan paman, dulu ayah sering lewat rumah mereka. Biasa, cari perhatian. Menurut mereka, sebenarnya sebelum mendekati ibu, ayah sempat mendekati gadis lain. Ditolak! Adikku Neid bahkan mendengar cerita, waktu suka dengan gadis ini, ayah pernah nekat main ke rumahnya. Tetapi si gadis tidak mau menemui ayah. Jadi kakaknya berbohong, berkata si adik tidak ada di rumah. Ayah tahu dia dibohongi sehingga menjawab, "Aku tahu dia ada di rumah, soalnya baunya tercium sampai kesini." Sepertinya orang yang sedang jatuh cinta, kalau patah hati seringkali mengucapkan hal-hal yang terlalu keras.
Tidak tahu kenapa, ayah akhirnya tertarik sama mamah, dan sepertinya ayah ganti strategi, dia memakai strategi perlahan tapi pasti.
Pada waktu itu mamah membantu kakek berjualan sembako di rumah, hal ini dimanfaatkan dengan sangat baik oleh ayah. Ia suka membeli barang-barang di rumah yang kami tempati sampai sekarang. Padahal di dekat rumahnya sendiri ada warung lain.
Mamah pernah menceritakan kepada kami salah satu trik ayah. Pada suatu hari ayah membeli beras, tiba-tiba kantong kresek yang berisi beras terjatuh, mamah tahu ayah sengaja menjatuhkannya. Ayah bilang, "Tidak apa-apa, dibuang saja," lalu mengeluarkan uang untuk membeli lima kilo beras lagi - Hanya untuk berkata ia punya uang.
Dan strategi lain dipakai juga, ayah nekat minta ijin membuat lapangan bulu tangkis di samping rumah kakek, tentu saja alasan sebenarnya supaya bisa bertemu dengan mamah setiap hari. Pernah ayah membanggakan pada kami sambil menunjuk kebun di samping rumah dan berkata "Dulu disini aku membuat lapangan bulu tangkis." Adikku Eden langsung menggoda ayah, "Tetapi kata mamah, setelah menikah, papah tidak pernah memakai atau membersihkannya lagi!" ayah hanya bisa diam, sambil tersenyum kecut.
Akhirnya setelah mendapat dukungan dari berbagai pihak, ayah nekat menghadap kakek, untuk melamar putri bungsunya.
Menurut tanteku, begitu dikasih tahu kalau ayah melamar dia, jawaban mamah adalah 'tidak', dengan alasan, "Kalau berjalan, ayah suka melihat ke atas, seperti orang sombong." - Sampai sekarang aku menyadari bahwa kalau jalan ayah selalu seperti itu, tetapi bukan karena sombong, hanya faktor kebiasaan.
Jawaban mamah itu dulu sering dipakai oleh tante dan paman untuk menggoda kami, mereka selalu menceritakan hal itu kepada kami, terutama waktu kami berkunjung ke rumah mereka di ladang, yang cukup jauh dari rumah kami. Pamanku suka pura-pura berjalan di depan kami sambil melihat ke atas, lalu tanteku berkata, "Aku ngak mau, karena jalannya melihat ke atas." Kami hanya bisa tersenyum kecut.
Aku tidak tahu jalan cerita selanjutnya, yang pasti tahun 1972 mereka menikah, setahun kemudian kakakku yang tertua lahir, seorang kakak yang memperkenalkan komputer kepadaku. Si bungsu kembar lahir tahun 1983. Jadilah kami delapan bersaudara.
***
Itulah kisah cinta ayahku, kisah cintaku sendiri? Nanti dulu.
Dan aku senang karena akhirnya mamahku menerima ayah. Kalau tidak? Seperti yang sering kami bicarakan kalau sedang berkumpul, kami tidak akan ada.
Ketika sekolah dasar teman akrabku adalah anak gadis yang dulu disukai oleh ayah.
- anakpatirsa's blog
- 6588 reads
Kisah Cinta Anak Partisa Mana?
Anakpartisa, semoga teman akrabmu di SD itu tumbuh menjadi seorang gadis cantik yang bijaksana, belum menikah dan membuatmu jatuh cinta sehingga kamu dapat memperbaiki jurus ayah kamu yang gagal memacari ibunya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak