Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sentuhan Tangan
Menyambut KOPDARNAS, biarlah kita penuh dengan sentuhan kasih, hehehe.......
Sentuhan Tangan I
Sekarang kalau kuingat masa kecil… gak habis pikir rasanya betapa badungnya seorang anak yang bernama Risdo ini… sejak kecil dikeluarkan sudah menyusahkan (lahir saat Ibu hampir berusia 40), paling manja (maklum bungsu), suka sakit-sakitan, selalu mangkir kalau disuruh tidur siang, suka bo'ong (sekarang masih ga ya?), kadang cengeng tapi sering ngelawan, haha banyak lagi lah… Entah Bapak entah Ibu terkadang memang memberi pelajaran lewat pukulan… aduh sakit juga euy…..
Namun satu filosofi yang selalu kukenang dari Ibu (Bapak sich ga gitu, hehe peace boz, Bapak bakal bisa buka blog ini gak ya? Hehe). Ibu (ah… susah kali ngucapinnya orang biasanya kusebut Mamak kok) gak pernah mukul dengan tangannya langsung, atau gak pernah juga pake sapu. Paling-paling aku dipukul sama pukulan kasur yang biasa disimpan di gudang. Beliau juga selalu mengajarkan begitu kepada Ibu-ibu tetangga yang lebih muda.
Aku pernah curi dengar pembicaraan Mamak dengan Tante Delima, waktu si tante tanya kenapa. "Gak boleh mukul saat hati panas karena emosi Lim, kalo kau pake tangan ato pake sapu (benda yang sering dipegang Ibu-ibu) pukulanmu itu pukulan karena amarah, bukan pukulan mau mendidik. Gak terkontrol itu. Nah… kalau kau ambil benda lain, ada waktu biar emosimu reda, jadi gak penuh nafsu marah kau pukul anakmu. Lagian masak tangan yang dipakai buat ngebelai dengan penuh sayang, dipake juga buat memukul sampe hampir binasa? Mungkin laki-laki bisa gitu, tapi perempuan gak mungkin bisa menyalahi kodratnya, induk yang melindungi, merawat, terus membesarkan anak-anaknya" Ah… betapa sederhananya….betapa mulianya…butuh waktu lama untuk aku bisa mencernanya, namun kata-kata itu benar-benar jadi nilai luhur yang tetap terwaris di batin ini.
Mudah-mudahan banyak Ibu-ibu lain yang punya filosofi sentuhan tangan kayak Mamak.
Sentuhan Tangan II
Banyak orang butuh sentuhan..
Bayi kecil merana tanpa sentuhan sekalipun penuh kemewahan..
Laki-laki tetap hampa tanpa sentuhan sekalipun berselubung ketegaran..
Dan perempuan....benar empu..engkaulah empunya sentuhan...
Banyak orang memperalat sentuhan...
Simpati palsu..
Pelampiasan hasrat...
Bujukan licik....
Mengumbar dalam sentuhan...
Tapi sentuhan tanganmu tak pernah berdusta...
Detak kejujuranmu ada disana, tanpa itu sentuhanmu mati....
Tapi dunia oh dunia...banyak sentuhan tak tulus
Orang rindu akan sentuhan tulus...
Sayang pula ketidaktulusan jadikan kita tak bisa merasa tulus..
Lahirlah sentuhan yang diharap tulus, dikira tulus bahkan dirasa tulus...
Tapi sentuhan tanganmu tak pernah berdusta....
Saat tanganmu menyentuh, biarlah hatimu memberi...
Jangan pernah mengambil dalam sentuhan...
Sentuhan tanganmu tak pernah berdusta...
Detak kejujuranmu ada disana, tanpa itu sentuhanmu mati.
Eirene Humin.
- Risdo M S's blog
- Login to post comments
- 5057 reads
Pengalaman yang sama ....
Hai risdo,
Emm.. ternyata kehidupan u pada waktu kecil sama kaya aku ya? q juga sering banget dipukulin bahkan mungin lebih parah daripada km.. tapi mereka mukul kita itu pasti ada maksudnya .. mereka memukul kita supaya kita menjadi anak yang baik dan supaya kita mengetahui apa kesalahan kita. Maju terus dalam Tuhan..
Huye ...
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21)
Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan (Filipi 1:21)