Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Journal of Min : The Blind and The Samaritan
Labs doing blindfold.
Ps**. Maaf jika isinya ga sekeren judulnya.
- minmerry's blog
- Login to post comments
- 3732 reads
|
Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace Journal of Min : The Blind and The Samaritan
Kebetulan.. Kebetulan..
Ada banyak kebetulan dalam hidup ini, adakah kebetulan bisa direncanakan?
(Status Joli di facebook hari ini)
Aku melihat hal yang cukup jarang terjadi, hari ini.
Melihat apa yang Joli sebut sebagai kebetulan.
Kebetulan (bagiku) hanya atau mungkin bisa terjadi, saat aku menyadari jika ada sesuatu yang aku anggap berbeda di dalam situasi itu. Entah itu hal-hal baik, hal-hal mengesalkan, hal-hal membahagiakan, hal-hal mengharukan, hal-hal tentang kebaikan, hal-hal tentang kejahatan. Itu menimbulkan kesan. Kesan yang muncul dari kejadian yang tidak ku pikirkan sebelumnya. Kebetulan.
Hari ini aku menhadapi hal indah dalam kebetulan yang kudapat dalam satu perjalanan pulang.
Kebetulan membawaku untuk masuk ke dalam bus, dan duduk di deretan pertama, dimana aku dapat melihat langsung wajah orang-orang lain yang duduk dihadapanku.
Perjalanan yang biasa saja. Sore yang biasa saja. Melihat pemandangan diluar dengan duduk membelakangi supir (menghadap ke dalam), selalu membuatku mual. Karena pemandangan luar bukan bergerak maju dari pandanganku, tetapi bergerak mundur.
Beberapa jam yang lalu, hujan turun dengan sangat deras. Pemandangan di jalan hampir putih. Saat aku dalam perjalanan, hujan sudah berhenti sekitar tiga puluh menit.
Satu pemberhentian, pemberhentian, dan beberapa pemberhentian yang lain, yang tidak ku hitung.
Aku melamun. Hingga aku tidak melihat kedatangannya.
Hingga lelaki yang duduk di depanku, tiba tiba berdiri dan mencengram satu lengan seorang kakek. Dan menyuruhnya duduk. Caranya kasar, suaranya kasar, namun semua orang tahu, isi hatinya baik, lelaki itu.
Akhirnya kakek itu duduk di depanku.
Aku berpikir, ah… satu lagi kakek yang sudah pikun.
Namun, setelah ia duduk, aku melihat tingkahnya cukup aneh. Tidak sopan menyebut itu tingkah, namun lebih tepatnya prilaku kakek itu cukup aneh.
Perasaan anehku langsung menguap, saat ia menekuk-nekuk tongkatnya. Bukan tongkat biasa.
Ia mengeluarkan kantong kecil dalam tasnya. Kantong kecil transparan. Tempat ia menyimpan lembaran uang cashnya. Dia mengeluarkan beberapa lembar, meraba pinggiran uang kertas dimana angka tertera dengan sangat hati hati. Mendekatkan lembaran uang itu diwajahnya… lalu menyusun lembaran itu dan memasukkan lagi ke dalam kantongnya.
Ia menyimpannya sedemikian rupa dengan sangat berhati-hati, baginya itu pastilah berharga.
Lalu ia mengeluarkan ponsel dari tasnya. Sekali lagi, ia mendekatkan ponsel itu diwajahnya, lalu menekan tuts number di ponsel. Ia mengenali angka tuts dengan nada yang dihasilkan tuts ponsel. Setiap tuts nomor ponsel memiliki nada yang berbeda. Cantonese.
Lalu ia menyimpan ponselnya dan memandang ke depan.
Ia memakai kemeja putih, celana panjang coklat muda. Kulitnya putih, namun keriput dan bercak coklat memenuhi kulitnya yang putih. Ia memakai tas hitam yang mungil, dan memakai tas di pinggangnya. Matanya tertutup oleh satu selaput tebal. Hingga bola matanya tidak lagi hitam…
Mungkin pemandangan di luar tidak bisa dilihatnya…Hingga ia menunduk saja sepanjang perjalanan.
Pemandangan yang ada diluar, sungguh indah. Sore itu, sore setelah hujan. Ada danau kecil di tengah perjalanan yang cukup luas. Tepat dipermukaan air, ada kabut tebal yang menutupi. Putih seperti kapas. Dan ia tidak memiliki kesempatan melihat itu. Kabut yang bergerak lembut. Permukaan air yang tenang, jembatan, dan pohon-pohon di sekeliling danau kecil itu. Semuanya tampak sempurna.
Ia hanya menunduk. Dan entahlah…
Aku tidak mampu melihat pemandangan didepanku. Karena air mata memenuhi mataku, hampir tumpah. Semua orang mulai menatapku. Aku tidak tahan melihat orang yang seperti kakek ini. Dan aku selalu menghindar. Aku memalingkan wajah.
Setelah tahu, kakek ini buta. Aku berpikir dengan keras. Jika dengan demikian, bagaimana ia bisa mengenali station bus yang ia ingin tuju, tempat pemberhentian yang ia tuju.
Aku berpikir. Satu-satunya kemungkinan adalah, Ia memberitahu supir atau supir itu sudah tahu, tempat pemberhentiannya. Karena ini tidak mungkin adalah yang pertama kali bagi sang kakek.
Namun, aku tahu jawabannya seketika itu juga.
Dalam perjalanan, ada beberapa tikungan dan belokkan. Bus hanya berjalan di jalur bus. Hingga saat berbelok, dia akan memutar stir dengan sigap tanpa keluar jalur. Terutama ditikungan, dia harus konsisten dengan jalurnya. Jika keluar, akan ada kemungkinan ia mengganggu atau bahkan mengenai mobil lain. Sehingga saat ada tikungan, setiap orang yang ada di dalam bus, akan merasa satu belokkan yang tajam dan terdorong seiring belokkan bus.
Dari sekian banyak tikungan dan belokkan, hanya ada satu tikungan, dimana bus kan memutar stir-nya cukup tegas tanpa mengurangi kecepatan. Kira-kira lengkungannya 90 derajat pada tikungan itu. Saat itu juga, tanpa ragu-ragu, kakek itu meluruskan kembali tongkatnya, berdiri. Dan station yang ia tuju, tepat setelah tikungan dengan lengkungan 90 derajat itu. Itulah tanda bagi dia, dan jawaban bagiku.
How awesome is that?
Dia turun dengan yakin. Semua orang memandang prihatin padanya. Namun ia turun tanpa terlihat perlu dibantu. Tanpa menabrak seseorang. Dan turun dengan baik.
Aku melihat hal yang hebat hari ini. Dan aku menulis, supaya aku tidak melupakannya.
Aku melihat kakek masuk kedalam bus…, dengan tongkat… dan dia buta.
Dia menghitung uangnya,menyusunnya dengan rapi dan teliti setelah duduk.
Dia menelepon saudaranya,dengan mengenali angka lewat nada tuts telepon.
Dia turun di bus station.Tanpa seseorang memberitahukan sampai dimana station yang ia ingin tuju.
Seseorg, pria yang langsung bangkit berdiri dan membimbing dia (kakek tua itu) untuk duduk.
Samaritan yang begitu berkesan bagiku. Aku menulis ini baginya, dan bagiku supaya aku tidak lupa.
Tidak ada yang berbeda, kakek itu tidak merasakan apa yang aku rasakan saat melihatnya. Dan dia tidak butuh perasaan yang timbul dari hatiku saat melihatnya.
Aku hanya menemui kebetulan yang indah. Bagiku untuk bersyukur.
Ps*. Kakek bukan lagi blindfold. Dan blognya bukan buat nyindir blindfold-ers. Tapi silakan saja kalo mau merasa tersindir.
Labs doing blindfold.
Ps**. Maaf jika isinya ga sekeren judulnya. 10 user menyukai ini
|
kebetulan
nice blog Min, penuh makna..
Sejak pagi kepingin menulis tentang kebetulan yang Joli banyak alami. Malam ketika waktu longgar memungkinkan untuk menuliskannya, justru mampet. Tak tahu mesti mulai dari mana, ada terlalu banyak kebetulan, seakan Tuhan mengelitikin Joli supaya selalu tertawa..
Kebetulan bisa tanpa makna dan juga bisa penuh makna seperti tulisan Min ini.
Kebetulan Min menulis tentang kebetulan.. kebetulan yang indah dan penuh arti..
Min:
Joli, Sorry nich
Jol, Min izin share untuk statusnya ya... Lom sempat izin tadi, Min langsung comot...
Min ga kenalan ama tuh Kakek. Tapi semoga bisa ketemu sekali lagi. Pengen lihat dan belajar caranya "mengenali".
Min menunggu cerita "kebetulannya" Joli. Mungkin kebetulan artinya saling melengkapi...
kebetulan yang tidak betul
Nggak usah sorry, Joli malah suka kok, kebetulan Min menulis ini, termasuk Samaria, karena yang dalam pikan Joli juga tentang Luk 10 tentang Orang Samaria yang baik hati, kebetulan itu thema khotbah hari minggu kemarin
Kebetulan belum tentu menghasilkan hal yang betul.
"Adalah seorang yang turun dari Yerusalem ke Yerikho; ia jatuh ke tangan penyamun-penyamun yang bukan saja merampoknya habis-habisan, tetapi yang juga memukulnya dan yang sesudah itu pergi meninggalkannya setengah mati. Luk 10:30
Kebetulan ada seorang imam turun melalui jalan itu; ia melihat orang itu, tetapi ia melewatinya dari seberang jalan. Luk 10:31
Demikian juga seorang Lewi datang ke tempat itu; ketika ia melihat orang itu, ia melewatinya dari seberang jalan. Luk 10:32
Lalu datang seorang Samaria, yang sedang dalam perjalanan, ke tempat itu; dan ketika ia melihat orang itu, tergeraklah hatinya oleh belas kasihan. Luk 10:33
Min, lihatlah, ada kebetulan, ya imam melalui jalan itu, adalah suatu kebetulan.
Apa arti kebetulan bagi imam itu? apa arti kebetulan bagi korban perampokan?
Sug Kuria
Kata kebetulan yang dipake di ayat yang dikasih Joli, diterjemahkan dari kata Sugkuria, sug + Kuria. Sug = Dengan. Kuria, Kureo diambil dari kata dasar Kurios = Possessor = Tuan.
Bahkan untuk hal2 yang bersifat kebetulan (tidak diketahui penyebabnya, tiba2 datang atau terjadi begitu saja), di dalamnya ada Kurios di situ.