Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Panik: "Perempuan Gila"
Dalam suatu percakapan -- "kongko-kongko", terungkap bahwa perempuan sangat tidak tahan dalam kesulitan; bahkan dalam waktu yang singkat.
Sebuah kisah Ayub dan Istrinya di bawah ini cukup untuk menggambarkan situasi ini. Maka berkatalah isterinya kepadanya: "Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!" Tetapi jawab Ayub kepadanya: "Engkau berbicara seperti perempuan gila! Apakah kita mau menerima yang baik dari Allah, tetapi tidak mau menerima yang buruk?" Dalam kesemuanya itu Ayub tidak berbuat dosa dengan bibirnya. -- Ayub 2:9-11.
Dalam suatu percakapan -- "kongko-kongko", terungkap bahwa perempuan sangat tidak tahan dalam kesulitan; bahkan dalam waktu yang singkat. Alasanya adalah, perempuan lebih banyak menggantungkan hidupnya kepada pihak lain; bahkan untuk mengendalikan asmaranya.
Dalam kasus Ayub, mungkin masalahnya adalah, selain karena jatuh miskin dan merana, "cinta dan ekspresi-ekpresinya" yang tidak mungkin dilakukan oleh Ayub karena penyakitnya juga sangat dominan. Masalah ini menjadikan istrinya putus asa di satu pihak dan sayang atau simpati dipihak lain. Keputusasaan dan rasa simpati yang tidak terkendali dapat menimbulkan ketidaktegaran atau panik.
Ironis, dalam kasus Ayub ini, yang seharusnya yang berpotensi untuk bersikap "tegar" adalah istrinya, tetapi yang terjadi adalah sebaliknya, Ayub yang menderita lahir batin yang menyuarakan perlunya ketegaran bagi dirinya sendiri dan istrinya yang sehat.
Orang percaya tidak harus seperti kasus Ayub dan istrinya ini dalam menghadapi suatu kesulitan atau kebuntuan dan keputuasaan hidup. Pesan penting yang diungapkan Ayub dalam menyikapi Istrinya yang "seperti perempuan gila" itu adalah "Sebuah sikap ketegaran". Melihat persitiwa dengan "kacamata TUHAN".
"Kesulitan memang harus dihadapi. Sikap tegar adalah kuncinya. Sumber kekuatannya adalah hati yang teguh -- iman. Di dalam ketegaran, selalu ada sumber pertolongan; melalui sesama kita, oleh Tuhan sendiri. Allah bekerja dalam segala keadaan, tetapi caranya tidak seperti yang kita pikirkan dan harapkan; bahkan seringkali Allah bekerja dengan cara yang "buruk", sederhana dan dalam keputusasaan serta ketidakberdayaan kita."
Demikian
- Gedalia Lynch's blog
- 4483 reads
Merci
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)
Artinya?
Makasih
Lord, when I have a hammer like YOU, every problem becomes a nail. =)