Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sarah 5012 13
Sarah 5012 13
Abraham: Bwa ha ha ha. Tentu saja bukan hal itu yang terjadi. Aku sendiri masih sangat berminat berhubungan seks. Umat manusia masih terus berhubungan seks. Malah frekuensinya jauh lebih tinggi dibandingkan di jaman sebelum Bumi musnah. Yang jadi masalah adalah alat kontrasepsi di jaman ini mendekati kesempurnaan sehingga seseorang tidak akan punya anak kalau dia tidak menginginkan anak. Anehnya hampir tidak ada pasangan yang ingin memiliki anak. Hubungan seks sering dilakukan tapi jarang ada anak yang lahir.
Sarah: Kenapa?
Abraham: Aku juga tidak mengerti. Kalau aku mengerti maka masalah ini sudah bisa aku selesaikan.
Sarah: Kalau begitu kita perlu melakukan penelitian mengenai hal ini.
Abraham: Aku setuju.
Abraham dan Sarah pun melakukan penelitian bersama. Mereka membuat survey berhadiah yang ditujukan kepada pasangan yang bercinta secara tetap. Abraham adalah salah satu manusia terkaya di jaman itu sehingga hadiah yang dijanjikan survey sangat menarik. Hal ini menyebabkan banyaknya pasangan yang mengikuti dan menjawab survey.
Berdasarkan survey akhirnya ditemukan beberapa hal berikut:
1. Pasangan yang bercinta tidak bersedia meluangkan waktu mereka untuk mengurus dan memelihara anak. Di jaman dahulu tugas memelihara anak dibebankan kepada pihak perempuan akan tetapi di jaman sekarang undang-undang mengharuskan pemeliharaan bersama dari anak. Jika orang tua tidak memelihara anak dengan baik maka akan diberikan sanksi finansial yang berat dan pemeliharaan anak diambil alih oleh pemerintah. Di jaman dahulu sebagian besar perempuan dewasa tidak memiliki karir profesional dan hanya berperan sebagai ibu rumah tangga. Di jaman sekarang hampir semua perempuan dewasa memiliki karir profesional dan mereka tidak bersedia meluangkan waktu untuk mengurus anak. Kaum laki-laki juga tidak bersedia mengurangi waktu bekerja dan rekreasi mereka untuk mengurus anak.
2. Tidak ada motivasi yang cukup kuat untuk memiliki anak. Di jaman dahulu pasangan memiliki anak supaya ada yang mengurus dan memelihara mereka di usia tua ketika mereka tidak bisa bekerja. Di jaman sekarang teknologi regenerasi menyebabkan seseorang bisa tetap produktif sampai akhir hayat. Teknologi kloning dan transfer memori menyebabkan seseorang bisa berkarir selama berabad-abad. Walaupun seseorang sudah tidak bekerja lagi kebutuhan dasarnya tetap di penuhi oleh pemerintah. Di jaman dahulu konflik antar agama menyebabkan para pemimpin agama mendorong pertumbuhan populasi dengan berbagai macam kebijakan macam melarang pemakaian kontrasepsi, memperbolehkan seseorang beristri sampai empat, dll. Di jaman dahulu konflik antar negara juga membuat pemimpin negara mendorong pertumbuhan populasi. Di jaman sekarang tidak ada lagi agama dan negara. Satu planet di kendalikan oleh satu pemerintahan dan tidak ada konflik antar planet.
Abraham: Apa yang perlu kita lakukan supaya umat manusia mau melahirkan dan merawat anak?
Sarah: Entahlah. Ini bukan masalah yang sederhana.
Bersambung ...
- Samuel Franklyn's blog
- Login to post comments
- 4803 reads
@SF: Nggak mao punya anak
Tambah satu lagi: sekarang orang lebih suka tidur, punya anak bayi cuman tidur beberapa jem sehari
@Rusdy: Umat manusia akan musnah
Umat manusia akan musnah kalau jumlah anak yang dilahirkan lebih sedikit dari jumlah kematian. Sekarang hal itu sudah terjadi di beberapa negara maju. Juga ada riset yang membuktikan bahwa makin maju persamaan hak wanita dan teknologi maka makin banyak yang menunda memiliki anak dan membatasi jumlah anak yang dilahirkan. Jaman kakek dan nenek saya cukup banyak keluarga yang memiliki anak lebih dari 5. Jaman sekarang sedikit sekali yang memiliki anak lebih dari 3. Trend ini jika berlanjut terus maka umat manusia akan musnah. Menurut kamu apa yang harus dilakukan Sarah?
@SF: Masalah Beranak Cucu
Menurut gue, si Sarah mesti ngikutin permintaan market, yaitu biarkan aja terjadi (populasi menurun). Komunitas manusia jaman ini (di cerita) seharusnya tidak melihat kemusnahan manusia sebagai masalah. Di cerita sebelumnya:
"Tapi sesudah mengalami perpanjangan hidup hanya 1 atau 2 kali saja sebagian besar orang menulis wasiat untuk tidak di hidupkan kembali."
Dari situ, sepertinya tersirat manusia2 jaman ini tidak lagi memiliki keingingan hidup di dunia. Kalau demikian, kenapa membantah keinginan tersirat ini? Ini kan keinginan manusia jaman ini sendiri? Mau hidup berkepanjangan atau tidak? Kalau mau, ya beranak cuculah (atau kloning seterusnya). Kalo nggak mao hidup selamanya (seperti tersirat di wasiat2), kenapa memaksa kelangsungan hidup manusia untuk seterusnya?
Untuk di negara maju, kasusnya mirip dikit. Banyak individu yang tidak lagi berpikiran anak cucu sebagai prioritas. Alasannya dari repot, tak punya waktu mengurus anak, dll. Kalo gitu, ya kenapa bingung populasinya turun? Kalo individu2 ini nggak mao repot, berarti populasi menurun memang solusinya dong? Yaitu, anak2 mereka tidak lagi dihadapkan oleh masalah yang sama (karena anaknya tidak ada).
Mungkin mereka khawatir dalam hal kelangsungan ras mereka. Nah, dalam hal kelangsungan ras, ini bikin gue bingung. Sepertinya ada ide romantis dari benak2 individu ini, bahwa 'kekekalan' itu sesuatu yang menguntungkan. Bener2 ide yang aneh. Sampe sekarang gue belom baca artikel ilmiah yang mengkaji hal ini. (kalo di Alkitab, adanya di pengkotbah 3:11 (He has also set eternity in the hearts of men)
Gue juga baca, satu hal yang mereka takutkan adalah tidak adanya populasi muda untuk mengurus mereka (also, less tax paying population bracket). Seharusnya mereka tidak perlu takut, tinggal impor tenaga kerja dari indo kok, win-win solution...