Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Zakheus, Gayus, Markus, dan Yesus
Bagiku yang jauh ini, mengikuti perkembangan di tanah air belakangan ini merupakan hiburan tersendiri, rasanya seperti menonton serial mini seri dimana setiap episodenya selalu disertai klimaks yang kemudian menyisakan rasa penasaran sebagai pengantar ke episode berikutnya. Salah satu judul episode yang paling dinikmati adalah Cicak vs Buaya, benar-benar menegangkan. Kemudian dilanjutkan dengan episode Century yang tidak kalah serunya, dan sekarang sedang menikmati episode Markus. Untunglah tidak ada yang protes karena penggunaan istilah Markus, bayangkan kemungkinan yang terjadi jika yang digunakan istilah yang menyerupai sebuah nama di kitab suci lain.
Kasus Gayus yang diduga terlibat Markus mengingatkan kepada Zakheus, maka segera kucari cerita Zakheus di Injil Markus….eh kok tidak ada, mungkin Markus lupa menuliskannya, ya sudahlah tidak perlu dipermasahkan, karena toh Injil sudah tidak bisa ganggu gugat. Dan untuk gampangnya kumasukkan kata kunci ‘Zakheus’ di menu cari yang ada di online bible ‘Sabda’, ternyata Zakheus ada di Lukas.
Apa persamaan Zhakeus, Markus, Gayus, dan Yesus? Yang jelas sama-sama namanya berakhiran ‘us-us’. Dan paling menarik adalah Zhakeus dan Gayus, mereka sama-sama petugas pajak dan juga sama-sama koruptor , yang satu tidak dicatat dalam Injil Markus, yang satu terlibat Markus. Mereka sama-sama lari, yang satu lari dan memanjat pohon, yang satu lari dan terbang ke Singapura. Yang satu bertemu Yesus, yang satu (mungkin) tidak.
Injil tidak mencatat berapa dana Zakheus yang ada di rekening atau di gentong penyimpanan uang. Tetapi jika dilihat dari persentase dana yang berhasil dimanipulasi oleh keduanya, dapat dipastikan hampir 100 % kekayaan Gayus yang terakhir adalah hasil korupsi perpajakkan, sedangkan Zakheus kemungkinan paling banyak hanya 12,5% kekayaannya hasil dari korupsi yang sama. Berdasarkan Lukas 19:8 , hitung-hitungan sederhananya begini: Zakheus tentu tidak akan memberikan semua hartanya baik kepada orang miskin maupun korban tindak pidana korupsinya. Atau anggap saja, ia berbuat demikian, maka seandainya harta terakhir Zakheus tercatat di SPT tahunan Rp 80 milyar, Rp 40 milyar akan diberikan kepada orang miskin, sisanya Rp 40 milyar (4 kali lipat) akan diberikan kembali kepada para wajib pajak yang berhasil diperasnya yaitu sebanyak Rp 10 milyar. Dengan demikian kekayaan Zakheus yang tidak halal diperkirakan tidak lebih dari Rp 10 milyar atau 12,5% dari total harta terakhir yang dimilikinya.
Bagaimana dengan Gayus? Menurut laporan media, total jenderal gaji terakhirnya sebulan sekitar 12,1 juta dengan masa kerja 5 tahun. Kalaupun gajinya dari bulan pertama kerja sama terus sampai gaji terakhir, serta tidak dipakai sama sekali dan hanya ditabung tanpa memperhitungkan bunga maka total harta dari gajinya 726 juta. Tetapi, berapa dana terakhir yang ada di rekeningnya, tidak kurang dari Rp 25 milyar! Ini belum termasuk Alpard, Mercedes, Ford everest, istana di Kelapa Gading, serta aset-aset yang belum terungkap lainnya. Kalau Gayus bertemu Yesus di Singapura, sudah pasti ia tidak berani berjanji, sekalipun cuma janji iman, seperti Zakheus. Bagaimana mungkin ia bisa memberi setengah hartanya kepada orang miskin dan mengembalikan empat kali lipat untuk korban pemerasannya jika semua hartanya hampir 100% persen hasil korupsi. Mana ada koruptor yang akhirnya malah nombok? Kalaupun ada, itu namanya koruptor ghendeng, sudah koruptor – ghendeng lagi. Dan lagi pula apa jadinya kalau orang-orang miskin diketahui menerima aliran dana dari Gayus, mungkin KPK harus pindah kantor ke Gelora Bung Karno untuk melakukan pemeriksaan dan penahanan.
Jika saja kedatangan pertama Yesus adalah sekarang ini, mungkin Dia akan bertemu Gayus bukan Zakheus. Bisa jadi bagian Injil yang mencatat peristiwa ini akan berpasal-pasal, tidak hanya beberapa beberapa ayat. Tak dapat dihindari bahwa Yesus pun akan diduga oleh Bareskrim Polri menerima aliran dana dari Gayus, karena ada bukti rekaman yang beredar di Youtube bahwa Yesus pernah bertamu dan makan bersama di rumah Gayus. Selain itu, satgas anti-markus akan membidik Yesus dengan dugaan sebagai bagian dari jaringan markus yang sudah sistemik di Dirjen perpajakan. Indikasi lainnya adalah mengingat hanya sebagai mantan pengusaha kecil furniture, Yesus satu-satunya penyelenggara KKR atau tablig akbar yang pernah memberi makan gratis 1 potong roti besar + 1 ekor ikan. Jika satu paket (roti+ikan) saja sudah Rp 25,000, maka hanya untuk makan, belum termasuk minum, paling tidak dibutuhkan Rp 125 juta. Ini belum termasuk juga sewa tempat, keamanan, sound system, operasional panita, dan iklan. Di luar kasus ini saja, Yesus masih harus menghadapi ancaman pidana penodaan agama, kasus-kasus pembakaran rumah ibadah, percecokan internal di antara para pengikutNya, tuduhan internasional mengenai pelecehan seks terhadap anak-anak oleh para pembantuNya, dan bahkan juga sedang diintai dengan sangkaan UU anti teroris.
Dan tiba-tiba semua menjadi jelas dan terang bagiku bahwa kalau sedang membaca Alkitab harus fokus jangan sambil membaca kompas.com atau detik.com apalagi sambil mendengarkan Elshinta-streaming, akibatnya terjadi ekses dari karunia imajinasi. Ampuni aku ya Bapa!
2 user menyukai ini
- Andy Ryanto's blog
- Login to post comments
- 6654 reads
Gw baru tau ada yg namanya
Gw baru tau ada yg namanya 'karunia imajinasi' hihi
“The Roots of Violence: Wealth without work, Pleasure without conscience, Knowledge without character, Commerce without morality, Science without humanity, Worship without sacrifice, Politics without principles.” - M. Gandhi
Karunia imajinasi
Hihihi...sama dong Hannah, gw juga baru pertama kali nulis 'karunia imajinasi' (mestinya ini yang kedua dong ya), nah ini mungkin ini juga akibat karunia imajinasi itu. Tetapi sudahlah yang tertulis biarlah tetap tertulis.
Terima kasih sudah mampir di counter-ku
Susno
Kalo orang2 sekarang melihat bahwa Susno digelari "from zero to hero", pandangan saya terhadapnya tetap sebagai "jendral sontoloyo."
Tidak ada media yang mau mengungkap bahwa Susno adalah informan mereka, baik kasih berita benar maupun yang ngawur. Jenderal informan. Tentu, kalo dibuka akhirnya Susno bakal tutup mulut dan tidak mau kasih bahan berita cespleng lagi.
Bukankah Susno yang memanggil wartawan Gatra dan kebablasan ngomong soal cicak vs buaya?
Bukankah Susno yang rela mengorbankan bossnya ketika ditanya soal pertemuannya dengan Anggodo di Singapura, dia bilang "Saya pergi ke sana atas perintah Kapolri"?
Bukankah Susno yang mengaku tidak tahu kalo Anggodo ada dalam daftar cekal padahal dia jendral bintang 3?
Bukankah Susno yang mengaku bahwa tidak mungkin pergi ke luar negeri tanpa ijin atasan sementara petugas berpangkat letkol pun bisa terbang ke ujung dunia tanpa kepala institusinya tahu?
Bukankah Susno yang buru2 sms banyak wartawan soal dia dijadikan tersangka?
Bukankah Susno yang buru2 sms mereka lagi bahwa dia bukan tersangka, melainkan terperiksa?
Bukankah Susno yang dapat angin ketika dia mengklaim punya bukti2 soal bank Century karena dia tau partai2 oposisi akan memback up posisi dia setelah dia mengorbankan atasan dan teman2nya?
Bukankah Susno yang menyebarkan gosip bahwa dia dipandang oleh banyak tokoh di partai oposisi sebagai kandidat kuat ketua KPK atau Kapolri?
Tidak tau seberapa jago ilmu Susno dalam bersilat di politik praktis. Mungkin peruntungannya akan bagus tahun ini, atau mungkin seperti kata pepatah, sepandai2nya tupai melompat akan jatuh juga.
2 pilihan untuk Susno
Ya seperti biasalah..kalau masih dinas aktif maka semua berlagak pilon dan lugu, setelah terlempar keluar jadi pintar 'nyanyi'. Susno hanya punya 2 pilihan dikorbankan dan dilupakan, atau mengorbankan dan dikenang. Dan tampaknya dia berhasil dengan pilihan keduanya.
Menurut Gus Dus, cuma ada 3 polisi yang jujur, yaitu polisi tidur, patung polisi, dan Hoegeng (salah satu Kapolri yang sangat sederhana dan jujur, sehingga dilempar keluar, dan di masa tuanya selalu menghibur pemirsa TVRI melalui acara musik Hawai-annya yang akhirnya juga dilarang). Ini dapat dipahami karena menjadi polisi adalah sebuah investasi yang tidak bernah berhenti mulai dari masuk, penempatan, sampai dengan kenaikan pangkat. Dan sudah selayaknya setiap investasi harus minimal kembali modal.
Jujur saja, akupun pernah terlibat dalam markus sistemik di Polri. Di hitung-hitung sampai dengan saat ini mungkin sudah belasan kali kami berdamai terutama dengan yang tugasnya nongkrong di jalanan agar kasus tidak diperpanjang dengan nilai transaksi paling rendah Rp 5000 sampai tertinggi Rp 100,000.
Jika dibandingkan, kondisi di Nigeria jauh lebih baik, artinya korupsi di Nigeria lebih transparan, terbuka, serta jujur dan adil, memang menggelikan serta lebih bikin enek dan memuakkan. Nanti aku share di tulisan berikutnya.
@Andy Susno Vs HBD - Makelar Media
Perkembangannya semakin menarik keliatannya. Susno yang taun lalu dilindungi okeh HBD karena kasus dia pergi ke Singapura menemui Anggoro sebenarnya tanpa sepengetahuan Kapolri, dan kasus cicak vs buaya sampe Kapolri keringetan dan mesti menghadap Cikeas, sepertinya buat Susno tidak apa2, gantian Susno menghajar balik setelah dilindungi.
Baiknya memang bukan hanya Markus yang dibongkar, tapi juga Mardia (makelar Media) yang juga dituntaskan. Mardia2 seperti Susno ini yang akhirnya bikin kisruh politik. Tiap ada apa2 selalu sms wartawan. Kasus cicak buaya itu kan karena dia yang ngundang Tempo datang ke kantornya. Kemaren mau pergi diperiksa, undang wartawan lagi untuk meliput doa keluarga. Halah, banci kamera. Apalagi pas liat foto dia tiduran di ranjang kamar dia, saya tertawa ngeliatnya. Gak jelas maksudnya apa.
Enaknya ngeliat institusi KPK, KY atau MK, sempit sekali buat media untuk ngorek2 informasi bocoran dari dalam institusi2 tersebut. Begitu mau kasih informasi langsung bikin pers conference.
Omongan Gus Dur memang banyak benarnya. Banyak yang marah soal dia bilang polisi yang jujur itu cuma 3. Begitu juga waktu dulu dia bilang DPR itu seperti taman kanak2. Sayang orang2 seperti beliau gak banyak.
Kita tunggu perkembangan selanjutnya. Dan kapan anda mau menulis lagi? :)
One man's rebel is another man's freedom fighter
Katanya
Baca di Jawa Pos katanya Susno sebenarnya tidak suka polisi karena ada masalah pribadi (antara ayahnya dengan polisi kalau tidak salah ingat). Percaya tidak percaya.
Sudah berapa jam Anda duduk memandangi saya? Sana, gih, jalan-jalan dulu mendinginkan mata dan kepala. Blogging dapat menyebabkan mata sakit, kepala pusing, dan punggung pegal. Jika sakit berlanjut, jangan hubungi admin!
Tidak fair
Oh sepertinya pernah baca soal ini, tetapi dia bilang tidak ingin punya anak mantu polisi. Bagaimanapun tidak fair dan tidak gentleman kalau dia bilang tidak suka polisi, apalagi setelah berpangkat bintang tiga dan tersandung kasus (terlepas benar atau salah).
Thank Bro!
let's pray
nice writing... btw, andy and all, let's pray together biar kasus2 ini ga menghilang tanpa jejak seperti SELALU terjadi di indo ini :-)
Kemajuan
Setidaknya sudah ada kemajuan di Indonesia dengan melihat kasus cicak-buaya, century, markus ini. Tidak bisa terbayangkan hal ini terjadi di jaman Suharto dulu. Mungkin doanya sudah mulai tumbuh bakal bunga, tetapi mungkin masih jauh dari berbuah apalagi mateng.
Thank you bro...sudah mampir disini.
@AR : Yesus orang bijak, taat pajak
Tak dapat dihindari bahwa Yesus pun akan diduga oleh Bareskrim Polri menerima aliran dana dari Gayus
Ha...ha...betul-betul 'imajinasi' yang liar. Namun, saya punya imajinasi lain.
Rasanya Yesus tidak akan bermasalah dengan Ditjen Pajak, karena Yesus adalah orang yang bijak, dan konon orang bijak taat bayar pajak. Soal aliran dana untuk membiayai kegiatanNya, Yesus akan transparan (ada Yudas yang ahli pembukuan dan memastikan SPT dilaporkan sebelum 31 Maret) : sebagian berupa hibah dari pengikutnya, sebagian hibah dari surga (kasus memberi makan 4000/5000 orang). Sejauh ini, pejabat-pejabat Indonesia yang punya kekayaan besar aman-aman saja kalau mengaku bahwa kekayaan mereka berasal dari hibah.
Btw, Gayus berbeda dengan Zacheus. Zacheus memeras WP sehingga membayar lebih dari seharusnya, sedang Gayus murah hati dan menolong WP sehingga membayar kurang dari seharusnya. Jadi, Gayus tidak perlu mengembalikan apa-apa kepada WP yang di-markus-inya. Justru si WP yang harus membayar kekurangan pajak yang mereka bayar.
Saya juga berharap kasus ini akan menjadi pemicu untuk pengungkapan penyimpangan-penyimpangan lain yang di terjadi di lingkungan Ditjen Pajak. Saya merasa mual tiap kali membaca slogan "bayar pajaknya, awasi penggunaannya" yang bagi saya adalah omong-kosong, karena kewajiban WP seharusnya hanyalah membayar, sedangkan pengawasan ada di lembaga-lembaga pemerintah (termasuk Ditjen Pajak, Kejaksaan, Kepolisian) yang dibiayai oleh pajak yang dibayar para WP. Lha ini..., yang mengawasi yang nyolong.....
Untung aku tidak bayar pajak
Aku yakin kalau mau diaudit, pasti Yudas-pun ada ngemplang pajak yang seharusnya dibayarkan oleh Yesus. Tetapi sudahlah beliau toh sudah mati (dengan cara mengenaskan lagi), tidak usah di ungkit-ungkit lagi, kasihan.
Kalau menurutku Gayus harus mengembalikan uang yang diambil dari WP karena itu kan bukan hak-nya (kalau nggak sanggup 4 kali lipat, ya sudah seberapa yang diambil saja dikembalikan), sedangkan WP harus diaudit ulang dan kemudian membayar pajak dengan nilai yang seharusnya plus denda.
Aku sedikit beruntung karena tidak membayar pajak, bukan karena tidak bijak, tetapi karena bekerja di perusahaan yang terdaftar di luar negeri yang bebas pajak untuk orang asing, serta tidak tinggal di Indonesia hampir 300 hari dalam setahun.