Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
WAHYU
WAHYU
Betapa sulitnya “Adik dan Kakak” mencari mobil bekas yang tidak terlalu tua, bagus, murah. Setiap pagi, selama beberapa hari, lihat iklan kecik “mobil dijual”. Setelah dapat alamat, dicatat dan diburu kealamat penjual, jauh sekalipun. Belum ada yang cocok; jelek, mahal, dll.
Pesan-pesan pada makelar mobil.
“Ada bagus Dik, warna hijau, tangan pertama, nomer panjang”
“Barangnya ada di Pandanaran, alamatnya ini ni ni ni”
‘Adik’ sampai di alamat tersebut, pemiliknya membuka harga 40 juta pas;
“Kalau tidak lewat makelar bisa kurang”
“Adik bisa tahu alamatku ‘kan dari makelar, berarti harganya 40 juta”.
Sekian puluh juta harga mobil dan sisanya sekian juta di’bati’ makelar, sayang ….
‘Adik’ mulai berpikir cerdik yang sebenarnya tipis sekali bedanya dengan licik.
Pada ‘Kakak’ dia berbagi ide cerdik.
“Kak, makelar mobil itu ketemunya saya; Penjual mobil di Pandanaran juga ketemunya saya. Wajahmu belum dikenal, ‘sana!’ mobil itu ditawar di bawah 40 juta dan bayar langsung”.
“Dik, kamu dak boleh begitu. Sekalipun sulit mencari mobil bekas, bagus, murah, tapi caranya ndak seperti itu. Itu merugikan orang lain, makelar itu tak tahu, tapi Tuhan tahu”
“WAH, BICARA SAMA ORANG INI MEMANG SULIT!.”,
Adik menutup pembicaraan.
Beberapa hari lewat, Adik marah dan tak pernah berusaha cari mobil lagi. Ganti Kakak yang repot cari, gara2 Kakak tak mau “ngeblong” berkat makelar. Setelah beberapa hari masuk keluar show room.
Hari itu, sudah jam 16.00 lebih; show room sudah hampir tutup, sebuah mobil, cet original putih mangkak, kaca film bertuliskan ‘WAHYU’ ber ac walau dalam keadaan mati, ban masih bagus, ditawarkan dengan harga 35 juta dan setengah memaksa untuk direalisasi sore itu, agak mencurigakan. Pelayan show room berkomentar
“Wah ini barang murah pak, saya tidak tau kenapa bos buka harga miring?!”.
Wah, Kakak semakin curiga, ‘ada apa ini?’ Kakak minta waktu sampai besok. Pagi, mobil dicoba, dibawa ke montir untuk di cek body dan mesin. Semua baik!. Pembayaran dilakukan.
Hari ini, sudah 1 tahun mobil itu Kakak dan Adik pakai bersama, tanpa problem baik mesin maupun bodynya. Kakak dapat mobil, harga miring, barang istimewa tanpa harus melakukan kecerdikan yang licik. Tanpa rasa penyesalan dari Adik untuk mencabut ucapannya ‘WAH, BICARA SAMA ORANG INI MEMANG SULIT!’
Cerita ini, tidak bicara masalah ‘WAHYU!’
Certa ini tidak juga berbicara ‘JUJUR – MUJUR!’
Cerita ini tentang komentar ‘WAH, BICARA SAMA ORANG INI MEMANG SULIT!’
Cukup menyakitkan hati, menggoyahkan prinsip hidup, menggoyahkan iman tanpa perbuatan itu tidak apa-apa.
“BENARKAH AKU ORANG YANG SULIT DIAJAK BERBICARA?”, “BENARKAH ORANG YANG MENJUNJUNG NILAI-NILAI KRISTIANI, SULIT DIAJAK BICARA?”pertanyaan yang selalu mengganggu benak Kakak.
Belum ada user yang menyukai
- kusuma's blog
- Login to post comments
- 5474 reads
@Kusuma,
Salam kenal saudara Kusuma,
Saya tertarik dengan cerita anda mengenai beli mobil, karena di kota saya baru saja terjadi sesuatu yang sangat mengharukan, ceritanya begini:
3 hari yang lalu, di Denpasar, ada seorang bapak mo beli mobil. Dia menghubungi seorang penjual yang diketahuinya melalui iklan, lalu dia bikin janji ketemu dgn penjual tsb. Bapak ini pergi bersama anaknya yg berumur 1,5 thn. Akhir na bapak ini dibunuh, uang na hilang, dan anaknya dibuang di pantai Kuta. Sampai saat ini, pelaku belum ditemukan.
Tuhan aku percaya; tolonglah aku yang tidak percaya ini.
SALAM KENAL JUGA
Trim, M23.