Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Soliloquy
PB: Where have you been?
pb: Here and there, wherever you are :)
PB: Apa menurutmu tentang alkitab?
pb: Baik-baik saja.
PB: Innerancy?
pb: Tergantung, manuskrip atau terjemahan?
PB: isinya?
pb: Mungkin innerancy. Tapi bukankah kata-kata setan, Yudas, dan banyak orang juga terdapat di situ?
PB: Betul. Mungkin maksud kamu kalo bicara bahwa alkitab adalah firman Tuhan?
pb: Gak salah kalo alkitab bahasa Inggris menuliskan kata-kata Yesus dalam tinta merah, sementara kata-kata yang lain dalam tinta hitam
PB: Mungkin untuk memudahkan soal "the bible interprets itself"?
pb: Tidak mungkin. Para teolog mempelajari budaya, sejarah, arkeologi bahkan geologi untuk membantu menerjemahkan alkitab. The bible interprets itself? Gak usah sekolah, belajar sejarah, arkeologi, geologi, budaya, dan lain-lain. Cukup membaca alkitab kalau mau interpret alkitab. Jadi kesimpulannya: Tidak mungkin.
PB: Tapi bukankah semua itu diinspirasikan oleh Roh Kudus?
pb: Kata guru sekolah minggu dan pendeta. Tapi dari mana kamu tahu?
PB: Semua di dalamnya harmonis.
pb: Hahaha.
PB: Kamu kenal yang menyusun alkitab, para anggota septuaginta itu?
pb: Tidak
PB: Dari mana kamu tahu kalau mereka tidak diinspirasikan Roh Kudus untuk mensortir mana surat atau kitab yang akan masuk ke dalam alkitab, dan mana yang tidak layak masuk ke dalam alkitab?
pb: Dari mana kamu tau kalau mereka memang benar diinspirasikan Roh Kudus, bukan hanya para Rasul saja yang diinspirasikan? Coba tanyakan kepada gereja katolik, they seem to be proud of the septuagints.
PB: Dan kamu akan menanyakan kepada protestan, kenapa Martin Luther sempat berpendapat bahwa kitab Yakobus tidak layak masuk alkitab?
pb: Sempat katamu?
PB: Martin Luther bukan Paus. He could be wrong sometimes.
pb: Dan dari mana kamu tahu Martin Luther salah soal kitab Yakobus, dan benar soal 99 thesis?
PB: Dari yang tertulis. Interested in talking free will and predestination?
pb: Gak ah. Lagu lama. Nothing new under the sun kalau kata Salomo.
PB: Bukankah yang baru belum tentu benar, dan yang lama belum tentu bukan kebenaran?
pb: Hanya membosankan. Itu saja.
PB: Berbahasa roh?
pb: Tentu saja. Kenapa tidak?
PB: Bisakah berbahasa roh sambil berpikiran kotor?
pb: Bisa saja. Kenapa tidak?
PB: Bisakah orang dipenuhi roh adalah orang yang munafik?
pb: Lihat Petrus. Bukankah dia seorang yang dipenuhi Roh, dia ditegur Paulus karena menurutnya Petrus bersalah.
PB: Tapi bahasa roh sudah berhenti. Karena kanonisasi alkitab.
pb: Salah satu lagu lama lagi. Itu kan kata mereka, sebagai justifikasi bahwa mereka tidak berbahasa roh.
PB: Ada ayatnya mengenai itu.
pb: Banyak ayat karet di alkitab. Bukan saja ayat di Undang Undang atau KUHP. Ayat-ayat alkitab pun bisa jadi ayat karet. Kata-kata Yesus pun bisa ditarik kemana-mana.
PB: Yesus kasar?
pb: Yesus kompleks, tepatnya.
PB: Pisau tidak bersalah. Yang bersalah adalah yang memakai pisau untuk membunuh. Pisau tidak pernah dijatuhi hukuman atau dipenjara.
pb: Tepat. Kamu mau memaki? Tinggal ambil contoh bahwa Yesus pernah memaki. Justifikasikan tindakan kamu dengan Yesus. Kamu mau kasar? Tinggal ambil cerita bahwa Yesus pernah obrak abrik dagangan orang di depan bait Allah. Kamu mau berkata bahwa orang yang memaki adalah non-kristen, tinggal ambil ayat dari tulisan Paulus atau Timotius bahwa jemaat Kristus diperintahkan untuk lemah lembut dalam bertindak atau berkata-kata.
PB: Jadi mesti bagaimana?
pb: Lebih baik memaki tapi jujur, ataukah berkata lembut tapi dalamnya busuk?
PB: Tidak bisakah berkata lembut, dan juga didalamnya tetap tulus?
pb: Seperti itu membosankan. Mungkin malah mengerikan.
PB: Membosankan erat kaitannya dengan subyektifitas. Begitu juga memilih ayat-ayat mana yang akan dipakai. Mau bilang Yesus sebagai manusia, ada ayatnya. Mau pilih free will, ada ayatnya. Mau predestinasi, adaayatnya. Mau bilang Tuhan adalah penuh kasih, ada ayatnya. Mau bilang Tuhan pilih kasih, ayatnya juga banyak. Tinggal pilih. Seribu tiga, seribu tiga.
pb: Iman juga subyektif. Apa bedanya dengan pemilihan ayat-ayat alkitab?
PB: Suatu kasus: Satu ayat alkitab kontra dengan puluhan ayat alkitab yang lain. Mana yang harus digunakan?
pb: Lihat konteksnya
PB: Hahaha. Subyektif itu namanya.
pb: Bisa jadi. Apakah satu ayat bisa gugur karena ada puluhan ayat alkitab yang terlihat kontra, ataukah eksistensi satu ayat bisa menahan lajunya puluhan ayat lain tersebut?
PB: Rethorical questions. Menyebalkan.
pb: Bagaimana menurut kamu, apakah Tuhan menyebalkan?
PB: Tergantung dari mana melihatnya. Agnostic tidak melihat konsep itu.
pb: Agnostic memang tidak peduli. Orang tidak akan peduli dengan sesuatu yang dianggap tidak mungkin.
PB: Belum tentu. Kristen menganggap tetangga sebelah itu tidak mungkin tapi seringkali kita terganggu dengan ketidakmungkinan yang dipercaya tetangga sebelah. Begitu juga sebaliknya. Tetangga sebelah tidak percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, tapi ketidakmungkinan yang mereka percaya itu kadang mengganggu mereka, sampai mereka mau berargumen dengan kita.
pb: Bagaimana dengan atheist?
PB: Tergantung definisi kamu mengenai atheist. Apakah atheist; seseorang yang tidak percaya eksistensi Tuhan, ataukah seseorang yang percaya bahwa Tuhan tidak exist?
pb: Bedanya memang tipis, setipis G-string
PB: Apakah Tuhan melihat diri-Nya sebagai pihak yang menyebalkan?
pb: Bisa jadi.
PB: Apakah Tuhan mencintai diri-Nya?
pb: Most likely.
PB: Pernah dengar humor "Jesus loves you but ..", kan?
pb: Hahaha. Sudah lama itu. Sekarang sudah banyak beredar di internet. Setiap mendengarnya, saya tertawa. Mirip seperti pengakuan iman di gereja.
PB: Jesus loves you, but he has a messiah complex. Jesus loves you, but he is under contract. Jesus loves you, but it's complicated. Jesus loves you, but he is high maintenance. Jesus loves you but he's missing a Y chromosome. Jesus loves you but he's probably a little too old for you, Jesus loves you but you're a guy. Jesus loves you but he loves other people, too. Jesus loves you so hurry up while supplies last, and so on and so on.
pb: Yang paling saya suka dari joke itu: Jesus loves you but I'm his favorite.
PB: Saya rasa itu yang mendasari solipsism.
pb: Bisa jadi. Solipsism gak kenal pendapat lain. Semuanya false, cuma dia yang benar.
PB: Mungkinkah Yusuf menderita solipsism syndrome sewaktu dia bermimpi disembah oleh saudara-saudara dan orang tuanya?
pb: Tidak mungkin. Sepertinya sindrom solipsism bukan seperti itu. Lagipula cerita di dalam alkitab menyajikan bahwa pengalaman mimpi dia dilalui dengan tulus dan jujur.
PB: Tergantung dari mana cerita tersebut dipandang.
pb: The beauty is in the eyes of beholder.
PB: Duluan mana, ayam atau telur?
pb: Tergantung, apakah seorang scientist ataukah seorang agamais. Kalau scientist, kemungkinan akan menjawab telur. Kalau seorang agamais, akan menjawab ayam.
PB: Kenapa mesti dikelompokkan? Bagaimana dengan scientist yang reiligius, atau seorang religius yang science expert, bagaimana mereka akan menjawab?
pb: Itu gunanya sepatu. Makanya kita tidak seharusnya cuma punya satu pasang sepatu, supaya bisa mencoba beberapa jenis sepatu.
PB: Saya sedikitnya punya 2 jenis sepatu.
pb: Mungkin karena kamu kaya.
PB: Itu karena kamu melihat jumlahnya, jadi berasumsi bahwa saya kaya. Bagaimana dengan alternatif lain, bahwa sepasang sepatu saya yang berumur 10 tahun lebih, tidak pernah saya buang. Begitu juga sepasang sepatu saya yang lain yang berumur 5 tahun. Jadi ketika kemarin saya membeli sepatu baru, saya sekarang punya 3 pasang sepatu. Apakah saya kaya? Tidak.
pb: Don't judge the book by its cover. Don't judge a man by his shoes.
PB: Tergantung. Terkadang saya melihat buku dari covernya. Pemilihan judul dan sampul merupakan faktor penting dalam menilai isi buku.
pb: Saya lapar
PB: Saya juga.
pb: Dwitunggal atau tritunggal?
PB: Bukan karena kita berdua bercakap-cakap, itu berarti cuma ada kita berdua. Bisa jadi ada pihak ketiga. Keberadaan pihak ketiga harus diperhitungkan walaupun hanya mendengar dan tidak berkata-kata.
pb: Argghh. Saya semakin lapar.
- PlainBread's blog
- Login to post comments
- 5726 reads
Dialog internal manusia perfeksionis
Menurut saya ini dialog internal manusia perfeksionis yang terlalu banyak berpikir. Untungnya orang ini masih bisa merasa lapar. He he he.
Kalau orang ini punya tubuh cyborg kayak Motoko Kusanagi mungkin orang ini bisa terjebak berhari-hari dalam dialog internal macam begini.
Nice Conversation
Tapi ada baiknya, supaya mereka yang bukan orang2 perfectionist itu tau bahwa orang2 perfectionist itu macam beginilah pikirannya, kompleks, kata PlainBread hihihihi....
@Ken Debat Dengan Orang Lain
Saya jauh dari perfectionist. I'm not even on the same zip code with perfectionist.
Saya cuma capek. Saya sudah lelah berargumen dengan orang lain. Bukan karena tidak ada manfaatnya, karena saya tetap melihat itu ada manfaatnya.
Buat saya akhirnya jauh lebih mengasikkan berargumen dengan diri sendiri. Argumen orang lain menurut saya tidak kreatif. Dan berusaha mempertahankan prinsip masing2. Mungkin di situ saya capeknya.
Ketika saya berargumen dengan diri sendiri, saya melihat kemungkinan-kemungkinan yang luas. Ketika saya berargumen dengan diri sendiri, saya menyadari saya sama begonya dengan orang lain (makanya ada kata 'flaw' di tag blog saya). Ketika berargumen dengan diri sendiri, saya bisa mengalahkan diri saya sendiri. Ketika orang lain ingin mengalahkan saya, mereka terlambat. Saya sudah mengalahkan diri saya duluan.
Thanks buat komentarnya, Ken.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
PlainBread: Nasihat yang baik.
Namun kadangkala kemarahan itu perlu. Bukan maksud untuk memenangkan perdebatan, tetapi untuk meredam kebebalan dan kepicikan lawan.
Saya mau tanya, mungkinkah seseorang bisa mengalahkan dirinya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain?
@Ken Kemarahan & Individualistis
Betul. Kemarahan itu perlu.
Mungkinkah? Mungkin saja. Kenapa mungkin? Karena selain mahluk sosial, manusia juga mahluk egois/individualistis.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
PlainBread: So... Biarkanlah mereka memaki
Selama masih dalam hal untuk mengajar dan menghajar.
PlainBread, masih ada satu pihak yang Anda lewatkan dalam hal mengalahkan diri sendiri. Bila pihak ini tidak Anda libatkan, maka Anda saya samakan dengan penyembah berhala. Maaf kawan.
@Ken, PlainBread = Penyembah Berhala
Anda mau menyamakan saya dengan penyembah berhala gpp kok. You're entitled to your opinion.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
PlainBread: Hmmm...
Sebagai laki2 sejati (walaupun tidak selalu konsisten) memiliki prinsip. Satu hal satu prinsip, itulah laki2. Sebagai laki2 juga, setiap kata yang terucap dan tidak terucap, harus diperhitungkan dan dipertanggungjawabkan.
Permasalahan datang merundung, ketika kata2 yang tidak terucap namun berhubungan, tidak ada kerelaan untuk mengakuinya.
Namun baiklah, saya maklum dan mungkin saya yang terlalu cepat beropini, saya mohon maaf.
Yesus jujur
PB: Yesus kasar?
SF: Yesus jujur, tepatnya.
PB: Pisau tidak bersalah. Yang bersalah adalah yang memakai pisau untuk membunuh. Pisau tidak pernah dijatuhi hukuman atau dipenjara.
SF: Ketika mau memaki maka Yesus memaki. Ketika mau menahan diri dan diam maka Yesus diam saja. Ketika mau menangis maka Yesus menangis. Yesus adalah manusia paling jujur yang saya ketahui.
PB: Jadi mesti bagaimana?
SF: Hiduplah dengan jujur dan jangan munafik. Kalau mau memaki maka memakilah. Kalau mau menangis menangislah. Kalau mau tertawa tertawalah. Bertanggung jawablah akan perbuatan kamu dan lakukan apa yang kamu mau.
PB: Tidak bisakah berkata lembut, dan juga didalamnya tetap tulus?
SF: Bisa saja tapi seringkali perkataan lembut itu cuma topeng. Itu adalah kemunafikan. Kemunafikan itu adalah yang didalam nggak sama dengan yang diluar. Kelakuan di gereja beda dengan di rumah itulah munafik. Kelakuan online beda dengan offline itulah munafik. Lalu apa itu jujur? Jujur itu adalah satunya kata dengan perbuatan. Utuh senantiasa dalam kondisi apapun. Susah? Memang susah. Nggak ada manusia jujur yang bilang hidup jujur itu mudah.
@SF Kemunafikan
Orang memaki juga bisa didasari dari ketidakjujuran. Ada orang berhutang, lalu ditagih hutangnya. Yang berhutang malah memaki. Loh kok bisa yang berhutang lebih galak daripada yang memberi hutang? Bisa saja, dan sering terjadi akhir2 ini. Itu salah satu contoh memaki dengani dasar ketidakjujuran.
Jadi tidak selalu memaki itu karena supaya terlihat jujur atau tidak munafik.
Orang lembut bisa jujur, orang memaki pun bisa jujur. Orang lembut bisa tidak jujur. Orang memaki pun bisa tidak jujur. Motif tidak bisa digeneralisasi dari tindakan yang seragam.
Sekitar 5-6 tahun yang lalu, sepanjang yang saya alami, forum di internet masih menabukan orang memaki. Sekarang sepertinya jadi trend (saya bilang 'sepertinya', karena sebenarnya kalo mau mainan statistik, memaki masih jadi minoritas). Ketika dulu orang masih alergi dengan memaki, saya sering memaki. Tapi ketika makin banyak orang memaki, saya malah muak. Entah karena saya benci trend atau hypes, atau karena dengan melihat mereka yang memaki, saya menjadi melihat diri sendiri. Maybe it's just simply that I hate myself.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
Plainbread: Konteksnya Yesus dan bukan kita
Apa yang anda katakan itu benar kalau konteksnya kita. Karena kita adalah manusia. Tapi konteks perkataan saya dan potongan kutipan anda adalah Yesus dan Yesus adalah Allah. Allah tidak mungkin berdusta. Kalau Allah tidak mau memberitahukan sesuatu kepada kita maka Dia tidak mendustai kita melainkan Dia diam saja. Yesus memaki karena Dia menyatakan ketidaksukaannya dengan jujur. Apakah anda berpendapat Yesus tidak jujur?
@SF Yesus dan Kita
Saya tidak berpendapat apa2 soal kejujuran/ketidakjujuran Yesus.
Memang benar kata anda, konteksnya adalah Yesus, bukan kita. Di dalam tulisan saya, saya yang mahagelap (pb) berusaha mengkaitkan antara tindakan Yesus dengan tindakan kita. Ada pembenaran diri sendiri ketika kita tahu bahwa yang kita lakukan juga Yesus lakukan. Ada tindakan self-relief ketika kita tahu ada ayat2 alkitab yang mendukung tindakan kita.
Mungkin berlebihan kalo pake kata 'kita'. Maybe it's just me. It's me vs myself.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
Plainbread: Apakah bisa dibedakan?
Memang benar kata anda, konteksnya adalah Yesus, bukan kita. Di dalam tulisan saya, saya yang mahagelap (pb) berusaha mengkaitkan antara tindakan Yesus dengan tindakan kita. Ada pembenaran diri sendiri ketika kita tahu bahwa yang kita lakukan juga Yesus lakukan. Ada tindakan self-relief ketika kita tahu ada ayat2 alkitab yang mendukung tindakan kita.
Kita melakukan apa yang Yesus lakukan. Nah ini ada beberapa kemungkinan. Bisa jadi ini pembenaran diri sendiri seperti yang anda katakan. Bisa juga kita meneladani apa yang Yesus lakukan. Bisa juga kita cuma melakukan apa wajar kita lakukan sebagai manusia. Apakah bisa dibedakan? He he he. Bagaimana caranya?
@SF Kejujuran
Hahaha, SF.
Profesi dan background saya membuat saya berkutat di dalam hal "solusi", "cara", "kiat" dan "jawaban". Saya letih di situ.
Cara membedakannya? Kalo berdasarkan profesi dan background saya, ada banyak cara mendeteksi kejujuran, misalnya:
1. Pengamatan body language. Ada hal2 tertentu yang biasa dilakukan manusia ketika mereka berbohong. Misalnya intonasi suara naik, atau mata berkedip, atau pupil mata membesar, atau tidak berani menatap mata langsung, atau gerakan tangan tidak teratur. Bahkan yang lebih maju lagi adalah dengan lie detector. Alas! Ternyata ini semua bisa dipelajari. Para pembohong profesional bisa mengelabui pihak berwenang bahkan lie detectors karena mereka memang mempelajari semuanya dengan profesional.
2. Rekam pembicaraan atau kumpulkan SEMUA data di atas meja, lalu analisa dengan seksama. Orang bisa saja pintar di poin 1, tapi belum tentu bisa melewati poin nomor 2. Sebaliknya, orang bisa saja menciptakan (falsify) semua data atau mengatur jalannya skenario dengan tepat dan seksama, tapi gagal dalam melewati poin 1.
Catch 22 kalo kata orang Papua. Makan buah simalakama kalo kata orang bule. Serba salah kalo kata PlainBread.
Bagaimana bisa mengetahui motif orang? Tentu lewat kejujuran. Apakah orang bisa jujur dengan ketidakjujurannya, ataukah orang bisa tidak jujur dengan kejujurannya?
Saya yakin ada hal2 di mana kita tahu PASTI bahwa seseorang tidak jujur, misalnya dengan 2 poin yang saya tulis di atas. Tapi tentu tidak bisa digeneralisasikan. Seperti saya bilang, orang memaki bisa jujur bisa tidak jujur, orang berkata lembut bisa juga jujur bisa juga tidak jujur.
Itu sebabnya tulisan saya di atas adalah pembicaraan antara saya dengan diri saya. Karena dalam SEGALA hal, selain Allah, cuma saya yang mengetahui apakah saya jujur atau tidak jujur, apakah motif saya benar atau tidak benar. Bahkan terkadang perlu waktu untuk saya menyadari bahwa apa yang saya lakukan ternyata motifnya tidak benar atau tidak jujur. Soal orang lain, idealnya memang itu urusan mereka dengan Allah mereka. Kita gak bisa menciptakan rumus soal motif seseorang. Seperti yang saya contohkan di atas, setiap kali manusia bikin sistem atau solusi dalam mengatasi hal2 seperti ini, selalu ada manusia lain yang bisa bikin solusi tersebut menjadi outdated.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
Plainbread: Terima kasih banyak
Terima kasih banyak. Saya belajar banyak dari jawaban anda.
In the end the only fair and just judge is only Jesus Christ.
Plainbread: Menghilangkan memaki dari forum Internet.
Sekitar 5-6 tahun yang lalu, sepanjang yang saya alami, forum di internet masih menabukan orang memaki. Sekarang sepertinya jadi trend (saya bilang 'sepertinya', karena sebenarnya kalo mau mainan statistik, memaki masih jadi minoritas). Ketika dulu orang masih alergi dengan memaki, saya sering memaki. Tapi ketika makin banyak orang memaki, saya malah muak. Entah karena saya benci trend atau hypes, atau karena dengan melihat mereka yang memaki, saya menjadi melihat diri sendiri. Maybe it's just simply that I hate myself.
Kamu sudah menyatakan bahwa makian itu bisa jujur dan bisa juga tidak. Nah kalau memaki dihilangkan dari forum Internet apakah itu sama dengan menghilangkan kejujuran? Kalau tidak sama maka apa yang harus dilakukan seseorang yang mau memaki karena melihat kelakuan busuk dari orang lain di forum Internet? Memaki lewat japri? Apa alternatifnya?
@Solusi Memaki
Dulu saya suka membaca buku2 yang berjudul "12 cara ...", "5 langkah ...", "7 kunci ...". Lama2 saya tertawa melihat kebodohan saya sendiri. Kenapa harus menuruti rumusan yang dibuat orang? Kenapa malah menuruti simplifikasi rumusan orang2 yang
sering kalibelum tentu cocok dengan masalah yang saya hadapi?Karena kesal dan merasa bego, sempat beberapa waktu saya sengaja masuk toko buku hanya untuk menambahi angka2 di judul buku2 tersebut. Untungnya saya sadar, perbuatan tersebut termasuk tindakan kriminal.Kalo anda tanya saya apa alternatifnya, saya tidak punya. Kalo mau memaki, memaki saja. Kalo mau berkata lembut, berkata lembut saja. Untuk hal2 seperti ini, saya tidak punya jawabannya. Apalagi saya bukan admin atau pemilik website. Bahkan terus terang saya tidak mau berusaha untuk memiliki solusinya.
Tulisan saya di atas bukan untuk mau menguliahi orang atau mengkotbahi orang. Hanya renungan yang saya yakin berguna untuk diri saya. Tepatnya, saya mengkotbahi diri saya sendiri.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
@PB: Memaki atau Memberi tahu Kenyataan ?
Salam kenal,
Sebelumnya ada yang ingin saya tanyakan, yaitu perbedaan antara MEMAKI dan MEMBERITAHU KENYATAAN apakah ada bedanya? Bagaimana juga dengan MENEGUR, apakah tergolong MEMAKI?
PB :
Ada orang berhutang, lalu ditagih hutangnya. Yang berhutang malah memaki. Loh kok bisa yang berhutang lebih galak daripada yang memberi hutang? Bisa saja, dan sering terjadi akhir2 ini. Itu salah satu contoh memaki dengani dasar ketidakjujuran.
alvarez :
Kiem : "COBALAH MENULIS SEBUAH BLOG, jangan hanya mengacau blog yang dituliskan oleh orang lain."
alvarez : baiklah
Kiem : Saya senang karena anda sudah berani mewujudkan bahwa anda memang mampu menulis.
alvarez : Silahkan menunjukkan itikad baik anda dengan menjawab pertanyaan saya dengan singkat dan jelas.
Kiem : Kalau saya mengikuti komentar-komentar anda kepada saya dan kepada Pak Mujijat, saya menyimpulkan bahwa anda adalah seorang yang GAGAL.
Berdiskusi dengan anda tidak berbeda dengan BERANTEM.
Saya katakan seperti itu karena anda selalu mendebat tanpa membuka sedikitpun alkitab.
alvarez : Berdiskusi dengan anda TIDAK ADA BEDANYA dengan berdiskusi dengan ULAR atau IBLIS, bahkan belum bisa dikatakan sebagai diskusi. Selain anda selalu menghindar dari pernyataan yang anda buat, anda juga hanya menuliskan kata-kata FITNAH setiap kali mulut anda yang najis itu terbuka, juga tidak ada pertanyaan saya yang sudah anda jawab, dapatkah disebut sebagai diskusi?
Kiem : Saya melihat anda sudah KALAP (atau bahasa orang lain disebut membabibuta).
Saya ingatkan lagi anda, agar anda memikirkan masa depan anda, jangan menyerahkan diri dikuasai oleh iblis (KALAP).
Sekali lagi tergantung komitmen dan Itikad baik dari Saudaraku Alvarez.
Saya yakin, Pak Mujizat juga akan datang dengan senang hati memberi sumbang saran dan masukan-masukan ayat-ayat alkitab.
Sekali lagi, tergantung komitmen dan Itikad baik Saudara Alvarez.
alvazez : Kok belum dijawab Kiem? bukankah anda sudah berjanji?
Kiem : Sampai kapanpun, saya akan layani anda dengan Firman, jika anda tidak membelokkan terlebih dahulu kutipan-kutipan anda.
Yang penting, pertanyaan anda benar dan bisa dibuktikan dengan link.
alvarez : Sejak dari pertama, anda melayani saya dengan NUBUATAN yang anda klaim dari kepenuhan roh yang ajaib dan supranatural dengan MEMFITNAH saya berulang kali dan menjilat kata-kata anda sendiri.
Membelokan kutipan anda ? BWA HA HA HA HA yang benar saja KIEM , bukankah semua NUBUATAN kamu yang diakibatkan kepenuhan roh yang ajaib dan supranatural sudah saya buktikan dengan copas dan link?
Jadi bagaimana saudara PB, siapa disini yang MEMAKI, saya atau Kiem? yang menagih atau yang ditagih yang memaki?
@Alvarez Alvarez vs Kiem
Alvarez: Jadi bagaimana saudara PB, siapa disini yang MEMAKI, saya atau Kiem? yang menagih atau yang ditagih yang memaki?
Kenapa anda bertanya ke saya? Bukankah anda hadir di situ?
Kalo saya bilang anda yang memaki, lalu apa selanjutnya?
Kalo saya bilang Kiem yang memaki, lalu apa selanjutnya?
Kalo saya bilang anda berdua sama2 bego, mungkin anda berdua bisa berdamai karena saya menjadikan diri sendiri sebagai musuh anda berdua. Apakah saya mesti memerangi anda berdua, supaya anda memiliki musuh bersama thus bisa berdamai? Kalo itu yang harus saya lakukan, apakah saya gak lebih buruk dari Iblis yang menjadi "musuh bersama"-nya Tuhan dan manusia?
Saya tidak tau jawabannya, Alvarez. Saya bahkan tidak mau tahu jawabannya. Saya pernah ada di posisi anda. Ketika itu terjadi ke saya, saya akhirnya capek dan bosan. Saya memang tipe orang yang cepat bosan.
Kalo anda akhirnya capek dan bosan, yah
bagussayang sekali. Saya ingin melihat orang yang panjang sabar dalam memaki. Mungkinkah anda dan Kiem adalah orang2 yang "panjang sabar dalam memaki"?Damn, I just created a new oxymoron.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
@PB, alvarez BUKAN lawan imbang Kiem
PB : Kenapa anda bertanya ke saya? Bukankah anda hadir di situ?
alvarez : justru karena saya terlibat di dalamnya, saya butuh pandangan netral dari pihak yang tidak terlibat.
PB : Kalo saya bilang anda yang memaki, lalu apa selanjutnya? Kalo saya bilang Kiem yang memaki, lalu apa selanjutnya?
alvarez : jangan sensi gitu dong he he he, selanjutnya ya terserah masing2 pribadi tentunya hahaha
PB : Kalo saya bilang anda berdua sama2 bego, mungkin anda berdua bisa berdamai karena saya menjadikan diri sendiri sebagai musuh anda berdua.
alvarez : anda salah PB, saya tidak menganggap Kiem sebagai musuh, apalagi anda walaupun banyak yang menganggap seperti itu. Kalau soal bego mungkin iya, soalnya Yesus udah pernah memberi tahu mengenai Anjing dan Babi, hanya saya berusaha menjawab orang bodoh menurut kebodohannya yang menyesatkan.
PB : Saya pernah ada di posisi anda. Ketika itu terjadi ke saya, saya akhirnya capek dan bosan. Saya memang tipe orang yang cepat bosan.
alvarez : mungkin tidak persis sama saudara PB, kecuali tipe cepat bosannya, kalau di dunia nyata saya bahkan tidak mau berbicara dgn tipe yang beginian.
PB : Saya ingin melihat orang yang panjang sabar dalam memaki. Mungkinkah anda dan Kiem adalah orang2 yang "panjang sabar dalam memaki"?
alvarez : kalau saya panjang sabar dalam menjabarkan kenyataan plus sedikit makian hehehe, ngga tau kalau Kiem, mungkin panjang sabar dalam Memfitnah dan Menyesatkan hahaha
the later one is done with a smile
@alvarez Memandang
PB : Kenapa anda bertanya ke saya? Bukankah anda hadir di situ?
alvarez : justru karena saya terlibat di dalamnya, saya butuh pandangan netral dari pihak yang tidak terlibat.
Meskipun anda ANGGAP saya netral, seperti anda punya hak untuk meminta pandangan yang netral, saya juga punya hak yang sama untuk TIDAK memandang.
Silakan bertanya ke orang lain soal sapa salah sapa benar, sapa memaki sapa dimaki, sapa punya utang atau sapa yang mengutangi. Tapi jangan tanya saya. Karena saya tidak akan memberikan jawabannya.
Memandang saja tidak, apalagi menjawab.
The only difference between a sarcasm and a satire is the first one is usually done with anger while the later one is done with a smile - PlainBread
@roti tawar: ini juga lucu
sepertinya saya akan jadi penggemar Anda
*khawatir*
@kutukupret
Terimakasih, tapi saya kuatir tidak akan terjadi karena saya lihat anda jarang login di SS akhir2 ini :)
Ikutan...
Dari sekian banyak topic yang diperdebatkan PB dan pb, kenapa soal memaki saja yang "dibahas" yaaaaa... =p
Hahahaha
Susah memang jadi manusia yang "berisik". Aku juga gitu. Akhirnya malah jadi kecapean mikir. Tapi seru sih. Kalo uda buntu baru deh tanya orang lain. Atau lupain aja sekalian.
Tentang alkitab nih, lagi bingung juga. Kira2 gini dialognya:
(setelah membaca blog tentang Kejadian)
8: Aduh pusing
lapan: Tapi masuk akal
8: Penting ga sih sebenernya membahas itu semua.
lapan: Ah itu mah lunya aja yang malas.
8: Loh, inget cerita tentang telur emas kan. Yang si petaninya malah motong angsa yang bisa bertelur emas supaya bisa ambil semua telurnya... Seperti tokoh2 dalam cerita itu, bukannya fokus ke hikmah cerita tersebut, mereka malah sibuk membahas detail yang lain.
lapan: Iya, yang atheis mencemooh bahwa tidak mungkin ada angsa emas. Yang saleh meyakinkan orang-orang bahwa jika Yang Mahatinggi berkata demikian maka sudah pasti benar-benar ada angsa emas. Arkeolog sampai meneliti sejarah. Yang logis berpikir bagaimana telur emas bisa tetap emas dengan mempertahankan ketelurannya. 100% telur, 100% emas.
8: Betul, konyol banget kan. Gw suka sekali penutupnya. "Bukankah lebih berguna, jika ia menggunakan waktunya untuk mengajar orang tentang buruknya sifat tamak daripada mengembangkan kepercayaan akan telur emas? Sebab, bukankah jauh lebih penting melakukan kehendak Bapa Yang ada di surga daripada hanya menyebut: Tuhan, Tuhan!"
lapan: Tapi, jangan2 itu karena kita malas aja pan, makanya kita anggapnya ga penting mempelajari setiap detail alkitab
8: Bukannya Tuhan Yesus bilang, 2 hukum utama itu ya kasih ke Tuhan dan ke sesama. Yang penting ya mempraktekkan itu.
lapan: Yee, apa hubungannya...
8: Yah, ada donk... Kan bikin pusing. Malah berdebat. Jadi kaya tokoh2 dalam cerita telur emas itu loh...
lapan: Bisa jadi mereka udah mempraktekkan. Terus sisa waktu luang dipake tuk belajar alkitab. Bagus toh?
8: wah... Gimana ya. Tapi kalo mereka kaya gitu kan, jadinya orang kaya kita yang belom nerapin, malah jadi ikutan pusing.
lapan: Yang suruh pusing siapa?
8: Nah, berarti lu ngakuin donk, kalo itu ga perlu dipusingin. Jadi ga penting!!
lapan: Yee... Sapa tau kita cuman mau mempercayai yang menurut kita nyaman. Jujur aja lah pan, lo males kan baca alkitab. Apalagi mempelajari tiap detail. Katanya lu mencari kebenaran, tapi kebenaran tentang Tuhan kok malas.
8: Nah, sekarang buat apa kita tau ular itu apa. Buat apa kita tau manusia pertama itu siapa. Bukannya lebih penting hikmah yang bisa diambil dari cerita itu. Kenapa malah pusing2in asal usul dan detail-detail?
lapan: Emang hikmah cerita itu apa?
8: Ehhh, ga tau ya... Mungkin, cuman perkenalan bagaimana kehidupan awal manusia sebelum jatuh dalam dosa, hidup bareng Tuhan, ga usa susah2. Jadi supaya kita tau nantinya bakal gimana. Apa yang sudah kita hilangkan. Betapa baiknya itu nanti kalau kita dapatkan kembali. Mengenal kasih Tuhan, mengenal cara iblis menggoda, mengenal natur manusia yang suka ngeles..
lapan: Ya kaya kamu lah pan suka ngeles... Hahaha... pusing dah... Mana yang bener ya.
8: Ya itulah, mana yang bener? Daripada pusing2 mikir, lakuin aja. Dua hukum aja belom beres...
lapan: Terus, jadi donk besok, bantu2 baksos.
8: Yoi, pertama kali nih...
lapan: Cieeeeeeee... Yah gutlak deh... Moga2 lo ga jadi sombong. Moga2 lo makin kenal n bisa ngerasain n bisa nerapin kasih, biar otaklu itu ga cuman mikirin hal-hal ga bener dan sibuk cari alasan.
8: Semua ada waktunya. Mungkin nanti kita bisa tau yang mana yang bener.
lapan: Tetep aja, jangan malas baca alkitab ya
8: ..................... Btw, Gramedia di Central Park diskon 30%!!! Mulai tanggal 31 Juli - 8 Agustus!!! Horeeeeee
imprisoned by words...