Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
When They Make God A Movie Star
Ketika mereka jadikan Tuhan seorang bintang film. Iya, bintang film Hollywood yang bermain sinetron buruk produksi Raam Punjabi, ditayang tiap hari. Semua selalu tak sabar, menanti di depan tivi. Berharap akan ada kisah-kisah lanjutan tentang balas dendam atau darah atau kekayaan atau sihir atau seks atau.. ya, tentu saja, atau iklan. Mereka berteriak-teriak menyebut namanya, berkerumun di tempat-tempat pesinggahan hidupnya, memasang fotonya kalau punya atau kalau boleh di seluruh rumah atau tempat manapun yang bisa. Dan pengutipan atau pembahasan komentarnya yang diulas di media massa yang ternyata lebih suka mengutip kata-kata rekayasa para jutawan yang empunyanya, ramai terjadi di sini dan sana. Beberapa mengikuti gaya bicaranya, gaya pakaiannya, gaya rambut yang beberapa kali digantinya, merek baju yang dikenakannya, atau memakai namanya untuk nama anak-anaknya. Mimpi mereka menjadi tetangganya, sekalipun melihat rumahnya dari kejauhan saja. Beruntunglah yang punya sisa makanan yang ia makan, sobekan kain baju yang ia kenakan, pasir yang pernah ia jejaki, dan tentu... selalu dijual versi bajakan dari semuanya.
Mereka jadikan Tuhan seorang bintang film. Tuhan, sang bintang film, ada di tivi hari ini! Kota-kota senyap, keluarga duduk di depan kotak berpendar warna-warni, tertawa, menangis, sedih, dan MARAH. Peran dan peran demikian pula aksi dinikmati dan ketika credit title naik, semua menghela nafas panjang. Tentu bukan karena credit title, tapi gairah yang terkobar oleh kisah-kisah yang baru saja mereka tonton. Semua bisa bicara, tapi tak ada yang berani mengatakan aktingnya jelek, bahkan tak boleh ada yang berani bilang ia hanya berakting. Fans bermunculan, yang suka film kemarin ada ribuan, yang suka film hari ini ada puluhan ribu, besok empat ratus, dan ada ribuan lain yang lebih suka satu adegan saja. Beda atau sama? Ya, ada satu yang sama, bahwa layak, halal, pantas jika pembunuhan dilakukan untuk mereka yang tak mau menonton film yang ia bintangi. Hanya masalahnya, kau tinggal di mana.
Ketika mereka menjadikan Tuhan bintang film, segera pengusaha tivi, tabloid, majalah, koran akan jitu mengendusnya. Sejak manusia berbondong melihat bulan diinvasi Amerika, siapa yang bisa menyangkal segala kemustahilan di layar kaca? Sementara siapa yang percaya dengan jutaan nyawa hilang di tangan kuasa jika tidak ada kabar jelas direkam atau ditayangkan selain di statistik rahasia? Maka, serial yang dibintangi Tuhan yang mereka jadikan bintang film dijamin akan diperpanjang. Jadikan Tuhan bintang film, kau akan dapatkan perang yang terlalu panjang. Dan Tuhan makin kesepian di sana. (bersambung)
- y-control's blog
- Login to post comments
- 5193 reads
movie star
Salam Y,
Kira-kira sanggup nggak ya si Raam Punjabi membayar kalo Tuhan minta honor?
Damai Kristus
Damai Kristus
aca aca
saya tidak tahu bang roma , saya belum berminat membuat fiksi soal itu
Y-control, laki-laki, 27 th, pekerja berbayar
sambungan
Sambungan ceritanya ditunggu lho, Y.
Damai Kristus
Damai Kristus
biar raam
biar raam punjabi yg menyambungnya hehehe...
gotcha
y-control, laki-laki, 27 th, pekerja berbayar
Tak Ada Rotan Ram Pun Jabi
Banyak orang yang tahu bahwa Sinetron-sinetron Indonesia sangat tidak bermutu. Selain ceritanya tidk bermutu, akting para aktor dan artisnya pun tidak bermutu. Namun, satu hal yang pasti, Sinetron banyak mendatangkan uang bagi orang yang terlibat di dalamnya baik yang langsung maupun tidak langsung. Di samping itu, sinetron juga sangat digemari oleh para penonton.
Salah seorang teman saya yang berjuang untuk mendirikan komunitas anti sinetron Indonesia ketika melampiaskan kekesalannya sering berkata:
Tidak ada rotan, Ram Pun Jabi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
para penggemar
yg suka membenci atau menyukai orang semata karena agamanya, yg memilih ngurusin cara pakaian sesuai agama atau ngurusin namanya tuhan, yg lebih memilih memikirkan keselamatan orang palestina ketimbang tetangganya sendiri, atau yg diam-diam nyukurin tewasnya anak-anak palestina ketimbang mingkem biar lebih ganteng, mereka itu pasti juga penggemar sinetronnya punjabi dan film-film arnold suasanasegar dan stiven si tegel, membayangkan tuhan sebagai pemerannya, uang sutradaranya, dirinya penglarisnya
y-control, laki-laki, 27 th, pekerja berbayar