Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
aku tak ingin pulang
Kita ini ibarat domba.. sebuah perumpamaan yang sering ku dengar. Dan aku selalu bertanya dalam hati, mengapa kita disamakan dengan domba? Entahlah, dari dulu hingga sekarang aku tak berniat mempermasalahkan hal ini hingga ke permukaan.
Teman : Hey.. apakabar?
Sebuah senyuman adalah pilihanku untuk meresponi pertanyaannya itu. Basa basi, pikirku. Aku tahu pertanyaan apa lagi yang akan ia katakan setelah ini.
Teman : Kemana saja?
Yaa.. dugaanku ternyata benar. "Ada apa?", tanyaku untuk menyelesaikan sesi basabasi ini dengan segera.
Teman : Kenapa kamu sudah jarang sekali terlihat di gereja ?, kali ini ia bertanya dengan sebuah kekuatiran.
Lagi-lagi sebuah senyuman menjadi pilihanku untuk meresponi pertanyaannya itu. Tante Paku sudah mengungkapkan hal ini beberapa waktu yang lalu.
Aku : Aku tak ingin ada disana, ujarku tegas
Teman : Kenapa?
Aku : Karena aku bosan menjadi penghuni gereja yang membosankan itu
Teman : Maksudnya ?
Aku : Apakah untuk menjadi bagian dari mereka aku tak boleh berlaku menjadi diriku? Apakah menjadi menjadi mereka pun aku harus kehilangan 'aku' dan berlaku sama seperti mereka? Jika memang begitu, aku tak ingin kembali ke sana..
Teman : Gereja itu sudah seperti rumah, disana ada Bapa yang menanti kita
Aku : Jika untuk menjadi anakNya dapat membuatku menjadi orang yang sangat membosankan, aku tak ingin menjadi anaknya
Teman : Kau seperti domba yang kehilangan arah..
Aku : Dan lagu "Amazing Grace" lah yang akan mengantarkanku kembali ke arah yang benar itu...
JIka gereja adalah rumahku, aku tak ingin kembali. Aku tak merasakan kata pulang ketika berjalan menuju ke arahnya.
Aku terbiasa menyebut emaak, abah dan saudara-saudaraku lainnya dengan kata 'orang rumah'. Kembali ke rumah adalah kembali merasakan kenyamanan, ada banyak hal disana. Aku akan bertemu dengan ruang tidur yang begitu nyaman, aku akan bertemu dengan ruang tamu, disana aku akan menyambut orang-orang baru dengan keramahan, aku akan bertemu dengan dapur. Dapur adalah bagian dari rumah yang paling kusukai. Di dapur dapat terjadi banyak hal, ada kekotoran, ada kesibukan, dan pada akhirnya akan menghasilkan sebuah kenikmatan dari sajian makanan. Dengan begitu aku selalu ingin kembali ke rumah dan memasuki setiap ruang yang ada.
Dan gereja ?
Di sana aku hanya dapat melihat ruang tamu saja. Disana tidak ada dapur atau pun gudang. Gereja bukan rumahku, aku tak ingin pulang....
Mereka bilang aku ini seperti domba yang kehilangan arah, ehmm... bagiku, aku adalah seekor domba yang melarikan diri dari kandangnya dan mencari kandang lain yang lebih nyaman. Kandang itu tak selalu bersih, karena yang akan membersihkan adalah gembala yang baik bukan domba-domba lainnya. Dan aku tak ingin pulang ke kandang itu...
maaf.. bie kurang pintar
- nobietea's blog
- Login to post comments
- 3408 reads
bau busuk
Bie : Mereka bilang aku ini seperti domba yang kehilangan arah, ehmm... bagiku, aku adalah seekor domba yang melarikan diri dari kandangnya dan mencari kandang lain yang lebih nyaman. Kandang itu tak selalu bersih, karena yang akan membersihkan adalah gembala yang baik bukan domba-domba lainnya. Dan aku tak ingin pulang ke kandang itu...
Sayang sekali, Nobie ku sayang. Joli nggak bisa tawarkan kandang tempat Joli berteduh. Sebenarnya nampak bersih dan kinclong sih, nampak nyaman.. Namun Joli tahu ada banyak sampah diumpetin di sela-sela laci tertutup, ada bau busuk yang disamarkan dengan semprot-an pewangi ruangan
berpetualang
its ok oma, bie juga tidak meminta tempat oma untuk berteduh, karena bie tetap ingin bertualang yang bie sebut 'kandang bie'.
kandang oma yang 'tampak' bersih membuat bie hanya ingin sekedar melihatnya dari kejauhan. makeupnya cukup sempurna, oma ^^
maaf.. bie kurang pintar
semua gara2 si botak yang sulit dipahami
kebanyakan gereja saat ini "terlalu mengimani" kata2 paulus tentang memikirkan hanya "yang baik, yang indah dipandang, dan sedap didengar". ditambah dengan apa yang diungkapkan temen kamu tadi bahwa "di gereja ada Bapa yang menanti kita", maka makin klop lah... karena ada si Bapa maka semuanya harus makin tampak indah.
dulu, ketika pengabaran injil dilakukan 2000 tahun yang lalu, analogi gereja adalah kayak rumah sakit atau asrama yatim piatu, dimana orang2 sakit dan orang2 yang tidak diinginkan mendapatkan tempat. Boss nya gereja saat itu, datang ke dunia dengan nyamar... lahir di kandang domba, masuk ke keluarga yang ibaratnya adalah nobody, dsb. mungkin Dia melakukan hal itu agar bisa masuk ke target audience nya, yaitu orang2 yang terpinggirkan secraa sosial.
tapi... itu 2000 tahun lalu... kita tahu bahwa bisnis apapun yang dipegang oleh manusia haruslah berkembang.
ga baik kalau kita cuma bersekutu di bukit2... kalo ujan repot kan? jadi dibangunlah gedung.
ga baik kalau bersekutu di gedung kita kepanasan, ga bisa konsen karena sibuk ngelap keringat, maka diberi AC.
ga afdol kalo kita bernyanyi tanpa ada musik pengiring... maka dibentuklah team musik.
lalu gedung, AC, dan team musik memerlukan biaya... maka dibuatlah team keuangan untuk membuat dan memelihara anggaran.
dan sebagainya, dan seterusnya... dan jadilah seperti sekarang ini. setelah semuanya menjadi enak dan indah dan bagus... gereja mulai terbiasa dengan segala yang enak dan indah dan bagus ini. saking terbiasanya, maka orang2 nya pun haruslah jadi enak, indah, dan bagus.
ga ada yang salah dengan hal itu... tapi kadang gereja lupa bahwa orang adalah orang. orang bukan barang yang bisa di-pulg-&-play atau direplace begitu saja.
kehujanan? tinggal bangun gedung. beres.
panas? beli ac. beres.
ga ada musik? dirikan / sewa team musik. beres.
karakter orang perlu diubah? ... nah ini masalahnya... ga ada yang INSTAN. ga bisa orang cuma di kursus atau dilatih dengan segala training tentang kata2 bijak dsb lalu berharap karakternya berubah.
saking frustasinya gereja... saat ini sebagian orang di gereja memilih untuk berlaku munafik.
"jangan berbuat kasar.... kekerasan itu tidak baik, kita kasih amplop aja.... dia suka dan masalah kita pun beres. segala puji bagi Tuhan".
"jangan bercerai... sebisa2 nya jangan menuntut cerai di pengadilan... kalo kamu ga tahan lagi hidup serumah sama istri / suami mu, beli rumah baru dan tinggal lah terpisah... yang penting kamu ga cerai dan Tuhan yang menyatukan kalian tidak dipermalukan".
"jangan berusaha dengan tidak jujur", tapi diam dan pura2 ga tau ketika ada seseorang yang diduga koruptor memberikan perpuluhan nya.
intinya cuma satu... di kala orang lebih mementingkan apa yang terlihat dibanding inti fungsionil nya, hal2 seperti ini selalu akan terjadi. ini gara2 si botak paulus... benar kata petrus, kata2 si botak memang sulit dipahami sehingga salahs edikit saja mengerti, jadilah seperti ini.
@bie: walking on the water syndrome
Para konselor yang menangani orang kristen yang stress karena dituntut jadi orang baik menyebutnya walking on the water syndrome.
Melelahkan yah. Mending walking on the moon kayak Sting atau walking on the air kayak di cabang lompat jauh atletik.
".... ...."
bie kurang pintar
maaf... maksudnya apa yaa? bie kurang pintar memahami kalimatnya ::biggrin::
maaf.. bie kurang pintar
Minie juga kurang pintar nih...
Maksudnya orang Kristen yg stres itu kaya si Tonypaulo dan Kiem yg stres berat krn ga bisa bikin sesamanya jadi dungu?
atau stres krn mereka terlalu maksa diri mereka "terlihat baik" di depan semua orang tapi gagal?
atau krn semua kemunafikan mereka ketahuan, jadi mereka stres memikirkan strategi baru yg lain dari yg selama ini mereka terapkan seperti play victim, brainwash, pitnah, menjilat dll
Perasaan sekarang si konselor yaitu dokter Erfen uda ikutan stres, soalnya Erfen sempat bilang ke aku kalo dia pusiiiiiiiing banget menghadapi mereka berdua.
kompak
wedew... kalo gtu kita kompak dunk miiinnn.... salaman dulu yuukk. ehhh betewe nee yaaa miiinn, si dokter itu biasa mangkal dimana emangnya? #muka ngajak nggosssip#
maaf.. bie kurang pintar
that's why I never like big churches
...
pukul rata
terkadang, orang sering memaksakan, bahwa kandang yang baik n nyaman buat dia adalah kandang yang baik n nyaman buat semua orang, padahal kenyaatannya kan tidak seperti itu.. n kadang hal seperti itu malah membuat kandang yang ditinggalkan karena tidak nyaman itu menjadi semakin tidak nyaman.. hoho...
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
like father like daughter
Dulu jaman bapak masih hidup, beliau pernah menjauh dari gereja karena beliau merasa gereja (baca: orang-orangnya) terlalu hipokrit. Sampai hampir 3 tahun beliau tidak bergereja. Tapi beliau tetap mengimani bahwa jalan keselamatan hanya melalui Tuhan Yesus. Beliau tetap rajin berdoa. Beliau tetap mencintai Yesus.
Kejadian itu berulang pada anak perempuannya. 2 tahun si anak nggak pernah bergereja dengan alasan yang hampir sama denganmu bie.... Tapi si anak juga tetap berdoa. Tetap mencintai Yesus.
Salahkah yang dilakukan oleh 2 orang itu?????
mirip
2 tahun si anak nggak pernah bergereja
mirip nih sama saya, saya pernah 6 tahun ga bergereja.. hahaha...
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Gereja adalah orangnya
Saya suka nyanyi sepenggal lagu ini, bagian dari lagu sekolah minggu di mana mungkin banyak orang kristen tahu lagunya:
Gereja bukanlah gedungnya
dan bukan pula menaranya
Bukalah pintunya
Lihat di dalamnya
Gereja adalah orangnya
Saya biasanya nyanyi bagian ini kalo lagi sendirian. Nyanyiin deh dengan lambat, entah lagi nyetir, atau lagi di kerjaan, di kamar tidur. Coba deh nyanyiin penggalan lagu ini dengan lambat, dan nikmati setiap huruf dan katanya ketika lagu ini dinyanyikan. Lalu menangislah bersama saya.
menangis berjamaah
bie suka lagu itu
apalagi dikalimat terakhir... gereja adalah orangnya
ompb... mari menangis berjamaah
maaf.. bie kurang pintar