Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sembuh karena Iman
Seorang pasien biasanya akan sembuh setelah berobat pada dokter jika tiga hal berikut ini terpenuhi, yaitu: (1) dokternya cukup pintar (memiliki pengetahuan) dan berpengalaman untuk mendiagnosis serta mengobati penyakitnya; (2) semua harapan pasien atas penyembuhan penyakitnya (expectation values) dapat terpenuhi; dan (3) pasien memiliki kepercayaan bahwa dokter yang mengobatinya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkannya. Kadang-kadang pasien belum pernah bertemu dengan dokternya—terutama bila ia masuk ke rumah sakit pada keadaan emerjensi seperti serangan jantung—namun dia percaya bahwa dokter yang menanganinya pasti mampu menyembuhkannya. Dengan kepercayaan tersebut, kadang-kadang pasien mendapatkan perasaan bahwa dirinya sudah sembuh setelah dirawat beberapa waktu—padahal kebanyakan penyakit yang serius tidak bisa dihilangkan penyebabnya tetapi gejalanya bisa terasa berkurang atau hilang karena adanya kemampuan tubuh untuk beradaptasi dan juga adanya dasar kepercayaannya yang kuat itu. Keadaan terakhir ini mungkin kita kenal dengan sebutan autosugesti.
Ketika membaca sebuah hasil penelitian yang dilakukan oleh Dr Bruno Klopfer seorang psikolog dan Dr Philip West terhadap pasien limfosarkoma stadium lanjut pada tahun 1957 dan dilaporkan di dalam Journal of Projective Techniques and Personality Assessment, kita akan memahami betapa besar pengaruh autosugesti berdasarkan kepercayaan pada dokter atau penyembuh lainnya. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan pengaruh yang begitu luar biasa dari plasebo —yaitu, bahan yang tidak berkhasiat tetapi pasien yang mendapatkan bahan tersebut memandangnya sebagai obat yang mujarab. Jika kepercayaan pada dokter atau pada cara pengobatan yang mereka lakukan sudah dapat membuat seorang pasien merasa sembuh, kita tentunya bisa membayangkan kesembuhan yang terjadi apabila kita sebagai orang yang beriman kepada Allah telah disembuhkan oleh-Nya. Kita juga harus selalu ingat akan janji-janji Allah seperti yang disampaikan-Nya dalam Keluaran 15:26, “Akulah Tuhan yang menyembuhkan engkau,” kemudian Keluaran 23:25, “Aku akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengahmu,” selanjutnya Ulangan 7:15, “Tuhan akan menjauhkan segala penyakit dari engkau,” dan akhirnya Yeremia 30:17, “Sebab Aku akan mendatangkan kesembuhan bagimu, Aku akan mengobati luka-lukamu, demikianlah firman Tuhan.” Semua ini menunjukkan bahwa Allah akan menyembuhkan kita asalkan kita percaya pada janji-Nya yang diucapkan lewat firman-Nya. Dan Allah jauh lebih berkuasa daripada dokter karena Dia menguasai kebangkitan dan hidup seperti dikatakan Yesus lewat Injil Yohanes 11-25, “Aku adalah kebangkitan dan hidup; barangsiapa percaya pada-Ku, ia akan hidup walaupun sudah mati dan setiap orang yang hidup dan percaya kepada-Ku, tidak akan mati selama-lamanya.” Keselamatan yang dijanjikan oleh Allah itu bukan hanya keselamatan jasmani tetapi yang jauh lebih penting lagi, keselamatan roh kita. Jadi, mengapa kita masih tidak percaya kepada Allah yang mahakuasa untuk menyembuhkan penyakit kita sementara pelaksanaannya tentu saja dapat dilakukan lewat tangan-tangan dokter?
andryhart
- andryhart's blog
- 5982 reads
KESAKSIAN
Iman dan penyakit
SUNGGUH INDAH RANCANGAN TUHAN
MEMANG BEGITULAH SDR LINA.
KITA SERINGKALI TIDAK MENGERTI. BAHKAN KITA TIDAK TAHU KAPAN KITA KEMBALI KE RUMAH BAPA. BAGI SAYA PRIBADI KEMATIAN HANYA SEPERTI MELEWATI SEBUAH PINTU.
BERPINDAH DARI ALAM INI KE ALAM LAIN. CEPAT ATAU LAMBAT, SEMUA MENGALAMINYA.
KETIKA TUHAN MEMANGGIL ORANG YG KITA SAYANGI, TENTULAH KITA AKAN MERASA KEHILANGAN. TAPI PERCAYALAH RANCANGAN TUHAN YG TERBAIK.
RANCANGAN TUHAN PASTI INDAH.
GBU