Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
The Secret vs Purpose Driven Life - Sebuah Pengalaman
30 Agustus 2007, hari terakhir saya bersama tim kantor kepresidenan bertugas di Gorontalo, Sulawesi. Penerbangan pulang ke Bandara Soekano-Hatta mulus-mulus saja. Hanya ada sedikit turbulansi lazim tatkala akan transit di Bandara Hasanuddin, Makassar. Dari Soekarno-Hatta, saya mampir di Jakarta untuk mengambil mobil yang saya titipkan pada adik saya. Setelah beristirahat dan makan malam, saya mengendarai mobil itu untuk pulang ke rumah. Tidak ada masalah apa-apa ketika menempuh rute Grogol, Cawang, Cibubur, Cileungsi, dan Jonggol.
Kecelakaan justru terjadi tatkala... saya baru saja melewati pintu gerbang komplek perumahan tempat tinggal saya. Sekonyong-konyong sebuah sepeda motor yang dipacu dengan kecepatan lumayan kencang muncul di depan mobil saya. Walaupun saya segera mengerem, tak ayal lagi, tabrakan tetap tak terelakkan.
Ajaran The Secret akan menilai saya telah berpikiran negatif sepanjang hari itu. Mungkin saya yang memang mengidap fobia ketinggian, telah membayangkan akan mengalami kecelakaan. Pikiran dan visualisasi itu, sesuai the law of attraction, telah membangkitkan energi yang menarik semesta yang mewujudkan terjadinya kecelakaan itu.
Benarkah asumsi itu? Salahkah asumsi itu?
Hari-hari selanjutnya pada bulan September, saya jalani seperti biasa. Saya pun melanjutkan tugas di Bina Graha untuk membantu Staf Khusus Presiden menerbitkan Tabloid Sambung Hati 9949. Setiap hari saya bolak-balik Jonggol-Jakarta selama berkantor di lingkungan Istana Kepresidenan dan tidak terjadi hal buruk apa pun.Dua minggu berlalu.
15 September dinihari, kembali menjadi saat yang naas bagi saya. Lagi-lagi terjadi dalam perjalanan pulang dan tidak lama lagi akan tiba di komplek perumahan. Malang tak dapat ditolak, tiba-tiba sebuah mobil dari arah yang berlawanan, berpindah jalur dan dalam sekejap menghantam mobil saya. Anda bisa membayangkan apa yang terjadi pada saya dan mobil sedan saya yang ditabrak dari depan oleh sebuah mobil MPV.
Dinihari itu, jalanan sepi sekali dan tidak mungkin kami masing-masing berkecepatan hanya 30 km perjam. Namun, saya masih mengira bahwa pengendara mobil yang menabrak saya itu berpindah jalur karena akan menyalip mobil di depannya. Ternyata, setelah polisi datang, ia mengaku mengantuk dan baru sadar setelah tabrakan terjadi. Setelah pagi, ia dan keluarga datang ke rumah saya, mengaku salah, dan menyatakan akan menanggung semua biaya akibat kelalaiannya.
Walaupun saya juga mengalami kerugian immaterial dalam musibah ini, namun saya masih mengalami kebaikan dan keberuntungan. Pertama, kecelakaan itu meskipun membahayakan jiwa dan menyakiti tubuh, tetapi tidak sampai mengundang maut ataupun cacat tetap. Kedua, mobil saya itu memang sudah waktunya untuk direnovasi, tetapi saya biarkan saja karena kurangnya dana.
Dengan adanya biaya kompensasi akibat tabrakan itu, sebesar 25 juta rupiah, untuk memperbaiki mobil saya, ternyata ada juga hal baik yang bisa didatangkan dari hal buruk ini. Mengapa bisa begitu? Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Roma 8:28. Begitulah, selama 25 tahun bertobat menjadi Kristen, saya senantiasa merasakan penyertaan Allah dalam hidup saya.
Nah, bagaimana ajaran The Secret menilai peristiwa ini? Mungkin tidak jauh dari asumsi terhadap kejadian sebelumnya di atas. Jika demikian, maka asumsi itu salah besar karena telah mengabaikan keberadaan Pribadi yang lebih besar daripada semesta ini.
Bagi seorang purpose driven christian, segala sesuatu adalah dari Allah, oleh Allah, dan untuk Allah.“Ini bukan mengenai Anda.” Paragraf singkat ini ditulis oleh Rick Warren untuk mengawali bab 1 buku The Purpose Driven Life. Di paragraf berikutnya, Rick menulis bahwa jika Anda ingin tahu mengapa Anda ditempatkan di planet ini, Anda harus memulainya dengan Allah, Anda dilahirkan oleh tujuan-Nya dan untuk tujuan-Nya. Bab pertama itu sendiri berjudul “Semuanya Diawali dengan Allah.”
Sebaliknya dengan ajaran The Secret: “Meminta apa yang Anda inginkan kepada Semesta adalah kesempatan untuk membuat jelas bagi diri sendiri mengenai apa yang Anda inginkan. Ketika permintaan itu menjadi jelas di benak Anda, Anda sudah memintanya. Semesta tidak membutuhkan waktu untuk mewujudkan apa yang Anda inginkan.”
Jelaslah bahwa The Secret mengajarkan bahwa segala sesuatu adalah dari Anda, oleh Anda, untuk Anda. Simaklah pernyataan berikut ini: “Semesta muncul dari pikiran. Kita mencipta bukan saja tujuan hidup kita, tetapi juga Semesta.”
Selanjutnya, mungkin Anda bertanya, “Apakah semua ajaran The Secret itu bertentangan dengan teologi Kristen? Bukankah The Secret juga mendukung dan melandaskan ajarannya pada Alkitab? Benarkah guru-guru The Secret terhisab dalam New Age Movement?”
Selama lebih dari 20 tahun saya melayani Allah dalam gereja-Nya dan hampir 10 tahun menjadi pengabdi fulltime, saya telah mempelajari teologi Kristen dari berbagai aliran, baik melalui seminar-seminar maupun otodidak. Saya juga membandingkannya dengan teologi berbagai agama. Saya gemar mempelajari filosofi, penasaran mengamati berbagai ajaran sesat, termasuk juga beberapa “penemuan” yang dimunculkan akhir-akhir ini. Semua itu membuat saya semakin beriman kepada Allah yang dikenal melalui Kristus.
Kiranya wawasan itu juga akan bermanfaat untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dan menyikapi The Secret secara proporsional. Mengapa harus proporsional? Mengapa tidak kita labrak habis saja komplotan New Age Movement itu? Saya punya pengalaman menarik mengenai penilaian terhadap guru New Age Movement.
Tiga belas tahun yang lalu, seorang staf saya memuat resensi buku Chicken Soup for the Soul di warta gereja kami. Pada saat yang bersamaan, sebuah majalah Kristen dari Amerika Serikat melaporkan sosok Jack Canfield sebagai penganjur New Age Movement. Jack Canfield adalah penyusun Chicken Soup yang fenomenal itu. Sebagai manajer publikasi di gereja kami, sontak saya mendapat teguran keras dalam rapat kepemimpinan. Lalu, kami menyampaikan ralat dan permohonan maaf di warta gereja edisi berikutnya.
Namun, apa yang terjadi bertahun-tahun kemudian? Terbitlah buku Chicken Soup for the CHRISTIAN Soul, dan Jack Canfield masih sebagai penyusunnya. Buku itu dijual di toko buku gereja kami dan toko-toko buku Kristen lain. Isinya pun sering dikutip sebagai ilustrasi khotbah gereja oleh banyak pengkhotbah Kristen! Nah, Jack Canfield yang sama adalah salah satu guru The Secret.
Mari kita kembali kepada kecelakaan yang saya alami di atas. Dari fakta yang sama itu dan ayat Alkitab yang sama, bisa memunculkan minimal 2 pendapat yang berbeda. Tergantung persepsi dan teologi yang dianut orang yang bersangkutan.
Seorang teman di gereja berkata bahwa Allah bermaksud memberikan dana yang saya butuhkan untuk merenovasi mobil saya, tetapi saya harus mengalami kesusahan dahulu melalui kecelakaan itu. Kesusahan itu menjadi ujian karakter saya. Tatkala saya lulus ujian, barulah Tuhan mencurahkan berkat-Nya itu kepada saya. Mungkin teman saya itu penganut “teologi kesusahan”.
Teman saya yang lain berkata bahwa tidak mungkin Tuhan merancangkan kecelakaan karena Ia tidak ingin umat-Nya mengalami kesusahan. Tuhan selalu mendatangkan kesentosaan, yaitu kesejahteraan dan kesehatan. Kecelakaan itu terjadi karena dosa saya sendiri. Tetapi, Tuhan yang baik telah mengubah kecelakaan itu menjadi keberuntungan bagi saya. Mungkin teman saya yang ini menganut “teologi kesentosaan”.
Sebagai purpose driven christians, mari kita menyingkap, menyikapi, dan melengkapi ajaran The Secret secara proporsional. Silakan simak uraiannya dalam buku "The Secret & Purpose Driven Life: Menggapai Manusia Baru, Pikiran Baru, Hidup Baru."
- Johannes Darsum's blog
- 7685 reads
Chicken Shit Not for Sale
Pak Johannes, nampaknya saya salah sangka. Ha ha ha ... Selamat bergabung di sabdaspace yang juga disebut pasar Klewer. Tadinya saya pikir buku anda sama seperti buku chicken Soup for The Christian soul. Saking kesalnya dengan teman teman Kristen yang memuji-muji buku tersebut tanpa mau memahami makna sebenarnya, saat itu bahkan saya banyak menulis untuk menguji isi buku tersebut dan buku sebelumnya dengan judul Chicken Shit Not for Sale.
Kalau ke toko buku lagi saya akan beli buku anda. Saya yakin akan mampu membacanya dengan cepat karena gaya penulisan anda yang mengasykkan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ya, sebenarnya itu buku
www.tagliners.blogspot.com
Saya diajak Mas Daniel
Wah, pak johanes, saya mulanya diajak mas daniel untuk berkunjung ke blog anda dan pak purnawan. Maaf lho membaca tulisan-tulisan anda berdua di sana tanpa permisi. Marahin mas daniel aja ya pak, dia yang ngajak saya. Padahal dia sudah tahu, kalau lihat tulisan bagus saya pasti mampirnya lama dan mampir terus.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
kok sebut2 nama saya?
welha, kok nama saya jadi ikut disebut2...
tapi ya sudah, telanjur disebut, sekalian saja saya memperkenalkan diri, nama saya Daniel, jabatan saya di pasar klewer ini sebagai provokator. Selamat datang pak John Sum, semoga Anda betah di sini dan banyak nulis yang bagus2 lagi, sehingga pamor pasar klewer ini semakin terangkat. Kami butuh banyak orang seperti Anda pak, sehingga tempat ini tidak dikuasai oleh preman2 seperti hai hai, dennis, yenti dll...
dari-dulu-pingin-punya-signature-kok-gak-nemu-nemu-ya
The Secret vs Purpose Driven Christian - Sebuah Pengalaman
Tengkiu tengkiu dah pada bersedia mampir di weblog kami. Sebenarnya itu masih website biasa, blom jadi blog, walaupun pake fasilitas blogspot.
Plis join juga di KPK-CyberForum@yahoogroups.com. Hehe.. KPK itu bukan komisi itu ya, tapi komunitas penulis karunia.
btw, ada yang nanya soal new age movement tuh. ada provokator mau ngomporin dulu?
.john sum
Tagliners
Tuh kan Provokator?
Tuh kan ngaku sendiri sebagai provokator? Kan ada lagunya tuh, Kita harus ..... dan benar benar ..., nah udah masuk rumah orang gak kulonuwun harus ngaku. Tapi kan mas Daniel yang ngajak? Jadi kalau dimarahin ya mas daniel yang tanggung jawab, saya mendukung dalam doa. nah, itu signaturenya udah bagus kok mas.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
The Secret vs Purpose Driven Christian - Sebuah Pengalaman
www.tagliners.blogspot.com
BRAVO JOSUA! BRAVO ALL MARTYRS!
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-