Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sireng-sireng
Saya mengenal istilah "sireng-sireng" dari teman saya, Fidelis Felix, yang kemudian kami populerkan di tempat kerja. Artinya sama dengan "berwisata", "plesir", "rekreasi" atau "nglencer". Pada akhir pekan, bersama dengan teman-teman sekerja yang masih lajang, kami pergi ke luar kota untuk sireng-sireng. Kadang kami juga mengadakan sireng-sireng spontan berdua saja. Kadang hanya sireng-sireng kuliner saja alias wisata perut.
Hari Sabtu ini (28/2), dalam Seminar Penulisan, pak Xavier mengingatkan perlunya sireng-sireng. Bagi pekerja kreatif, rekreasi merupakan salah satu momentum untuk mengisi amunisi kembali. Kalau tenaga baterai handphone drop harus di-re-charge, demikian juga kepala kita juga perlu disetrum kembali agar punya tenaga. Bukanlah rekreasi berasal dari kata "re+kreasi", yang artinya mengembalikan "kreasi"? Itu sebabnya, rekreasi merupakan sebuah keniscayaan bagi pekerja kreatif supaya dapat mempertahankan stamina dan daya kreatifnya.
***
Hari Minggu (1/3), bersama dengan isteri dan anak (Kirana), saya memutuskan untuk sireng-sireng ke candi Prambanan. Ini adalah pemenuhan janji kami kepada Kirana.
Seminggu yang lalu, dia protes karena saya pergi ke candi Borobudur tanpa mengajaknya. "Hari Minggu nanti kita pergi ke Borobudur, asalkan Kirana mau janji?" kata saya.
"Janji apa?" tanya Kirana.
"Sekarang tidurnya tidak boleh lewat jam 10 malam," kata saya.
Selama ini dia tidur larut malam. Biasanya pukul 11 atau jam 12 malam baru tidur.
Dia mengangguk tanda setuju.
Dan benar, selama seminggu dia patuh setiap kali disuruh tidur sebelum pukul 10 malam. Isteri saya jadi cemas memikirkan bagaimana caranya pergi ke Borobudur. Kalau meminjam mobil gereja pada hari Minggu kayaknya agak sulit. Meski ada dua mobil, tetapi hari Minggu adalah peak seasonnya mobil gereja.
"Gimana nih, pa? Kita jadi Borobudur?" tanya isteri saya.
"Jadi dong," jawab saya,"kita 'kan sudah terlanjur janji pada Kirana. Kalau kita mengingkari janji, maka kita memberi teladan yang buruk pada anak kita."
Sampai hari Minggu, kami masih bingung harus bagaimana. Usai Sekolah Minggu, Kirana sudah siap untuk berangkat ke Borobudur.
Sambil menunggu isteri saya mempersiapkan perlengkapan, saya berbicara kepada Kirana.
"Nak, bagaimana kalau kita tidak jadi ke Borobudur. Kita ke Prambanan saja?" kata saya dengan deg-degan.
Kirana diam saja tetapi menatap dengan wajah heran.
"Di Prambanan kita juga bisa melihat candi, bisa melihat patung," bujuk saya.
Raut mukanya mulai berubah murung. "Di sana juga ada kereta kelinci" Wajahnya semakin mendung. Saya hampir kehabisan cara untuk membujuknya.
"Di sana kita juga bisa melihat papanya Bambi" Seketika itu juga, awan mendung sirna dari wajahnya. Dia sumringah kembali.
Dia menunjukkan jempol tangannya tanda setuju. Yang dimaksud papanya Bambi adalah rusa. Dia mengenal karakter Bambi dari film klasik Walt Disney.
Karena jarak ke Prambanan cukup dekat, maka kami tempuh dengan bersepedamotor. Hanya dalam waktu kurang dari 20 menit kami sudah sampai. Kami makan siang dulu, kemudian masuk ke kompleks candi.
Saat berkeliling melihat-lihat bangunan mahakarya bangsa Indonesia itu, Kirana tidak terkesan sama sekali. Yang dia tunggu-tunggu adalah papanya Bambi. Dia berkali-kali bertanya, "Mana papanya Bambi, Ma?" Celakanya, rusa-rusa yang biasa merumput di selatan Candi justru tidak kelihatan.
Kami coba mengalihkan perhatiannya dengan menunjukkan domba-domba, tetapi dia tidak terkesan sama sekali. Usai berkeliling, kami mengajak Kirana naik kereta kelinci. Kami berharap, dia lupa dan tidak menanyakan rusa-rusa itu lagi.
Dengan membayar Rp. 5.000,- per orang, kereta kelinci membawa kami mengelilingi kompleks candi Prambanan. Kami melewati candi Lumbung, candi Bubrah dan candi Sewu. Kereta berhenti selama 5 menit di kompleks candi Sewu untuk memberi kesempatan berfoto-foto.
Tanpa disangka-sangka, dalam perjalanan dengan kereta kelinci itu kami melihat dua rusa yang sedang merumput. Fuiiihhh....akhirnya kami bisa menepati janji kami kepada Kirana.
Dia tampak puas. Sebelum pulang, kami beli oleh-oleh dulu. Pembantu kami meminta dibelikan ulekan (munthu) dari batu andesit. Kami membeli dua buah seharga Rp. 6.000,- Selama perjalanan pulang, Kirana tertidur.
***
Saat membuat catatan ini, Kirana baru saja tidur. Dia kembali ke polanya yang lama. Masih suka begadang. Mungkin ini keturunan dari papanya.
Entahlah.
------------
Communicating good news in good ways
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- 7151 reads
Kapan ya bisa ke sana
Jadi pengen ke Borobudur....kapan ya ?
Sementara cuma liat - liat majalah ama dengar cerita orang.
Kayaknya nasib saya sama dengan Kirana yg ga jadi ke Borobudur. Omong - omong mas Pur, Kirana belum pernah ke Borobudur ?
he...he...he
GBU
GBU
Tips ke Borobudur
Kirana belum pernah ke Brorbudur.
Kalau pak Hiskia nanti ke Borobudur, berikut tips menikmati candi mahakarya itu:
1. Kebanyakan orang langsung naik ke puncak candi Borobudur. Hal ini kurang pas sebab selain akan kehabisan tenaga, mereka juga tidak dapat menikmati keindahannya. Cara yang tepat adalah dengan "Pradaksina", yaitu mengitari candi searah jarum jam. Di sana kita dapat melihat relief-relief candi dengan urutan yang tepat. Setelah satu putaran, kita dapat naik satu tingkat lagi, kemudian melakukan pradaksina lagi.
2. Candi Borobudur dibagi menjadi tiga level, yaitu Kamadhatu, Rupdhatu dan Arupadhatu. Masing-masing level melukiskan dunia manusia menurut ajaran budis. Kamdhatu adalah dunia terbawah yang penuh angkara, jekahatan dan hawa nafsu. Rupadhatu lebih mendingan lagi dan Arupadhatu adalah dunia Nirvana, dimana manusia sudah dapat mengatasi hawa nafsunya.
3. Pada kaki candi ada relief Karmawibangga. Ketika ditemukan, relief ini tertutup batu andesit. Mengapa ditutup?Ada dua teori: (1) Untuk memperkuat kaki candi. (2) Relief ini terlalu vulgar sehingga harus ditutup. Relief ini menggambarkan hukum karma. Deretan relief tersebut bukan merupakan cerita seri ( serial ), tetapi pada setiap pigura menggambarkan suatu cerita yang mempunyai korelasi sebab akibat. Kalau zaman sekarang mungkin terjerat UU anti pornografi. Sebagian relief sekarang sudah dibuka. Banyak pengunjung yang melewati bagian ini, padahal bagian ini justru banyak diperbincangkan oleh para ahli.
4. Jangan lupa menengok stupa Kunthobimo. Ada mitos bahwa orang yang dapat menggapi tumit sang budha, maka keinginannya dapat terkabul. Jika Anda tidak percaya kebenaran mitos ini, kita masih dapat menyaksikan orang-orang yang masih mempercayainya sedang berusaha menjulurkan tangannya.
“If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul” ~ Johann Wolfgang von Goethe
------------
Communicating good news in good ways
Dicatet mas Pur
Dicatet mas pur...thnx infonya...doakan ya biar ada waktu liburan plus biaya buat rekreasi...he...he...he
GBU
GBU
anaknya
lihat avatarnya Pak Wawan, saya kirain anaknya itu cowok, tapi ternyata cewek ya?
Damai Kristus
Damai Kristus
Perempuan
Ya betul. Anak saya perempuan
------------
Communicating good news in good ways
Tips Tambahan Mengunjungi Borobudur
Ini tips tambahan untuk mengunjungi Borobudur. Begitu anda masuk, jangan langsung mendaki, nonton dulu Film tentang Borobudur. Di luar bioskop ada banyak foto-foto tentang borobudur dari jaman ke jaman. Yang paling enak adalah anda bayar tour guide. Tahun 2007 biayanya Rp. 50.000,- Anda akan mendengar cerita sambil jalan-jalan.
Setelah dari Borobudur, jangan lupa mengunjungi Musium. Di sana anda akan melihat foto-foto Karmawibangga. Dan banyak hal lainnya.
Untuk mengunjungi Borobudur, datanglah pagi-pagi sehingga anda dapat menikmati Borobudur ketika tubuh masih segar. Dari borobudur anda bisa berkunjung ke Candi lainnya. Silahkan cari sendiri, tiga Candi yang biasa dikunjungi wisatawan ke Borobudur.
Setelah dari Borobudur, anda bisa pergi ke KETEB, untuk menonton film tentang Merapi, Musium Merapi dan menikmati pemandangan gunung Merapi. Nikmatilah senja di Keteb. Sangat mengasykkan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Dua candi
Dari borobudur anda bisa berkunjung ke Candi lainnya.
Candi Mendut: Asrama biksu dan Sekolah Teologi. Candi Budha, ada patung budha yang sangat besar.
Candi Pawon: Makam raja, bercorak Hindu. Pawon=awu=abu. Cara mengelilingi candi dengan pasawiyam, atau kebalikan arah jarum jam.
Di puncak Borobudur, lihatlah ke pegunungan Menoreh di sebelah selatan. Lekuk-lekuk gunung itu mirip dengan sesosok orang yang sedang tidur. Legenda menyebutkan itu adalah Gunadharma, sang arsitek Borobudur. Dia sedang berbaring karena kelelahan.
------------
Communicating good news in good ways
Sireng-sireng nylamur-nylamur
Idenya Mas Wawan untuk membujuk pengubahan rute dari Borobudur ke Prambanan oke juga tuh. Apalagi dengan senjata melihat papanya Bambi. Kalau lihat papanya Bambi gak usah ke Prambanan, di lembah UGM ada Papa dan Mamanya Bambi juga.
Saya terakhir ke Prambanan setahun setelah gempa Jogja, waktu itu Prambanan yang juga jadi korban, masih dalam proses renovasi dan tidak bisa didatangi dari jarak dekat. Jadi, nontonnya dari jauh saja. Yang asyik di Prambanan, tamannnya.
Kalau Borobudur terjadi diskriminasi--orang asing 70 dollar US. Orang Indonesia 20.000. Ini namanya pemerasan walau dengan asumsi orang asing yang datang ke Borobudur kaya-kaya. Padahal banyak juga yang backpacker.
Lembah UGM
Kalau lihat papanya Bambi gak usah ke Prambanan, di lembah UGM ada Papa dan Mamanya Bambi juga.
Halaaah, mas Bayu piye to. Bagi kami yang lebig dekat ke Prambanan daripada ke Lembah UGM. BTW, boleh juga tuh ide sireng-sireng ke Lembah. Idhep-idhep nostalgia zaman mahasiswa dulu. Dulu tempat ini jadi sarana rekreasi murah [baca: pacaran] bagi mahasiswa yang berkantong tipis. Tapi sekarang tempat ini kurang ramah karena sudah dipagari.
Yang asyik di Prambanan, tamannnya.
Betul. Ada lapangan perdamaian, ada taman bermain gratis, ada tempat duduk untuk berlama-lama.
Tips ke Prambanan:
“If any man wishes to write in a clear style, let him be first clear in his thoughts; and if any would write in a noble style, let him first possess a noble soul” ~ Johann Wolfgang von Goethe
------------
Communicating good news in good ways
@purnawan & all
Seneng mlaku-mlaku yo, mas, he..he.. Buat yang lain-lainnya yang akan tamasya ke Borobudur ada satu tips lagi, yaitu jangannn....................keseringan, ntar jadi bosen, seperti saya, soale saya tinggal tidak jauh dari situ....
Ok, deh, selamat "sireng-sireng" semuanya!
Shalom!
(...shema'an qoli, adonai...)
Asyiknya pekerjaan
Itulah asyiknya salah satu pekerjaan saya. Kerjaannya bertamasya dan jalan-jalan, tapi orang lain yang membayari. Enak 'kan?
------------
Communicating good news in good ways