Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Siapa Penulisnya?
Pada suatu hari, tiba-tiba aku takut pada masa depanku. Sesaat kemudian Tuhan membawaku melihat pada perbukitan nun jauh di depan rumahku.
Dia bertanya, “Berapa jauh matamu bisa melihat ke depan anakKu?”
Jawabku, “Beberapa km saja Tuhan”
Kemudian Dia berkata, “Anakku, kamu hanya bisa melihat kehidupan sepanjang beberapa Km saja, tetapi Aku bisa melihat ke depan melebihi panjang umurmu”
Wow… Tuhanku memang luar biasa, kasihNya kekal selamanya (Sender: Prima +62085227***** Received: Today 12.41)
***
Masih ingat ga? (Sender: Prima +62085227***** Received: Today 12.42)
Maksudnya?
23 Juli 2000?(Sender: Prima +62085227***** Received: Today 12.44)
Sapa yang nulis?
Kamu (Sender: Prima +62085227***** Received: Today 12.46)
Aku? Yang bener? Dimana?
Buletin ************ No. 38, 23 Juli 2000 (Sender: Prima +62085227***** Received: Today 12.48)
Aku lagi bongkar arsip kamu. Banyak tulisanmu yang menguatkan… (Sender: Prima +62085227***** Received: Today 12.49)
Aduh…. Beberapa waktu lalu Susi juga temukan 1 bendel hardcopy tulisan bebasku. Aku jadi malu to’ya..
Ha ha … memang tidak ada yang kebetulan (Sender: Prima +62085227***** Received: Today 12.51)
***
Kebiasaan ‘berpindah-pindah’ ternyata berakibat seperti ini bagiku. Banyak yang bisa tercecer dimana-mana. Buku-buku mahal, barang-barang, file dokumentasi, juga beberapa arsip tulisan, yang tentu saja aku sudah melupakannya. Kali ini ‘penemu’ nya adalah sekretaris baru di gereja kami yang baru saja mengangkut sebuah Filling Cabinet beserta semua isinya yang terbengkalai beberapa bulan karena kutinggal pindah kantor.
Beberapa waktu lalu Asissten di kantor yang lama tiba-tiba mengirim sms, “Aku temukan 1 bendel hard copy tulisan2mu… ya ampun! Ternyata kamu itu segitunya ya… Sorry aku membacanya tanpa permisi, tapi aku sungguh belajar banyak dari situ. Tuhan kita memang luar biasa. Teruslah semangat, apapun yang sedang kamu lewati sekarang!!”
***
Siapa Penulisnya?
Tiba-tiba satu kalimat ini membayang di pikiranku. Ingatanku tiba-tiba melesat ke buku-buku catatanku yang sekarang entah dimana (terselip, tercecer, atau mungkin hilang). Hampir semuanya menuliskan tentang hal-hal entah berat ataupun ringan yang terjadi dalam hidupku. Ahhh… semua tulisan itu… gimana kalau ditemukan orang? Aduh… aku pasti malu berat! (Padahal isinya bukan hal yang memalukan… paling-paling seperti tulisan2 ini, karena dulu aku menulis dengan tangan dan sekarang pake computer, itu saja bedanya).
Huuuffff… banyak hal yang telah terjadi di masa lalu, beberapa diantaranya tertulis di kertas, beberapa lagi diantaranya tertulis di hatiku saja. Seandainya saja aku bisa melihatnya kembali, atau mungkin memperbaiki beberapa hal diantaranya.
Tidak ada! Semuanya telah terlanjur tertulis di lembaran kehidupanku, dan tidak ada satupun yang bisa kusesali bahkan hal yang terindah sekalipun.
Dulu, waktu aku memilih melepaskan tawaran pekerjaan yang lebih menggiurkan, dan melewati hari-hari yang sulit itu.
Dulu, waktu aku memilih untuk meninggalkan semua tawaran kemegahan, fasilitas lengkap dan kembali ke hari-hari yang penuh ketidak pastian demi satu janji pasti.
Dulu, waktu aku memilih untuk ‘mengampuni dan melepaskan’ orang demi orang yang melukiskan luka di hati dan jiwaku
Dulu, waktu aku memilih untuk mengatakan ‘ya’ bagi panggilan yang sungguh mahal harganya ini.
Dan, dulu waktu aku mengatakan “ya” bagi Kristus, penebusan, keselamatan dan anugerah dariNya, meski setelahnya hidupku menjadi terbalik dan kehilangan banyak hal.
Atau mungkin ke masa sebelum itu? Inginkah aku kembali ke masa sebelum itu? Tidak! Tidak sama sekali. Karena jalan di sana amat gelap dan pekat, tanpa arah dan tujuan.
Ahhhh… semuanya telah dituliskan di lembar demi lembar kehidupanku, diijinkan Tuhan terjadi supaya ada hari ini. Jika hari-hari itu tak kulewati kemarin, aku tak akan seperti hari ini.
Jika aku harus kembali ke masa silam dan memperbaiki banyak hal di hari kemarin, mungkin aku tak akan dipertemukan satu persatu orang yang begitu berharga di hatiku hari ini.
***
Siapa Penulisnya?
Hampir 3 bulan ini aku berhenti menulis. Berhenti menuangkan rangkaian kata dan kalimat yang biasanya mengalir bebas di otakku. Semua terhenti hanya karena kesibukan yang menggila. Tapi bagaimana dengan hidupku? Semuanya tetap saja menuliskan lembar demi lembar pada sejarah kehidupanku di setiap detiknya.
Aku, hidup yang kuhidupi, kehidupanku, tertulis atau tidak pada kertas dan PC mungkin akan tertulis pada ingatanku, juga beberapa orang.
Seperti sms seseorang kepadaku beberapa waktu lalu, “Saat aku melihatmu selintas saja, aku … ada sesuatu yang tidak terkatakan betapa hebatnya anugerah yang dicurahkanNya kepada wanita sepertiku sehingga DIA mempertemukanku denganmu”
Suatu saat, tulisanku yang ‘tertulis’ mungkin akan ditemukan serta dibaca orang, tetapi tulisan kehidupanku setiap waktu ‘pasti’ dibaca orang, entah itu menghasilkan sesuatu yang baik ataupun yang buruk dan jahat.
Aku berharap, hidup dan kehidupanku di panggilanNya, semoga bukan hanya dibaca orang, tetapi semoga suatu saat bisa menjadi teladan bagi beberapa orang.
***
Dan, siapa penulisnya?
Aku!
****************
Dec ‘10
- iik j's blog
- Login to post comments
- 3421 reads
@mb Ik, sayang .
Sayang kalau tercecer begitu saja ... :)
aku suka penggalan ini ....
Atau mungkin ke masa sebelum itu? Inginkah aku kembali ke masa sebelum itu? Tidak! Tidak sama sekali. Karena jalan di sana amat gelap dan pekat, tanpa arah dan tujuan.
aku tak ingin kembali, tapi melangkahpun kadang terasa sulit ...
Jika aku harus kembali ke masa silam dan memperbaiki banyak hal di hari kemarin, mungkin aku tak akan dipertemukan satu persatu orang yang begitu berharga di hatiku hari ini.
orang-orang yang sama dengan kondisi yang sama tak akan pernah kembali lagi ... menikmati kebersamaan itu indah dan sangat berharga ..
Lakukan segala sesuatu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ...
tengkyu ely
sippppp! kebersamaan yang mahal harganya. tengkyu ya
jadi inget syair lagu NKB 204
jadi inget syair lagu NKB 204 bait 2:
Hidupmu kitab terbuka
dibaca sesamamu;
apakah tiap pembacanya
melihat Yesus dalammu.
Nyatakan Yesus dalammu,
nyatakan Yesus dalammu;
sampaikan Firman dengan hati teguh,
nyatakan Yesus dalammu.
mazda. nyatakah hidup kita?
nyatakah hidupku,
nyatakah hidup mu?
nyatakah hidup kita?
seperti waktu kita 'menyatakanya'?
semoga