Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Peta Teladan Allah Dan Predestinasi
Tselem demuth elohim artinya peta teladan Allah. Manusia adalah peta teladan Allah, apa artinya? Apa yang terjadi dengan peta teladan Allah setelah Adam dan Hawa berdosa? Apa yang terjadi dengan peta teladan Allah setelah Yesus Kristus menanggung dosa manusia? Apa yang terjadi dengan Peta teladan Allah setelah seseorang menjadi Kristen? Apa pula yang terjadi dengan Peta teladan Allah ketika seorang Kristen berbuat dosa?
Peta Teladan Allah Di Dalam Alkitab
Walaupun menyatakan manusia peta teladan Allah, namun Alkitab sama sekali tidak menjelaskan artinya dengan gamblang. Bila Allah menginginkan manusia mengerti, walaupun catatannya tidak gamblang, kita tetap bisa menarik kesimpulan dengan benar. Tubuh manusia bukan peta teladan Allah, karena Alkitab mengajarkan bahwa Allah itu Roh sementara binatang juga memiliki tubuh. Roh manusia bukan peta teladan Allah, sebab malaikat adalah makluk roh. Binatang hanya memiliki tubuh sementara malaikat hanya memiliki Roh. Di antara binatang, kemampuan tubuh manusia bukan yang paling hebat, sementara Alkitab mencatat secara roh manusia lebih rendah dibandingkan malaikat. Namun, manusia adalah penguasa dunia dan peta teladan Allah. Apa yang membuat manusia begitu istimewa?
Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Yohanes 4:24
Pengkotbah alam roh mengajarkan, menyembah Allah dalam roh berarti hanya roh manusia yang menyembah dengan bahasa roh sementara tubuh dan akal budi sama sekali tidak ikut serta. Ajaran demikian bertentangan dengan ajaran Alkitab. menyembah Allah dalam roh bukan menyembahNya dengan bahasa roh, itu sebabnya Alkitab mengajarkan bahwa bahasa roh adalah tanda untuk orang tidak beriman (1 Korintus 14:22) dan melarang orang Kristen berbahasa roh beramai-ramai apalagi tanpa penerjemah (1 Korintus 14:27-28). Menyembah Allah dalam roh bukan menyembah Allah tanpa akal budi, itu sebabnya Allah memberi perintah agar manusia mengasihiNya dengan segenap akal budi. Menyembah Allah dalam roh bukan hanya roh yang menyembahNya, itu sebabnya Allah menciptakan tubuh, Kristus bangkit di dalam tubuh (Lukas 24:39) dan manusia akan dibangkitkan tubuhnya (1 Korintus 15:42).
Menyembah Allah dalam roh adalah menyembah Allah sebagai makluk roh, tanpa wujud dan tanpa rupa. Perintah menyembah Allah dalam roh di tuangkan di dalam perintah kedua dari Sepuluh Perintah Allah, jangan menyembah Allah dalam wujud dan rupa (berhala)! Berhala bisa berbentuk benda juga bisa berwujud gambaran Allah menurut hikmat manusia. Hanya manusia satu-satunya makluk roh bertubuh yang mampu menyembah Allah dalam roh.
Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apa pun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku, tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku. 20:4-6
Kata kebenaran di dalam Yohanes 4:24 diterjemahkan dari kata Alethea. Menurut saya kata tersebut lebih tepat bila diterjemahkan sebagai kebajikan atau righteousness dalam bahasa Inggris dan de dalam bahasa mandarin. Kebajikan artinya segala sesuatu yang baik, benar, adil dan menguntungkan. Binatang dan Malaikat tidak memiliki kebajikan. Hanya manusia dan Allah yang memiliki kebajikan.
Ketika membunuh anak sulung bangsa Mesir malaikat tidak mempertanyakannya. Bukankah Allah yang mengeraskan hati Firaun? Kenapa rakyat mesir ikut menanggung hukumannya (Keluaran 12:29)? Ketika membunuh bangsa Israel karena Daud menghitung warga negaranya, malaikat tidak mempertanyakannya. Bukankah DAud yang bersalah, kenapa rakyat Israel yang dibunuh (2 Samuel 24:16)? Adilkah, benarkah, berbelaskasihankah? Malaikat tidak mempertanyakan apalagi menafsirkan perintah Allah, mereka hanya mematuhinya.
Ketika melarang manusia makan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat dan memberitahu akibatnya bila makan, Allah sama sekali tidak memberitahu khasiat buah pohon tersebut. Allah juga tidak memberitahu apakah perintah itu juga berlaku bagi binatang? Manusia menerimanya sebagai kebenaran. Selain menaatinya, mereka juga menafsirkannya, itu sebabnya selain tidak makan mereka juga tidak berani menyentuhnya. Iblis datang dengan informasi baru. Selain memberitahu khasiat buah pohon tersebut dia juga menyatakan manusia tidak akan mati bila memakannya.
Mungkin Adam dan Hawa mulai mengamati pohon tersebut dan memikirkan khasiat buahnya. Mungkin keduanya mulai meragukan keterangan dari Allah karena melihat binatang-binatang yang makan buah pohon tersebut tidak mati. Mungkin pula pada saat itu ular dengan lahap memakan buah pohon tersebut dan tidak mati. Mungkin pula mereka berpikir dirinya siap mati setelah tahu hal yang baik dan yang jahat. Mungkin pula manusia menyangka setelah seperti Allah mereka akan mampu mengatasi kematian.
Pada hakekatnya, Hawa makan buah terlarang bukan karena lebih percaya kepada Iblis dibandingkan Allah atau ingin melawan Allah. Akal budinya menyimpulkan bahwa buah itu baik untuk di makan, perasaannya menyimpulkan bahwa buah itu sedap rasanya sedangkan ambisinya menyimpulkan bahwa itu kesempatan untuk seperti Allah. Adam dan Hawa berdosa karena mengandalkan kebajikannya sendiri. Alkitab mencatat:
Perempuan itu melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya, lagipula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian. Lalu ia mengambil dari buahnya dan dimakannya dan diberikannya juga kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia, dan suaminya pun memakannya. Kejadian 3:6
Ketika menerima perintah Allah melalui nabi Samuel untuk membunuh seluruh bangsa Amalek, Saul mempertimbangkannya lalu mengambil tindakan berdasarkan kebajikannya sendiri. Walaupun berdosa melanggar perintah Allah, namun Saul sama sekali tidak pernah melawan Allah, bahkan sehari sebelum kematiannya dia masih berusaha mencari Allah. inilah ucapan Saul ketika nabi Samuel menuduhnya.
Lalu kata Saul kepada Samuel: "Aku memang mendengarkan suara TUHAN dan mengikuti jalan yang telah disuruh TUHAN kepadaku dan aku membawa Agag, raja orang Amalek, tetapi orang Amalek itu sendiri telah kutumpas. Tetapi rakyat mengambil dari jarahan itu kambing domba dan lembu-lembu yang terbaik dari yang dikhususkan untuk ditumpas itu, untuk mempersembahkan korban kepada TUHAN, Allahmu, di Gilgal." 1 Samuel 15:20-21
Manusia mempertanyakan bahkan menafsirkan perintah Allah karena manusia memiliki kebajikan. Peta teladan Allah di dalam manusia adalah kebajikan, itu sebabnya hanya Allah dan manusia yang memiliki kebajikan. Kebajikan manusia bukan kebajikan Allah. Kebajikan manusia adalah peta teladan kebajikan Allah. Kebajikan manusia harus takluk pada kebajikan Allah. Kebajikan manusia yang takluk pada kebajikan Allah disebut iman, yang menyimpang disebut dosa. Ketika kebajikan manusia menyimpang dari kebajikan Allah, maka peta teladan Allah rusak.
Abraham bukan pendekar gagah perkasa. Ketika merasa nyawanya terancam dia bukan hanya menyangkali bahkan mengorbankan istrinya. Allah memberinya gelar Bapak Orang Beriman. Gelar itu dia peroleh karena ketika Allah memberinya perintah untuk mengorbankan anaknya Ishak, dia tidak mempertanyakannya apalagi menafsirkannya. Dia menaklukkan kebajikannya pada kebajikan Allah. Takluk seperti Yesus Kristus takluk. Itulah Iman!
Peta Teladan Allah Di Mata Theolog
Thomas Aquinas (1225-1274) mengajarkan bahwa peta Allah adalah pikiran dan perasaan. Perasaan memungkinkan manusia merasakan berbagai hal sedangkan pikiran memungkinkan manusia memahami berbagai hal. Teladan Allah adalah donum superadditum, anugerah adikodrati yang membuat manusia mampu melakukan kebajikan. Karena berdosa, Adam dan Hawa kehilangan teladan Allah namun tidak kehilangan peta Allah itu sebabnya manusia kehilangan kemampuan untuk melakukan kebajikan namun masih memiliki perasaan dan akal budi.
Plato (424-328SM) mengajarkan bahwa manusia yang paling rendah hidup dengan nafsu, manusia menengah hidup dengan perasaan sedangkan manusia mulia hidup dengan akal budi. Akal budi bisa mengendalikan perasaan sementara perasaan bisa mengendalikan nafsu. Dengan demikian, manusia berakal budi yang senantiasa hidup mengandalkan akal budinya akan menjadi manusia suci, karena mampu mengendalikan perasaan dan nafsunya.
Ajaran Thomas Aquinas dibangun di atas ajaran Plato, saat ini ajarannya dianut oleh sebagian orang Kristen Katolik. Dia mengajarkan bahwa manusia dengan akhlak dan akal budinya dapat mengenal Allah dan mengendalikan dirinya untuk melakukan kebajikan dengan meneladani Yesus Kristus. Yesus Kristus adalah teladan yang harus diteladani, itu sebabnya manusia selamat adalah mereka yang memilih untuk melakukan kebajikan dengan meneladani Kristus.
Martin Luther (1483-1546) mengajarkan bahwa peta teladan Allah hilang karena Adam dan Hawa berdosa, itu sebabnya mustahil bagi manusia untuk mengetahuinya. Setelah mati dan masuk surga, barulah manusia bisa memahami peta dan teladan Allah, karena pada saat itu peta teladan Allah di dalam manusia dipulihkan. Peta teladan Allah adalah kesucian, kemuliaan dan keindahan yang menghalangi manusia menjadi tua, sakit dan mati. Segala kemalangan dan penderitaan di dunia ini adalah akibat kehilangan peta teladan Allah. Karena peta teladan Allah telah hilang, mustahil bagi manusia untuk mengenal Allah dan hidup dalam kebajikan. Itu sebabnya, keselamatan adalah anugerah, itu sebabnya hanya manusia terpilih yang diselamatkan.
John Calvin (1509-1564) mengajarkan bahwa peta teladan Allah adalah pikiran, perasaan, akhlak dan kehendak bebas. Walaupun tidak hilang namun peta teladan Allah mengalami kerusakan menyeluruh (total depravity) ketika manusia berdosa. Kita tidak tahu sejauh mana kerusakan itu namun kita yakin bahwa kerusakan itu membuat manusia mustahil mampu mengenal Allah dengan benar. Walaupun masih bisa mengembangkan akal budinya namun mustahil bisa mengenal Allah dengan benar. Walaupun masih bisa mengembangkan perasaannya namun mustahil bisa mencintai dengan benar. Walaupun masih memiliki kehendak bebas, namun mustahil mampu memilih dengan benar. Walaupun masih memiliki peta teladan Allah namun mustahil mampu menggunakannya dengan benar. Karena tidak ada manusia yang mencari Allah maka satu-satunya jalan keselamatan bagi manusia adalah Allah memilih dan menetapkan sementara manusia tidak bisa menolak pilihan tersebut.
Arminius (1560-1609) juga mengajarkan bahwa peta teladan Allah rusak menyeluruh (total depravity) karena dosa. Karena anugerah maka manusia berdosa mendapatkan kembali kehendak bebasnya. Setiap manusia mampu dan bebas memilih menerima atau menolak anugerah keselamatan. Predestinasi adalah Allah dengan kemahatahuanNya hanya memilih orang-orang yang diketahui akan menerima tawaran keselamatan dariNya (Election based on foreknowledge). Karena memiliki kehendak bebas, maka keselamatan yang telah diterima akan hilang bila yang bersangkutan tidak memeliharanya dengan dengan benar.
Peta Teladan Yang Rusak
Menguji dan mencobai adalah dua hal yang berbeda. Tujuan pencobaan adalah menghukum orang yang dicobai, namun pengujian bertujuan mengetahui kualitas diri orang yang diuji agar bisa disempurnakan. Ketika seorang murid gagal di dalam ujian, kemampuannya tidak berkurang sama sekali. Kegagalannya justru menambah pengetahuannya akan kelemahannya. Apakah yang terjadi di taman Eden? Di mata Iblis itu adalah pencobaan, namun di mata Allah dan manusia itu adalah pengujian. Bagaimana kita tahu bahwa yang terjadi di Eden adalah pengujian? Karena setelah Adam dan Hawa berdosa, Allah segera memberitahu mereka jalan kelepasannya. Itu sebabnya para nabi dan rasul mengajarkan bahwa kedatangan Mesias sudah dinubuatkan di dalam Kejadian 3:15.
Banyak orang Kristen menyangka ujian di taman Eden adalah pencobaan, itu sebabnya mereka percaya bahwa Allah menghukum Adam dan Hawa ketika mereka berdosa. Bahkan banyak sekali yang mengajarkan bahwa Allah bukan hanya menghukum Adam dan Hawa namun juga menghukum seluruh keturunan mereka. Pandangan demikian muncul karena pemahaman yang salah tentang peta teladan Allah. Apabila tidak memahami doktrin-doktrin dasar dengan benar, maka anda mudah sekali melakukan kesalahan ketika mencoba memahami ajaran-ajaran Alkitab lainnya. Itu sebabnya, ketika mengajar murid-muridNya, hal pertama yang dilakukan oleh Kristus adalah menegakkan pemahaman yang benar atas doktrin-doktrin dasar kerajaan Allah. Hal itu dilanjutkan oleh para rasul dan bapa-bapa gereja.
Agustinus (354-430) adalah seorang Theolog agung yang dipakai Allah untuk menegakkan ajaran Alkitab. Sebelum mencoba untuk memahami ajarannya, anda harus memahami bahwa pada hakekatnya dosa adalah kondisi ketika manusia hidup mengandalkan kebajikannya sendiri. Dia mengajarkan, sebelum berdosa Adam dan Hawa ada dalam status posse peccare posse non peccare (mungkin berdosa mungkin tidak berdosa), namun setelah keduanya berdosa maka status seluruh umat manusia adalah non posse non peccare (tidak mungkin tidak berbuat dosa), ketika diselamatkan oleh Kristus, status orang yang diselamatkan adalah posse non peccare (mungkin tidak berdosa), setelah masuk surga, statusnya adalah non posse peccare (tidak mungkin berdosa).
Mereka yang tidak mempelajarinya dengan benar umumnya menyangka Agustinus mengajarkan bahwa Allah menghukum seluruh umat manusia karena Adam dan Hawa berdosa. Hukuman itu berbentuk kutukan agar manusia hidup menderita dan jahat. Itu sebabnya selain hidup menderita manusia juga tidak mungkin tidak berbuat dosa (non posse non peccare). Apabila Allah tidak mengutuk manusia, bukankah seharusnya, walaupun Adam dan Hawa berdosa, status manusia adalah posse peccare posse non peccare (mungkin berdosa mungkin tidak berdosa)?
Agustinus lahir ketika Alkitab sudah selesai ditulis. Apa yang ditulisnya bukan wahyu baru juga bukan ajaran baru berdasarkan pemikirannya sendiri namun pemahamannya atas ajaran Alkitab. Salah satu keunikan Alkitab adalah kita bisa melihat dunia melalui mata Allah yang tidak terikat ruang dan waktu.
seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Roma 3:10-11
Roma 3:10-11 adalah kesimpulan yang ditulis sebelum dunia kiamat. Itu adalah kesimpulan Allah yang mahatahu. Itulah salah satu ayat Alkitab yang menjadi dasar ketika Agustinus menulis, setelah Adam dan Hawa berdosa, status manusia adalah tidak mungkin tidak berbuat dosa (non posse non peccare) karena Allah menyatakan bahwa semua manusia berbuat dosa. Tidak mungkin tidak berbuat dosa, karena kenyataannya semua manusia berbuat dosa. Berbuat dosa berarti hidup mengandalkan kebajikan sendiri.
Hukum Taurat atau Sepuluh Hukum Allah adalah alat untuk membuktikan, apakah seorang manusia berdosa? Silahkan menggunakannya untuk menguji semua manusia baik yang anda kenal maupun tidak, baik yang hidup dalam generasi ini maupun yang hidup dalam generasi-generasi sebelumnya. Tidak ada yang lolos. Mungkin ada yang lolos dari hukum ke lima hingga ke sepuluh, namun adakah yang lolos dari hukum pertama hingga kesepuluh? Tidak Ada!
Pdt. Dr. Stephen Tong adalah salah satu Theolog terbesar generasi ini, dia menulis:
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, ada cacat dalam peta dan teladan Allah dalam manusia. Peta dan teladan itu masih ada, tetapi tidak lagi dalam kondisi yang sama. Telah terjadi distorsi pada seluruhnya. Dari ujung rambut sampai ke ujung kaki, dosa sudah menguasai, sehingga di dalam seluruh aspek, emosi, jiwa, kemauan, raga, tidak ada satu inci yang dianggap beres oleh Tuhan. Itulah kerusakan total. Berarti ada kerusakan dalam setiap sudut. Peta dan Teladan Allah hal 31
Setiap aspek peta teladan Allah dalam manusia sudah dicemari dosa. Pikiran, perasaan, tindakan pasti sudah tercemar oleh dosa. Abraham Kuyper berkata, “Biarlah tidak ada satu incipun dari kehidupanku yang tidak menjadi takhta Tuhan.” Dia mengerti kalimat ini; Wujud pengembalian peta dan teladan Allah yang sesungguhnya. Ibid. hal 31
Melalui kalimat-kalimat tersebut di atas, Pdt. Dr Stephen Tong hanya menjelaskan apa yang terjadi ketika seseorang berbuat dosa, sama sekali tidak mengajarkan bahwa Tuhan menghukum manusia. Doktrin peta teladan Allah yang rusak menyeluruh (Total Depravity) mengajarkan kondisi manusia ketika berdosa, sama sekali tidak mengajarkan hukuman Allah atas dosa manusia, karenahari penghukuman belum tiba.
Predestinasi dan Freewill
Para penentang menyangka bahwa doktrin Predestinasi mengajarkan dua hal yang bertentangan dengan ajaran Alkitab. Pertama, manusia hanya wayang tanpa kehendak bebas. Kedua, Allah yang menentukan seseorang menjadi baik dan orang lainnya menjadi jahat. doktrin predestinasi bertentangan dengan sifat Allah yang mahakasih dan mahaadil juga kenyataan di mana semua orang Kristen menjadi orang Kristen karena secara sukarela memutuskan untuk menjadi Kristen. Banyak orang yang menganut doktrin predestinasi walaupun belum pernah mempelajarinya. Banyak pula yang mengajar walaupun tidak memahaminya dengan benar. Baik yang menentang maupun yang mengajarkan namun tanpa pemahaman yang benar, sama-sama sia-sia.
Sebaiknya kita memperhatikan sekarang apa yang dikemukakan oleh Alkitab mengenai pemilihan dan penolakan itu. Apabila Paulus mengajarkan bahwa kita dipilih dalam Kristus sebelum dunia dijadikan (Efesus 1:4), maka sudah pasti diperhatikan sama sekali apakah kita layak memperolehnya. Dengan demikian ia seakan-akan berkata bahwa, mengingat bahwa Bapa di surga tidak menemukan dalam seluruh keturunan Adam sesuatu apapun yang layak bagi pilihanNya, maka pandanganNya diarahkanNya kepada KristusNya, supaya dari tubuh Kristus dipilihNya anggota-anggota untuk diterimaNya agar mendapat bagian dalam kehidupan. Maka hendaklah bagi orang-orang percaya berlaku pikiran ini: bahwa kita diterima di dalam Kristus untuk mendapat bagian dalam warisan surgawi, karena diri kita sendiri tidak mampu mencapai kemuliaan demikian. JOHN CALVIN, INSTITUTIO, CHAPTER XXI-XXIV - E 933-31
John Calvin sama sekali tidak mengajarkan bahwa manusia kehilangan kehendak bebas dan hak pilihnya ketika Adam dan Hawa berdosa. Dia mengajarkan, Allah memilih setelah menemukan tidak ada satu orang pun yang layak bagiNya. Allah memilih setelah manusia memilih.
Ketika orang berdosa, ia berdosa atas kemauan sendiri dan kalau orang itu tidak diselamatkan, itu disebabkan karena ia sudah menolak Kristus, meskipun sudah diberikan kesempatan dengan penyodoran Kristus kepada mereka. Penolakan mereka terhadap Kristus, tetap berdasarkan keinginan mereka menolak. Tetapi pada saat seorang mau menerima Kristus, itu bukan karena mereka sendiri mempunyai kesanggupan menerima Kristus, tetapi berarti Roh Kudus sudah bekerja menghidupkan mereka kembali, menormalisasikan mereka kembali, sehingga ada kemungkinan bagi mereka untuk mengatakan “ya” kepada Tuhan. Sehingga barang siapa masuk ke dalam neraka tidak boleh mencela, mengapa Allah tidak menyelamatkan mereka, karena Allah tidak hutang apapun untuk harus menyelamatkan orang itu. Tetapi Allah berhak menghakimi dosa siapapun, sehingga yang berdosa harus menanggung hukuman yang setimbang dengan dosa yang diperbuatnya. Contoh yang paling cocok dan paling singkat adalah Yudas yang menjual Yesus. Menurut panggilan umum, Yudas dipilih, menurut panggilan khusus Yudas ditolak. Karl Barth sekaligus memakai kedua istilah ini untuk oknum Yudas, yaitu kaum pilihan sekaligus juga adalah kaum buangan. Saya menganggap kalimat ini kurang bertanggung jawab. Di dalam Theologia Reformed, kita percaya kepada general calling (panggilan umum) dan special calling (panggilan khusus). Allah memanggil, “Barang siapa datang kepadaKu akan diselamatkan.” Ini disebut panggilan umum. Tetapi yang betul-betul bisa datang kepada Tuhan adalah orang-orang yang diberi tahta kerajaan. Tetapi pada waktu mereka mendengar panggilan itu berkata, “saya tidak mau!” mereka harus menanggung hukuman, karena mereka menolak. Mereka mengatakan tidak mau atas kemauan mereka sendiri. Waktu mereka mengatakan “mau!” mereka baru tahu bahwa itu tidak mungkin, itu karena adanya pertolongan Tuhan. Oleh karena itu, ketika Yudas menjual Yesus Kristus, saudara tidak perlu membela dia, percuma, karena dia tidak mau saudara bela. Banyak orang berkata, “Wah, Yudas, kasihan ya,” Yudas akan mengatakan, “Tidak perlu.” Mengapa? Yudas sendiri sebelum meninggal, melemparkan uang-uang itu ke dalam Bait Allah dengan satu alasan, “Aku telah mengalirkan darah orang yang tidak bersalah.” Itu berarti dia mengaku dosa sendiri, dia tahu bahwa dia sendiri sudah bersalah. Untuk apa saudara membelanya karena dia sendiri sudah mengaku bahwa dia bersalah? Jadi sebelum dia mati, dia merasa bahwa dia memang patut mati dan dia gantung diri, karena dia tahu dia yang berdosa. Dosa Keadilan & Penghakiman hal 130-131
Kembali pada predestinasi, orang dihukum hanya karena mereka patut dihukum. Pada waktu Allah menghukum mereka, Allah menghukum berdasarkan keadilan dan kesucian Allah sebagai patokan kebenaran dan keadilan yang mutlak. Allah tidak bersalah, karena Allah tidak pernah hutang kepada siapapun sehingga tidak ada seorangpun boleh berkata, “Allah harus menyelamatkan saya!” Kalau hanya melihat keadilan, semua orang harus masuk neraka, tetapi di antara semua yang harus masuk neraka, Tuhan masih memberikan anugerah, maka anugerah tidak boleh dimengerti melalui keadilan, tetapi dimengerti melalui ketidaklayakkan. Yang tidak layak sekarang dilayakkan. Apakah ini tidak adil? Ini terlepas dari status dan lingkungan keadilan, sudah masuk dalam lingkungan kehendak kedaulatan Allah. Ibid. hal 132
Pdt. Dr. Stephen Tong dengan tegas mengajarkan bahwa manusia tidak pernah kehilangan kehendak bebas dan hak pilihnya ketika berdosa. Allah memilih setelah manusia memilih!
Ajaran John Calvin disebut Calvinisme, ajaran Stephen Tong disebut Theologia Reformed Injili, namun keduanya sama-sama mengajarkan doktrin Predestinasi sesuai dengan ajaran Alkitab. Calvinisme dan Theologia Reformed Injili hanya nama untuk membedakannya dari ajaran-ajaran lain yang juga mengaku mengajarkan kebenaran Alkitab. Keduanya menjadikan Alkitab sebagai standard kebenaran, itu sebabnya, walaupun sama-sama mengajarkan kebenaran Alkitab, namun selalu mengajak orang Kristen untuk menguji ajaran mereka dengan Alkitab.
Predestinasi VS Pengalaman Pribadi
Dalam kehidupan sehari-hari kita bertemu dengan orang-orang yang mengambil keputusan untuk menjadi Kristen, pengikut Kristus. Dari kesaksiannya kita mengetahui bagaimana mereka mengambil keputusan untuk menjadi orang Kristen. Bahkan sebagai orang Kristen kita tahu pasti apa alasan kita memutuskan untuk menjadi Kristen. Secara logis kita menyimpulkan bahwa kita menjadi Kristen karena memutuskan untuk menjadi Kristen secara sukarela. Secara logis pula kita menyimpulkan bahwa orang lain menjadi Kristen karena mereka memutuskan untuk menjadi Kristen secara sukarela. Orang Kristen sejati adalah orang yang memutuskan untuk menjadi Kristen secara sukarela. Pada hakekatnya, menjadi Kristen adalah Allah menawarkan keselamatan dan kita menerimanya. Keselamatan itu memang gratis, namun bila kita tidak menerimanya maka mustahil kita menjadi Kristen.
Seseorang menawarkan hadiah dan saya menerimanya dengan senang hati, bukankah itu anugerah? Bolehkah saya membanggakan diri? Tidak! Ketika orang itu menawarkan hadiah, saya percaya dia memang akan memberikannya. Bukankah itu yang disebut iman? Ketika Roh Kudus menawarkan kehidupan kekal, saya menerimanya dengan senang hati. Walaupun belum menerimanya namun saya percaya akan mendapatkannya. Bukankah itu iman? Bukankah itu yang terjadi selama ini? Saya mengalaminya sendiri sementara orang lain menyaksikan pengalamannya dengan penuh keyakinan. Bukankah hal demikian masuk akal? Bukankah Alkitab mengajarkan bahwa karena kasih karunia kita diselamatkan oleh iman? Kasih karunia Allah adalah keselamatan di dalam Yesus Kristus dan iman saya adalah menerima dan mempercayainya?
Handai taulanku, tanpa mengurangi rasa hormat, bukankah menjadi tidak masuk akal ketika anda mengajarkan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa saya menjadi Kristen bukan karena saya memutuskan untuk menjadi Kristen, namun karena Allah memilih dan menetapkan saya menjadi Kristen sementara saya sama sekali tidak mampu menolaknya? Kawanku, tidakkah anda sadar bahwa hal itu selain bertolak belakang dengan pengalaman pribadiku juga menentang kesaksian orang-orang Kristen lainnya. Apakah anda tidak merasa keterlaluan mengharapkan saya dan orang-orang Kristen lainnya percaya bahwa yang anda ajarkan, itulah yang sebenarnya terjadi karena itulah yang diajarkan oleh Alkitab? Sahabatku, apabila Allah yang memilih dan menetapkan, kenapa saya yang memutuskan untuk menjadi Kristen?
Jurus Sang Alfa
Ketika melatih seekor anjing, saya ingin dia melakukan apa yang saya inginkan dan tidak melakukan apa yang tidak saya inginkan. Berdasarkan pengetahuan dan kemampuan maka saya bisa memaksa anjing itu patuh 100%. Memaksa anjing untuk patuh tidak memberikan kebanggaan sama sekali. Saya ingin dia patuh secara sukarela, karena saya adalah TU(H)ANNYA (Sang Alfa).
Untuk memaksa anjing duduk dapat dilakukan dengan menekan pinggulnya hingga dia duduk. Agar dia tidak mengigit, gunakan kalung penjerat yang akan menjerat lehernya ketika rantai ditarik. Tekan pinggulnya, tarik rantainya ke atas, bila anjing itu tidak patuh, lehernya akan terjerat. Dia terpaksa patuh.
Cara termudah melatih anjing duduk adalah, genggam makanan di tangan lalu perlihatkan kepada anjing itu. Dia akan mendongak melihat makanan itu. Dorong tangan ke arah belakang anjing itu, maka dia akan terus mendongak mengikuti tangan, agar nyaman, dia lalu menekuk kaki belakangnya dan duduk. Ketika anjing itu hendak duduk, beri perintah dengan suara datar, “duduk!”. Setelah beberapa kali diulang, anjing itu akan mengerti arti perintah, “duduk!”.
Dengan cara kedua, Sang Alfa yang memilih dan menetapkan agar anjing itu duduk, namun bagi anjing itu, dialah yang memutuskan untuk duduk secara sukarela. Cara demikian disebut Jurus Sang Alfa. Sang Alfa yang menetapkan namun anjing menaatinya dengan sukarela.
PREDESTINASI
Apabila anda bertanya kepada saya, “Apakah predestinasi itu?” Maka secara singkat saya akan menjelaskannya seperti ini. Dari generasi ke generasi Yesus mengetok:
Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Wahyu 3:20
Namun tidak ada seorangpun yang mau mendengar suaranya dan membukakan pintu bagiNya. Itu sebabnya Dia mengeluh:
Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat. Yohanes 3:19
Namun kita membantah ucapanNya, “Tuhan, bukankah aku membuka pintu hatiku? Bukankah aku mengundangMu masuk? Bukankah Engkau masuk dan kita makan bersama-sama?” Dengan senyum dikulum Yesus menganguk-angguk lalu berkata:
Tidak ada seorang pun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. Yohanes 6:44
Handai taulan, itulah predestinasi. Tentu saja kebenaran demikian tidak mudah untuk dipahami, itu sebabnya Paulus menghibur kita,
Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani. 1 Korintus 2:14
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
- hai hai's blog
- 10154 reads
Tulisan khas Hai2.. puanjang.. dan puuadat
@Hai
Tulisan khas Hai2.. puanjang.. dan puuadat... bueerat namun tidak berasa..
Tselem demuth elohim kalimat pertama yang terbaca, aku pikir tulisan ini akan berisi doktrin yang berat dengan bahasa2 dari negeri entah berentah yang ingin menjelaskan tentang "kebenaran" alkitab.. namun setelah membacanya .. wow.. luar biasa Hai.. bisa membaca paparan dan ringkasan tulisan dari pemahaman dari thomas Aquinas, Plato, Martin Luther, John Calvin, Arminius, Agustinus, Stephen Tong...
Kamu menulisnya dengan kalimat yang mudah dimengerti..
PETA dan TELADAN Allah.. ya.. inilah yang membuat manusia lebih dari semua ciptaanNya, termasuk lebih dari malaikat .. (inikah vitur2 baru yang ditambahkan yang tidak dipunyai generasi sebelumnya?)
Pada hakekatnya, Hawa makan buah terlarang bukan karena lebih percaya kepada Iblis dibandingkan Allah atau ingin melawan Allah. Akal budinya menyimpulkan bahwa buah itu baik untuk di makan, perasaannya menyimpulkan bahwa buah itu sedap rasanya sedangkan ambisinya menyimpulkan bahwa itu kesempatan untuk seperti Allah. Adam dan Hawa berdosa karena mengandalkan kebajikannya sendiri.
Tidak terasa ternyata alasan2 seperti inilah yang sering membuat aku berdosa..
Ada banyak hal dan pengertian baru yang kudapat setelah membaca blog diatas.. (peta teladan, predestinasi freewill, panggilan umum dan khusus)
Belajar memahami yang tidak mudah dipahami..
btw, jadi ingat tulisan WARUNGnya si Purnomo.. hal menjual eceran.. seperti membeli rokok di perempatan.. ketika kepingin menikmati dji sam soe magnum namun kapasitas belinya cuma 2 ler.. Om Hai.. aku penikmat tulisan2 anda.. tetapi seperti pembeli rokok diperempatan cuma punya kapasitas 2 ler(batang).. maukah anda menjual eceran batangan rokok sisa lembur menulis? Ini diprint ada 11 lembar lho.. kalau bisa dibagi beberapa thema n blog kan lebih gampang nih membacanya dan mengertinya karena keterbatasan kapasitasku.. agak2 telmi gitu.. seperti ketika membaca alkitab untuk memahami 1 ayat aja mesti afirmasi.. mencoba melakukan penerapan juga butuh berhari2 bahkan berbulan2..
Ada Bahagia, Ada Bahaya
Nona Joli, terus terang saya sendiri merasa tulisan ini terlalu kemaruk. Awalnya tulisan ini adalah draft pecahan dari tulisan Sistem Kasta Alam Semesta yang diedit guna melengkapi tulisan tersebut kemudian saya kembangkan untuk mendukung Taman Eden – Misteri Predestinasi & Freewill.
Peta teladan Allah, itulah kelebihan manusia yang tidak dimiliki makluk ciptaan lainnya, kebajikan namanya. Peta teladan Allah adalah hal yang indah, namun juga adalah hal yang berbahaya. Bahagianya sama besarnya dengan bahayanya.
Memang salah satu kelemahan saya adalah selalu ingian menjual paket murah meriah, satu kali dayung mau keliling dunia. Sejak lama saya berlatih untuk membuat tulisan knock down, artinya secara sendiri dia mandiri, namun ketika disambungkan dengan tulisan lain, saling melengkapi.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@hai2 &joli : peta teladan atau dan
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Tselem demuth = Peta Teladan
JF, dalam tulisan Yunaninya, tidak ada kata sambung "dan" Tselem demuth = peta teladan. Saya merasa cocok dengan kata "peta teladan" dibandingkan dengan "gambar rupa" Allah. Awalnya itu terjadi karena pertama kali sekolah minggu waktu kecil dulu, itulah yang diajarkan. Namun setelah dewasa dan memahami kata-kata, saya tetap melihat bahwa "peta teladan" jauh lebih tepat daripada "gambr rupa" Allah.
Fungsi peta teladan jelas untuk kemuliaan Tuhan. Sedangkan bagi manusia fungsinya adalah sebagai penuntun hidupnya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
gambar dan rupa Allah
Di Alkitab tertulis :
Kej. 1:26 Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
Gambar dan rupa Allah sama tidak dengan peta dan teladan Allah, saya pikir sama.
Hai terimakasih untuk mengajak kita semua berlaku sesuai hakekat manusia seperti awal Tuhan menciptakan manusia. Tapi sebenarnya aku tidak begitu mengerti arti gambar dan rupa Allah, karena terus terang sulit bagiku untuk memahami Allah, cuma bisa paham secuil.
Peta Teladan = Gambar Dan Rupa Allah
Mbak Lies, di dalam tulisan aslinya, sama sekali tidak ada kata "dan" namun di dalam bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi "peta" dan "teladan" Allah atau "gambar" dan "rupa" Allah. Saya sendirin tidak setuju dengan tulisan aslinya, tselem demuth = peta teladan.
Di dalam tulisan kali ini saya menekankan STATUS peta teladan Allah di dalam diri manusia, sebelum berdosa, setelah berdosa, ketika diselamatkan. Peta teladan Allah adalah "pikiran, perasaan dan akhlak" Ada juga yang mengelompokkannya menjadi "akal budi" dan "hati nurani" Sebenarnya saya membuka sebuah pintu yang bila ditelusuri akan berhadapan dengan hal-hal yang sangat indah yaitu kisah Abraham ketika mendapat perintah mengorbankan Ishak.
Sulit mengerti bukan tidak bisa mengerti, hanya perlu waktu dan pengulangan. Namun sekali memahami, itu akan menjadi milik kita hingga kekal nanti, jadi jangan segan-segan untuk terus belajar nona.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Peta Rusak
Hai nulis:
"...Manusia berdosa ketika mengandalkan kebajikannya sendiri..."
Setuju, Salomo pun sampai menyimpulkan:
"Percayalah kepada TUHAN dengan segenap hatimu, dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri" Amsal 3:5
Paulus juga udah menyimpulkan, tidak mungkin manusia bisa mengerti kebajikan Tuhan (Roma 3:10-11), kalo bisa, Yesus tidak perlu repot-repot disalib
Pengertian Adalah Bagian dari Kabjikan
Halo Rusdy!
Rusdy, pengertian adalah bagian dari kebajikan. Sebenarnya da beberapa halaman dari tulisan ini yang tidak saya sertakan. Itu membahas secara detil apa-apa saja yang disebut alethea atau kebajikan itu.
Namun anda benar, bersandar pada pengertian sendiri adalah dosa. Dosa akan merusak hubungan manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, manusia dengan alam dan manusia dengan diri sendiri. Istilah kerennya, dosa merusak keharmonisan.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Jurus Alfa
Seperti biasa penjelasan yang panjang dan dapat dimengerti, semoga juga bisa menjadi pelajaran yang berguna bagi para pembaca yang lain. Lebih tertarik dengan jurus alfa, Gambaran yang cocok untuk manusia dan Allah sebagai sang empunya pengetahuan. Btw hai hai udah pernah ngelatih anjing duduk??? hehehe....
Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...
3m1, Jurus Alfa
Terima kasih untuk pujiannya.
Banyak orang menyangka saya sedang melecehkan Tuhan dan firmanNya karena sering sekali menjadikan pengalaman melatih anjing sebagai ilustrasi di dalam tulisan-tulisan saya. walaupun menurut saya gambarannya cukup cocok dan mudah dimengerti.
Saya mengajak teman-teman masuk ke komplek kandang anjing-anjing yang saya latih. Ada belasan anjing di sana dan semuanya menggonggong karena ada orang asing. Saya berteriak, "DIAM!" tidak ada satu ekorpun yang patuh. Kembali saya berteriak, "DIAM!" tidak ada yang patuh, Saya berteriak sekuat tenaga, "DIAAAAAM!" anjing-anjing justru menggonggong semakin gila.
Teman-teman saling melirik, tentu saja mereka sedang ngeledek melihat saya yang katanya sang alfa tidak sanggup menyuruh anjing-anjingnya diam, padahal mereka dapat melakukannya dengan cukup mudah pada anjing-anjing mereka. Saya lalu berdiri, dengan gaya Cowboy yang siap duel, tangan kiri dan kanan saya di samping tubuh, lalu saya menembak anjing saya satu persatu dengan tangan yang membentuk pestol, sambil berseru, "dor ... dor ... dor ..." Satu persatu anjing saya roboh seolah kena tembak. Hingga saat ini, hanya sedikit teman yang saya beritahu jurus sang Alfa untuk melatih anjing demikian.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Sebenarnya Mau Tulis Apa?
Daniel Zacharias
Senang Pak Daniel bergabung
Salam kenal Pak Daniel,
Senang sekali seorang Pendeta seperti Pak Daniel ini bisa bergabung di Sabda.
Mohon kami-kami ini dibimbing ke jalan yang benar, hehe.
Harap maklum bila disini kadang preman beraksi di pasar Klewer. Tegur aja kalo ada yang macam-macam pak. Hehehe..
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Hai Debu Tanah
Hai Debu Tenah,
Agak kagok saja bila memanggil seseorang dengan panggilan tersebut. Terima kasih buat apresiasinya. Saya bersyukur bisa bergabung dan mudah-mudahan saya juga bisa belajar. Mengenal teman-teman semua disini bisa jadi sesuatu yang terus memperkaya kita semua.
Daniel Zacharias
Daniel Zacharias
Jangan kagok Pak Daniel
Tidak perlu kagok pak Daniel.
Di sini memang banyak user yang menggunakan nick name aneh2, antara lain:
- Debu tanah dipanggil Deta
- Jesusfreaks dipanggil JF
- Hai hai
- NoStressInDepress atau Nosid
- Siburukrupa
- dll
Tentu saya akan sangat menikmati diskusi yang lebih baik lagi dengan hadirnya Bapak di sini. Karena Bapak kan punya background ilmu Theologia, jadi diskusi tentunya akan lebih bermutu.
Beda dengan saya ini misalnya hanya modal baca Alkitab dan baca beberapa buku rohani, eh berani-berani nya alias kepedean nulis di Sabda. (Atau justru gak pede maka pake nick name? ) Hehehe..
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
De Ta
Deta yang baik,
Memang orang perlu adaptasi mudah-mudahan soal itu saya bisa akan belajar pelan-pelan.
Soal background gak usah terlalu dikedepankan biarlah ajang ini menjadi ajang belajar buat kita semua. Soal ilmu teologi soal sudut pandang sesama ahli teologi juga bisa gak sepakat koq.
Education from womb to tomb!
Daniel Zacharias
Daniel Zacharias
Menulis Yang Saya Tulis
Saya merangkum apa yang saya tulis pada paragraf pertama tulisan saya. Baiklah saya jelaskan lagi dengan kalimat lain, saya menulis tentang peta teladan Allah dan hubunganya dengan dosa serta predestinasi. Saya menulis tentang pandangan beberapa Theolog akan hal itu dan kesalahfahaman orang akan pandangan John Calvin dan Stephen Tong. Itulah yagn saya tulis, bila anda tidak memahaminya karena tulisannya simpang siur, tolong maafkan saya.
Predestinasi yang diterangkan semacam itu tidak berimbang dan cenderung mengabaikan sisi seberangnya yang sebenarnya sudah ditinjau ulang oleh kelompok reformed sendiri. Sayangnya masih kebanyakan pendukung predestinasi yang masih berkutat pada pilihan paradigma predestinasi dan free will dalam pola "ini" atau "itu" bukannya "ini" dan "itu" dalam paradoks yang misterius dan suprarasional.
Wow, pak Zach, bila anda dapat menjelaskan tulisan anda lebih terperinci lagi nampaknya akan sangat berguna untuk kita semua. Saya sendiri sama sekali tidak tahu, sisi mana yang sudah ditinjau ulang oleh kelompok reformed sendiri? Apa yang anda katakan benar. doktrin predestinasi sama sekali tidak menentang Freewill, hanya orang yang tidak belajar dengan baik yang menyangka demikian.
Satu lagi, pemakaian Wahyu 3:20 menunjukkan anda tidak konsisten.
Umumnya saya memang mengutip Matius 11:28, namun saya mencoba untuk mengutip wahyu 3:20, saat ini. menurut anda tidak konsisten, maukah anda menjelaskan letak tidak konsistennya?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Katanya udah belajar bener
Sdr. Hai-hai,
Tulisan anda menarik, namun belum selesai anda bahas dimana titik itu benar-benar klimaks anda sudah pindah ... padahal bagi saya itulah ketegasan dimana anda benar-benar menjelaskan posisi tselem demuth itu dalam bahasa indonesia yang jelas ....
mengenai predestinasi masak sih anda gak melihat (kalau merasa sudah belajar bener) bagaimana repotnya orang mengawinkan free will dengan predestinasi yang kelihatannya "both and" ketimbang "either or". Bila ada yang tidak merasa ada kerepotan maka disitulah dia gagal membiarkan misteri paradoks sebagai sesuatu yang dipaksakan masuk akal.
Daniel Zacharias
Daniel Zacharias
Memang Benar Benar Belajar
Fokus tulisan saya pada status tselem demuth Elohim, peta teladan Allah dikaitkan dengan dosa. Saya menuliskan hal-hal yang menurut saya jarang dikotbahkan atau ditulis orang lain. Saya mencoba mengajak semua pembaca untuk melihat yang umumnya diabaikan orang. Itu sebabnya saya menjelaskan bahwa peta teladan Allah adalah anugerah unik yang hanya dimiliki manusia. Bahwa tselem demuth itu nyata di dalam perintah menyembah Allah dalam roh dan Elethea (kabajikan). Saya menjelaskan peran peta teladan Allah di dalam hidup manusia dan apa yang terjadi ketika menyimpang
Bapak Zach, bila menurut anda ada yang kurang atau ada hal yang harus ditambahkan, maka saya dengan senang hati dan akan berterima kasih sekali bila anda mau menambahkannya. Apabila anda membaca tulisan-tulisan saya yang lain, maka anda akan melihat bahwa umumnya tulisan saya bukan tulisan lengkap, namun tulisan yang memancing diskusi lebih lanjut dan pemikiran lebih lanjut. Menurut saya itulah perbedaan utama ketika kita menulis blog dan menulis buku. Faktor pembedanya adalah unsur interaktif di dalam blog.
Mengenai Predestinasi dan Freewill, saya sama sekali tidak menghadapi kesulitan untuk memahaminya. Allah memilih setelah manusia memilih! Itulah yang coba saya jelaskan dalam tulisan ini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ok Anda Sudah Benar-benar Belajar
Sdr. Hai-hai,
Senang berdiskusi dengan anda. Saya cuma lebih suka kita fokus dan dengan fokus kita bisa lebih mendalam diskusi. Sekali senang berdiskusi dengan anda.
Soal predestinasi selalu tidak berimbang. Penetapan Allah dijelaskan secara tidak berimbang dengan tanggapan manusia. Walau anda menjelaskan secara obyektif namun masih terasa kurang berimbang, mungkin kita merujuk referensi dari Anthony Hoekema dan Arthur Pink yang secara obyektif menjabarkan secara berimbang.
Daniel Zacharias
Daniel Zacharias
Anda Benar
Anda benar, memang selama ini doktrin Predestinasi sering sekali diajarkan dengan cara yang salah sehingga mendapat tuduhan-tuduhan yang menurut saya tidak perlu. Itu sebabnya, saya mengingatkan bahwa baik yang menentang maupun yang mengajarkan, harus belajar dengan benar agar dapat memahami doktrin predestinasi dengan benar.
Saat ini saya memang memposisikan diri untuk menjelaskan alasan-alasan yang mendasari ajaran doktrin predestinasi itu. di di bagian Predestinasi VS Pengalaman Pribadi saya menjelaskan bagaimana manusia memandang apa yang terjadi, lalu di Jurus Sang Alfa, saya mencoba untuk menjelaskan pengalaman saya.
Senang berdiskusi dengan anda. Maafkan bila anda merasa tidak cocok dengan gaya bahasa saya. Dalam berdiskusi saya senantiasa memposisikan tulisan VS tulisan, Ide VS Ide, bukan manusia VS manusia. Jadi walaupun saya mengecam tulisan seseorang mati matian, namun ketika bertemu, semua itu hilang.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@KEPEDEAN & PENGHARAPAN
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
JF, Musti Jelasin Lebih Lengkap
Nah, JF, kayaknya elu musti jelasin lebih lengkap lagi dech maksud lu atau lu musti bikin blog baru untuk menjelaskan apa yang lu pahami.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ Hai
@ Edy, Tidak Ada Kata Yang dihilangkan
Saudara Edy, kata mana yang saya hilangkan? apakah saya sedang mengutip ayat? bukankah saya sedang menjelaskan bahwa bila Allah tidak ingin kita menyembahNya dengan akal budi, maka Dia tidak akan perintahkan kita mengasihiNya dengan segenap akal budi?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ Hai : Bukankah
@ Edy, Karena ...
Edy, bukankah kalimat itu saya tulis untuk membantah pemikiran bahwa menyembah Allah dalam roh berarti menyembah Allah tanpa akal budi?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ Hai, oh begitu maksudnya
Jadi kalau menyembah dalam roh dan juga menyembah dengan akal budi, bagaimana menurut pendapat Hai. Maaf nanya lagi.
GBU
Kembali ke Tulisan Utama
Edy, silahkan kembali ke tulisan utama, tempat anda menemukan kalimat itu pertama kali, bacalah sekali lagi dengan teliti.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ok Hai
Kembali ke tulisan kamu tentang akal.
Menurut kamu, benarkah akal itu terbatas ?
Benarkah roh itu tidak terbatas ?
Cukup dijawab ya atau tidak.
GBU
@ Edy Ya atau Tidak
Ya atau tidak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ Hai
Terima kasih atas jawabannya.
GBU
Peta n Teladan
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Dalam Bahasa Indonesia
Tenang aja JF, pasti ditunggu dech tulisannya!
Peta teladan Allah atau peta dan teladan Allah, gambar rupa Allah atau gambar dan rupa Allah memang tidak menjadi masalah selama kita memahaminya sebagai satu kesatuan. Namun menurut saya, ketika kita mulai mendefinisikan mana yang peta dan mana yang teladan, mana yang gambar dan mana yang rupa, akan timbul banyak perdebatan. Alkitab sama sekali tidak menjelaskan secara gamblang tentang hal demikian.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Hai-hai.....Allah memilih setelah manusia memilih?
Sdr Hai-hai....
Anda menuliskan Allah memilih setelah manusia memilih? Maksud anda? Bisakah Sdr Hai-hai jelaskan lebih terperinci?
Ketika Allah menawarkan keselamatan kepada manusia, PENAWARAN itu hanya untuk MENEGUHKAN pemilihan Allah atas manusia....
I Tes 1:4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.
1:5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu oleh karena kamu.
II Tim 2:9 Karena pemberitaan Injil inilah aku menderita, malah dibelenggu seperti seorang penjahat, tetapi firman Allah tidak terbelenggu.
2:10 Karena itu aku sabar menanggung semuanya itu bagi orang-orang pilihan Allah, supaya mereka juga mendapat keselamatan dalam Kristus Yesus dengan kemuliaan yang kekal.
Kis 13:48 Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya.
Pemahaman terhadap ayat ini JELAS berfokus kepada KARENA ALLAH telah memilih, maka SAYA AKAN SABAR MENGINJILI....Bukan Manusia telah memilih, maka Allah memilih...Meskipun maksud kita adalah Adam, Manusia pertama memilih dulu, maka Allah baru memilih...Dalam setiap ayat tentang pemilihan Allah, JELAS Allah yang memilih dulu....Atas dasar itulah maka dapat kita katakan manusia TIDAK PERNAH memilih untuk BISA percaya kepada Allah....Ketika kita memilih Allah, TANPA ADA KESADARAN bahwa SEBENARNYA Allah yang memilih kita, maka kita belum memahami predestinasi...
Predestinasi yang ditinjau dari segi peta teladan Allah memang jarang dibahas dan memang sulit dibahas..Manusia JELAS tidak bisa memilih Allah, bahkan itu TERCERMIN dalam KEHENDAK BEBAS Adam dalam Firdaus...Misteri inilah yang dibahas dalam hubungan antara Predestinasi dan Freewill...AKAN SELALU ADA PERTENTANGAN, kecuali dipahami dalam Konteks PARADOKS dan DIALEKTIKA...Tetapi Pemahaman PARADOKS akan melahirkan pemahaman paradoks yang lain sehingga setiap segi akal budi yang memahami akan berparadoks dengan definisi yang dibuat dan didiskusikan...
Anda menuliskan :
Handai taulanku, tanpa mengurangi rasa hormat, bukankah menjadi tidak masuk akal ketika anda mengajarkan bahwa Alkitab mengajarkan bahwa saya menjadi Kristen bukan karena saya memutuskan untuk menjadi Kristen, namun karena Allah memilih dan menetapkan saya menjadi Kristen sementara saya sama sekali tidak mampu menolaknya? Kawanku, tidakkah anda sadar bahwa hal itu selain bertolak belakang dengan pengalaman pribadiku juga menentang kesaksian orang-orang Kristen lainnya. Apakah anda tidak merasa keterlaluan mengharapkan saya dan orang-orang Kristen lainnya percaya bahwa yang anda ajarkan, itulah yang sebenarnya terjadi karena itulah yang diajarkan oleh Alkitab? Sahabatku, apabila Allah yang memilih dan menetapkan, kenapa saya yang memutuskan untuk menjadi Kristen?
Saya tidak tahu apakah kalimat di atas adalah kesimpulan anda atau menyatakan kalimat Paradoks..Bisakah anda jelaskan lebih lanjut?
Sola Christos....
Allah Memilih Setelah Manusia Memilih
Saudara Vantillian, seperti dugaan saya, anda akan menyerang begitu tulisan ini saya pasang. Terus terang, untuk mempersiapkan diri menghadapi serangan andalah saya menunda berhari-hari sebelum memasangnya. Pertarungan dengan anda di ICN benar-benar menguras tenaga, pikiran dan waktu. Sebenarnya, pertarungan itulah yang membuyarkan kebuntuan saya selama berbulan-bulan menulis Sistem Kasta Alam Semesta dan mematangkan pemahaman saya tentang doktrin predestinasi dan doktrin total depravity (kerusakan peta teladan Allah menyelurh).
seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorang pun tidak. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Roma 3:10-11
Ketika Allah menawarkan keselamatan kepada manusia, PENAWARAN itu hanya untuk MENEGUHKAN pemilihan Allah atas manusia....
Ungkapan anda benar, namun pemilihan Allah atas manusia dilakukan setelah semua manusia memilih. Itu sebabnya Alkitab berkali-kali menegaskan, sistematikanya adalah Allah memilih, menetapkan lalu memanggil untuk dikuduskan. Ketika Allah menawarkan keselamatan kepada manusia, pada saat itu Dia memanggil untuk dikuduskan guna meneguhkan pilihanNya itulah yang disebut panggilan khusus. Namun pilihan Allah dilakukan setelah semua manusia memilih. Roma 3:10-11 adalah ayat yang dengan tegas menyatakan bahwa Allah memilih setelah semua manusia memilih. 1 Tes 1:4, 2 Tim 2:9-10 dan Kis 13:48 adalah ayat-ayat yang ditujukan kepada orang-orang terpilih dan menjelaskan bahwa panggilan mereka adalah berdasarkan pemilihan Allah.
Menurut pandangan manusia, seharusnya Yesus Kristus baru menanggung dosa manusia setelah manusia yang terakhir lahir menolak Allah, setelah itu barulah Allah memilih siapa saja yang ingin Dia selamatkan. Namun dari pandangan Allah yang mahatahu, hal itu tidak perlu dilakukan karena Dia sudah tahu bahwa semua manusia sudah menolakNya.
Seorang teman saya, salah satu peternak ikan cupang aduan terbaik di dunia bercerita, bila seekor cupang anakan induk A menang bertarung dengan cupang anakan induk B, maka 100% cupang anakan A akan menang bertarung dengan cupang anakan B. ini adalah misteri yang jarang diketahui baik oleh peternak maupun pengadu cupang aduan. Setelah membuktikannya, saya baru percaya dengan apa yang diceritakannya. Pengetahuan ini lalu saya ceritakan kepada teman lain, peternak ayam aduan, ternyata hasilnya sama. Apabila seorang manusia dengan mengadu seekor cupang atau seekor ayam langsung tahu nasib cupang dan ayam aduan seindukan lainnya, apalagi Allah yang maha tahu? Saya tidak menyatakan bahwa Allah bekerja dengan cara demikian, namun kenyataan itu membuat saya lebih mudah memahami, ketika Adam dan Hawa berdosa, semua manusia pasti berdosa. Apabila Adam dan Hawa memilih untuk mengandalkan kabajikannya sendiri maka semua manusia akan melakukannya.
Menurut saya, doktrin predestinasi mengajarkan manusia untuk melihat manusia dari sudut pandang Allah. Banyak orang bertanya, bila ada predestinasi, untuk apalagi kita memberitakan Injil? Pemberitaan Injil selalu menghasilkan dua hal, orang yang percaya dan orang yang mengeraskan hati. Dengan pemahaman demikian, maka saya tidak pernah ragu untuk memberitakan Injil apalagi kecewa ketika menghadapi orang yang menolaknya, karena, baik yang mengeraskan hati maupun yang menerimanya, keduanya adalah bukti keberhasilan pemberitaan Injil. Itu sebabnya saya sangat setuju dengan definisi memberitakan Injil almarhum Dr. Bill Bright dan Lembaga Pelayanan Mahasiswa Indonesia (LPMI), “Berhasilnya penginjilan adalah menceritakan Kristus kepada orang lain dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.”
Tulisan yang anda kutip itu adalah pengalaman orang Kristen ketika memutuskan untuk menjadi Kristen. Allah memilih namun manusia merasa dialah yang memutuskan. Saya mencoba memahami hal itu melalui pengalaman saya ketika melatih anjing. Tentu saja itu bukan ajaran Alkitab namun pemahaman pribadi saya.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Hai2, anda terlalu memandang tinggi saya.....
Vantillian, Alasan Mengutip ...
Saya begitu marah ketika si dukun tiba-tiba nyelonong mengacaukan pertarungan. Ha ha ha … Anda hanya kalah pengalaman, jujurnya sich anda kalah strategi dan taktik, bahasa klewernya, anda kalah licik. Namun itu memang pertarungan yang bagus dan seru serta menambah banyak pengetahuan. Ketika anda masuk klewer, saya sempat memberitahu beberapa teman, Natanael masuk Klewer tuh!
Ada begitu banyak ajaran lain yang sama dengan ajaran Alkitab, bolehkah kita menggunakannya untuk menjelaskan kebenaran Alkitab? Menurut saya boleh, namun itu adalah wahyu umum, hanya ada satu wahyu khusus yaitu Alkitab, standard kebenaran Kristen. Apakah wahyu umum berasal dari Tuhan atau hasil pemikiran manusia? Wahyu umum adalah wahyu yang diberikan oleh Tuhan kepada manusia agar dapat lebih mudah memahami wahyu khusus.
Saya mengutip wahyu umum untuk menjelaskan ajaran Alkitab dengan catatan:
Itulah perinsip saya tentang mengutip wahyu umum untuk menjelaskan ajaran Alkitab. Namun yang anda ingatkan benar, sejak itu saya sangat berhati-hati ketika ingin mengutip wahyu umum, agar tidak memberikan pemahaman yang salah kepada pembacanya.
Doktrin Predestinasi memang sulit untuk dipahami, ketika menjawab satu pertanyaan, segera muncul pertanyaan lainnya. Walaupun sulit namun tetap harus diajarkan karena itulah ajaran Alkitab. Saya setuju dengan anda, bila perlu kita harus bertarung untuk mengajarkannya dengan benar.
Apabila semua manusia menolak Allah, bukankah itu berarti semua manusia diciptakan UNTUK menolak Allah? Menciptakan manusia yang menolakNya untuk dihukum, bukankah itu melanggar kebajikan Allah?
Pertanyaan di atas mengabaikan adanya kehendak bebas manusia. Doktrin predestinasi mengajarkan bahwa Allah menciptakan manusia dengan kehendak bebas. Semua manusia memiliki kehendak bebas. Berdasarkan kehendak bebasnya itulah manusia menolak Allah.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@ Hai yg pembual
Anda hanya pembual saja bahkan anda adalah penyesat di klewer ini.
Anda tidak bisa menjawab saya.
anda hanya bisa ngeles saja.
Apakah akalmu udah nyerah ya ?
Edy VS Edy Part III
Edy:
Anda hanya pembual saja bahkan anda adalah penyesat di klewer ini.
Anda tidak bisa menjawab saya.
anda hanya bisa ngeles saja.
Apakah akalmu udah nyerah ya?
Edy:
Mungkin saya tidak pandai untuk menjelaskannya, tapi intinya adalah janganlah menggunakan kata - kata yg tidak santun dan berkesan menuduh atau menghakimi seseorang apapun alasannya dan hal ini juga tertulis di policy sabdaspace.
Bukankah di sini tempat utk belajar ? Apakah menurut anda kata - kata itu mendidik?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ha ha ha
Anda takut ya...
Jujurlah dalam hal yg kecil.
udah nggak kekeh jumekeh ya. Ha ha ha .
cuma segitu kamu ?
ha ha ha
DASAR ANJING TAK BERGUNA.
Mana nyalimu, akuilah anda memfitnah saya.
Padahal sih tanpa pengakuanmu orang yg membaca tahu anda memfitnah saya.
KACIAANNNNNNNNNNNNNN DEH
Edy VS Edy Part VI
Edy:
Anda takut ya...
Jujurlah dalam hal yg kecil.
udah nggak kekeh jumekeh ya. Ha ha ha .
cuma segitu kamu ?
ha ha ha
DASAR ANJING TAK BERGUNA.
Mana nyalimu, akuilah anda memfitnah saya.
Padahal sih tanpa pengakuanmu orang yg membaca tahu anda memfitnah saya.
KACIAANNNNNNNNNNNNNN DEH
Edy:
Mungkin saya tidak pandai untuk menjelaskannya, tapi intinya adalah janganlah menggunakan kata - kata yg tidak santun dan berkesan menuduh atau menghakimi seseorang apapun alasannya dan hal ini juga tertulis di policy sabdaspace.
Bukankah di sini tempat utk belajar ? Apakah menurut anda kata - kata itu mendidik?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Makanya
Jngan sombong kau, terdiam kau kubikin.
Bisanya cuma fitnah.
Edy VS Edy Part IX
Edy:
Jngan sombong kau, terdiam kau kubikin.
Bisanya cuma fitnah.
Edy:
Mungkin saya tidak pandai untuk menjelaskannya, tapi intinya adalah janganlah menggunakan kata - kata yg tidak santun dan berkesan menuduh atau menghakimi seseorang apapun alasannya dan hal ini juga tertulis di policy sabdaspace.
Bukankah di sini tempat utk belajar ? Apakah menurut anda kata - kata itu mendidik?
hai hai ikutan nimbrung ah:
Edy, sebelum menasehati orang, ujilah diri sendiri dulu! Setelah menasehati orang lain, tepatilah apa yang sudah anda nasehatkan. Bila tidak, anda hanya akan mempermalukan diri sendiri.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
sungguh mengerikan
memang, sungguh mengerikan orang yang sudah dibakar dendam (dan iri hati)... edy.. edy..
HA HA HA!
serem juga ya
aduh, andai edy berpikir dingin dan tenang, maka seharusnya komentar ber-episode itu tidak terjadi...
sadarlah om edy, jangan sampai kemarahan mengacaukan pengendalian diri... ,<halah sok tahu>
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
Raissa, semua sudah selesai kok
Raissa, semua sudah selesai kok.
Pak edy dan bung hai sudah saling meminta dan memberi maaf.
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
baguslah
baguslah kakek erick <habis fotonya kakek kakek> jadi tidak ada part XL
-anak kecil berbicara, didengarkah?-
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
Sama Berdosanya
Memprovokasi orang lain untuk berbuat dosa, sama berdosanya! Bahkan lebih!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
@Hai-hai....Kapan Peliharaan Sang Alfa menjadi sukarela?
Ketika Dia Tahu ...
Saudara Vantillian, ketika menceritakan pengalaman melatih anjing sebagai perumpamaan untuk menjelaskan ajaran Alkitab, saya sama sekali tidak menganggap itu sebagai kebenaran Alkitab namun sekedar pengalaman pribadi 25 tahun lebih dan pelatih anjing lainnya yang mempermudah saya memahami ajaran predestinasi. Bagi orang-orang yang pernah melatih anjing cerita saya akan mudah dipahami namun bagi orang-orang yang tidak pernah melatih anjing, hal itu bisa dimengerti namun belum tentu diterima. Alasan saya menceritakannya adalah karena banyak sekali orang Kristen yang memelihara anjing atau berinteraksi dengan anjing.
Ketika kita melatih anjing untuk memahami sebuah perintah, kita memanipulasi nalurinya, seperti yang saya ceritakan ketika melatih anjing untuk mengerti perintah, “duduk.” Setelah anjing itu mengerti perintah, maka langkah selanjutnya adalah melatihnya untuk taat 100% apapun situasi dan kondisi yang dihadapinya. Untuk mengoreksi atau memberi tahu anjing bahwa dia telah mengecewakan tuannya, digunakan kalung jerat dan rantai. Untuk memberitahu bahwa dia telah menyenangkan kita, digunakan kata-kata pujian. Untuk meningkatkan daya patuh anjing, biasanya kita menyuruh seseorang untuk menggodanya untuk tidak patuh. Misal, setelah anjing mengerti perintah, “diam!” maka kita akan gunakan mainan atau ayam dll untuk menggodanya. Ketika dia tidak taat, kita akan menarik rantai sehingga lehernya tercekik namun ketika dia patuh, kita akan memujinya. Taat dan mendapat pujian atau melanggar dan lehernya tercekik. Pada anjing-anjing berkarakter bagus yang dilatih dengan benar sejak awal, sebenarnya tidak perlu menarik rantai hingga kalung leher mencekik. Yang penting adalah dia tahu tanda telah berlaku benar dan tanda telah berlaku salah. Jadi keras atau tidaknya cekikan di leher sangat tergantung dari anjingnya.
Terhadap anjing-anjing tertentu kita bahkan menghadapkan mereka pada pilihan, taat atau maut. Hal itu terjadi ketika kita harus melatih anjing-anjing yang memiliki karakter pemimpin atau sang alfa yang pernah menggigit orang. Terkadang kita harus menggantungnya hingga pingsan untuk menyatakan kedaulatan kita dan memaksanya untuk taat. Kita menghadapkan dia pada pilihan mencoba menggigit orang dan digantung atau menyangkal nalurinya untuk menggigit orang dan dipuji, “bagus!”
Seekor anjing dianggap lulus latihan kepatuhan bila dia taat 100% pada tuannya dalam situasi dan kondisi apapun tanpa rantai dan kalung. Anjing dengan status itu, akan melenguh sedih dan frustasi ketika tuannya berkata dengan nada ketus, “Nakal!”
Vantillian, anak saya baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke tujuh tanggal 7 September yang lalu. Tanggal 9 pagi saya memanggilnya lalu memegang kedua tangannya dengan tangan kiri dan mengetukkan telunjuk saya pada punggung tangan kanannya. Dia memandang saya lalu menangis dan bertanya apa salahnya? “Mama kamu sangat menyayangimu, namun kamu tidak menghormatinya. Kamu memaksanya untuk bangun padahal dia tidur karena kelelahan dan begadang membuat kue ulang tahun kamu!”
Dia akan rela ketika tahu bahwa bila tuannya bahagia, maka dia akan bahagia!
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
koreksi dikit ya ...boleh kan Ko Hai Hai
Terima Kasih Koreksinya
Terima kasih koreksinya Dedyriyadi. Memang seharusnya saya menulis, "Allah adalah roh."
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
thanks
laffyou..
addme priscillagatha@plasa.com
agatha
Soli deo Gloria,, xoxo
@ all, edy dan hai hai sudah bersilahturahmi tadi malam
waduh ACC
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-