Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
SABDA Space Teens
Dengan gembira kami umumkan: Telah lahir SABDA Space Teens!! Wow.... bakalan "gayeng" nih... Mungkin ada yang bertanya, kok namanya sama dengan SABDA Space ??**$$&&**???.... emangnya ada hubungan? Betul, ada. Menurut kabar burung, orang yang paling bertanggung jawab atas lahirnya saudara muda kita ini adalah Sdr. hai hai.... (hayo... ngaku aja). Kok bisa? Nah... Admin perlu dengar pengakuan langsung dari pihak yang bersangkutan, apakah betul demikian Sdr. hai hai? Apa jawabmu?
Untuk berkunjung: http://teens.sabdaspace.org/
Mari bersilaturahmi ke saudara muda kita...
- Login to post comments
- 6150 reads
SABDA Space Teens Keren Ooiii ...
Wah … Sebenarnya yang paling bertanggung jawab dengan lahirnya SABDASpaceTeens itu ibu Yulia, yang kedua Mas Daniel, saya, Indonesia Saram dan Yenti Chen hanya menyemangati agar itu segera diwujudkan.
Ceritanya begini, Waktu liburan akhir tahun dengan keluarga ke Yogya dan Solo saya merencanakan untuk mampir ke benteng Sabdaspace untuk bersilahturami dengan para sepuh dan kawula YLSA. Namun karena Solo banjir dan Tawamangu juga bermasalah, maka waktu kunjungan ke Solo dipersingkat sehingga nggak sempat mampir ke benteng YLSA. Waku itu sempat bertemu dengan mas Daniel yang kebetulan sedang ada di sekitar tempat kita makan siang. Pas hampir selesai makan, Chipuru telp mas Daniel, jadi dia mampir juga. Nah waktu lagi nunggu yang lain pergi beli oleh-oleh anak partisa sms. Ketika sudah mau jalan dia muncul, kita sempat ngobrol sebentar.
Anak dan ponakanku minta untuk mengunjungi Grand Mall kebetulan istri dan ipar juga mau belanja. Kebetulan blogger Solo lagi senggang kita pun janjian untuk meneruskan ngobrol di Grand Mall. Jadilah kita, saya, mas Daniel, anak partisa dan pyokona bertemu lagi di Grand Mall, chipuru pulang karena ada kegiatan lain. Kebetulan Indonesia Saram sedang kluyuran di sana jadi dia ikutan nongkrong juga.
Kita pun ngobrol tentang berbagai hal sementara hujan lebat mengguyur kota Solo. Kita ngobrol tentang tulisan-tulisan di Sabdaspace, kita saling menggoda dan para blogger Solo mengaku, ketika membaca tulisan-tulisan saya, awalnya mereka curiga bahwa saya adalah another one yang … (ha ha ha … anda pasti tahu maksudnya). Kita juga ngobrol tentang kenapa Sabdaspace yang awalnya adem ayem itu lalu bergolak bahkan membuat para bloogernya seolah kecanduan untuk ngeblog. Setelah memandang dari berbagai sudut, akhirnya kita sampai pada kesimpulan, bahwa hal itu terjadi karena para blogger Kristen di Sabdaspace berinteraksi secara pribadi. Itu sebabnya walaupun tidak saling bertemu namun memiliki ikatan kekeluargaan karena baik ketika menulis maupun memberi komentar kita terlibat secara akal budi dan perasaan.
Kita juga menyimpulkan bahwa ketentuan tulisan original adalah salah satu hal penting yang memicu keterlibatan secara akal budi dan emosi itu dan hal itulah yang membuat ngeblog di Klewer mengasykan. Bayangkan bila Klewer penuh dengan tulisan-tulisan yang di copy paste dari sana sini. Pasar Klewer akan menjadi garing karena dalam komentar-komentar kita akhirnya hanya akan mengadu argumentasi orang lain.
Waktu itu mas Daniel cerita, tanggal 3 Januari 2008 Ibu Yulia dan dia akan ke Berkat Anugrah Resort - Ciawi untuk berbicara kepada adik adik ABG dalam reatreat Youth With A Vision. Saya lalu menawarkan diri untuk menjemput dan mengantar mereka, sekalian mau ngobrol sama Ibu Yulia dan mengucapkan terima kasih karena sudah menyediakan Sabdaspece tempat kita ngeblog selama ini (Ini rahasia, sebenarnya juga ingin membujuknya agar ikutan nimbrung di pasar Klewer).
Kita ngobrol tentang berbagai hal selama di jalan. Ibu Yulia turun di Pancoran karena ada janji dengan sahabatnya. Selama di jalan itu Ibu Yulia sempat nyeletuk tentang visinya untuk mengembangkan pelayanan komunitas dan pelayanan bagi kaum remaja.
Setelah Ibu Yulia bertemu dengan sahabatnya, saya dan mas Daniel lalu pergi untuk ketemu Dennis di plaza Senayan sambil makan siang. Sambil menikmati ramen kita ngobrol ngalor ngidul hingga dennis tidak bisa memperpanjang jam makan siangnya lagi karena udah molor jauh. Setelah berpisah dengan Deniss saya lalu mengajak mas Daniel ke Pondok Harapan di lereng gunung Salak.
Pondok harapan ada di sebuah bukit di lereng gunung Salak. Dari sana kita dapat memandang nun jauh ke depan. Kota Jakarta nampak dari kejauhan di sebelah kiri, cibubur, Sentul, Bogor, lalu gunung Gede dan Pangrango nampak menjadi sebuah gunung yang unik. Sayang adikku tidak dapat ikutan ngobrol karena dia harus segera menjalankan Pondok Sehat, poliklinik untuk melayani masyarakat sekitar dengan biaya pengobatan murah meriah namun terjamin kualitasnya.
Sambil menyeruput kopi hangat (sayang aku lupa membawa kopi spesialku) Aku dan mas Daniel ngobrol tentang mimpi-mimpi kami di bawah pondok kecil. Mas Daniel cerita tentang impiannya untuk memberdayakan teknologi IT bagi kemuliaan nama Tuhan. Saya menceritakan impian baru saya yang terpicu ketika liburan akhir tahun ke yogya dan Solo yang entah kapan akan terwujud, menciptakan sebuah komunitas di mana para pendeta, penginjil dan pemimpin lembaga Kristen dapat mendiskusikan berbagai hal tanpa harus jaga Image atau reputasi. Dalam komunitas itu, para hamba Tuhan itu dapat mendiskusikan berbagai hal juga masalah pribadi mereka tanpa takut reputasinya tercemar atau digosipkan orang.
Senja menjelang, kegelapan mulai memeluk bumi. Lampu-lampu di seluruh kota mulai menyala menimbulkan pemandangan indah seolah ribuan kunang-kunang raksasa. Hawa yang tadinya dingin menjdi sejuk. Saya dan mas Daniel meluncur turun meninggalkan lereng gunung salak menuju Berkat Anugrah Resort - Ciawi.
Kami sampai di Berkat Anugrah Resort - Ciawi ketika Dr. Andik sedang berkotbah kepada para peserta Youth With a Vision dengan berapi-api. Kami menyusup duduk paling belakang.
Di reat reat aku sempat ketemu mbak Ning salah satu blogger yang sudah lama sekali nggka muncul dan ngobrol dengan Dr. Andik dari Yada Institute Surabaya, Bapak Tutu Sukendro dari Heartline FM dan Bapak Julianto Simanjuntak dari LK3. Kita-kita ngobrol seru banget hingga tengah malam. Tentu saja saya dan mas Daniel tidak lupa jualan pasar Klewer dan produk-produk lainnya yang di jual oleh Yayasan Lembaga SABDA (YLSA) dengan harga Rp. Nihil.
Hari Jumat saya coba menghubungi dennis dan Yenti Chen, apakah mereka mau ikut ke Berkat Anugrah Resort - Ciawi hari Sabtu untuk bertemu dan ngobrol dengan ibu Yulia? Dennis tidak bisa karena ada acara lain yang sudah dijadwalkan sebelumnya.
Akhirnya saya pergi setelah menjemput Yenti chen di Slipi plasa dan Indonesia Saram yang kebetulan ada di Jakarta, kami menjemputnya di halte bus UKI. Kembali terjadi ngobrol-ngobrol seru selama dalam perjalanan. Sesampainya di Berkat Anugrah Resort – Ciawi, kami menemukan Ibu Yulia dan mas Daniel sedang ngobrol dengan Pak Gani dari renungan.com. Kamipun langsung ikutan nimbrung setelah saling memperkenalkan diri seolah itu adalah hal yang sudah seharusnya terjadi.
Setelah makan siang di Berkat Anugrah Resort Saya, Yenti dan Indonesia Saram serta mas Daniel lalu berjalan mengelilingi areal Berkat Anugrah Resort. Lokasinya sangat strategis, tidak terlalu jauh dari Jakarta, setelah keluar dari jalan Tol Jagorawi dan melewati jembatan sungai Ciliwung, kira-kira 200M kemudian, berbeloklah ke kiri ke arah Gunung Geulis, kurang lebih 1,5Km kemudian anda akan menemukan Berkat Anugrah Resort. Namun suasanya nyaman di atas bukit dengan kountur yang sangat alami. Bila anda ingin megnadakan acara pertemuan dengan jumlah sekitar 200 orang, silahkan mencoba Berkat Anugrah Resort, Fasilitas yang disediakan relatif murah dibandingkan harga yang ditawarkan.
Kami jalan mendaki ke arah kiri bangunan utama di puncak bukit kecil kami menemukan areal api unggun dengan tumpukkan kayu yang siap untuk dinyalakan. Kami terus berjalan memutar hingga kembali ke halaman gedung utama lalu menemukan sebuah jalan menurun, kami terus menuruni jalan itu.
Kami berhenti di sebuah pondok, sebuah pendopo sederhana dengan sebuah termos besar dan belasan cangkir kotor. Saya membuka termos itu dan menemukan teh panas berlimpah di dalamnya. Saya lalu membilas gelas-gelas kotor itu di sungai kecil berair bening di samping pondok itu. Yenti tertawa, pasti dia menganggap saya jorok ketika melihat saya langsung memenuhi cangkir yang hanya dibilas dengan air sungai itu dan lansung menyeruput teh panas dengan nikmat. Teh hitam khas gunung mas, bukan kualitas istimewa namun cukup nikmat.
Mas Daniel mohon pamit untuk mempersiapkan diri menghadapi acara selanjutnya sedangkan saya, Yenti dan Indonesia Saram duduk ngobrol di pondok itu. Beberapa saat kemudian mas Daniel menghampiri kami bersama Ibu Yulia. Ibu Yulia menyapa kami lalu mohon pamit untuk istirahat. Ha ha ha … dia melakukan kesalahan, dia duduk di pendopo itu sambil meyakinkan dirinya untuk berbasa-basi dengan kami sebentar. Anda tahu akibatnya? Ha ha ha … itu seperti anda meyakinkan diri untuk login ke Sabdaspace sambil meyakinkan diri hanya sebentar, hanya sekedar melihat siapa yang sedang online, siapa saja yang sudah menulis komentar, siapa yang menulis blog, lalu anda lupa waktu. Itulah yang terjadi pada Ibu Yulia.
Jadilah kita ngobrol seolah sudah kenal sejak 1000 tahun yang lalu, aku Ibu Yulia, mas Daniel, Indonesia Saram dan Yenti Chen. Dalam obrolan itu kita membahas panjang lebar tentang seorang blogger yang bernama garam dunia yang suatu hari tiba-tiba menjelma jadi rusdy dan sebuah blog yang ditulis oleh Nelly yang memecahkan bebrapa rekor dalam satu haru. Kita juga ngobrol tentang Pak John, pak Purnawan, Xaris, Josua, JF, … Lebih baik saya stop sampai di situ atau anda akan membaca daftar panjang nama-nama blogger yang kita obrolkan saat itu. Yang paling seru adalah ketika Ibu Yulia bertanya apa yang terjadi dengan para blogger yang tidak tahu kebijakan tulisan original sehingga mengcopy paste tulisan orang lain?
Kita ledekin, bahkan kita gebukin sampai dia stres lalu kita beri semangat dan kita dukung sampai dia tidak punya alasan untuk tidak menulis. Para blogger melakukan semuanya seolah melakukannya pada seorang anggota keluarga yang ketahuan mencuri start sebelum makan siang dengan diam-diam mencomot makanan dari atas meja. Ketika menegur kita tidak melakukannya dengan rasa benci, namun kita juga tidak menegurnya penuh basa-basi. Kita menegur sesuai gaya kita masing-masing untuk menyatakan bahwa tindakan itu melanggar tatakrama bukan untuk menghukumnya. Itu sebabnya ketika dia kehilangan selera makannya, kita beramai-ramai membujuknya untuk makan, bahkan menawarkan jatah kita baginya. Itulah komunitas blogger Kristen Sabdaspace.
“Bagamana kita tahu bahwa tulisan itu adalah hasil copy paste tulisan orang lain?” Tanya ibu Yulia. Bila saatnya tiba pasti ketahuan, cepat atau lambat pasti ketahuan. Pasti ketahuan karena para blogger Sabdaspace cukup aktif berseluncur di dunia maya. Itu sebabnya para blogger tidak pernah curiga ketika seorang blogger baru mengunduh tulisannya. Kita mempercayai originalitasnya hingga suatu saat dia ketahuan.
Dalam obrolan itu kita juga membahas tentang pelayanan bagi anak ABG. Tentu saja itu langsung membawa kita untuk ngobrol tentang raissa dan betapa asyknya raissa bila menemukan teman-teman sebayanya di sabdaspace. Sebenarnya ibu Yulia sudah punya visi dan misi untuk melayani ABG. Sebenarnya mas daniel sudah punya konsep untuk melayani ABG. Sebenarnya Yenti yang tenang dan penuh senyum sudah tahu apa yang harus dilakukan untuk melayani ABG karena dia adalah dosen sekolah minggu. Dan mas Indonesia Saram, seperti biasa dia menahan diri untuk ikut bicara karena terlalu asyk menilai tata bahasa Indonesia yang kita gunakan. Saya hanya menyebut kata “sabdaspace junior,” karena terpikir, caranya mudah dan bisa dilakukan dengan cepat. Kalau kita-kita asyk ngeblog di Sabdaspace, kalau raissa merasa asyk di sabdaspace, pasti banyak remaja Kristen lainnya juga akan merasa asyk. Sabdaspace Teens, bukan ide saya, bukan impian saya. Jadi saya tidak bertanggung jawab atas kelahirannya. Ibu yulia dan mas Daniel yang peling bertanggung jawab.
Akhirnya Ibu Yulia pamit untuk mempersiapkan diri untuk mengajar. Setelah meneruskan ngobrol beberapa saat kita pun lalu kembali ke ruang utama. Di situ kita sempat ngobrol dan sekali lagi membahas sabdaspace junior. Sebelumnya Ibu Yulia dan mas Daniel sudah mendiskusikannya dan ide itu sudah mengkristal untuk diwujudkan. Keduanyalah yang paling bertanggung jawab, bukan saya.
Ketika mengajar dua sesi, Ibu Yulia menawarkan konsep itu kepada para peserta Youth With a Vision yang tentu saja diterima dengan senang hati. Ibu Yulia lalu memberi saya kesempatan untuk sedikit cerita tentang Klewer dan betapa asyknya ngeblog.
Duduk satu ruangan dengan anak-anak remaja membawa saya kembali pada kenangan masa remaja dulu. Itu mengingatkan saya tentang betapa sulitnya menjadi remaja. Ketika menyatakan pendapatnya mereka dianggap anak kecil, ketika menjalani hidupnya mereka dituntut sebagai orang dewasa. Itu membangkitkan keinginan untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit itu. Itu membuat saya ingin membantu memastikan lahirnya Sabdaspace Teens, Komunitas Blogger Remaja Kristen, tempat mereka dapat mendiskusikan apa saja dengan Alkitab sebagai standard kebenarannya.
Selesai mengajar kita lalu makan malam sambil ngobrol, selesai makan kita kembali ngobrol. Saat itu kembali kita ngobrol tentang sabdaspace junior yang telah mendapat nama Sabda Space Teens yang diusulkan oleh peserta Youth With a Vision. Watu itu kita sempat bertanya siapa yang akan menjadi provokator di sana? Tentu saja saya mengusulkan raissa. Karena dia yang paling cocok untuk hal itu kan?
Saya lupa waktu itu kita ngobrol sampai jam berapa, namun saya ingat setelah mengantar Indonesia saram dan Yenti chen, saya sampai di rumah jam 02 lebih.
Nah, siapa yang paling bertanggung jawab? Jelas Ibu Yulia dan mas daniel. Nah karena sudah jadi, maka silahkan ajak adik dan atau anak, adiknya teman, atau anaknya teman untuk buka counter jualan dan belanja di sana.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
ternyata bukan hanya komunitas maya
Congratulations!
Dear Admin,
Congratulations atas kelahiran bayi: SABDA Space Teens.
Saya akan menganjurkan anak saya untuk ikut menjadi anggota di sana, agar ia bisa menemukan sahabat-sahabat kristiani di Indonesia melalui dunia maya, seperti ayahnya.
Untuk Hai Hai: Ada engga foto-foto pertemuan kalian, mohon dipasang dong, agar kami semua bisa tahu orang-orang yang diceriterakan di sana. Hai, kamu kalau ceritera enak banget, sampe bisa 'ngerasa ikut ada di situ juga. Jadi 'ngiri nih, ... pingin ketemu!
Syalom,
John Adisubrata
Mas Daniel Punya Fotonya
Terima kasih untuk pujiannya pak John. Saya lupa apakah mas daniel waktu itu sepat membuat foto atau tidak? dia yang selalu membuat foto untuk dokumentasi.
Nah, saya menceritakan lebih detil lagi tentang pertemuan-pertemuan itu agar lebih mudah dinikmati. Kapan pak John pulang kampung? Pada saat itu kita bikin temu blogger dech, lalu kita bisa ngobrol sampai pagi! Pasti seru!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
nanya donk?
Yang Masih Merasa Remaja
Wah Ded, kayaknya kamu suka game kan? Ya, berarti masih bisa gaul sama remaja2 juga hehe .. Yang masih merasa remaja kayaknya bisa ikut tuh di tempat itu.
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
CIA YOU buat Sabdaspace Teens
Selamat untuk SABDA Space Teens
_____________________________________________________________
Peduli masalah bahasa? Silakan bertandang ke Corat-Coret Bahasa saya.
Ada yang baru ya??
Jurus Ampuh Memprovokasi
Karena berkali-kali di tuduh provokator (memang provokator), baiklah saya bukakan jurusnya.
Sunzi, penulis kitab Sunzi, the art of War, Seni perang, menulis (terjemahan hai hai):
Bila engkau mengenal musuhmu dan mengenal diri sendiri, maka seratus kali perang, seratus kali menang perang. Bila engkau tidak megnenal musuhmu namun mengenal diri sendiri, maka setiap kali berperang, engkau mungkin kalah, mungkin menang. Bila engkau tidak mengenal musuhmu dan tidak mengenal diri sendiri, maka seratus kali perang, seratus kali kalah perang.
Nah, walaupun pertemuan saya dengan Ibu Yulia tgl 03 Januari 2008 yang lalu adalah pertemuan ke 3, pertemuan pertama di Plasa Semanggi, kedua waktu mengantar Mas Daniel ke Taman Kebun Jeruk. Pertemuan saya dengan mas Daniel adalah pertemuan ke tiga, pertama di Plasa Semanggi, kedua di Solo. Namun yang hadapi pada tanggal 03 Januari 2008 yang lalu sebenarnya bukan Ibu Yulia dan mas Daniel secara pribadi, tetapi YLSA. Nah, bagaimana cara memprovokasi YLSA? kita harus mengenal YLSA dulu secara baik (minimal untuk hal yang akan kita provokasi). Nah, kalau mau kenal YLSA ya kunjungi rumahnya dan masuk ke semua ruangannya untuk melihat apa yang ada di sana. Mau mulai mengenal mereka sekarang? Silahkan klik di sini.
Nah, karena YLSA lagi ngebet buka pelayanan untuk para ABG, maka ketika mereka cerita, dan mendapat dukungan, ya langsung jalan. Itu namanya gayung bersambut! Siapa bilang hebat? Hebat dari Solo?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Wah... pantesan saya