Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Gecko
Suasana jalan dari lobby hotel sampai ke jalan raya pada malam itu begitu hening, yang terdengar hanyalah suara gemerisik daun bambu. Jalannya begitu asri, semuanya tertata rapi, kiri kanan jalan dihiasi pohon bambu dan lampu hias warm light yang begitu artistik, membuat semua orang yang berjalan di situ terasa begitu nyaman. Ini adalah hari kedua saya untuk menikmati indahnya jalan itu, dan besokpun saya pasti akan mengulanginya kembali karena saya sangat mengagumi keindahannya. Saya berjalan sendirian menyusuri jalan yang temaram itu. Di depan saya ada sepasang bule yang berjalan bergandengan mesra sekali. Ketika melewati pepohonan bambu yang eksotik terdengarlah bunyi binatang tokek..., “Tokeeek...!“, begitu bunyinya. “Oh..., gecko..., it’s me..., two..., three“, begitu dia menghitung setiap kali tokek itu berbunyi. “Four…, five…, six…, seven…, oh…, seven…!", sejurus dia menghitung dengan jari tangannya…, "Yes…, its good…, I love you”, kata cewek bule itu sambil menggelayut di lengan pasangannya dengan manja.
Rupanya kebiasaan menghitung suara tokek itu bukan hanya kebiasaan orang Indonesia saja, ternyata orang bule pun suka menghitungnya. Apakah mereka hanya sekedar iseng atau mempercayainya…, entahlah….
Ada satu cerita tentang seorang petani yang sedang bingung. Ia mempunyai sepetak lahan, ia berpikir apakah ladang tersebut akan ditanami melon atau semangka. Tiba-tiba saja bunyi, “tokeeek..!” Tokek yang bersarang di atap rumahnya itu berbunyi. Dengan sigap, petani itu berseru “Melon!”. Tokek itu berbunyi lagi, “Tokeeek..!” Petani itupun berseru lagi “Semangka...”. Dan begitu seterusnya beberapa kali hingga tokek tersebut berhenti berbunyi. Kata terakhir yang diserukan petani tersebut adalah “melon”, maka petani itu pun memutuskan untuk menanam melon di ladangnya. Beberapa bulan berlalu dan ternyata melonnya tumbuh subur. Sangat berbeda dengan tetangganya yang menanam semangka. Semangka tetangganya tersebut hampir semuanya gagal panen tanpa ada sebab yang jelas.
Dan ketika musim panen tiba, seorang pedagang melon datang ke rumah petani tersebut. Ia menawarkan diri untuk membeli semua hasil panen melon di atas harga pada umumnya. Padahal di sisi lain, petani itu sudah berencana menjual melonnya ke KUD. Petani itu jadi bingung “Mmm…, dijual ke orang itu atau tidak ya…?”. Tiba-tiba saja tokek itu berbunyi lagi “tokeeek..!” Sekonyong-konyong petani itu berseru “Ya…!”. Tokek itupun berbunyi lagi “tokeeek..!” Petanipun berseru lagi “tidak..!” Dan begitu seterusnya beberapa kali hingga tokek tersebut berhenti berbunyi. Kata terakhir yang diserukan petani tersebut adalah “tidak”. Maka petani itu menolak menjual melonnya pada pedagang itu, dan lebih memilih menjual melonnya ke KUD, sekalipun harganya lebih murah. Keberuntungan pun datang lagi pada petani itu, karena pedagang tersebut ternyata hanya seorang penipu.
Bunyi pertama tokek diartikan sebagai “ya”, dan bunyi kedua diartikan sebagai “tidak”. Sama seperti bule tadi, karena suara tokek itu berhenti pada hitungan yang ketujuh, maka berarti Yes. Coba deh diurut…, mulai dari yes..., no..., yes..., no..., yes..., no..., yes..., Yes, I love you.
Bagaimanakah dengan kita…, apakah percaya juga dengan jumlah bunyi suara tokek…?.
Sebaiknya tidak…, karena Allah kita tidak senang diduakan, Allah kita tidak senang kalau kita mempercayai sesuatu yang lain, sebagaimana tertulis di dalam kitab Keluaran 20 ayat (3) Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku. (4) jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi (5) jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan Allahmu, adalah Allah yang cemburu. Jadi kalau kita percaya sama jumlah bunyi suara tokek, maka Allah akan marah, karena Allah telah memerintahkan untuk percaya hanya kepada-Nya, bukan percaya kepada sesuatu yang lain termasuk jumlah bunyi suara tokek. Well…, kalau nanti ada tokek yang berbunyi…, abaikan saja…, kalau mau bertanya…, bertanyalah kepada-Nya. OK...?.
- Andreas Priyatna's blog
- Login to post comments
- 3905 reads
Bro Andre sering baca novel ya?
Bro Andre sering baca novel ya?, awal tulisannya kaya novel deh, itu betulan atau fiksi?
Nggak tuh...
nggak tuh..., kalo tulisannya itu betulan..., bukan fiksi..., baru satu minggu yang lalu..., sewaktu saya ke ...., hmn..., ada aja...
Karya saya adalah aliran Realisme
Karya atau tulisan saya yang saya upload di Sabda sebagian besar adalah aliran realisme, karena semuanya saya tulis berdasarkan apa yang saya alami dan apa yang saya lihat. Begitu pula dengan puisi yang saya buat adalah aliran realisme, hanya ada beberapa saja yang merupakan aliran expresionisme.