Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Sia-Sia
Cerita 1: dua sisi
Ketika saya meninjau kembali deskripsi pekerjaan dan waktu kerja saya selama 1 bulan ini, saya menyadari 1 hal. Bahwa 1 bulan terakhir ini, saya selalu masuk setiap sabtu. Dan 2 minggu terakhir, saya masuk baik sabtu dan minggu, dan 2 minggu terakhir, beberapa kali saya pulang pagi. Saya berpikir : Inikah manusia yang bertanggungjawab atas pekerjaannya, atau inikah manusia yang telah mendewakan pekerjaannya? Apakah batasan antara bertanggungjawab dengan mendewakan?
Saya lelah dan merasa telah sampai kepada batas akhir kekuatan manusia saya. Kalau terus begini, pasti saya jatuh sakit. Kadang saya berpikir : Tuhan beristirahat 1 hari dalam 1 minggu, tetapi ada manusia yang bekerja setiap hari seperti saya, tidakkah itu berarti saya merasa lebih dari Tuhan? Tapi bagaimana dengan ayat yang mengatakan : apapun juga yang kamu perbuat perbuatlah seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia?
Semalam, ketika saya hendak berdiskusi dengan rekan kerja saya, datanglah sang owner, menanyakan perkembangan proyek. Saya pikir beliau ini akan menanyakan, apakah ada yang mungkin bisa disupport dari pihak management? Tapi ternyata beliau ini mengatakan, "Anak-anak loe udah pulang pagi kek loe lum?"
Dan saya berpikir, "Luar biasa. Ini nilai uang dibanding dengan manusia." Bedanya manusia dengan mesin adalah manusia butuh istirahat, mesin butuh listrik/sumber energi. Manusia punya hati, mesin tidak. Lalu mengapa ada orang-orang yang begitu bangga dan senang menjadi mesin?
Saya merasa menderita, dan lelah, fisik dan mental, karena bahkan tidur pun tidak nyenyak. Konon supervisor saya akan keluar, maka perlahan-lahan ia "memindahkan" pekerjaannya kepada saya dan rekan saya. Tapi karena rekan saya tidak masuk beberapa hari ini, sayalah yang "dikejar-kejar" orang ini dan orang itu. Sampai terbawa mimpi dan tidak bisa tidur. Pusing. Saya melihat sekeliling saya, dan melihat hal yang sama. Ada yang jauh-jauh lebih parah dari saya dalam hal jam kerja. Dan saya pikir, "Luar biasa. Ini nilai pekerjaan dibanding dengan istirahat."
Pada akhirnya, saya cuma mengingat kata-kata pengkotbah : "Sia-sia."
In the end, i don't want to blame anybody, though i know, all of this is caused by somebody.
I just need a small room where i can scream and shout : "I wanna be free"
Note : please kalo ada pengalaman serupa, ato pikiran-pikiran sehubungan dengan cerita 1, 2, atau 3, tolong dishare. Need it. Desperately. T.T
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
- teograce's blog
- Login to post comments
- 4286 reads
seneng..
Kirain ini tulisan nobitea :)
Joli juga sama, seneng bila lihat kerja lembur-lembur, jadi makin semangat :p
wew..
maaf.. bie kurang pintar
@ ci joli
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
UU Perburuhan
imprisoned by words...
@ 8
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
sengsara (kadang) membawa nikmat
tahun 2001 an:
presentasi besok pagi jam 10... kondisi prototype masih amburadul... saat itu jam 7 malam... 1 team, sekitar 20 newbie di dunia pemrograman gedubrugan ga jelas... lembur sampe satu per satu tewas... akhirnya modar semua di kira2 jam 4 subuh... jam 7 pagi bangun dan ternyata ada masalah baru... entah gimana server nya ga mau up... panik, segala ide dicoba dan ga ada yang jalan sampe satu ide gila muncul... "eh, kita kan di bali nih, sapa tau si server kesurupan roh hantu bali, kita panggil ibu jero yang biasa nyembayangin modul2 kerja kita aja, suruh dia sembayangin si server"... saat itu sudah jam 9 lewat... dan entah kenapa kami iyain aja ide sinting bin ga logis itu... jam 10 presentasi dimulai, jam 11 selesai, dan project itu tembus.... ;-)
tahun 2003 an:
same situation... satu mingguan pada tidur di kantor... besok harus delivery ke client... saat itu jam 2 dan otak udah ngehang... satu team 5 orang, hahahihi ga jelas sambil maen gitar, ditemeni project manager dan boss gede yang ngepul terus kayak kereta api lagi jalan... menjelang subuh inspirasi datang... fiuhh, selamet deh...
---o0o---
saat2 yang ancur2an rasanya ketika dialami, tapi selalu jadi pengikat dan bahan obrolan seru bagi kami2 saat ngumpul bareng... :-)
@ dennis
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
hipotesa inti masalah buat teo
dugaan gue sih inti masalahnya bukanlah di si pm, tetapi di sales. coba lo cari tau bagaimana mekanisme pemberian bonus bagi sales. kalau bonus si sales keluar langsung setelah client deal dan bukan setelah project 100% delivered, then you should get the clue ;-)
but anyway, it happens dimana2. malah, entah gue pesimistis atau sinis, tapi gue pikir emang begitulah aturan maen nya. sedikit contoh nyata yang miris adalah yang kejadian minggu2 ini di kantor gue (end-user). kami ditawari sebuah produk oleh konsultan X. produk ini buatan vendor Y. X menawari harga N.
karena kami punya hubungan sangat baik dan cukup dekat dengan vendor Y secara langsung, maka kami bertanya pada dia apakah harga N itu reasonable atau nggak. jawaban Y mengejutkan, dia bilang harganya nggak reasonable sama sekali. bukan karena kemahalan, tapi karena terlalu murah jauh. Y bilang, andai kami ambil langsung dari dia pun, harganya pasti lebih gede dari N.
mendengar jawaban Y, kami cuma nyengir kuda aja. kami tau apa ini maksudnya.
dulu, pas gue kerja di salah satu software house di jakarta, situasinya terbalik dengan yang sekarang.
ada prospek project yang bagus dan di tahap2 akhir, saat itu kantor gue tinggal bersaing dengan s**ma. gue saat itu bertindak sebagai orang technical yang bertugas mengestimasi berapa lama yang dibutuhkan untuk project itu.
estimasi gue, dengan sumber daya yang ada saat itu, paling nggak kita akan butuh 1 tahun dengan catatan 3 bulan requirement dan sesudah itu requirement nya di-lock alias ga boleh ada perubahan lagi. bos bilang ga bisa... alasan nya simple, menurut sumber terpercaya, s**ma masukin angka 6 bulan saja untuk project ini.
gue jawab si bos bahwa diakui atau nggak, kita beda dengan s**ma. fresh grad yang bagus2 lebih senang join ke sana karena tergiur dengan prestise mereka. sementara kalo kita mau ambil yang senior, maka itungan harganya nanti yang ga masuk.
tau nggak bos gue bilang apa?
"gini deh, gue akan masukin 3 atau 4 atau 5 bulan, apa aja asal lebih cepet dari s**ma. harganya juga akan gue murahin. coba liat di itungan... berapa harga man-hour nya?.... segitu? ok, gue cut jadi setengahnya, harusnya masuk tuh di itungan elo... coba lo itung lagi sono", ujarnya ke gue.
gue jawab dia bahwa ini adalah b-u-l-l-s-h-1-t... project ini doom to fail dari awal kalo caranya begini.
dan inilah kalimat "emas" nya yang gue ga akan pernah lupakan, "nis, yang penting masuk dulu. sesudah masuk, kita tunjukin niat baik dengan kerja sekeras2nya. andai nantinya gagal juga, masak sih dia tega mutusin kontrak dengan kita? andai dia orangnya tegaan sekalipun, emang dia ga mikir uang dia yang udah dia kasih ke kita? tenang, dia ga akan berani mutusin kontrak dengan kita, once dia tanda-tangan".... (FYI, term pembayaran dari client biasanya ga sekali jadi di akhir tapi bertahap misalnya 30-30-30-10% dan sebenernya harga project real ada di kisaran 60% saja, sisanya di mark-up alias ilang juga gpp... makanya si bos pede).
pas si X nawarin kami harga yang super duper murah, memori inilah yang langsung terbersit di kepala kami semua. kenapa? karena kami semua disini adalah mantan konsultan; dulu ngadalin orang, eh sekarang mau dikadalin... hidup memang adil :-D
terakhir, pernah liat gambar2 ini? ring a bell? ;-)
@nis: Emang lebih enak kerja di end user
Emang lebih enak kerja di end user. Dulu gua kerja di software house sekarang di end user. Hidup memang adil. Roda berputar. Bwa ha ha ha.
@ dennis
gue jawab si bos bahwa diakui atau nggak, kita beda dengan s**ma. fresh grad yang bagus2 lebih senang join ke sana karena tergiur dengan prestise mereka. sementara kalo kita mau ambil yang senior, maka itungan harganya nanti yang ga masuk.
tau nggak bos gue bilang apa?
"gini deh, gue akan masukin 3 atau 4 atau 5 bulan, apa aja asal lebih cepet dari s**ma. harganya juga akan gue murahin. coba liat di itungan... berapa harga man-hour nya?.... segitu? ok, gue cut jadi setengahnya, harusnya masuk tuh di itungan elo... coba lo itung lagi sono", ujarnya ke gue..."
deathlinenya konon setengah dari estimasi normal.. T.T
btw, nice pic.. hahaha.... makanya dari sini, teo ga mao ke software house lagi.. zzzz.... mo ke end user ah.. :p *kalo God bukain jalannya.. :D*
thx dennis for the story.. sangat realistis, asli, nyata, dan membumi.. *apakah coba...* --> ciri-ciri orang sutress.. haha.. :p
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Dari pemilik start-up ke karyawan
Bwa ha ha ha. Jadi nostalgia nih. Dulu gua pernah menjadi pemilik start-up company dan kerja gila-gilaan. Yah kerja belasan jam satu hari itu biasa tapi gua hampir nggak pernah bergadang. Tapi walaupun kerja keras akan tetapi gua anggap itu menyenangkan. Kenapa? Karena gua adalah pemilik. si Joli bisa bilang senang karena dia juga pemilik.
Sekarang gua cuma karyawan biasa. Kerja nggak bisa dibilang ringan tapi juga nggak bisa dibilang kerja keras. Rutin lah. Malah kadang-kadang santai. Tapi tetap menyenangkan juga karena atasan memberi kepercayaan penuh dalam cara pengerjaan walaupun dikasih deadline dan target juga.
Kerja itu sebenarnya akan tetap menyenangkan kalau kamu pegang kendali. Kondisi kamu sepertinya sudah kurang sehat soalnya kamu sepertinya sudah kehilangan kendali. Saran saya cari pekerjaan baru yang lebih sehat.
@ sf
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@teograce: Kehilangan kendali
Kehilangan kendali adalah kalau pekerjaan yang mengatur kamu bukan kamu yang mengatur pekerjaan. Bekerja keras itu bagus tapi bekerja terlalu keras itu tidak bagus. Waktu saya di start-up sekalipun hari sabtu dan minggu saya tetap tidak bekerja sama sekali dan menikmati hidup.
Pengkhotbah 3:9-13
(9) Apakah untung pekerja dari yang dikerjakannya dengan berjerih payah?
(10) Aku telah melihat pekerjaan yang diberikan Allah kepada anak-anak manusia untuk melelahkan dirinya.
(11) Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.
(12) Aku tahu bahwa untuk mereka tak ada yang lebih baik dari pada bersuka-suka dan menikmati kesenangan dalam hidup mereka.
(13) Dan bahwa setiap orang dapat makan, minum dan menikmati kesenangan dalam segala jerih payahnya, itu juga adalah pemberian Allah.
Ecc 3:9-13 (NET)
(9) What benefit can a worker gain from his toil?
(10) I have observed the burden
that God has given to people to keep them occupied.
(11) God has made everything fit beautifully in its appropriate time,
but he has also placed ignorance in the human heart
so that people cannot discover what God has ordained,
from the beginning to the end of their lives.
(12) I have concluded that there is nothing better for people
than to be happy and to enjoy themselves as long as they live,
(13) and also that everyone should eat and drink, and find enjoyment in all his toil, for these things are a gift from God.
@ sf
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@teograce
trus job-job yang lum kelar dengan deathline2 yang ada gimana om? >.<"
udah lembur-lembur mulu aja ga kelar.. masih kudu masuk sabtu minggu.. n kadang.. beberapa atasan dengan seenaknya menjanjikan sabtu minggu hari libur masuk ke client.. *padahal dia sendiri ga akan masuk, yang masuk yah anak buahnya.. swt..*
Deadline yang tidak wajar bukanlah deadline. Lagipula istilah deadline dipakai untuk proyek software itu sudah salah kaprah. Kamu tahu istilah deadline itu dari dunia penerbitan koran. Suatu naskah harus masuk sebelum deadline. Kalau nggak masuk ya nggak bisa terbit dan naskah/artikel yang tidak terbit pada waktu yang tepat itu bisa berakibat fatal. Kalau software kan nggak seperti itu. Sebelum ada software toh orang masih bisa kerja manual. Lagipula pemimpin yang munafik kayak diatas buat apa dipatuhi.
Dulu waktu saya jualan software saya selalu nggak pernah mau bikin yang namanya deadline saya selalu menyebutnya jadwal penyelesaian proyek. Sebagian besar jadwal saya bisa tepati karena jadwalnya selalu saya kasih margin keterlambatan. Kalau misalkan terlambat maka saya selalu tawarkan pengurangan biaya proyek atau kalau client benar-benar tidak puas maka saya tawarkan "full refund" dan proyek dibatalkan. Dari pengalaman saya cuma 1 client yang membatalkan dan belum pernah ada yang mau ambil pengurangan biaya. Kebanyakan client saya masih manusia normal yang bisa melihat dan menghargai usaha yang saya lakukan.
apa batesnya antara "mendewakan" pekerjaan dengan "lakukan yang terbaik seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia"? kalo saya ga lembur sabtu sementara job masih ada, saya termasuk kategori pertama atau kedua? trus mesti gimana dengan tekanan-tekanan dari robot2 kantor? bagaimana menghadapi : "loe harusnya masuk karena kita masuk"? >.<"
Batasannya adalah kesehatan fisik dan jiwa kamu. Kalau Tuhan jelas nggak akan menuntut manusia bekerja sampai kesehatan fisik dan jiwa orang itu terganggu. Jawab saja ke robot kantor, "Kalau gua masuk dan jatuh sakit kan lebih buruk dari kalau gua ambil waktu yang wajar untuk istirahat memulihkan diri dan bisa tetap bekerja besoknya."
@ sf
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Etika Kerja
Nah, ini dia nih yang bikin saya yakin saya nggak mungkin selamat kerja di Jakarta. Expectation-nya mesti kerja minimal 12 jem sehari, kehidupan personal itu nggak ada, alias kalo setuju kerja, setuju jadi budak company. Kalo nggak suka, "Ya udah, sana cari kerja baru!", tapi kompetisinya begitu hebatnya dan rumput tetangga sama ancurnya, weleh...
Mengandalkan pemerintah untuk menggalakkan UU Tenaga Kerja... hmmm...
Duh, emang saya lembek :)
@ rusdy
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Suka Duka Kerjaan
Suka duka enaknya kalo pas lagi dikenang, bukan pas lagi dialami :) *nenek2 juga tau*
Duka kerjaan sih banyak, dari gak bisa tidur berhari2 (berapa hari rekor elo gak tidur karena pekerjaan? Me? 52 jam, totally sleepless tp begitu tidur langsung tewas di lantai seharian), trus pernah kerja ampir 1 1/2 bln gak ada off, sampe mesti mecat temen baik. Gue lebih pilih gak tidur 2-3 hari dan badan meriang kepala mo pecah drpd disuruh mecat orang apalagi temen baik.
Jadi anak buah orang, emang gak enak. If "you're not alone" can make u feel better, I will say it now. Teograce, you're not alone. There :)
@ pb
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
giveup...
maaf.. bie kurang pintar
@ bie
-Faith is trusting God, though you see impossibility-