Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Renungan Paskah [2]: Harga Sesungguhnya
Seorang misionaris mahsyur, Hudson Taylor, menulis "Di jaman Kekristenan yang serba santai ini, bukankah perlu kita mengingatkan diri kita bahwa sesungguhnya ada harga yang harus dibayar untuk menjadi manusia yang dapat dipakai oleh Allah?” (Hudson Taylor's Spiritual Secret)
Mengapa orang beribadah? Ada bermacam-macam motivasi. Ada orang yang mendekatkan diri pada Tuhan supaya mendapatkan keuntungan:bebas dari penyakit, bisnisnya lancar, kariernya menanjak, omsetnya meningkat. Ada juga orang yang beribadah karena ketakutan: takut neraka, takut azab, takut dikutuk, takut kena celaka, takut bangkrut dll.
Sesungguhnya Yesus sudah mewanti-wanti bahwa ada harga yang harus dibayar untuk menjadi murid-Nya. Kita harus melakukan 3 hal, yaitu: menyangkal diri, memikul salib dan mengikut Yesus. Dalam bahasa asli: “menyangkal” adalah “aparneoma”, yang artinya, “melupakan diri sendiri, menghilangkan pandangan dan kepentingan dirinya.”
Hal ini tidak mudah. Bayangkan saja, untuk menyangkali diri saja kita sudah sangat kesulitan, lalu kita masih harus memikul salib dan mengikut Yesus. Mungkinkah itu dilakukan? Sangat mungkin! Rahasianya adalah dengan mau belajar pada Yesus. Dia berjanji: “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku” (Mat.11:29).
Yesus sudah membuktikan bahwa Dia berhasil melakukan hal itu. Itu sebabnya Allah Bapa memberikan kemuliaan kepada-Nya. Hal yang sama dijanjikan pada orang-orang yang telah melakukan perintah ini.
Setiap pengikut Kristus harus membayar harga, yaitu: penyangkalan diri, pikul salib dan ikut Kristus.
Bacaan: Matius 16:21-28
Nas: Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24)
__________________
------------
Communicating good news in good ways
Belum ada user yang menyukai
- Purnawan Kristanto's blog
- Login to post comments
- 6159 reads
kecenderungan manusia
Rasanya memang sudah kecenderungan manusia untuk mementingkan dirinya sendiri, dan mengesampingkan sekelilingnya. Walaupun kepinginnya mentingin orang laen, tapi laen di bibir...laen di hati...laen di kelakuan...
Tantangannya memang disitu... dimana kita harus mau belajar untuk mengasihi... yaitu dengan menempatkan orang lain lebih penting daripada diri kita sendiri...
Dimana ketika kita mencintai seseorang... kita mencintai kekasih kita... kita menempatkan dia menjadi lebih penting daripada kita sendiri... sehingga kita juga terkadang meresikokan nyawa kita untuk membela atau menyelamatkan orang atau .... domba yang kita kasihi...
Yup... I setuju... kita harus belajar pada Yesus...
There is no fear in love, but perfect love casteth out fear
Ecc 2:24 There is nothing better for a man than that he should eat and drink, and make his soul enjoy good in his labor. This also I saw, that it is from the hand of God.