Urapan melibas roh yang membuat sakit perut

Kejadiannya kemarin. Seorang bapak mengenakan sarung, dari agama
seberang, datang dengan mendekap perutnya, bertamu ke rumah ibu Tum di Muntilan, Jawa Tengah, untuk suatu keperluan.

"Lho pak, sampeyan kok nekem weteng niku pripun? Sakit napa? " sapa ibu Tum menyambut tamunya.

"Inggih bu. Lha niki to? Sampun kalih minggu niki awak kulo sakit, weteng kulo sakit sanget" jawab si bapak.

"Ooo, lha keleresan pak. Teng ngriki mangke dalu wonten doa kesembuhan. Ndherek mawon napa? Mengke jam pitu ndalu" terang ibu Tum mengundang si bapak untuk mengikuti persekutuan doa Kamis malam, yaitu tadi malam, tgl 15 Juli 2010.

Ternyata si bapak menerima tawaran ibu Tum. Beliau dengan setia menunggu sampai petang.

Persekutuan doa Kristen itu dipimpin oleh sahabat Muji, bapak Christian, yang sudah lebih dari 3 tahun, Puji Tuhan, masih tetap berlangsung, dan penyertaan Tuhan sangat luarbiasa dengan kesembuhan supranatural yang begitu sering terjadi. Tuhan Yesus seolah mengobral kuasa-Nya untuk persekutuan yang dilambari dengan kasih yang tulus untuk melayani jiwa-jiwa itu.

Lebih kurang jam 18.30 beberapa teman sudah datang, diantaranya Ko Tik, anak rohani pak Christian. Pria ini cukup telaten mendokumentasikan siapa-siapa yang dilayaninya, yang ditulis dalam buku kecil. Setahun yang lalu sudah lebih dari seratus "pasien" yang telah beliau layani, dan sebagian besar mengalami kesembuhan. Dari ibu-ibu penjual tempe goreng, penjual bakso, dan pedagang-pedagang kecil.

Nah, sebelum persekutuan doa dimulai, si bapak yang mendekap perutnya itu diajak omong-omong oleh Ko Tik.

"Yen sampeyan percoyo kaliyan Isa Bin Maryam, sing kulo sebut Tuhan Yesus, sampeyan bakal sembuh, sampeyan berhak sembuh. Niki wonten ayate,.." kata ko Tik memberi penjelasan kepada si bapak. Asyik sekali dua orang itu terlibat percakapan.

Lalu persekutuan doa itu dimulai. Seperti biasa, dilakukan pujian dan penyembahan, lalu dilanjutkan pembahasan Firman. Dan ditutup dengan doa dan penyembahan juga. Selesai.

"Pak, cobi sakniki njenengan periksa awake penjenengan, taksih sakit nopo mboten?" tanya pak Kristian kepada si bapak.

Dengan setengah terkejut si bapak merasakan bahwa sakit-sakit di badannya sudah sembuh. Padahal tidak didoakan secara khusus, belum ditumpangi tangan juga.

"Wah, inggih pak, lha kok malah sampun saras niki? "jawab si bapak.

"Cobi di rasak-rasakne, nopo sampun mantun saestu " lanjut pak Kristian.

"Sampun sekeco pak. Mung ten bagian pinggang niki taksih sakit sekedhik " jelas si bapak.

Lalu si bapak disuruh duduk dan menjulurkan kedua kakinya lurus ke depan. Ternyata kaki kanannya sedikit lebih panjang dibanding yang sebelah kiri.

"Lha, samparan panjenengan panjang sebelah ngoten kok pak. Purun mboten nek digawe podho? " pak Christian menawarkan untuk mendoakan agar kedua kaki si bapak menjadi sama panjang.

Kemudian pak Christian mendoakan kaki sebelah kiri, dan dengan otoritas ilahi memrintahkan agar kaki kiri si bapak bertambah panjang dan berhenti ketika sudah tepat sama panjang. Dan terjadilah bahwa si kaki kiri langsung "molor" alias memanjang dan menjadi sama panjang dengan kaki kanannya. Puji Tuhan.

"Njenengan mpun dangu le sakit boyok pak? "tanya pak Christian.

"Wah, mpun taunan pak." jawab si bapak.

"Lha nggih niku sebabe, awit samparan panjenengan dowo sebelah."

Si bapak tentu saja bersukacita, tak dinyana bahwa malam itu juga dia mengalami kesembuhan secara mujizat.

"Wah, maturnuwun sanget. Kulo sampun mari, malah mboten sido teng dhokter." ucap si bapak berterimakasih.

"Ngeten mawon. Mbenjang yen wonten tiyang sakit, teko sampeyan beto teng ngiriki mawon nggih pak? "pesan pak Christian.

Apakah yang terjadi pada si bapak? Apa yang membuatnya sakit perut lebih dari dua minggu, sehingga dia harus mendekap perutnya menahan sakit, dan begitu tersiksa?  Dan kenapa begitu mudahnya rasa sakit itu pergi: hanya mendengar injil Yesus dan berada dalam lingkungan orang yang larut dalam penyembahan, dan pekat dengan urapan?

Sederhana saja. Rasa sakit itu disebabkan oleh "roh yang membuat sakit perut". Walaupun (barangkali) tidak semua sakit perut disebabkan oleh manifestasi roh sakit penyakit. Dalam kasus itu, rasa sakit disebabkan oleh "kegelapan" yaitu anteknya iblis, ialah roh yang membuat sakit perut.

Jadi, ketika "terang" itu datang, yakni: ketika orang2 dalam persekutuan itu larut dalam penyembahan, dan tenggelam dalam hadirat Tuhan, dan berendam dalam urapan, si bapak juga terkena empartasi urapan, sehingga mau tak mau kegelapan itupun sirna. Sama seperti sebuah kamar gelap, ketika lampu dinyalakan, maka kegelapan itupun sirna. Konseling yang dilakukan oleh Ko Tik kepada si bapak, menimbulkan iman, karena "iman timbul dari pendengaran,... akan Firman Allah ". Apalagi ketika kemudian dia mendengar juga pembahasan Firman Tuhan yang disampaikan pak Christian, semakin menguatkan iman yang mulai tumbuh.

Jadi, ketika iman itu mulai ada, lalu si bapak berada dalam urapan Allah, maka kuasa Allah dapat bekerja dengan leluasa, sehingga terjadi mujizat.

Tuhan Yesus memberkati.

Mujizat