hari yang fantastis untuk abahku yang sadis

beep.. beep... beep...

hari ini abah bday..

sebuah pesan singkat datang sebelum hari benar-benar berganti.

abahku yang sadis walau tak begitu menyukai kalimat romantis namun hari ini ia akan menerima banyak kalimat-kalimat melankolis dan makanan yang manis.

seseorang pernah bertanya padaku, apakah abah benar-benar seseorang yang sadis? aku hanya menjawabnya dengan sebuah senyuman. abah dan ayah ada dua sosok yang berbeda, dan aku bangga menjadi anaknya.

setiap kali pulang kerja, abah gemar membawakan martabak manis untukku. apakah hal itu termasuk sebuah tindakan yang sadis?

setiap kali aku bersedih, abah suka membelikan aku ice cream yang sangat manis. apakah hal ini juga sadis ?

abahku yang manis, hanya pesannya saja yang sadis...

kesadisan pesan-pesan abah membuatku  'tampak' seperti seorang koleris. tak peduli anak laki-lakinya atau perempuan... kami tak boleh menangis.

 ‘selamat bertambah umur…’

3 kata dihari yang manis untuk abah ku kirimkan pagi ini, aku berharap abah tak membalasnya dengan pesan-pesan yang sadis.

‘terimakasih, ternyata abah masih punya anak..’

begitulah cara abah membalas pesanku, sebuah sindiran. abah gemar menyindir, dan aku tahu kenapa abah membalas pesanku dengan sindiran. walau pun begitu abah punya sense of humor yang tinggi, berbeda dengan ayah. ayah adalah seseorang yang sangat pendiam. kesamaan dari mereka adalah pesan-pesannya yang sadis.

dihari yang manis untuk abahku yang sadis, aku tak dapat menghabiskan waktu itu bersama-sama dengannya. bukan hanya aku, tapi kami.

‘jangan menangis…’

aku membalas sindirannya dengan pesan sadis yang sering ia berikan untukku. menangis itu lambang kekalahan.

jangan menangis....

hanya itu yang dapat ku katakan pada pemilik pesan yang sadis

jangan menangis....

karena ini adalah hari yang fantastis

ibu akan memasakkan makanan yang manis-manis

dan  kami  akan mengirim banyak kalimat melankolis

abahku yang sadis

ini bukan hanya sekedar kalimat yang puitis

bukan pula alasanmu untuk  menangis

kami tak disampingmu karena tak ada tiket yang gratis

walau pun begitu kita tetaplah keluarga yang harmonis