Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sandal Jepit
Kemana dia ya? aku sudah feling, soalnya tadi sebelum berangkat kerja aku lupa masukkannya ke kamar kos. Benar kan, sekarang hilang, mana sandal jepit kesayangan. Harus beli lagi. Di kos sandal jepit memang rawan ilang, sebab sandal jepit yang ada diluar berarti milik bersama, bisa dipinjam siapa saja, tidak perlu bertanya. Mo balikin kapan-kapan saja kalau ingat. toh cuma sandal jepit ini, murah.
Sandal jepit memang selalu mewarnai hari-hari ku, tidak dulu, waktu kuliah, maupun sekarang kerja pun aku selalu sedia sandal jepit. Istriku juga, sepatu biasa digunakan hanya untuk pulang pergi kerja saja. Tapi sesampainya di kantor ia akan ganti “kostum” ber sandal jepit ria, karena terasa lebih nyaman di kaki saat diajak sibuk dengan urusan kantor, tidak perlu ribet buka sepatu saat mau ke toilet. Selain itu kaki bisa bebas dari varises soalnya jam pemakaian sepatu hak tinggi bisa dikurangi. Kaki juga jadi nyaman dan bebas bau apeg. Tapi kalau sudah urusan ke tempat boss mau-tidak mau sepatu harus kembali digunakan. Memakai sandal jepit memang ada etikanya, dan tidak bisa sembarangan. Harus tahu tempat dan waktu yang tepat, supaya tidak dianggap kurang sopan, norak yang akhirnya akan mempermalukan diri sendiri.
Jika kali ini saya bicara soal sandal jepit, yang ku maksud tentu saja sandal jepit klasik macam swallow, dengan warna two tone ciri khasnya. Biasa orang menyebutnya dengan sandal toilet, itulah sebabnya ia tidak cocok digunakan untuk acara-acara resmi, semi resmi, dan akademis. Padahal dimasa-masa kuliahku dulu, sandal jepit adalah simbol bagi para mahasiswa, yang hendak menunjukkan "Lebih penting otak/isi daripada kemasan". Setiap mahasiswa di kampusku bangga dengan sandal jepitnya.
Masa itu tidak ada yang namanya saingan model atau merk, karena meski merknya berbeda toh modelnya ya seperti itu itu juga. Paling-paling kami akan merasa bangga jika berhasil menemukan sandal jepit dengan warna tali karet yang jarang ada, seperti warna hitam, kuning atau orange. Sebab waktu itu kebanyakan sandal jepit hanya ada 3 pilihan warna, hijau, biru dan merah saja. Di kalangan teman-teman kampus dulu, semakin buntut sandal jepit justru semakin keren dan akan menaikan nilainya, karena itu berarti sang sandal jepit sudah berpengalaman, sudah senior, sudah makan asam garam jalanan. Jadi yang menjadi ukuran nilai sepasang sandal jepit, bukanlah harganya yang mahal, bentuknya yang ngetren, melainkan jam terbang dari sang sandal itu sendiri.
Ya kami selalu bangga dengan sandal jepit kami. Bahkan ada temanku yang sampai sekarang tetap menyimpan sandal jepitnya yang sudah menemaninya dari mulai kuliah hingga lulus. Sebagai kenang-kenangan atau menjadi prasasti, saksi sejarah perjuangan seorang anak manusia yang berhasil meraih gelar sarjananya.
Masing-masing kami memang sudah sangat mengenal sandal jepitnya, hingga meskipun sandal jepit kami ada diantara tumpukan sandal jepit yang lain, kami tetap bisa mengenalinya. Jarang terjadi salah ambil atau salah pakai sandal jepit, kecuali memang sengaja. Itulah sebabnya saya sangat yakin jika di Masjid ada yang sampai tertukar sandal jepitnya, atau hilang itu 90% karena kesengajaan, minimal meskipun tahu yang dipakai bukan sandal jepitnya sendiri, tapi ia tetap nekat memakainya.
Itulah cerita masa jaya sandal jepit dikampus ku, hingga sampailah pada saat dimana muncul peraturan di fakultas ku yang melarang mahasiswa memakai sandal jepit untuk kuliah dan urusan akademik di kampus. Alasanya sih untuk melatih mahasiswa lebih berbudaya, dan menghargai. Ah, apapun alasanya yang jelas sebagian kami mengajukan protes dan menolak meskipun akhirnya kami tunduk juga dengan aturan yang ada termasuk saya.
Sandal jepit akhirnya berubah menjadi simbol perlawanan dan anti kemapanan. Sebagian mahasiswa tetap saja memakai sandal jepitnya ke kampus, meskipun harus berkali-kali keluar dari ruangan kuliah akibat di usir sang dosen. Entah apa yang ada dipikiran mereka, mengapa mereka tidak mau mengalah saja. Toh diluar kampus kita masih tetap bisa memakainya. Mungkin demi melestarikan keberadaan sandal jepit agar tidak punah. Mungkin mereka trenyuh dengan nasib sandal jepit yang semakin dikucilkan dan terpojokkan. Atau mungkin karena memang masih bokek uang untuk beli sepatu baru. Boro-boro beli sepatu, uang kos saja masih pada nunggak.
Yah ... nasib anak kos... Sudah Desember oi .. silver bell ... silver bell
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
- Waskita's blog
- 14686 reads
sorga sandal jepit
Hilang
Nyari beasiswa di sini aja
Asem ik, kok buntut
Asem ik, kok buntut buntutnya ke politik sih waskam... aku kan mbahas sandal jepit. Hla itu Mas toyib bilang di Myanmar ternyata sandal jepit ditempatkan di posisi yang lebih terhormat. Ternyata beda budaya beda pula cara pandangnya. Ini menarik, gimana ceritanya, sejarahnya hingga sandal jepit di sana bisa diterima.
Ternyata cara pandang kita mempengaruhi nasib dari obyek yang kita pandang. Bagaimana kita memandang hari Sabat, bagaimana kita memandang harta (disambung-sambungin biar ada unsur rohaninya) yang penting bagaimana kita memandang sandal jepit. Seperti itu hlo Mboll...
Apa membangun
"Nggak" Membangun Dong?
Sdr. Toyib, kalau begitu dua tulisan terakhir saya Tags and Categories: Masalah Pelabelan dan Bagaimana Merespons Komentar di Blog Anda juga sama sekali tidak membangun iman dong?
_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.
_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.
Iman Konk dibangun
Saudara Indonesia Saram
Saudara Indonesia Saram jangan salah prasangka, supaya tidak menjadi fitnah. Yang mengeluarkan statement itu kan saudara Biyot, bukan Toyib. Pagi ini saya baca komentar - komentar baru yang masuk, jadi bingung. Tapi akhirnya saya sadar Biyot kalau dibalik jadi Toyib, pantas jika ada yang menduga Biyot sama dengan Toyib.
Yang jelas Toyib (saya) lebih dahulu masuk, sedangkan Biyot masuk belakangan, jadi saya yakin Biyot lah yang sengaja menggunakan nickname saya terbalik untuk dirinya.
Ha 3x tapi saya tidak marah, saya tidak menjadikannya sebagai fitnah. saudara Biyot memang lucu. Salam saudara Biyot, semoga mendapat barokah.
Membangun iman?
biyot, ini klewer, bukan pusat riset. Temanku si Iman sudah berangkat menunaikan ibadah haji. Jadi dia nggak usah dibangunin lagi.
Kita sharing tentang sendal jepit dulu deh, nanti kalau sudah selesai baru sharing hal yang lain. Tuhan Yesus juga pake sendal jepit lho. coba nonton filmnya. hanya sendal jepit dia diiket ke belakang, bukan dicantol ke bawah talinya. Nah, udah ada unsur rohaninya kan?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Iya Biyot, jangan sewot
Iya Biyot, jangan sewot dong, nah tuh Mas Hai hai sudah membuktikan kalau sandal jepit punya unsur rohaninya. Sandal jepit itu adalah pelayan yang paling rendah hati, bersahaja dan setia.
Sandal jepit, meskipun mendapat diskrimanasi, tapi dia tidak minder, patah semangat atau menggugat sebab dia tahu tujuan hidupnya, dan menghayati apa arti kesetiaan.
Kenapa setia? Iya, karena giliran dapat susah dia yang selalu diajak. Buktinya kalau hari hujan, dia yang saya ajak pulang kantor, bukan sepatu saya. waktu ke toilet ... pas diajak kerja bakti, dia yang saya bawa nyebur ke got. Tapi giliran saya pergi ke pesta, ke gereja, ke mall pergi tamasya, dia juga cuma saya suruh jagain rumah.Tapi dia setia kok dengan tugasnya.
Makanya pas ilang saya jadi kalang kabut. Soalnya hamba yang paling setia itu dicuri orang. Waduh lalu siapa lagi yang mau saya ajak ber susah-susah dong...
Disia-siakan
Nyari beasiswa di sini aja
Saya tidak menelantarkan
Saya tidak menelantarkan Waskam, justru sandal jepit saya letakkan di depan pintu kamar kos, supaya selalu dekat dengan saya.
Kasihan kalau harus berada di rak, selain tempatnya apek, bau sepatumu, di rak banyak sepatu-sepatu mahal, kasihan kalau nanti dianiyaya, hidupnya tambah nestapa. Di rak juga banyak sepatu-sepatu seksi, aku takut dia salah bergaul trus terjerembab ke lembah nista.
Hemm
Nyari beasiswa di sini aja
Nah gitu dong Waskam,
Nah gitu dong Waskam, sekali-kali pakai jas, pakai peci. a crit... ganteng tenan. Berwibawa kamu ini. Siapa dulu temanya, ya tho.
Soal sandal jepit yang ku taruh di luar itu karena permintaannya sendiri. Soalnya di luar kamar jauh lebih bersih daripada di dalam kamar.
tapi busyettt ganteng benar kamu ni, a crit.!!!
Tahukah Kamu
Waskit, tahukah kamu kalau Soeharto itu dulunya juga penggermar sandal jepit. Kalau gak percaya tanya saja beliau. Dia itu pemimpin yang sederhana, pakaiannya bersahaja dan selalu dekat dengan rakyat. Lihat aja tiap bulan ada temu wicara dengan rakyat. Klop dengan ideologi sandal jepitmu deh
dapat diintip di sini atau di sini
Nyari beasiswa di sini aja
sepatu bot
Iklaskan saja
Sudah tua, kenapa tidak di iklaskan saja.
Bukan msalah iklas
Soeharto banyak jasanya
konstribusi
Sandal Jepit si Hamba Sejati
Jangan dipatenkan ah, saya
Jangan dipatenkan ah, saya pakai public license saja.
Supaya tidak dituduh kapitalis komunis (eh emang ada ya kapitalis komunis?). Klo gitu supaya tidak di tuduh Amerika.
Okz, met desember yah
Noel...noel ... noel... noel ...
fungsi
Ha 3x, mana ada kapitalis komunis saudara. Yang ada kapitalis atau komunis. Ha 3x perut saya sampai kram dibuatnya.
Tapi bicara sandal jepit memang menarik, apalagi dengan adanya fenomena absur, berangkat ke kantor dengan sepatu, tapi sesampainya di kantor sepatu di lepas digantikan sandal jepit akibat sepatu yang kurang ramah untuk dikenakan beraktivitas di kantor apalagi sepatu hak tinggi. Jadi secara fungsi sandal jepit lebih bisa menjalankan perananya, sedangkan secara formalitas sepatulah yang menang.
Namanya juga alas kaki, fungsi utamanya kan untuk melindungi kaki dari rasa panas, dingin, maupun benda tajam. Tapi fungsi ini kemudian berkembang dengan memperhatikan faktor keindahan. Masalahnya justru faktor terakhir ini yang kemudian muncul menjadi faktor utama. Demi keindahan akhirnya rela menyiksa diri dengan berbagai model sepatu hak tinggi supaya bisa tampil seksi.
toyip, kasih tahu si Biyot
toyip kasih tau saudara kembarmu si biyot. mendingan kita ngibing aja dech walau pake sendal jepit. dari pada ... he he h e
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Saya mau ikutan ngibing
Saya mau ikutan ngibing Mas, tapi ngibing itu apa tho saya ra mudheng?
Btw saya sudah beli sandal jepit baru. Sekarang saya tulisi pakai spidol, ini sandal Waskita. Biar kelihatan, trus saya sengaja beli yang ulurannya paling besar. Tapi pas saya pakai kok saya jadi mirip sama Gufi...
Ah mbok ben, ayo yo. ngibing. Biyot !!!! ayo ngibing.
Eh tapi ngibing itu apa tho??
Biyot, apa komentarmu Sekarang?
Wah, jadi pengen tahu, apa komentar si biyot sekarang. Jangan-jangan ini temannya si Ynot Dua? Wong sama-sama namanya aneh dan he he he he ...
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Benar ya Mas Hai ... Biyot
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
Biyot Sedang Membangun
Biyot itu sukanya melihat orang membangun mas. Mungkin dia sekarang jadi tukang bangunan
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
sandal jepit waskita kabur
Ha ha ha ... josh
Ha ha ha, Johs, kamu benar. Sebenarnya sudah sejak lama saya kesel sama Ynot duad. apalagi dia baru nerbitin buku baru lagi. Itu berarti bakalan banyak PR lagi, karena pasti banyak teman-teman yang sudah membeli buku tersebut dan mengirim email aneh-aneh minta dijawab. Nah, terpaksa dech ngerogoh kocek untuk beli itu buku dan baca berkali-kali agar bisa memahaminya dengan benar sebelum menjawab pertanyaan teman-teman.
Nah, ternyata saya nggak sendirian, sebabh kamu juga mikir ke sana.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Sandal jepit sekarang mah
sandal jepit juga bisa dijadikan icon promosi
Jangan salah, sandal jepit juga bisa dijadikan icon promosi, produk inovasi. Beberapa waktu lalu Harris Hotels & Resorts meluncurkan Harris Slippers edisi 2007, sebuah sandal jepit unik di seluruh butik Harris Hotel.
Memang kedengarannya aneh, tapi bukankah sandal jepit adalah barang pertama yang kita cari pada saat kita sampai di rumah atau sewaktu kita ingin rileks sejenak. Rasa nyaman ini yang ingin disajikan oleh hotel tersebut bagi para tamunya. Menarik ya.
Sandal jepitku sering ilang
"I can do all things through Christ who strengthen me"
Jurus ku hampir sama dengan
Jurus ku hampir sama dengan jurus Waskita. Setelah beli sandal jepit baru, aku akan corat-coret sandal tersebut. aku bubuhi nama ku. Kadang aku tempel dengan pines, sekedar buat tanda. Tapi pernah hilang juga. Yang nyuri pasti betul-betul sedang kepepet.
Bicara soal pencuri, di kampungku sering meninggalkan sandal jepitnya di TKP, alasanya apa aku sih tidak tahu. Kalau ada sidik jari kaki, pasti malingnya cepat tertangkap.
Wah kalau maling sering
Wah kalau maling sering meninggalkan sandal jepit di TKP itu karena sandal jepit memang susah buat diajak berlari Samy... tapi kalau mau pakai sepatu juga ribet soalnya kalau ternyata butuh manjat-manjat dinding kan harus copot sepatu biar manjatnya mudah, trus nanti pakai sepatu lagi, sayang kan kalau di tinggal. Jadi kesimpulannya paling praktis ya pakai sandal jepit saja, lebih praktis dan ekonomis buat maling.
sandal jepit memang fleksible dan bisa masuk ke semua golongan, buat gotong royong monggo, buat ke toilet anti slip, buat maling juga praktis.
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
dalam situasi terjepit
Bisa buat kampas rem sepeda, pokoknya bisa berguna dalam situasi terjepit, namanya saja sandal jepit.
Kalau digembok?
Mungkin yang paling aman kalau beli sendal jepit yang ada gemboknya atau yang ada alarmnya lebih aman. Atau kalau sendal jepitnya diganti bakiak gimana ya? apa masih hilang?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
spare part sandal jepit
Hai Samy, klo mo jadi
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
"cara anda mencintai
Sandra Dewi ...
Sndra dewi, anda mengejutkan saya. Saya pikir anda Sandra (bukan nama sebenarnya). Wah, nggak jadi dech menikmati ...
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Menikmati apa? Bang Hai hai ....
hai hai Menikmati ...
MAu tahu yang saya nikmati? silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Kebangetan ngekiinnya ...
Ini nih solusi dari mas Hai
Ini nih solusi dari mas Hai hai ...
Saya rasa memang cocok diterapkan untuk mengamankan sandal jepit sandal jepit kita, sebagai barang yang menguasai hajat hidup orang banyak.
Gemboknya bisa Ikut Ilang
Wah mas waskita jangan fitnes ya, sebab fitnes itu lebih kejam dari pembunuhan. Itu bukan solusi dari saya. Kalau solusi saya kasihkan mas, bagaimana dengan penonton lainnya? Kasihan kan?
Dan lagi, kalau cuman digembok begitu ya malah gemboknya ikut dicomot orang. Coba mas, yang hitek dong ....
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ya maaf deh Mas Hai, bukan
Ya maaf deh Mas Hai, bukan maksud saya memfitnes sampean. Tapi saya kok jadi terusik dengan istilah fitnes lebih kejam dari pembunuhan" ya, soalnya orang di fitnah kan masih bisa mencari pembenaran, mengusahakan bukti-bukti untuk mematahkan tuduhan. Hla kalau mati orang apa bisa hidup lagi? mati ya mati.
jadi kalau pendapat saya lebih cocok seperti ini Mas: "Fitnah tidak bisa disamakan dengan pembunuhan apa lagi lebih kejam dari pembunuhan" .
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
Saya Juga Minta Maaf Mas Was
Wah, yang anda maksudkan itu kan fitnah mas. Yang saya maksudkan itu fitness. Nah, kalau fitnah itu biasa, yang lebih kejam namanya fitnes, yang yang lebih kejam lagi itu fitness, ini yang katanya lebih kejam dari pembunuhan. Ini juga katanya lho, wong saya belum pernah membunuh dan dibunuh kok. Mungkin yang paling kejam itu fuitness ya mas?
Minggu lalu ikut teman latihan fitnah, wahh .... pulangnya badanku suakit semua.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Lupa kunci gmn?
Saya pikir lebih cocok
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
sendal putus semua...
Hallo Nelly, kalau spare
Pake Sendal Yang Ada
Kalau di toraja apa tidak
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
Ini nih ada sedikit tips
kalau saya tida ada di rumah, cari saya di sini
Mirip cara di toko2
Mirip cara di toko2 sepatu/sandal atau di mal2 ya,..yang dipasang cuma sebelah aja, antisipasi biar gak di colong,...ada ide juga nih, gimana kalo pas parkir tuh sandal jepit yang sebelah kita kantongin di saku celana atau di selipin di pinggang,...kalo nggak kita pake sandal jepit beda warna antara kiri dan kanan, atau pake sandal nya kanan semua atau kiri semua,.. bisa dicoba ok,...
salam sejahtera
Ah kalian kalian ini kok
Ah kalian kalian ini kok terkesan kurang iman. Makanya kalau mau pakai sandal jepit berdoa dulu.
Jadi tidak hilang tuh sandal, karena dijaga sama para malaikat.
Tapi kalau tetap hilang juga, ucapkan saja dalam hati:
"Semoga bisa menjadi berkat... "
atau
"Segala hal yang Tuhan ijinkan terjadi adalah untuk mendatangkan kebaikan".
Wis ngono wae ya cah.
Tumben
Nyari beasiswa di sini aja
Wah barusan pak bos, datang
Wah barusan pak bos, datang ke kantor bajunya nyantai sekali, cuma pakai sandal jepit.
usut punya usut ternyata sudah siap siap mo berlibur ke Bali.
Pak bos mah enak liburan ke Bali, kalau saya tidak ke Bali tapi ke Mbali. Maksudnya ke-mbali ke Solo. Pulang ah dapat liburan 1 minggu lumayan.
tapi nunggu, Waskami masih sibuk dengan komputernya. "Ayo was kam cepetan kita cabut. Mbok ... aku mulih".
MET NATAL yah dan TAHUN BARU juga, semoga lebih baik.