Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Label
Angin semilir lembut menyentuh wajahku. Aroma rumput yang wangi menentramkan jiwa. Sinar matahari pun tidak terik. Sungguh suasana yang menyenangkan. Di hari yang bahagia ini, entah bagaimana pikiranku membawaku ke sepuluh tahun silam. Saat itu aku masih kelas 2 SMP.
Aku tak akan pernah melupakan nama itu. Devi. Devi adalah teman sekelasku ketika itu. Dia adalah seorang perempuan bertubuh gemuk. Rambutnya selalu dikuncir kuda. Pipi bulatnya kemerah-merahan bila terkena sinar matahari. Yang istimewa dari dirinya adalah tertawanya. Tawanya yang ceria membuat orang-orang juga ingin tertawa. Dia tampak manis sekali. Tapi senyumnya dan tawanya hanyalah sebuah kamuflase. Ya, kukatakan demikian, karena hidupnya di sekolah sangat menyedihkan.
Jika aku bertanya kepadanya, "Mengapa engkau selalu tertawa?" Dia hanya menjawab, "Masakan harus menangis?"
Andai waktu bisa berputar kembali, aku sungguh ingin kembali ke masa itu. Maafkan aku Devi. Aku menyesal.
Berbulan-bulan Devi dijadikan bulan-bulanan. Anak-anak lelaki begitu kejam. Mereka terus mengejek Devi karena dia gemuk dan tidak kurus seperti anak-anak perempuan lainnya.
"Gendut loe, gendut, kaya babon!" tidak jarang kudengar anak-anak lelaki menghinanya demikian.
"Bukan babon, bego, tapi mammoth!" kata yang lainnya.
"Manusia bukan sih loe? Kq mammoth bisa sekolah?"
Devi hanya bisa diam dan tertunduk. Matanya menahan tangis.
Aku tidak berani berkata apa-apa. Aku takut menjadi bulan-bulanan mereka bila aku membela Devi.
Aku tidak dapat membayangkan perasaan Devi saat itu, karena bukan cuma anak laki-laki yang menghinanya. Anak-anak perempuan yang mengaku diri sebagai kelompok "populer" juga turut menindas dia dengan puasnya.
Suatu ketika, saat musim hujan, dan udara terasa dingin, Devi memakai sweater abu-abu. Secara kebetulan, salah satu dari anak-anak perempuan kelompok "populer" itu juga ada yang memakai sweater abu-abu.
Aku bisa mendengar dari jarak 10 meter. Anak perempuan kelompok populer itu menghina Devi.
"Ih, yol, loe pake baju sama kaya si Devi, cepet lepasin!" katanya.
"OH MY GOD.. bisa sial tujuh turunan gue pake baju yang sama sama anak model gitu" sahut Yolanda. Lalu mereka pun tertawa-tawa.
Devi hanya menunduk. Aku yakin dia mendengar perkataan itu, tapi kurasa dia pura-pura tidak mendengarnya.
Guru-guru tertentu pun gemar sekali memperlakukan murid-murid dengan diskriminasi. Mereka yang populer menjadi anak emas. Sementara orang-orang seperti Devi, hanya dipandang sebelah mata, dan diberikan standard ganda untuk segala sesuatunya.
Drama berlanjut hingga hari Minggu. Hari minggu Devi ke gereja untuk bersekutu. Dan anak-anak kelompok populer itu pun tentu saja ke gereja. Mereka adalah badan pengurus Komisi Remaja. Ketika Devi datang ke gereja, aku pikir mereka akan memperlakukan Devi seperti di sekolah. Ternyata tidak, mereka menyambut Devi dengan sangat ramah. Aku pikir mereka akhirnya memutuskan berhenti mengganggu Devi.
Aku keliru.
Hari Senin, mereka pun kembali lagi mengolok-ngolok Devi. Dan aku hanya bisa diam. Aku begitu takut saat itu.
Aku tidak mengerti mengapa mereka menghina Devi.
Apakah menjadi sebuah kesalahan untuk memiliki badan gemuk?
Apakah menjadi sebuah kesalahan menjadi tidak populer?
Kelompok populer menindas orang-orang tidak populer. Cerita lama.
Diturunkan dari generasi ke generasi.
Orang Kristen. Begitu sebutannya. Sekolah Kristen. Itu namanya.
Label. Hanya label.
Maafkan aku Devi, andai waktu dapat diulang, aku pasti membelamu.
Don't judge a book by its cover. You'll be disappointed.
*based on true story 10 years ago*
"..belajar untuk menyimak, menyimak untuk belajar.."
-belajar menulis-
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
- teograce's blog
- Login to post comments
- 4678 reads
I judge the book by its title
I don't judge the book by its cover, but by its title. Sometimes by its price.
Ngomong2 ini sepertinya berhubungan dengan SS, or no?
Eh teograce, are you in my FB friends' list, n dari comm sebelah jg?
@ pb, ho oh
of course lah pb judge the book by its title.. it's pb gitu lho.. hehe... :D
ini berhubungan dengan ss ato ga? hahaha... suasana ss bikin deja vu ajah sih.. memori lama yang keknya udah ga tau di pojokan sebelah mana, berdebu, n usang, tiba-tiba menimbulkan diri.. ntah gimana terasa sama, cuma beda tempat n beda orang..
n karena lagi berlatih menulis apa yang ada di otak n di hati, ditulislah ini blog. :D
ho oh pb, i'm in your fb friends' list.. hehe...
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@Teograce Suasana di SS
Kalo kamu baca di blog saya, ada beberapa hal di mana kejadiannya seperti yang kamu alami juga waktu di sekolah dulu.
Waktu saya datang ke SS, saya juga sempat bertanya2 kok suasananya TIDAK seperti yang saya duga. Sempat berdebat (walaupun tidak panas) dengan SF. Lalu sempat juga mengajukan pertanyaan2 ke haihai dan Vantil. Responsnya sih biasa aja. Tidak gontok2an. Kenapa?
Mungkin ada orang yang bilang di SS ini ada penjilat. Saya sih gak liat kaya gitu. Komunitas ini, sama seperti komunitas2 lain, saya percaya isinya adalah orang2 kristen yang baik2, banyak yang mengalami Tuhan dan terus mencari kebenaran. Jadi saya gak ngerasa bahwa saya harus kasih pengajaran atau konsep2 yang saya sudah dapat. Karena saya pikir posisi saya dengan orang2 [kristen] lain ya sama saja, tidak lebih rendah dan tidak lebih tinggi.
Masalah berlanjut kalo ada orang yang menganggap bahwa mereka perlu "membagikan" (baca: mengajari, mengkotbahi) orang kristen lain sampe harus masuk ke suatu komunitas baru. Akhirnya terjadi konflik. Seperti gereja atau kantor lah. Gimana kalo ada orang baru masuk trus udah kasih saran, koreksi, kritik ini dan itu. Tentu ada resistensi. Begitu juga dengan orang2 yang merasa bahwa mereka sudah punya konsep2 yang BENAR dan konsep orang2 lain berarti SALAH sehingga mereka harus masuk ke komunitas itu untuk memperbaiki konsep2 SALAH yang ada di dalam komunitas itu. Kalo gak ada orang yang datang ke komunitas dan "pake iman" (baca: petantang petenteng nganggap diri udah punya PENGETAHUAN alkitab lebih), tentu konflik bisa berkurang.
Jadi menurut saya suasana di SS ini kurang tepat dengan ilustrasi kamu di atas. Kalo ilustrasi kamu di atas, orang gendut dikata2in padahal dia GAK berbuat apa2 dan juga gak bereaksi apa2. Beda dengan yang saya ceritakan di atas. Makanya saya juga tidak mau MENUDUH kamu bilang,"ini pasti SS ya!", saya bertanya dulu baik2. Tidak seperti orang yang baru masuk komunitas terus udah bawa alkitab dan salib mereka, berasa bahwa mereka punya misi untuk memperbaiki dan mengajari orang di komunitas itu. Pernah nonton KUNGFU HUSTLE? Kalo belum, nonton deh itu film lucu banget. Kira2 seperti itulah buat saya yang tepat ilustrasinya.
Teograce, ngomong2 profile pic kamu di FB manis juga :)
@ pb culture shock
pb :
Jadi menurut saya suasana di SS ini kurang tepat dengan ilustrasi kamu di atas. Kalo ilustrasi kamu di atas, orang gendut dikata2in padahal dia GAK berbuat apa2 dan juga gak bereaksi apa2.
teograce :
ga maksud 100% mengilustrasikan ss dengan cerita ini kq.. cuma ada point yang sama buat saya.. hehe... for further information, please check your msg.. :p aneh deh, tadi ga bisa comment di sini kq sekarang bisa yah.. >.<" saya udah nonton kungfu hustle kq.. n yah cukup mirip sama ss dalam sudut pandang tertentu.. yang sekarang ini anggep ajah ini culture shock buat saya.. hehe...
pb :
Teograce, ngomong2 profile pic kamu di FB manis juga :)
teograce :
gawat donk, ntar disemutin.. hahaha... :p maacih om.. :p
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
when different becomes dangerous
IMO, kyaknya yang jadi masalah different dari orang kebanyakan. keadaannya mungkin bkal berbeda kalo ternyata malah kurus itu yang berbeda dari orang kebanyakan, n mungkin si kurus ini yang bkal kena tindas.
Different is good
Kalo udah naturenya, ya orang gendut mau diapain lagi? Gue jg udah rada gendut, kalo dibilang gendut gue biasanya bilang,"gendut aja banyak yang suka ama gue, apalagi kurus."
Ini masalah pushing the button.
Yang jadi masalah kalo nature dicampur aduk dengan perbuatan. Apa karena gue bilang different is good, lantas orang bisa berbohong, bisa membunuh? Itu mah udah ngomongin perilaku.
Tapi yang ada di cerita teograce di atas biasanya terjadi di sekolah2 aja, misalnya SD atau SMA Kalo udah di lingkungan 21+ atau di kerjaan, polanya gak sesederhana itu lagi.
@ dreamz.. agree..
di indonesia.. konsep/pandangan mengenai ce yang cantik adalah ce yang kutilang dara.
kurus tinggi langsing dada rata
plus putih
selebihnya, ga masuk kategori cantik.
kalo dalam cerita saya, yah si Devi ga masuk ke dalam kategori mayoritas. karena dia berbeda. kasihan yang menjadi minoritas... >.<" butuh keberanian lebih untuk tetap bertahan dan hidup sebagai minoritas.
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
teograce, different
emang orang2 biasanya mempunyai standard tertentu. Misalnya standard kecantikan yang lo bilang. Tapi kdang standard yang dipake satu tempat bisa beda jg ditempat laen. Ditempat laen bisa aja standard cantik itu montok n item. Jadi bisa dibilang standard manusia relatif jg, bisa beda2 n berubah sejalan sama waktu ^^.
orang2 yang memenuhi karakteristik dr standard itu akhirnya masuk ke kategori tertentu misalnya cantik. n yang tidak memenuhi syarat jd masuk diluar kategori cantik, n jadi berbeda dari orang2 yang memenuhi syarat cantik.
mau ga mau, kita hidup dalam perbedaan, n perbedaan ga bisa dihindarin. bukan hanya untuk msalah cantik n ga cantik, malah kdang jadi berkembang dalam society kita seperti perbedaan status, suku, agama, n laen2.
yang gw pikirin sebenarnya ada di title yang gw tulis diatas : 'when different becomes dangerous'. Gw ga tulis 'different is dangerous' loh hehehe. gw sebenarnya mo nekanin di kata when n becomes. Perbedaan pasti ada, n in some degree perbedaan bisa jd hal yang positif. Yang jadi permasalahannya sewaktu perbedaan menjadi berbahaya. Kalo dalam case lo, kelompok tertentu (ga ndut) menekan orang2 yang diluar kelompok mereka (temen lo si devi).
jd gw lebih mikirin gmana mencegah supaya perbedaan ga menimbulkan bahaya, bukan mencegah perbedaan karna perbedaan sendiri bisa menimbulkan hal positif.
n plain makes a very good point. Sebelum mencegah perbedaan menjadi berbahaya, harus ada standard yang jelas ntuk menentukan mana yang menimbulkan bahaya.
Misalnya dalam case devi, ndut kan nature, bukan salah dia. N ini dijadikan standard kalo menekan devi adalah hal yang salah, n itu harus dicegah. Hal ini bisa berbeda misalnya si X yang hobi membunuh, tentunya kelompok mayoritas yang ga suka membunuh orang harus menekan X supaya tidak melakukan tindakan membunuh dia.
back to devi, gw dikit2 pernah bahas jg ini sama plain di AP. in my early teens, gw slalu takut ntuk berbeda sama kebanyakan temen2 gw. gw takut klao gw berbeda, temen2 gw ga mau lagi bertemen ama gw, n akhirnya buat gw seperti orang yang ga punya prinsip. Kalo gw baca2 jg di majalah ato article, kebanyakan teens punya problem yang sama, kebutuhan untuk bisa diterima, n efeknya kyak ga tahan sama 'peer pressure'. mungkin kalo dalam case devi, ntuk pencegahan tekan menekan ke org2 yang berbeda, bisa ditanamkan suatu pengertian kalo being different is totally ok. I know, dalam realita pastinya ga segampang ini.
n kalo dibandingin di keadaan di SS. menurut gw slama orang2 disini punya hak yang sama untuk bisa menyampaikan apa yang mereka tau - freedom of speech, i think perbedaan yang ada bkal ok juga. mau pandangan/pemikiran minoritas ato mayoritas, mau orang baru or lama, n laen2 bkal ga msalah kalo masing2 bisa punya kebebasan ngasih argumen, n sewaktu kita saling challenge argument mudah2an kebenarannya akan kelihatan jg. ini yang akhirnya jadi seperti 'self correcting mechanism' dr smua perbedaan yang bisa menimbulkan bahaya. dikit2 gw pernah bahas sama hannah ttg ini disini.
so ntuk msalah seperti tony, gw rasa masih belun mengarah ke arah berbahaya walupun dia rada beda saking ga nyambungnya. Slama tony masih punya hak suara, n sama jg yang lain punya hak yang sama.
teograce: Rianti bilang : I LIKE IT
Teograce,...saya suka sekali dengan cerita anda....tentunya saya percaya kalau itu yang anda alami 10 tahun lalu.Jika ternyata situasinya jadi sama seperti SS, ya karena saya percaya kepada manusia, dan percaya kepada orang yang bercerita, itu namanya kebetulan.
Bagi Saya SS mirip banget dengan hal yang anda ceritakan....cuma ada bedanya...mereka mengolok ngolok, menghina dan mencambuk agar orang tersebut bisa bangkit dari kesalahannya....(semoga saya salah...)kadang dikeroyok rame rame,....tapi dibalik itu adakah kemunafikan yang terjadi di sabda space...? biar setiap orang berpendapat lepas...masing masing......
Aku takut menjadi bulan-bulanan mereka bila aku membela Devi.
wah teo,....semoga saya salah lagi,....mirip banget,..yang ini seperti nyata, bukan mimpi...terjadi di pasar...pasar tercinta ini,..hiks......hiks,....
Kelompok populer menindas orang-orang tidak populer. Cerita lama. Diturunkan dari generasi ke generasi. Orang Kristen. Begitu sebutannya. Sekolah Kristen. Itu namanya. Label. Hanya label.
HANYA LABEL.....
saya samasekali tidak menolak,..alias setuju 1.000.000 persen......
memang teo,...AKU SUNGGUH LAKNAT
BLOG YANG BAGUS......
"..belajar untuk menyimak, menyimak untuk belajar.."
-belajar menulis-
kalo belajar menulis kayak gini,...bisa jadi penulis besar nih,....atau jangan jangan emang penulis sungguhan yang undercover....
(smile mode on.on.on)
itulah,...kehebatan SS,..satu lagi orang menulis ga jiplak sana sini,..baca blog orang di situs lain...atau baca dalam bahasa inggris,..di indonesiakan, dibumbui, lalu ditulis dan diposting di SS....
BRAVO Man,...
kalau Rianti Catwright bilang : GOOD JOB....I LIKE IT....
smile bilang TOP!!!
sincerely,
smile
________________
*Jangan bilang bisa menaklukkan dunia, kalau tidak bisa menaklukkan diri sendiri terlebih dahulu*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@ smile satir?
jadi ceritanya ini kaya satir gitu? hahaha... (bener ga tulisan satir ejaannya kek gitu? hahaha...) ss bikin dejavu sih.. sengaja nyindir? persepsi masing-masing lah.. hahaha..
tapi ini sungguh terjadi.. dan di sekolah kristen.. sayang ajah.. institusi pendidikan kristen belakangan malah cuma jadi komoditi. ga ada lagi nilai kekristenan yang diterapkan. it's all about money. sama aja kek sekolah umum dengan mata pelajaran agama kristen. menyedihkan.. hoho...
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@Teograce, ga mirip SS
Kasian juga si Devi, klo aja pas itu ada aku, cowok2 itu akan aku bikin menjilat sesama pantat para cowok temennya yg menghina si Devi.
Aku paling ga suka kalo ada yg menghina menjurus ke fisik atau apapun yg ga berhubungan sama attitude. Padahal fisiku kaya bruce lee loh (narsis mode on)
Kalo di SS sih beda banget, jadi dejavu-nya keliru alamat keknya. Kebanyakan yg dinilai adalah tingkah laku dan tulisan, kek menipu, munafik, muter2, menjilat dll.
Emang sih ada juga yg menghina fisik, kayak si Kiem yg kapan hari menghina SF. Cuman kalo menghina cewek kaya si Devi itu emang udah keterlaluan banget. Kalo aja ada aku waktu itu, pasti aku bikin para cowok itu nangis termehek-mehek di depan Devi.
Kalo soal "label" Kristen ato apa, percuma...
Di ForumKRISTEN aja, Tonypaulo sangat didukung atau diperbolehkan menghina, menyudutkan, memfitnah dll yg jelas-jelas ga sesuai dgn "kristen"
Jgn terlalu berharaplah sama label2 sejenis, malahan harus WASPADA seperti perintah Yesus pada kita.
lah dejavu kq bisa diatur?
lah dejavu kq bisa diatur? itu kan muncul sendiri kali.. hahaha... esensinya kan bukan di bully bully nya sebenernya fyi. tapi mungkin gaya nulisnya lum bagus jadi ga keliatan, maklum masih belajar. hoho. sebenernya intinya di si "aku" yang takut. meskipun si aku punya pemikiran tentang bully bully yang dia ga suka, tapi dia ga berani ngomong, karena dia takut dibully bully juga. gituuu...
btw yahh,
*miniieeeee... ajegile.. ga kebayang kalo Tuhan Yesus setiap kali Dia buka mulut ngomong tentang orang farisi ... *
minie keknya cocok jadi marketing ato salesman ato sejenisnya.. gigih amat.. hahaha...
minie :
Kalo aja ada aku waktu itu, pasti aku bikin para cowok itu nangis termehek-mehek di depan Devi.
teograce :
sayang kita ga sekelas.. hahaha...
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
teograce : duh,...
komen lalu :Teograce,...saya suka sekali dengan cerita anda....tentunya saya percaya kalau itu yang anda alami 10 tahun lalu.Jika ternyata situasinya jadi sama seperti SS, ya karena saya percaya kepada manusia, dan percaya kepada orang yang bercerita, itu namanya kebetulan.
DUH,..KOK JADI SENSI SEMUA YAH,...smile dulu ah,....
sincerely,
smile
________________
*Jangan bilang bisa menaklukkan dunia, kalau tidak bisa menaklukkan diri sendiri terlebih dahulu*
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
@ smile, hahaha...
beneran kq.. hehe... itu cerita klasik, yang saya yakin di sd/smp/sma manapun pasti ada yang namanya bully2.. n saya pernah ada di situ.. kebetulan? haha... kalooo kata suhu yang di kungfu panda "ga ada kebetulan, nothing is coincidence" hehe...
n yah seperti penjelasan pb, saya harus akui bahwa di ss ga 100% seperti yang saya di cerita saya, meskipun demikian ada hal-hal yang menurut saya agak mirip dan mengingatkan saya pada cerita lalu yang udah ga tau di sudut belah mana.. :D
smile lagi pms kali makanya sensi.. hahahaha.... :p
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
@Smile sebut saja orangnya :)
Smile: Itulah,...kehebatan SS,..satu lagi orang menulis ga jiplak sana sini,..baca blog orang di situs lain...atau baca dalam bahasa inggris,..di indonesiakan, dibumbui, lalu ditulis dan diposting di SS....
PB: ah, sepertinya bukan sekali ini saya membaca Smile menulis hal ini. Kenapa gak disebut saja siapa orangnya, smile? :)
teograce : difference, yeah.
Aku mengalami menjadi si Devi, dan hal itu membentuk kepribadian indifferent dan emotionless-ku.. dan aku menjadi tidak peduli dengan perasaan orang lain, kalau salah, ya kukatakan salah, mau sakit hati atau nggak, bukan urusanku.
Dampak perlakuannya berbeda beda yah.xD
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
@ raissa : good
alo raissa. hehe..
raissa mengalami menjadi si Devi? pasti tough pas awalnya.
raissa :
aku menjadi tidak peduli dengan perasaan orang lain, kalau salah, ya kukatakan salah, mau sakit hati atau nggak, bukan urusanku.
teograce :
berarti raissa orang yang berani. good for you. kalo devi, devi penakut. dampaknya bisa jadi malah jadi minder dan menutup diri. good for you raissa. hang on there. :D
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
teograce, dampaknya..
ya, dan dampaknya agak mengerikan memang.
Aku mengesampingkan perasaanku, menggunakan logika almost all of the time, dan aku mengatakan apa adanya benar benar seperti itu, siapapun orangnya xD
udah ah. yang jelas, katakan pada Devi, ga usah peduliin orang begitu, nggak berguna, Mereka hanya kepiting yang tidak suka temannya berada di atas mereka.
Satu lagi pendapat seorang anak kecil yang tersasar ke dunia orang dewasa dan memberanikan pendapat.
-anak kecil berpendapat, didengarkah?-
@ raissa, semangat
haha... i'm very sure, Devi enjoy her lives now.. karena roda berputar. thx raissa. semangat semangat!!
-Faith is trusting God, though you see impossibility-
Share sedikit... Sekalian ngaku dosa juga
Waktu aku sekolah dulu (SD dan SMP) juga kelakuanku ancur-ancuran. Bedanya, walopun aku termasuk dalam kelompok minoritas menurut dreamz (gendut, pendek, item), aku malah yang membuli-buli.
Soalnya aku pinter sih (di sekolah itu ya). Jadi walopun banyak musuhnya, aku sih pede-pede aja. Malah, aku menikmati saat lawan2ku akhirnya minta maaf tapi ya tentu aja ga kumaafin, saat aku nyuruh temenku bersumpah di atas alkitab supaya ga egois lagi padahal aku yang egois, dan waktu aku ngehianatin temenku.
ADOH MALO BANGET DEH!!!
Yang paling parah pas aku hianatin temenku itu. Jadi ada semacam pertengkaran di antara temen2ku. Misalkan kelompok A (banyak orangna) dan kelompok B (cuman dua orang).
Walopun di kelompok B cuman ada dua orang, di mana salah satunya adalah tipe yang dibuli2 (karena dia orangnya lembut), tapi satunya lagi orang yang kuat (karena dia kaya n brani). Jadi orang2 kelompok A takut sama si pemberani ini. Aku yang sok suci, memberitahu si pemberani, kelompok A ngomongin mereka apa aja. Lalu si pemberani melabrak kelompok A.
Di kelompok A, ada satu cewe yang dicurigai. Dan kemudian anak2 kelompok A musuhin cewe itu. Walaupun aku yang bocorin, tapi aku diam aja. Malahan aku menikmati saat cewe itu jadi bergaul dengan aku yang tergolong kelompok minoritas. Dan malah jahatnya lagi aku berpikir pantas2 aja dia diperlakuin begitu, padahal sebenarnya aku cuman pengecut yang ga berani ngomong jujur.
Tahun lalu sempet ketemu dengan cewe itu lagi. Syukurlah, dia tetap ceria seperti dulu. Tambah cantik lagi. Tapi tetep aja, aku masih terlalu pengecut untuk minta maaf langsung ke dia... karna selain aku memang takut dan malu, aku juga ga mau ngingetin dia akan hal jelek itu. Aku memang dulu sempet minta maaf, tapi ga proper... kaya setengah hati gitu. Dasar memang pengecut ya. Belom lagi ke teman2 yang lain T_T
btw, si lembut itu juga. She has her own life. Dan kayanya bahagia juga. Syukurlah. Aku juga banyak dosa ke dia, yang paling sering jadi bahan manipulasiku ya dia. Adoh...
imprisoned by words...
lapan, it's ok la ^^
semua orang juga punya masa lalu, masa lalu gw jg banyak jelek2nya jg koq. yang penting kan kita bisa menarik pelajaran berharga dari masa lalu ^^ n jg temen2 lo dah move on jg, so menurut gw udah ga ada gunanya ungkit2 yang lalu ke mereka, yang penting skrang gmana hubungan lo ma mereka n bertemen aja baek2 ma mereka ^^
tapi emang masa kecil kadang aga tough sih ya heheh..*laq jd ikutan jg curhat ahahaha :p* gw sih ga terlalu bermasalah ma fisik, cuma waktu SD ada tuh anak2 yang punya power suka minta2 duit sambil ngancem hehehe,, n naek kelas ketemu lage ma orang laen yang punya power jg yang entah napa ga suka gw n nyuruh orang2 dikelas gw ntuk musuhin gw. Tapi pas gw tamat SD, n pindah skolahan malah ketemu dia lagi, tapi situasinya berubah, dia ga ada powernya lagi n ga menonjol, malah gw yg masuk ke kelompok yang aga populer. N pernah kejadian gw ga suka ma temen gw, gw jg minta temen2 gw jangan temenan ma dia. waktu itu sih gw ga sadar ama yang gw lakuin, cuma smakin gw gede, gw tau klao waktu itu gw dah jd orang yang sok banget n ga ada bedanya sama orang2 yang nekan gw waktu SD..
dreamz, tq
Tapi aku ga membina hubungan lagi dengan mereka sih. Soalnya aku malu, dan malas. Aku nih kan orangnya malas bergaol... Di rumah aja terus. Kalo bukan karena segelintir orang yang tahan sama sikapku yang mood2an, mungkin aku bener2 ga pernah ngalemin yang namanya nonton di bioskop dan pergi ke lebih dari 2 mall...
Masa kecilku sih ga bisa dibilang tough. Tapi memang cukup membentuk aku yang sekarang. Walopun ada juga yang ga nyambung. Seperti, kok anak SD maen2an skenario rape sama boneka barbienya ya? Walopun ga tau teknisnya secara persis, tapi denger2 di tivi n dari mulut orang2 yang kutau rape itu bkn hal yang baik. Begitu pula waktu aku nonton Sailormoon. Anak kecil masa ya membayangkan putri Sereniti yang chantik itu disiksa2 ya. Inilah... Padahal aku tumbuh dalam keluarga utuh, yang meskipun dulu maen rotan tapi hanya untuk mendisiplinkan anak. Kadang kita ga bisa nyalahin lingkungan juga ya. Ada yang memang lahir dengan karakter aneh2 dan ga jelas. Hehehe n walopun aku ga/belum merealisasikan satupun imajinasi gila dan ga beresku, aku tetep aja pengen berhenti. Karna tu ga baik. Ya ga sih... Sibuk2in diri biar ga mikir yang macem2...
imprisoned by words...
@lapan - numpang oot ntar ya teograce
lapan, i know gw bukan orang tepat ntuk ngasi komen ntuk masalah ini, n apa yang gw alamin mungkin mang beda ma elo. cuma sekedar sharing aja, gw suka ama yang dennis tulis di blog gw (ga tau se lo dah baca ato kaga, gw copas aja ya)
ngomong2, pernahkah kamu bermasturbasi lalu minta ampun lalu masturbasi lagi? gue pernah, bahkan sering... makanya gue mengerti posisi dreamz.
masturbasi belum tentu pasti dosa, homoseks / lesbi juga begitu. tapi, melakukan masturbasi, ada masanya ketika entah kenapa selalu menimbulkan perasaan bersalah. gue berpikir, mungkin dreamz pun begitu makanya gue berikan analogi jaring pengaman sirkus itu.
pemasturbasi biasanya selalu takut ketahuan. di awal2 bermasturbasi, entah gimana, kebanyakan berpikir bahwa merekalah satu2nya orang di dunia yang melakukan hal itu. terlepas dari benar atau salah, agar mereka bebas dari ketakutan palsu tadi, langkah pertama adalah menyadari bahwa dia tidak sendirian. langkah kedua adalah mengakui pada orang lain bahwa dia memang pernah / sering / kecanduan bermasturbasi.
n menurut gw, lo ga sendirian, itu hal yang wajar aja koq n semua orang palingan punya 'wild imagination', n jg pada dasarnya (nature) manusia emang buas kyak/lebih dari binatang(detail ada di komentar plain di blog dia http://www.sabdaspace.org/memperingati_yom_hashoah#comment-68112)
@dreamz, teograce aku jg numpang OOT ya, salain Dreamz aja :p
iya, aku juga sampe sekarang belom berani ngaku, tanpa pake topeng identitas kaya gini. Hehehehe tapi kalo ga ngaku ke siapa2 rasanya ada yang ganjal. Ngaku ke Tuhan, kayanya Dia lebih tau deh. Dan rasanya malu banget ngaku ke Dia. Kok bisa ya ngaku ke manusia di internet lebih gak malu daripada ngaku ke Dia yang uda tau duluan...
@_@
Iya, aku juga sering baca artikel or tulisan ttg kekejaman manusia. Tau angel of death? Yang stanford itu juga pernah baca aku. Ngeri, tapi satu sisi kaya seneng (kaya excited gitu) juga. Gila kan. ohyaampunampunilahaku T_T
makanya aku harus sibukin diri. Kalo ga mikir macem2 aku. Ni aja kalo tidur cepet butuh stimulan dl ya mikir2 yang aneh2... Makanya aku suka cape2in sengaja tidur malem...
imprisoned by words...
@lapan- iya sih oot mulu ne gw ne hihihi
dulu plain somewhere pena bahas ini, cuma lupa gw dimana huehehe..maap2 ^^ intinya sih smakin kita pengen ngelakuin sesuatu biasanya malah makin ga bisa, mungkin malah coba cara yang kebalekannya.
gw jg pena baca ini di bukunya frankl, dia itu jg psikolog. Dia ngasih contoh anak kecil yang gagap. Nih anak kecil uda berusaha setengah mati ntuk ga gagap cuma selalu gagal. Sampe suatu kejadian, nih anak kecil coba maen2 ke suatu tempat yg dilarang trus ketangkep, n ntuk nyari simpatik biar ga dimarahin, nih anak berusaha kalo dia gagap n dikasihani n ga dimarahin. Tapi ternyata dia kaga gagap waktu dia berusaha ntuk gagap.
gitu, so lo coba2 aja ntuk brusaha mati2an malah ngikutin yang elo suka misalnya yg lo bilang liat gambar2 gitu, mana tau reaksinya jd kebalek, lo malah jd ga suka ma gambar2 gitu lage ^^
cuma gw jg dah coba sih, pelototin smua gambar2 cewe yg tipe gw, cuma mpe skrang tetep aja gw suka cewe. so rada gagal se buat gw huehehe... tapi yah paling kaga kan usaha yah *aslinya menghibur diri* hehehe ^^
cuma yang lebih jago tentang ini kyaknya plain de ^^
@dreamz, iya neh uda oot bawa2 aku lagi
wakakaka bener2 triknya uda kucobain juga. Kupikir puas2in aja ntr juga bosan. Betul bosan, tapi bosan pada yang itu2 aja. Jadi pengen lebih. Malah bahaya nih -_-!!
ok dreamz... tq da ngeladeni aku. Hehehehe wish the best 4 us aja deh ^_^
imprisoned by words...