pada sebuah titik...

Saya tidak bermaksud memberi interpretasi atau menelaah puisi di atas. Minat saya untuk menelaah puisi memang tidak sebesar minat saya dalam hal bahasa. Maka kalau saya berkomentar di sini, tentulah berkaitan dengan minat saya itu.

Ada yang menarik bagi saya ketika melihat catatan kecil di akhir puisi indah tersebut. Ternyata Saudara merupakan pemrakarsa suatu kegiatan seni. Tapi sayangnya, penempatan kata mantan saya pikir tidak tepat.

Ketika saudara menjadi seorang pendiri, posisi Saudara tidak pernah menjadi mantan pendiri. Mungkin ketika itu Saudara pernah terlibat di dalamnya sebagai pendiri dan sebagai anggota. Namun, ketika Saudara sudah tidak terlibat lagi, mungkin karena lulus, Saudara tetap memiliki atribut pendiri, pemrakarsa. Saya pikir pendiri atau pemrakarsa bukanlah jabatan yang dapat dicopot begitu saja. Mungkin perlu diperjelas batasannya, di mana saja Saudara berposisi sebagai anggota, dan di mana pula Saudara memrakarsai kegiatan seni tersebut.

"Karena bahasa Indonesia dahulunya adalah lingua franca"