Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
masmur: suatu kisah dihari minggu
"bawalah seluruh persembahan perpuluhan itu kedalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan dirumahKu dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan." Mal 3:10
sang pendeta membacakan nats itu dengan keras, " UJI lah Aku" tegasnya "inilah satu2nya ayat di bible dimana Tuhan meminta di uji" katanya lagi, matanya serasa menatap saya, padahal ruangan ini berisi ribuan jemaaat, dada ini berdetak kuat...
seketika dalam diri ini bergolak,"eureka" ingin rasanya berteriak seperti archimedes ketika menemukan pemecahan masalah menghitung berat, saya yg selama ini merasa kurang diberkati, masih kurang melimpah dalam hal materi, kurang maju dalam bisnis, kurang berpengaruh dalam lingkungan, serasa menemukan faktor x kenapa semua itu terjadi.
Mata sang master dialtar itu sedikit menerawang, mengingat masa lalunya, "hidup saya adalah buktinya" tandasnya lagi, dimulailah kisah seorang hamba Tuhan yg mendapat panggilan iman, meninggalkan segala perkerjaannya, pindah ke lingkungan baru tanpa materi yg memadai, sampai ke masa kini dimana beliau telah menjadi gembala dengan ribuan jemaat, mampu membangun gedung gereja yg sangat megah, dan tentu saja berkat untuk keluarga yg berkelimpahan, anak2 yg baik, dan mampu disekolahkan di negara terbaik. "Tuhan kita memang luar biasa" teriaknya menutup kisah hidupnya, dan dibalas tepuk tangan riuh dr jemaat termasuk saya yg masih terbengong2 mengikuti kisahnya itu.
Otak ini mulai berputar....."luar biasa", itulah pikiran yg muncul pertama kali. Menurut saya inilah pikiran yg tulus dr seorang manusia yg mengagumi Tuhannya yg luar biasa.
"Sayapun ingin mendapat berkat seperti itu",pikiran ke dua yg muncul. Nah kalo ini adalah pikiran seorang manusia yg terkontaminasi rasa iri dan membandingkan diri dengan orang lain.
"Ini lah faktor saya tidak berkelimpahan, saya tidak diberkati karena saya tidak memberi perpuluhan, mulai kini saya akan memberi perpuluhan dan saya akan diberkati, Tuhan sudah berjanji, dan janji Tuhan tak pernah tak ditepati" tiba2 pikiran saya berpidato seperti politikus, memberi janji2 pada diri saya sendiri, akibatnya muncul pikiran dan tekad sekaligus, dan lahirlah manusia baru dengan cakrawala berpikir baru.
Kembali ke altar, Sang pendeta memberi tanda pd pemusik, dan menyanyikan lagu rohani, menciptakan suasana melankolis, salah satu syairnya "siapakah aku ini Tuhan, jadi biji matamu...."dinyanyikannya penuh perasaan, semakin menunjukkan betapa dirinya tiada arti dihadapan sang khalik, "oh betapa baiknya kau tuhan" ulangnya berkali2..
Sementara pikiran saya masih tertuju kepada janji2 yg akan saya dapat, tiba2 sebuah pikiran menyeruak " kalo orang kristen taat perpuluhan lah yg diberkati, begimana dengan orang2 kristen lain yg bekerja keras dan smart, toh bnyk diantara mereka yg diberkati luar biasa, contohnya Si Leo yg g yakin kristennya kristen KTP dan ngetawain org2 ngasih perpuluhan "lo bikin kaya pendeta doank" ejeknya selalu, tapi liat rumahnya coy, ato si David yg setiap hr minggu kerjaannya main cewek tp duitnya kaga abis2, artinya selama elo kerja keras dan smart elo bisa kelimpahan juga dunk" tentulah ini pikiran yg berasal dr si Iblis, untuk mempengaruhi saya buat membatalkan tekad saya tadi.
Sayapun menatap sang pendeta, dan anehnya sang father seolah tau pikiran saya, dia buka alkitabnya "Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya" Amsal 10:22
Saya pun kembali terdiam, asa yg sedikit memudar kembali menyala, kembali pikiran saya mencerna, oh pantaslah segala kerja keras saya selama ini tidak membuahkan hasil yg maksimal, berkat itu belum turun karena ada sesuatu yg tidak saya lakukan.
si Iblis belum putus asa "bagaimana dgn orang2 yg tidak beragama kristen, toh merekapun kaya raya, Pak Asep yg istrinya 8 itu, rumahnya seorang istri satu rumah, ato si ko achun yg rada2 anti kristen, tp mobilnya bejubileh banyaknya" Lagi2 saya menatap sang maestro di altar,memohon penjelasannya, lagi2 dia seolah2 membaca pikiranku, "maafkan aku father, Imanku memang lemah makanya terus meragukan kata2mu" kata2 itu terpancar melalui mataku, Dia membaca suatu ayat dengan lantang
"Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam" Hag 2:7
"orang yg dikaruniai Allah kekayaan,harta benda dan kemuliaan, sehingga ia tak kekurangan suatupun yang diingininya, tetapi orang itu tidak dikaruniai kuasa oleh Allah untuk menikmatinya, melainkan orang lain yang menikmatinya! inilah kesia-siaan dan penderitaan yang pahit" Pkh 6:2
oh father, apakah itu artinya? "ya" katanya lantang "tahun2 akhir ini kita akan melilhat perpindahan kekayaan dr orang2 yg tak percaya kepada orang2 percaya, dr orang2 yg mengumpulkan harta kekayaan tanpa diberi kuasa untuk menikmatinya kepada umat pilihanNya" sejenak dia terdian "dan semuanya itu terjadi agar rumah Tuhan penuh dengan kemegahan, agar kemuliaannya dinyatakan" imbuhnya lagi.
Skak mat, si iblis menyerah, dia pun meninggalkan otak saya, sehingga keraguan itu hilang. Sayapun bertepuk tangan dengan riuh ketika sang maestro berteriak "tepuk tangan buat Tuhan kita". Aneh bin ajaib, setelah pertanyaan2 itu hilang sang pendetapun menyudahi sesi Firman Tuhan itu, Dia seolah2 diutus Tuhan hanya untuk mengingatkan dan memberi solusi akan doa berkat yg selalu saya minta tiap malam, sejak dr kecil, hingga saya punya anak sekarang. "Sorry God" dalam hati saya berdoa, menyesal akan doa saya yg itu2 saja tiap malam.
Ibadah berakhir, saya pulang mengemudikan mobil saya perlahan2, dalam euforia akan berkat materi yg melimpah. Diperempatan seorang anak peminta2 mengulurkan tangannya pada saya, dalam kebahagiaan sayapun memberikan duit "goceng" padanya, apalah artinya goceng dibandingkan pindahnya harta ko achun kepada umat pilihannya, Sianak menatap saya dgn terkejut, seolah tak percaya, diapun menatap bulat2 mata saya sambil berkata "terima kasih ,pak". pandangan beberapa detik, yg penuh rasa syukur dan gembira itu tiba2 membuat waktu seolah2 beku,seperti air dingin yg disiramkan ke wajah saya, memadamkan segala api euforia, membangunkan saya, dan sekaligus menghakimi saya "kamu adalah orang yg tidak pernah bersyukur"
"Oh God, anak itu merusak hari minggu ku"
- emasmurni's blog
- Login to post comments
- 3660 reads
@emasmurni: Antiklimaks
Saya suka gaya bahasanya. Mohon ijin untuk share ya?
@m23: thanks.. silahkan
@m23: thanks.. silahkan dishare