Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
" selamat jalan teman.. "
TIGA empat tahun yang lalu seorang teman membantuku dalam usaha kecil-kecilan menjual buku dan alat-alat tulis. Ketika itu aku mensuply dia dengan sangat banyak barang dan semuanya habis terjual, aku sangat gembira! Sepertinya dia memang memiliki bakat dalam berdagang. Tapi kegembiraan itu segera sirna ketika aku menyadari bahwa dia tak segera menyetorkan uang hasil penjualan. Uang hasil penjualan alat-alat tulis itu habis dia gunakan untuk keperluan keluarganya. Sangat jengkel rasanya, aku hanya bisa mengurut dada. Tapi hal itu dampaknya cukup besar: aku tak dapat lagi melanjutkan usaha itu karena kehabisan modal. Perasaanku campur aduk: jengkel, marah tapi juga kasihan melihat kondisi keluarganya! Ya sudah.., aku akhirnya memilih untuk mengampuni, mengampuni dan lagi-lagi mengampuni!
Tahun lalu dia menelepon. Alih-alih membicarakan tentang uangku yang ada padanya, dia malah mohon waktu untuk bertemu. Siang itu dia datang ke kantorku, tapi tak disangka dia datang beserta istrinya! Ada apa gerangan? Ternyata mereka datang untuk pinjam duit! Aku benar-benar pusing tujuh keliling...! Aduh..., ampun deh...! Yang dulu aja belum dibayar, sekarang malah mau pinjam duit! Ada hati nggak sih? Ternyata kali ini mereka mau pinjam uang untuk biaya perobatan anak mereka yang beberapa hari sebelumnya tabrakan. Setelah coba pinjam sana-sini dan ternyata nggak cukup, akhirnya mereka sepakat mendatangiku. Kasihan juga! Singkat cerita aku memberikan mereka uang, tidak begitu besar, tidak seperti yang mereka harapkan. Tapi kutegaskan bahwa uang kali ini bukan pinjaman, tapi pemberian semata-mata! Artinya mereka tidak usah mengembalikannya!
Pagi hari Selasa 07 Agst 2007 aku memperoleh khabar bahwa dia, temanku itu, telah dipanggil Tuhan untuk pulang ke rumah Bapa di surga! Aku benar-benar kaget! Apa yang terjadi? Ternyata sudah satu bulan ini dia stroke, terjatuh di kamar mandi. Aduuuh Tuhan.., mengapa aku tak diberitahu?
Aku merenung-renung, seribu tanya dalam hati! Mengapa dia tak menghubungiku? Mengapa tak seorangpun anggota keluarganya memberitahukan perihalnya kepadaku? Apakah dia merasa malu? Aku tak memperoleh jawaban!
Rabu 08 Agst 2007, aku berdoa kepada-Nya:
"Bapa, Engkau sudah memanggil temanku, Engkau tahu yang terbaik untuknya. Pagi ini aku berdoa, aku menyatakan di hadapan-Mu bahwa semua utang temanku itu kunyatakan lunas! Semua uangku yang masih ada padanya, kunyatakan lunas! Terimakasih Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin!"
"Bapa, Engkau sudah memanggil temanku, Engkau tahu yang terbaik untuknya. Pagi ini aku berdoa, aku menyatakan di hadapan-Mu bahwa semua utang temanku itu kunyatakan lunas! Semua uangku yang masih ada padanya, kunyatakan lunas! Terimakasih Bapa. Di dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa, Amin!"
Ada kelegaan yang mengalir dalam dada, plong rasanya!
"Selamat jalan Pak Yongki! Semoga DIA memberikan engkau ketentraman di sisi-Nya!"
Putra Hulu
http://putrahulu.multiply.com/
http://putra.hulu.googlepages.com/home
__________________
putra hulu - www.putrahulu.multiply.com
Belum ada user yang menyukai
- putra hulu's blog
- 5253 reads
Ikutan Sedih Pak Putera hulu
di seberang langit biru,
daun daun nggak pernah kering
kepada yang pergi,
kita hanya akan kangen
bila kangen tak tertahankan
peluklah kenangan
salam
hai hai
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
selamat jalan...
Kenangan itu