Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sebagian dari 10 Tanda Friendster-mania
Seseorang mengirim email berisi sepuluh tanda-tanda Friendster-mania, ketika membacanya aku hanya bisa senyum-senyum sendiri. Aku berharap tidak akan mengalami sindrom seperti itu. Point pertama dari list itu adalah Setiap Anda bepergian ke luar kota, Anda selalu menyempatkan diri mampir ke warnet untuk membuka friendster. Aku jadi teringat dengan apa yang terjadi ketika aku keluar kota. Banyak yang menganggap aku suka makan, mungkin mereka benar. Seorang teman bahkan berkata, orang lain disogok dengan barang-barang berharga, tetapi anakpatirsa cukup disogok dengan makanan. Orang ini akan kaget seandainya tahu waktu dua kali ke Surabaya bulan lalu, aku senang bukan karena warung makanan di depan penginapanku, tetapi karena sebuah papan kecil dengan tulisan "Rental Komputer dan Internet". Begitu melihatnya, langsung berencana untuk mengetik corat-coret yang kubuat di dalam bis. Harus kuakui, aku juga tetap senang dengan adanya warung makanan di depan penginapan. Point kedua -- Yang Anda pikirkan ketika bangun pagi adalah apakah ada testimonial baru di friendster Anda. -- Akhir-akhir ini aku memiliki kebiasaan baru. Memikirkan apa yang akan kutulis untuk blog berikutnya. Aku sebenarnya senang dengan adanya kebiasaan ini. Aku bisa belajar menggunakan waktu luang dengan baik serta melatih kemampuan menulis. Di kantor, bahkan beberapa orang tertawa begitu tahu aku memasang situs pribadi lokal -- untuk menyimpan blog-blogku. Ada sebuah cerita di balik keberadaan situs ini. Aku pernah mendapat tugas riset upgrade drupal 4.7 ke drupal 5.1. Setelah tugas selesai, rasanya sayang kalau drupalnya tidak terpakai. Akhirnya semua corat-coretku selama ini kumasukkan ke situ. Mereka tambah tertawa ketika mengetahui aku meniru prosedur pemasangan sebuah edisi publikasi di situs kami. Kami mengembangkan sebuah situs, anggap saja www.xxxxx.org. [Maaf, ini bukan link yang benar] Sebelum sebuah artikel atau publikasi dipasang, beberapa prosedur harus dilalui. Setelah diedit editor, edisi publikasi ini akan dipasang di sebuah situs lokal yang berfungsi sebagai mirror. Anggap saja www0.xxxxx.xxxx. Beberapa orang akan mengeceknya, lalu dipasang di situs mirror kedua -- masih lokal. Setelah itu baru dipublikasikan keluar -- itulah www.xxxxx.org kami Aku ditertawai karena memakai prosedur yang hampir sama untuk blog: sebuah situs lokal yang fungsinya mirip sebuah mirror serta seorang editor. Tidak hanya itu saya! Di sini kami terbiasa memiliki sebuah buku catatan untuk mencatat segala sesuatu, sebuah buku yang harus selalu ada di meja -- buku yang harus selalu siap ketika ada rapat. Tanpa buku ini aku sepertinya tidak bisa melakukan apa-apa, karena disitu list tugas yang harus dikerjakan, serta catatan kesulitan yang ditemui selama mengerjakan sebuah tugas. Masalah kadang-kadang muncul karena aku menyelipkan corat-coret untuk sebuah blog. Kebiasaan dengan buku catatan ini membuatku selalu membawa sebuah buku tulis kemanapun pergi -- ke Taman Gesang, ke warung makan 'ayam tulang lunak' -- Sebuah buku untuk corat-coret sebuah blog. Kesulitan saat ini adalah memisahkan mana corat-coret sebuah blog dan mana catatan yang berhubungan dengan pekerjaan kantor. Tidak hanya sekali aku membawa catatan kantor ke sebuah warung makan, atau membawa corat-coret blog waktu rapat kantor. Kembali ke Sepuluh tanda Friendster-mania ini. Point kelimanya -- Anda memiliki puluhan teman di friendster yang sudah tidak bisa Anda ingat lagi dan Anda akan terus menambahnya. -- Lalu aku ingat kalau selama ini aku merasa nama-nama disini adalah teman-temanku. Dulu aku mempunyai kebiasaan aneh yang sedikit narsis. Menulis nama asli di Google hanya untuk melihat apa yang muncul disitu. Kebiasaan ini sudah berubah, karena nama asliku tidak menghasilkan apa-apa. Sekarang aku lebih suka mengetik "anakpatirsa" di search box-nya Google. Point ketujuh -- Friendster.com adalah alamat pertama yang Anda ketikkan ketika Anda membuka sebuah browser -- Pekerjaanku setiap hari mengharuskanku selalu memakai sebuah browser. Salah satu tab yang selalu ada di Firefox adalah tab Sabdaspace. (Jika Anda tidak melihat anakpatirsa online, itu hanya karena aku merasa tidak lucu jika nama itu selalu online). Bukan hanya sesekali aku mengklik kanan tab tersebut lalu memilih Reload Tab Pembicaraan juga tidak jauh-jauh dari Sabdaspace. Jika orang lain berbicara tentang berita-berita terbaru di televisi, kami seringkali hanya membicarakan orang-orang Sabdaspace. Membicarakan postingan-postingan mereka, "pertengkaran" yang kadang-kadang terjadi, serta hal-hal lain yang muncul secara spontan. Ada sebuah topik yang agak jarang dibicarakan, tetapi pernah kami bicarakan -- Temu Darat. Seseorang mengingatkan tentang bagaimana reaksi orang jika mengetahui anak anakpatirsa yang sebenarnya. Ia berkata, "Aku tidak bisa membayangkan reaksi orang jika tahu kamu yang sebenarnya." Ia menjelaskan kalau aku yang di Sabdaspace dan di kehidupan nyata adalah pribadi yang berbeda. Lalu ia mengingatkan tentang kebiasaan baruku yang berhubungan dengan Sabdaspace. Mengatakan kalau saat ini aku tidak bisa tenang jika koneksi internet mati. Buktinya, waktu Lebaran kemarin, ketika seorang teman sekantor berkata, "Hei dennis kasih komentar di blogmu lho." Karena koneksi internet di kantor mati, aku mengajaknya pergi ke warnet. Mungkin hanyalah sebuah pembelaan diri jika aku berkata bahwa aku merasa dalam hal-hal tertentu apa yang terjadi ini ada sisi positifnya. Aku bisa berkata bahwa sekarang aku lebih banyak menghabiskan waktu untuk memikirkan sebuah tulisan daripada melamun. Aku mengganti kebiasaan melamun dengan memikirkan sesuatu untuk kutulis. Belajar untuk mengungkapkan isi hati kepada orang lain.
- anakpatirsa's blog
- 5780 reads
...apa bukan?
fstr
dewi
mimik sabdaspace
Wah... boleh tuh nambah temen...
BIG GBU!
Saya tidak Separah Itu
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
Kecanduan Online