Pilihan Sebelum Dilahirkan, Mungkinkah? (Sebuah Imajinasi)

Tiba-tiba aku muncul begitu saja, aku seperti mengambang di udara, suasananya begitu sunyi dan tenang, aku tak melihat apapun namun ada cahaya, tenang dan bahagia, itu yang aku rasakan, aku bertanya: "Di mana aku?".

Aku melihat sekelilingku, tak ada apapun, tak ada siapapun kecuali aku.

Tiba-tiba aku mendengar suara bagai desau air bah dan berkata: "Denny, sekarang, kau harus memilih, kau mau kehidupan yang seperti apa, dilahirkan di keluarga yang seperti apa dan yang bagaimana, kau mau hidup di zaman apa, kehidupan yang penuh kebahagiaan atau kehabagiaan di dalam penderitaan?

Suara itu hilang, kembali hening yang tiada bandingannya. Aku hanya memikirkan suara tadi dan aku harus memikirkan jawabannya.

Aku menjawab-Nya dalam pikiranku sendiri: "Aku rela dilahirkan dalam kebahagiaan di dalam penderitaan".

Aku tak mengerti dari mana awal dan asalnya jawaban itu, aku hanya memikirkannya dan menjawab-Nya, dan jawaban itulah yang aku dapatkan dalam pikiranku.

"Ooh...". Aku mendesah.

Tiba-tiba suasana di sekelilingku menjadi gelap gulita, sangat gelap sekali, aku tak dapat melihat apapun.

"Aku melihat lubang kecil, iya..., aku melihatnya ada di setitik lubang kecil dan di sebelah luarnya ada cahaya". Aku bergumam.

Aku berusaha menerobos keluar menuju cahaya itu, namun aku kesulitan, seperti ada yang mengganjal dan menjepit. Tiba-tiba aku merasakan ada yang memegang tanganku, "oh, tanganku sudah di luar". Sepertinya tangan itu mengerti apa yang aku inginkan, ia terus berusaha membantuku menarikku keluar.

Dan: "Blebh". Begitu kira-kira bunyinya. Aku telah keluar dan mencapai cahaya itu, terang sekali, sesekali aku mengedipkan mataku karna terangnya cahaya itu.

Aku menangis: "Oaaaakh... Oaaakh... Oaaaaaakh...".

Aku terheran dan bingung, mereka melihat dan menatapku, aku tak tahu siapa mereka.

Aku bertanya: "Siapa mereka?".