Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Toleransi Berpuasa Saat Ramadhan
Puasa lagi puasa lagi ...Duh... Buat sebagian penduduk dunia, bulan ramadhan adalah bulan penuh ampunan, bulan penuh rahmat, bulan untuk mengumpulkan pahala, bulan dimana saatnya keagamaan ditingkatkan. Bagi sebagian orang lagi, bulan ini adalah bulan musibah. Ups, jangan meradang atau mengenyitkan dahi terlebih dahulu ya. Ini hanya sekadar uneg-uneg yang sudah menggelembung. Sekadar ingin mengungkapkan sesuatu yang sudah terpendam, yang selama ini terkungkung dalam rongga otak dan sekat kamar tidur. Tidak untuk menyerang, hanya sekadar curhat. Bulan ramadhan bulan dimana toleransi harus lebih dijalankan buat yang tidak berpuasa. Hormati yang lagi beribadah puasa, hargai bulan suci ini. Sekarang timbul pertanyaan, apakah yang dihormati hanya yang berpuasa? Atau coba berpikir sebaliknya, apakah yang berpuasa juga sudah menghormati dan menghargai yang tidak berpuasa?
Toleransi, kata itu yang aku pikirkan di awal bulan puasa ini. Apa sih arti kata toleransi? Sikap memaksa orang lain untuk membiarkan apa yang kita lakukan? Sikap memaksa orang lain untuk mengikuti kemauan kita?
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.[1] Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi "kelompok" yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif. (http://id.wikipedia.org/wiki/Toleransi).
Dari Situs KBBI aku dapatkan ini
#toleransi
to·le·ran·si n 1 sifat atau sikap toleran: dua kelompok yg berbeda kebudayaan itu saling berhubungan dng penuh --; 2 batas ukur untuk penambahan atau pengurangan yg masih diperbolehkan; 3 penyimpangan yg masih dapat diterima dl pengukuran kerja;
ber·to·le·ran·si v bersikap toleran: sifat fanatik dan tidak ~ menjadi penghambat perundingan ini;
me·no·le·ran·si v mendiamkan; membiarkan: Pemerintah tidak akan ~ aparat yg menggunakan dana pembangunan dng dalih berbelit-belit
#toleran
to·le·ran a bersifat atau bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan) pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, kelakuan, dsb) yg berbeda atau bertentangan dng pendirian sendiri
(http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php)
Yah monggo ditafsirkan dan dipahami sendiri, itu hanya dari arti katanya sih.
Btw, awal bulan puasa ini lewat televisi aku sudah disuguhkan berita dari Padang tentang penutupan paksa warung-warung makanan yang buka pada siang hari. Dengan dalih menghormati bulan puasa, warung-warung makanan wajib tutup dan diharap buka pada sore hari, atau kasarannya, buka aja nanti setelah yang lagi puasa berbuka. Mmm .. Apa mungkin yang berpuasa berpikir biar puasanya gak terganggu, lebih khusuk, meminimalisir godaan yang datang? Heran juga, perintah tutup warung di siang hari pada bulan ramadhan apa iya sudah menjadi bagian dari perda? Weleh weleh, itu perda kok memaksa banget sih, ekslusif lagi. Bagaimana dengan yang tidak puasa donk? Padahal penjual juga butuh berdagang untuk melanjutkan hidup atau sekadar menambah penghasilan. Yang gak puasa juga butuh tempat untuk beli makanan yang lebih murah.
Sekarang berita dari Jakarta, ada ultimatum dari pemda bagi tempat hiburan malam yang nekad buka selama bulan ramadhan, yaitu penutupan paksa. Bagi yang kena kasus sama beberapa kali, penyegelan atau bahkan ijin tempat usaha bakalan dicabut. Langkah pemda ini jelas bakal membuat manajer klub malam harus berpusing-pusing ria setiap tahunnya untuk mengatur keuangan dan budget mereka. Usaha harus berhenti sementara waktu. Puluhan bahkan ratusan orang karyawan kini harus memilih menganggur ataupun mencoba mengais rezeki dengan kerja alternatif, pokok asap bisa tetap membuat asap dapur mereka mengepul. Sebagian penikmat dunia gemerlap atau yang suka kluyuran malam-malam pun harus menahan diri sebulan lamanya. Jika gak tahan, yah, cari tempat pelarian lah.
Ngomong-ngomong, melalui bulan puasa ini juga semakin nyata buatku, agama mana yang sebenarnya "berisik". Di luar ramadhan, seperti biasa, 5 kali sehari corong pengeras suara itu berteriak mengingatkan umatnya untuk berdoa. Itu pun belum cukup. Jika penghuni tempat ibadah adalah orang yang cukup fanatik, pengajian atau sekadar membaca ayat-ayat kitabnya pun diperdengarkan sepanjang hari. Ada yang teriak-teriak, ada juga yang kalem. Ditambah lagi saat kaset ceramah ataupun lagu-lagu bernuansa arab melengkapinya. Entah dengan tujuan pamer keagamaan, dakwah atau sekadar aji mumpung, lha wong pemerintah mengijinkan kebebasan beragamanya dengan pengeras suara kok. Boro-boro bikin tobat (atau sesat) orang, justru ini bikin kesel dan mangkel karena mengganggu ketenangan masyarakat, polusi suara, BERISIK!!.
Apalagi saat ramadhan kali ini, pagi-pagi buta bisa terbangun gara-gara mendengar orang teriak-teriak dengan pengeras suara yang sebenarnya bertujuan untuk membangunkan yang ingin makan sahur. SAHUR!! SAHUR !! Sekarang ini ditambah tiap jam 7 sampai jam 10 malam, tuh corong gak berhenti juga. Kalo berdoa bisa gak pake pengeras suara, kenapa juga sih memaksa untuk pakai? Apakah pamer ketakwaan atau memang orang lain perlu dengar dan orang lain perlu tahu kalau itu di masjid lagi berdoa? Argghh ... BERISIK !!
Kembali ke masalah toleransi. Saya kira batas dan nilai toleran harus diperjelas. Toleransi harus benar-benar dalam artian toleransi, tidak ada paksaan dan kerugian (bisa gak ya? mengingat kepentingan dan kebutuhan orang bisa berbenturan). Tidak hanya yang berpuasa yang harus dihormati dan dihargai, yang tidak berpuasa pun berhak juga dihargai dan dihormati dengan cara diberi kebebasan yang setara. Kalo beribadah puasa, ya beribadahlah, tidak perlu membatasi kebebasan orang lain hanya demi ibadah Anda. Ibadah juga hendaknya tidak hanya mementingkan kepentingan pribadi (ibadah) tetapi juga memperhatikan kepentingan orang lain, kepentingan lingkungan sekitar, yang artinya tahu dirilah, kita tidak hidup sendiri di dunia ini, tidak hidup di dunia yang homogen.
- Ari_Thok's blog
- 21391 reads
Puasa menurut Bapa YAHWEH...
TUHANYAHWEH? 58:6 Bukan! Berpuasa yang Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan mematahkan setiap kuk, 58:7 supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri Nggak tahu... puasa mereka itu menurut siapa...gkmin.net -salatiga-jawa tengah
gkmin.net -salatiga-jawa tengah
@gkmin : Jelas Beda
Wah pak, jelas dari tujuannya memang beda kok. Perintah dalam kamusnya aja beda kok. :)
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
mohon jadi perhatian buat semua...
tolong lihat site berikut http://riank.blog.friendster.com
apakah kita layak untuk dinilai seperti itu...
apakah kita layak untuk menyakiti hati orang lain/membuat orang sakit hati...
apakah itu yang Yesus ajarkan...
menciptakan perselisihan...
mohon direnungkan bagi semua pembaca...
@thok...Sepertinya ari menuntut keadilan
Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...
@3m1: maksudnya apa?
Sebenarnya sih kesadaran tidak makan dihadapan orang yang berpuasa sudah cukup toleran dan menghormati, meskipun itu sudah mengurangi kebebasan kita saat makan. Kasarnya sih, "Elo puasa silakan, gue kan mau makan, urusannya masing2".
Tapi menurutku ni bukan suatu halangan atau gangguan, tapi suatu kesempatan untuk menunjukkan siapa kita sebenarnya, meski sifatnya tidak begitu nampak...
Maksudnya apa 3m1?
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
@thok, maksudnya
Tapi menurutku ni bukan suatu halangan atau gangguan, tapi suatu
kesempatan untuk menunjukkan siapa kita sebenarnya, meski sifatnya
tidak begitu nampak...
Maksudnya??? (buka kamus dulu ... )
Orang berpuasa, mungkin akan menjadi hal yang sedikit /bahkan mengganggu bagi sebagian orang yang tidak melakukannya, ... tapi disinilah justru kesempatan kita untuk menunjukkan bagaimana sikap iman kita terhadap mereka yang berpuasa...
Dengan mencoba menghargai dan menghormati mereka yang berpuasa meski sedikit mengalami jepitan karena harus sembunyi2 makan/minum/dsb...
Walau terkadang apa yang kita lakukan terkadang dianggap hal wajar oleh mereka atau mungkin bahkan hal yang sudah seharusnya kita lakukan...
Tapi gak apalah... itung2 sambil belajar pengendalian diri....
.
Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...
Pemaknaan Toleransi dari sudut keadilan
@Yulfentri Munaf:coba kalau Kristen pakai speaker....
Kepada Munaf,
Memang ngomong lebih gampang daripada pelaksanaan.
Ide, saya bagaimana kalau orang-orang Kristen juga menggunakan speaker pada saat berdoa.
Gak usah 5 kali sehari, plus waktu-waktu lain yang nggak jelas maksud dan tujuannya (maksud saya ,banyak kesempatan pengeras suara juga dipakai hanya untuk memperbesar obrolan di dalam mesjid yg tidak ada hubungan dengan ibadah, sering juga untuk memperbesar ceramah yang sedang dilangsungkan).
Buat orang Kristen, cukup 1 kali sehari di tambah pada hari minggu, di saat membawakan kotbah.
Bagaimana?
Apakah bisa dijalankan sebagai toleransi?
Masalah rumah makan, VCD porno, streaptis, dan lain-lain menurut saya terlalu dibuat-buat.
Saya setuju, aktivitas bisnis jalan seperti biasa, tampa ada perbedaan.
Sama dengan di luar negri, sama dengan di Turky, sama dengan di propinsi Sin-Ciang (cina), dan banyak lagi negara-negara lainnya.
Kalau mau benar-benar menutup celah-celah godaan, sekalian aja TV, radio,majalah,dan juga toko-toko yang menjual barang-barang semuanya ditutup.
Kalau dipikir-pikir semua hal di dunia ini, bisa menjadi sebuah godaan bagi iman kepercayaan kita.Tidak terkecuali.
Salam,
From OZ....far...far...away..
xxx
@Yulfentri Munaf
Kalau dari dua kasus yang saya angkat menurut Anda apa Pak? Bukankah tanpa melakukan tindakan diatas, ibadah puasa tetap bisa jalan dengan baik? Terutama yang masalah warung :). Tentunya kita semua tahu kalo contoh2 yang Anda paparkan ada yang melanggar hukum jelas kita tidak bisa tolerir atau berikan toleransi.
Tidak adil rasanya bila pilihan toleransi hanya mencakup : masalah speaker, yang mengumandangkan azan, karena anda hidup di tengah-tengah mayoritas muslim, lain halnya anda menjauhi mayoritas tersebut.
Wah pak, sebenarnya inti toleransi yang saya angkat bukan di kasus itu Pak. Itu hanya ingatan saya soal "brisik", dan sekadar mengungkapkan gangguan yang saya alami. Di daerah saya kalo mo dihitung beneran kami juga bukan minoritas, dan bukan masalah minoritas yang saya mau angkat, tetapi dalam hal speaker ini, sekadar celotehan supaya sang pengguna speaker lebih bijak terhadap penganut agama yang lain ataupun masyarakat sekitar.
Yang saya ingin angkat di blog saya ini baru sebatas toleransi saat berpuasa. Dua berita yang saya kutip diatas cukup menggelitik saya, mengingat ada "pemaksaan" ibadah agama tertentu yang mengorbankan kepentingan orang lain (masyarakat). Oke, komentar Anda (meh panggil Pak kok gak enak, keliatan tua :)) memang memberikan pandangan yang lebih luas, memandang masalah yang lebih besar. Saya kira blog saya tidak mencakup dan membicarakan hal itu.
Masalah minoritas yang selalu mendapat perlakuan "tidak adil" apa berarti yang minoritas hanya akan diam saja dan sumarah (pasrah)? Kalo itu sedikit bisa dibicarakan dengan yang mayoritas untuk keadaan yang lebih baik di masyarakat kenapa tidak dilakukan? Mungkin karena Anda terfokus pada speaker, sehingga Anda berpikir yang saya angkat adalah untuk kebutuhan pribadi. Yang saya tahu, masalah speaker juga banyak dikeluhkan orang kok, at least itu membuktikan bahwa bukan kebutuhan pribadi saya saja :).
Mari kita cari Toleransi dalam hati dan jiwa yang jernih, karena kita tidak akan menemukannya dalam kesempitan berpikir.
Wah .. semoga saya salah duga jika Anda menuduh saya sempit dalam berpikir. Saya hanya mengungkapkan "penderitaan" yang terjadi ditengah himpitan toleransi yang kurang. Hehe .. saya kira toleransi tetap harus terus dibicarakan dan diperjuangkan.
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Puasa...
keadilan
keadilan bukan berarti semua kelompok, besar atau kecil, diberi kesempatan sama. konsep spt ini adalah yg berusaha disebarkan pendukung pasar bebas dan teori darwin. karena kalo begitu pasti kelompok besar yg menang. keadilan adalah saat setiap pihak bisa menggunakan haknya untuk mengurus rumah tangganya sendiri, utk mendapat rasa aman dan nyaman, yg tentunya ini juga berarti tidak boleh ada pemaksaan kehendak apalagi kekerasan, dan inilah tugas negara utk mengurusnya (kalo memang kita masih punya negara). di sini jugalah diperlukan toleransi dan rasa keadilan dlm diri masing2 dan uh waras supaya saling mengingatkan... meski keadilan mungkin hanya mimpi org lugu, yg sebenarnya sering membuat masalah adalah karena orang-orang yg memang lebay
HA HA HA!
Makna Puasa?
Aji mungpung....
Kepada pembaca,
Masalah paksaan untuk menerima toleransi (toleransi kok dipaksakan untuk diterima?) di Indonesia memang selalu menghasilkan perdebatan yang ujung-ujungnya merupakan sebuah hal yang selalu berat sebelah.
Saya menyebutnya dengan aji mungpung.Mungpung mayoristas di Indonesia adalah islam, maka yang bukan Islam harus tau diri dan menghormati yang mayoritas (Islam).Jangan berlagak bagi yang bukan termasuk kelompok mayoritas, karena yang "empunya" Indonesia adalah kelompok mayoritas.
Para pembuat peraturan tentunya menyadari keadaan ini, sehingga mereka berani membuat peraturan-peraturan yang sering kali dirasakan hanya memihak kepada golongan mayoritas saja tampa mempedulikan kelompok nonmayoritas.Para pembuat peraturan (yang tentunya juga seorang muslim)juga menyadari bahwa, mayoritas muslim akan selalu mendukung aturan-aturan tersebut dengan dalih mentaati hukum agama (tampa mempedulikan akan segi positif dan negatifnya bagi orang yang nonIslam)
Hanya satu kata yang tepat untuk menggambarkan peraturan-peraturan tersebut (peraturan untuk melarang rumah makan dan tempat hiburan untuk tutup pada bulan puasa): PERATURAN EGOIS
Orang yang membuat peraturan tersebut, dan juga orang-orang yang mendukung peraturan tersebut, semuanya adalah egois, dan munafik.
Sungguh lucu mendengar bahwa sebagian tempat di Indonesia melarang beroprasinya rumah makan dan tempat-tempat hiburan selama bulan puasa.Apakah orang-orang Islam di daerah tersebut memang lemah dalam menghadapi godaan?
Orang-orang tersebut pastinya orang-orang aneh yang sangat rapuh dan lemah, sehingga tidak sanggup menahan nafsu mereka di bulan puasa.Hanya gara-gara melihat rumah makan beroprasi di bulan puasa pikiran mereka dan tentunya ibadah puasa mereka bisa kacau balau tidak karuan.......kasian deh mereka....
Apa bedanya sebuah rumah makan beroprasi dengan tidak di waktu bulan puasa?
Kenapa ada arahan agar kaca-kaca di tempat-tempat umum (khususnya bagi rumah makan/ restaurant) harus ditutupi dengan penutup (banyak yg menggunakan koran)?
Apakah gara-gara melihat rumah makan,maka orang-orang yang berpuasa bisa gagal berpuasa?
Bukankah mereka juga menyimpan makanan dan minuman di rumah mereka masing-masing?
Apakah masing-masing mereka, menutupi rapat-rapat makanan dan minuman mereka (sehingga tidak terlihat dari luar) di rumah mereka masing-masing?
Peraturan tersebut dilaksanakan hanya untuk satu tujuan, yaitu melindungi umat muslim yang iman dan ketahanan'nya akan godaan nafsu sungguh-sungguh lemah luar biasa (jauh lebih lemah daripada orang normal).
Kalau memang demikian kenyataannya, kita sebagai orang kristen juga harus bisa memaklumi keadaan tersebut.
Kasian orang-orang tersebut....
Sedikit saja tergoda, bisa panik nggak keruan.....harap maklum....namanya juga orang lemah......
Nah kemudian mengenai masalah corong speaker yang sering dibicarakan.Penonton juga tidak setuju dengan dibiarkannya pemakaian corong secara sembrono.Kalau rumah makan saja di bikin peraturan, masak masalah corong yang jelas-jelas berisik nggak memperoleh tanggapan (sekali lagi terasa ketidak adilan di dalam pembuatan peraturan).
Apakah mereka yang berbicara dengan corong speaker tersebut merasa bahwa daerah mereka adalah daerah yang dihuni oleh orang-orang Muslim saja?
Pernahkah mereka berpikir bahwa, banyak orang-orang nonMuslim yang juga tinggal di sekitar mereka?
Pernahkah mereka bertanya kepada orang-orang tersebut, mengenai kemungkinan adanya keberatan akan suara speaker yang terlalu keras di lingkungan mereka?
Sekali lagi kita melihat bahwa toleransi yang dimaksudkan disini adalah jenis toleransi satu arah.
Apa maksutnya dengan toleransi satu arah?
Artinya adalah :
Elo-elo sekalian harus selalu menghargai,mengerti,menghormati,dan mentaati aturan agama gua (Islam), tapi jangan coba-coba menuntut hal yang sama dari gua untuk diterapkan buat golongan elo (nonIslam).
Kalau begitu nggak adil donk?
MEMANG...(gak adil buat elo, tapi adil banget buat kite-kite)
Katanya Indonesia ada Pancasila dan kebebasan beragama?
EMANG GUA PIKIRIN...
Wah, repot bicara dengan orang egois.Awas gua bakal ngadu sama yang berwenang!
SILAHKAN, MEREKA SEMUA TEMEN-TEMEN AYE...
Kalau gitu bagaimana dengan yang di atas pimpinan?
SAMA JUGA TEMEN AYE...
Kalau president?
PRESIDENT GAK PERNAH NGURUS YG BEGINIAN...
??????? (putus asa...)
From OZ....far...far...away..
xxx
sayur tanpa garam
We can do no great things; only small things with great love -- Mother Theresa
Tambah Kasus Ah
Jakarta - Saya jadi berfikir tentang larangan Walikota (Wako) Pekanbaru untuk rumah makan dan kedai kopi beraktivitas di siang hari selama bulan Ramadan. Dengan dalih menghargai umat Muslim yang sedang menjalankan ibadah puasa di wilayah Kota Pekanbaru. Apakah benar-benar demi kekhusukan umat Muslim dalam berpuasa. Selengkapnya lihat di toleransi-puasa
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Toleransi
Boleh celingak-celinguk dari mbah Google, ternyata kata 'toleransi' sudah mengalami banyak perubahan arti, juga telah banyak disalahgunakan.
Kata site ini, "to bear, endure, ...", yang mana unsur pengorbanan jelas-jelas tidak lepas dari 'toleransi'.
Masalahnya, siapa yang berhak menentukan si 'A' atau si 'B' yang harus berkorban demi kultur seseorang? Contoh: teman kos saya suka sekali ngomong keras-keras, sedangkan saya tidak. Tidak ada yang salah dengan 'ngomong keras-keras' tentunya. Tetapi, siapa yang harus berkorban? Teman kos saya, atau saya? Siapa yang berhak menentukan 'ngomong keras-keras' itu salah?
Sekarang (dari dulu sih), dimana manusia memang egois, siapa yang berhak menentukan, "Berdoa di publik keras-keras salah?". Di satu pihak, si pendoa harus berdoa keras-keras, di pihak lain, ini mengganggu. Siapa yang harus berkorban?
Ketika seseorang berkata, "Kamu harus toleran kepada kultur saya, karena ini-itu", jelas-jelas orang tersebut adalah seseorang yang munafik. Mengapa seseorang tersebut tidak mempraktekan toleransi itu sendiri?
Manusia memiliki kultur mereka masing-masing. Ketika kultur tersebut clash, siapa yang harus berkorban? Yang jelas bukan saya!
1 Korintus
9:22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.
...retoris ya?
Siapa yang berhak menentukan 'ngomong keras-keras' itu salah?
di pemahaman gue, lo lagi bertanya secara retoris tentang siapa yang berhak menentukan bagaimana mekanisme toleransi itu dijalankan. jawaban gue (yang pastinya lo juga udah tau) adalah: pihak yang menang atau minimal dianggap akan menang ;)
yg harus toleransi
menurut pendapat saya yg hrs bertoleransi adalah yg lebih besar, lebih kuat, lebih banyak atau dgn kata lain yg mayoritas.
Lihat Komentar di Komunitas Lain
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
re: Lihat Komentar
Akhirnya Speaker Berhenti Berteriak
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
mau gak mau harus ikut
baru sabtu kemarin aku ngalamin sengsaranya di bulan2 spt ini...
omong2, di solo sekarang ada kebijakan tutup tempat makan ya? bukannya dulu tempat makan di mal tetep buka di bulan puasa(ato ingatanku yg udah mulai payah ya?)
kemaren sabtu, aku jalan2 ke pekanbaru (akhirnya, setelah 1 bulan lebih terkurung di mess aja kalo weekend - selain lagi usaha pengiritan, rada payah kalo harus cari (baca: "payah" (bukannya "susah" lagi)- udah terkontaminasi logat dan istilah sumatra, setelah setahun dua bulan disini...)transport yang pulang hari (berangkat pagi, sore pulang). jadinya lebih milih bengong2 di kamar, tidur2an nonton tv kabel, nyuci2, bersih2, beres2 kamar, dll - weekend malah dihabisin untuk kerja..plis deh...). jadilah aku untuk pertama kalinya, memanfaatkan fasilitas bis yang disediain kantor untuk antar jemput mereka2 yang suntuk di kompleks, mau jalan2 refreshing out of our big village (bayangkan, disaat orang2 di jakarta kalau weekend refreshing ke puncak - dari hiruk pikuknya kota, menyepi ke daerah yg tenang, kami disini kalau weekend malah berbondong2 ke pekanbaru (dari daerah "hutan" refreshing ke hiruk pikuknya kota..hahaha.... :D)
back to topic, pagi hari aku cuma sempat minum energen (yang buat aku malah lebih banyak bikin kembung daripada kenyangnya), pula kantor jam 12 udah ngga sempat lagi nyentuh nasi, karena cuma punya waktu 15 menit sebelum mulai jalan ke lapangan townsite - tempat bisnya nunggu. sepanjang perjalanan sambil menahan lapar, udah terpikir langsung mau ke kfc/A&W/popeye. begitu sampe di mal, makjaaang, tutup semua! cuma bisa beli bungkus aja (mau bungkus pun, aku makannya dimana...). lemes deh...tapi lebih dominan kesel, bete, gak terima... sampe aku sms temenku yang puasa : wah nasib apes, udah kelaparan, kfc tutup semua... (dalam hati: dimana penghormatan ama orang yang gak puasa???)
temenku yang puasa itu cuma bilang: duh kasian, mending beli bungkus aja, makan dimana gitu yang tersembunyi tempatnya (aku batin: di mal mana ada tempat yang tersembunyi). akhirnya, aku muter dulu cari2 baju, liat2 sepatu, apa ajalah yang bisa aku liat di mal, trus tujuan utama ke pekanbaru: hypermart..hehe...
akhirnya, baru bisa makan jam 6 sore pas kfc dll buka lagi..jadilah aku ikut puasa walo ga pas 1 hari..nasib...
Sama aku merasakannya juga
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
masih untung dong
haha bang..masih untung bisa order delivery ke sana..
bahkan di pekanbaru yang berjarak 70km dari tempatku, tempat makan yang no-nya144** itu gak ada, hoka*** gak ada juga, yang ada hanya kfc...
jadi, biar kata orang itu junkfood, makanan gak bergizi, tiap kali ada kesempatan ke pekanbaru, hajar aja..puas2in...
Untung Sudah Gak Sekolah
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
loh?
ARRRRRRIIIIIIIIIIIIIIIIIII
Ri, aku ga ada niat nipu. Bahkan dalam blog ini aku terang-terangan beritahu.
Aku dah usaha loh tidak memperbanyak jumlah mereka yang akan patah hati dan bertepuk sebelah tangan.
"To all the girls who love me before......I la la la la la... la la" (senandung)
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
Bukan ERIK-A
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
@Erick : Diterima Saja
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Jgn buka rahasia deh!!!
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
kristen agama berisik...
ngomong-omong siapa yang biang berisik, coba deh baca ini:
kristen agama berisik, islam apalagi
(moderator musti baca dulu sebelum menghapus... )
www.jejakgeografer.com
Kayaknya Sudah Ada di Tautan
Kayaknya itu tautan yang disertakan oleh y-control yang saya cuplik di blog saya.
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
@anang : tenang aza, gak akan dihapus
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-