Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Allah Bapa dan Roh Kudus tidak pernah disalib, tetapi hanya Yesus
Setelah uraian tentang Allah Tritunggal tidak ada sanggahan, saya lanjutkan untuk mempertegas konsep Tritunggal dari sisi lain. Tidak dijelaskan kapan Yesus mulai "maujud" sebagai Firman yang keluar dari Bapa untuk menyampaikan kehendak Bapa, namun Alkitab jelas menuliskan bahwa alam semesta diciptakan oleh kehendak Allah Bapa MELALUI Yesus Kristus. Bahwa sebelum turun ke bumi sebagai manusia bernama Yesus, maka Sang Firman tinggal bersama Bapa di Sorga, dan beberapa pekerjaan besar yang Sang Firman kerjakan bersama Bapa, diantaranya adalah menciptakan "langit dan bumi" (Kejadian 1).
Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah. Segala sesuatu dijadikan oleh Dia dan tanpa Dia tidak ada suatupun yang telah jadi dari segala yang telah dijadikan. (Yoh 1:1-3)
Kapan Bapa "memperanakkan" Yesus, atau mewujudkan Sang Firman sebagai Pribadi "terpisah" dari Bapa? Waktunya saya tidak tahu secara tepat, tetapi saat itu ADA!!!
Aku mau menceritakan tentang ketetapan TUHAN; Ia berkata kepadaku: "Anak-Ku engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini. Mintalah kepada-Ku, maka bangsa-bangsa akan Kuberikan kepadamu menjadi milik pusakamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. (Mazmur 2:7,8)
Siapapun penulis ayat Mazmur tersebut, tetapi kalau Yesus tidak meralatnya, maka itu adalah sebuah kebenaran, bahwa Yesus adalah Dia yang dimaksudkan itu, yaitu yang diperanakkan secara Roh oleh Bapa tanpa suatu perkawinan seperti pada manusia. Lalu diperkuat oleh ayat berikut:
Dan kami sekarang memberitakan kabar kesukaan kepada kamu, yaitu bahwa janji yang diberikan kepada nenek moyang kita, telah digenapi Allah kepada kita, keturunan mereka, dengan membangkitkan Yesus, seperti yang ada tertulis dalam mazmur kedua: Anak-Ku Engkau! Aku telah memperanakkan Engkau pada hari ini.Allah (Bapa)telah membangkitkan Dia (Yesus) dari antara orang mati dan Ia (Yesus) tidak akan diserahkan kembali kepada kebinasaan. Hal itu dinyatakan oleh Tuhan dalam firman ini: Aku akan menggenapi kepadamu janji-janji yang kudus yang dapat dipercayai, yang telah Kuberikan kepada Daud. (Kisah 13:32-34)
Dan ayat-ayat berikut lebih "tajam" lagi:
Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya, yang telah Ia tetapkan sebagai yang berhak menerima segala yang ada. Oleh Dia Allah telah menjadikan alam semesta. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan. Dan setelah Ia selesai mengadakan penyucian dosa, Ia duduk di sebelah kanan Yang Mahabesar, di tempat yang tinggi, jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, sama seperti nama yang dikaruniakan kepada-Nya jauh lebih indah dari pada nama mereka. Karena kepada siapakah di antara malaikat-malaikat itu pernah Ia katakan: "Anak-Ku Engkau! Engkau telah Kuperanakkan pada hari ini?" dan "Aku akan menjadi Bapa-Nya, dan Ia akan menjadi Anak-Ku?" Dan ketika Ia membawa pula Anak-Nya yang sulung ke dunia, Ia berkata: "Semua malaikat Allah harus menyembah Dia." Dan tentang malaikat-malaikat Ia berkata: "Yang membuat malaikat-malaikat-N menjadi badai dan pelayan-pelayan-Nya menjadi nyala api.Tetapi tentang Anak Ia berkata: "Takhta-Mu, ya Allah, tetap untuk seterusnya dan selamanya, dan tongkat kerajaan-Mu adalah tongkat kebenaran. Engkau mencintai keadilan dan membenci kefasikan; sebab itu Allah, Allah-Mu telah mengurapi Engkau dengan minyak sebagai tanda kesukaan, melebihi teman-teman sekutu-Mu." (Ibrani 1:1-9)
Nah, kembali kepada judul topik.
Dalam keadaan-Nya sebagai manusia, Yesus setiap kali berdoa, maka Yesus sedang berdoa kepada Allah Bapa (Yesus di Bumi, Bapa di Sorga).
Lalu ketika Yesus disalib, maka Ia menjadi manusia seutuhnya, dan kembali Yesus menyapa Bapa-Nya dengan sebuah keluhan: Eli, Eli, Lama Sabakhthani? Bermakna: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Daku?
Ketika Yesus disalib, maka Dia sedang menjadi Anak Domba yang disembelih, untuk dipersembahkan kepada siapa? Kepada Bapa Sorgawi yang saat itu sedang berada di Sorga.
Setelah "upacara penyembelihan" selesai, yaitu semua penderitaan manusia yang harus ditanggung-Nya sudah selesai, maka Yesus menyerahkan nyawa-Nya. Menyerahkan kepada siapa?
Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya." (Lukas 23:46)
Jelang wafat-Nya, Yesus menyerahkan nyawa-Nya kepada Allah Bapa.
Jadi, Allah Bapa tidak pernah disalib, tetapi Sang Firman yang menjadi manusia bernama Yesus, Dialah yang disalib.
Apakah Roh Kudus ikut disalib?
Memang tidak ditulis kapan Roh Kudus meninggalkan Yesus. Dugaan saya: di kayu salib, ketika Anak Manusia ini merasa sendiri dan ditinggalkan.
Lalu Yesus wafat, dan setelah bangkit, empat puluh hari lamanya Dia menampakkan diri kepada para murid, kemudian terangkat ke Sorga. Yesus harus naik ke Sorga "meninggalkan" murid-murid-Nya, supaya Dia dapat mengutus Roh Kudus untuk turun "menggantikan posisi" Yesus hanya dalam fungsi berbeda.
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu. (Yoh 16:7).
Jadi, Allah Bapa tidak pernah mati disalib, dan memang tidak akan pernah wafat sampai kapanpun. Yesus lah yang menjadi persembahan, dan Bapa yang menerima persembahan itu, sebagaimana ketentuan Taurat Musa soal korban dan persembahan.
Amien.
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 6143 reads
@ Mujizat, pertanyaan
[Setelah uraian tentang Allah Tritunggal tidak ada sanggahan, saya lanjutkan untuk mempertegas konsep Tritunggal dari sisi lain.]
Sebelum menyanggah, saya ada 2 pertanyaan untuk blog itu, anda menulis:
[ Bapa, Yesus dan Roh Kudus bukanlah tiga allah yang berasal dari tiga galaksi antah berantah yang kebetulan bertemu, salaman, lalu merasa mempunyai satu visi, kemudian bergabung manjadi satu (polytheisme) melainkan SATU ALLAH yang “membelah diri” menjadi tiga bagian besar: Yesus, Roh Kudus dan Bapa sendiri sebagai bagian TERBESAR, baik dalam hal KUASA, OTORITAS (hak untuk memerintah yang didukung kemampuan sempurna) maupun “Volume” (jika memang ukuran volume Roh dianggap ada).
Yesus dan Roh Kudus “keluar dari Bapa” untuk mewujudkan KEHENDAK ALLAH YANG SEMPURNA,.... ]
Pertanyaan:
1. Bila Yesus dan Roh Kudus keluar / terpisah dari Bapa dan anda bilang bahwa "saat itu ada !!!". Apakah anda hendak berkata pada mulanya hanya ada Bapa?
2. Bila benar bahwa mulanya hanya ada Bapa, apakah Bapa tidak cukup sempurna untuk mewujudkan kehendak-Nya sendirian?
Note: Biasanya pertanyaan saya adalah merupakan pertanyaan "jebakan", jadi berpikirlah sebelum menjawab! Segitu dulu ya bang Muji.
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta, Trinitas
Deta:
1. Bila Yesus dan Roh Kudus keluar / terpisah dari Bapa dan anda bilang bahwa "saat itu ada !!!". Apakah anda hendak berkata pada mulanya hanya ada Bapa?
Muji:
Ya! Pada mulanya hanya ada Satu Sumber, saya sebut: BAPA, dan Yesus adalah "bagian dari sel" Bapa dalam konteks Roh. Anda juga melihat bahwa "membelah diri" saya beri tanda kutip, artinya masih perlu pemahaman lebih lanjut, mengingat bahwa Yesus dan Bapa adalah Satu.
Deta:
2. Bila benar bahwa mulanya hanya ada Bapa, apakah Bapa tidak cukup sempurna untuk mewujudkan kehendak-Nya sendirian?
Muji:
Dear Deta,...
Allah menciptakan manusia menurut gambar-Nya, sehingga dapat kita pahami bahwa: kalau manusia memiliki tangan, maka Allah pun demikian, tetapi apakah jumlah tangan Tuhan juga dua, saya tidak tahu, karena mengingat kemahakuasaan-Nya, TERLALU MUDAH BAGI ALLAH untuk mengeluarkan 100 tangan sekaligus,... :)
Keluarnya Yesus dari "sosok" Bapa, dapat juga diibaratkan menjulurnya tangan dari batang tubuh. Andaikan Bapa adalah Sosok Allah sepenuhnya, maka Yesus boleh disetarakan sebagai Bagian Tubuh Allah, misalnya Tangan Allah, atau Mulut Allah.
Kalau Deta mau mengambil sebuah bola kaki, tidak perlu mengambilnya dengan kepala atau otak Deta, melainkan "mengutus" tangan Deta untuk mengambilnya.
Apakah tangan Deta terlepas? Tentu tidak, tetapi TERJULUR, sehingga antara tangan Deta dengan tubuh Deta tetap menyatu. Ini menggambarkan relasi Bapa dengan Yesus maupun Roh Kudus yang "nampaknya" terpisah, padahal hanya "terjulur" untuk melakukan maksud-maksud Allah.
Bapa memang bisa diam-diam menolong manusia, kalau Dia mau, tetapi apakah manusia selalu menyadari kalau Bapa lah yang menolongnya?
Tetapi inilah yang dilakukan Bapa: Beliau mengutus "anggauta Tubuh-Nya" yaitu Yesus, tetapi dengan meninggalkan kemuliaan-Nya (kemuliaan Yesus) agar dapat bertemu langsung dengan anak-anak manusia tanpa membunuh mereka.
Salam.
Tani Desa
@ Mujizat, memperjelas
[ Ya! Pada mulanya hanya ada Satu Sumber, saya sebut: BAPA, dan Yesus adalah "bagian dari sel" Bapa dalam konteks Roh. Anda juga melihat bahwa "membelah diri" saya beri tanda kutip, artinya masih perlu pemahaman lebih lanjut, mengingat bahwa Yesus dan Bapa adalah Satu.]
Sekedar memperjelas dulu, jadi benar bahwa anda berkata mulanya yg ada hanya Bapa saja, sedangkan Yesus HANYA lah bagian dari sel Bapa dalam konteks Roh.
Pertanyaan:
1. Saya simpulkan tentu Roh adalah bagian dari sel Bapa dalam konteks roh juga dong?
2. Karena Yesus hanyalah bagian sel Bapa, demikian juga Roh (bila benar), apakah ini artinya Yesus dan Roh belum menjadi PRIBADI waktu itu? (Salah satu ciri pribadi adalah punya kehendak). Apakah anda hendak mengatakan bahwa Yesus sebagai PRIBADI adalah TIDAK KEKAL, demikian pula Roh juga TIDAK KEKAL?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
@Deta, Allah menaklukkan,... Yesus menaklukkan,...
Deta:
Pertanyaan:
1. Saya simpulkan tentu Roh adalah bagian dari sel Bapa dalam konteks roh juga dong?
Mujizat:
Manurut hemat saya: YA !
Deta:
2. Karena Yesus hanyalah bagian sel Bapa, demikian juga Roh (bila benar), apakah ini artinya Yesus dan Roh belum menjadi PRIBADI waktu itu? (Salah satu ciri pribadi adalah punya kehendak). Apakah anda hendak mengatakan bahwa Yesus sebagai PRIBADI adalah TIDAK KEKAL, demikian pula Roh juga TIDAK KEKAL?
Mujizat:
Ya, kalau dianalogikan seperti manusia. Saat janin belum jadi, maka "dia" tidak punya kehendak. Barulah ketika janin terbentuk, lalu menjadi bayi dan lahir sebagai manusia, ia punya kehendak, terpisah dari kehendak orangtuanya.
Karena Yesus memang "diperanakkan", maka sebelumnya ngak punya kehendak, tetapi bukannya nggak ada, sebab menyatu dengan "sel" Bapa, begitu pun dengan Roh Kudus.
Setelah menjadi tiga pribadi yang "terpisah" tetapi sebenarnya SATU, yang saya ibaratkan dengan "tangan" yang masih tetap menjadi bagian dari "tubuh" maka sebenarnya Yesus punya kehendak sendiri, tetapi faktanya, Yesus tetap komitment untuk menjadikan kehendak Bapa sebagai PANGLIMA. Begitu juga Roh Kudus.
Apakah sebagai PRIBADI, Yesus dan Roh Kudus tidak kekal?
Indikasi ke arah itu sepertiya ada, tapi perlu kajian ekstra hati-hati.
Tetapi kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Ia sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri-Nya di bawah Dia, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua. (1 Kor 15:28)
Allah menaklukkan "segala sesuatu" di bawah kaki Yesus kecuali Bapa, sebab justru Yesus menaklukkan diri di bawah kaki Bapa.
Ada yang menafsirkan itu sebagai: bahwa Yesus akan "melebur" ke dalam pribadi Bapa, demikian pula Roh Kudus. Tetapi saya belum yakin, mengingat ayat pendukungnya kurang, sehingga merupakan pendapat sangat prematur.
Namun kalau mengingat bahwa hukuman neraka bersifat kekal, dan jika kehidupan sorga pasca penghakiman juga abadi, maka fungsi Yesus sebagai IMAM BESAR tidak berubah. Di Sorga tetap ada aturan. Ada Allah, ada Imam Besar, ada Imam-Imam (imamat rajani) dan ada umat.
Artinya: Yesus tetap menjadi Imam Besar sampai selama-lamanya, dan itu bisa ditafsirkan sebagai: bahwa pribadi Yesus akan kekal.
Bagaimana menurut Anda, Deta.
Salam.
Tani Desa
@ Mujizat, Yesus adalah Allah
Saya tidak sependapat dengan anda bahwa arti dari "diperanakkan" adalah tadinya Yesus belum ada lalu menjadi ada.
Sanggahannya antara lain:
1. Alkitab eksplisit berkata bahwa Firman (Yesus) adalah Allah
Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
2. Dalam kitab Wahyu disebutkan bahwa Yesus adalah Alfa & Omega, artinya Yesus itu kekal.
Bagaimana anda menjawab hal ini?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Deta, Yesus memang bukan Bapa
Deta:
Saya tidak sependapat dengan anda bahwa arti dari "diperanakkan" adalah tadinya Yesus belum ada lalu menjadi ada.
Sanggahannya antara lain:
1. Alkitab eksplisit berkata bahwa Firman (Yesus) adalah Allah
Yohanes 1:1 Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Muji:
Banyak ayat Alkitab menunjukkan "keterpisahan" pribadi Yesus dari Bapa.
Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah. Lalu katanya: "Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah." (Kisah 7:55,56)
Penulis Kisah Rasul mencatat bahwa saat itu Stefanus sedang kepenuhan Roh Kudus, dan pada waktu itu ia memang belum dilempari batu, sehingga tidak ada alasan bahwa penglihatannya salah kerana gegar otak sehingga dia berhalusinasi, misalnya begitu. Stefanus baru dilempari batu di ayat-ayat selanjutnya.
Kalau Yesus dan Bapa satu pribadi, maka kisah di atas akan janggal,...
Kemudian ketika kita mempelajari ayat ini:
Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, (Yohanes 8:54)
2. Dalam kitab Wahyu disebutkan bahwa Yesus adalah Alfa & Omega, artinya Yesus itu kekal.
Bagaimana anda menjawab hal ini?
Mujizat:
Benar sekali. Karena Yesus adalah bagian dari diri Bapa, maka ketika Bapa adalah kekal maka Yesus juga kekal. Kalaupun SEANDAINYA suatu ketika Yesus melebur ke dalam diri Allah Bapa kembali (saya tidak yakin) maka bukan berarti Yesus musnah atau berakhir, tetapi justru menyatu kembali kepada Sumber-Nya.
Salam.
Tani Desa
@ Muji, yang kita bahas sebelum “saat itu”
Pembahasan anda panjang lebar, tapi gak nyambung dengan bahan diskusi kita. Yang anda bahas adalah setelah saat itu (saat dimana Yesus sudah terpisah dari Bapa, analisis anda), sedangkan yang sedang kita bahas adalah sebelum “saat itu”. Ingat lho anda berkata:
[ Ya, kalau dianalogikan seperti manusia. Saat janin belum jadi, maka "dia" tidak punya kehendak. Barulah ketika janin terbentuk, lalu menjadi bayi dan lahir sebagai manusia, ia punya kehendak, terpisah dari kehendak orangtuanya.]
Kemudian anda berkata:
[Benar sekali. Karena Yesus adalah bagian dari diri Bapa, maka ketika Bapa adalah kekal maka Yesus juga kekal. Kalaupun SEANDAINYA suatu ketika Yesus melebur ke dalam diri Allah Bapa kembali (saya tidak yakin) maka bukan berarti Yesus musnah atau berakhir, tetapi justru menyatu kembali kepada Sumber-Nya.]
Yoh 1:1 berkata bahwa Yesus (Firman) adalah Allah juga.
Artinya Yesus juga KEKAL = tidak pernah berubah. Kenapa anda berkata bahwa sebelum "saat itu" >> Yesus adalah bagian dari diri Bapa, dan setelah "saat itu" >> Yesus terpisah dari Bapa.
Itu artinya Yesus berubah dong?
Debu tanah kembali menjadi debu tanah...
Deta, Anda BENAR, saya khilaf soal WAKTU !!
Shalom.
Setelah aku renung-renungkan, ada kekeliruanku sebelum ini, soal Yoh 1:1
Aku lupa soal WAKTU !!......
Yohanes menulis: "Pada mulanya,... In the beginning,..." Itu artinya adalah SAAT SEBELUM proses "MEMPERANAKKAN",... jadi jauh sebelum itu.
Mudah2an kekeliruan saya ngak fatal,...
Tapi secara prinsip tidaklah menyimpang dari penjelasan awal saya, bahwa pada mulanya memang hanya ada SATU,... lalu sesudah "SAAT ITU" maka mulai jamak, tetapi yang jamak itu tetap menyatu dalam "nature" maupun KETAATAN dari dua pribadi lainnya, yaitu Yesus dan Roh Kudus.
Yohanes 1:1 bicara tentang STARTING POINT atau starting time, atau sebelum "saat itu", sedangkan Yohanes 8 bicara tentang Allah SESUDAH "saat itu".
Intinya, Yesus dan Roh Kudus bukanlah "orang lain", tetapi Allah yang SATU itu juga, yang maujud menjadi tiga pribadi dalam KESATUAN SEMPURNA.
Thanks Deta,
Salam.
Tani Desa
Ikutan ya,Tentang Trinitas,(dari share sdr. Muji dan sdr. Deta)
Saya percaya trinitas tidak dapat dipandang hanya dari satu segi saja, karena akan membuat bingung, sebab akan membuat yang satu akan lebih berarti dari yang lainnya, tetapi kita harus memandang dari kaca matanya Tuhan, yakni firmanNya.
Saya percaya firman Tuhan Yohanes 1 : 1..." Pada mulanya adalah Firman ...Firman adalah Yahweh", Efesus 3 :14-15 ; Bapa adalah sumber segala turunan yang ada didalam sorga .Saya percaya juga firman Tuhan Kisah Para Rasul 2 : 36 : Yahweh telah membuat Yesus...mejadi Tuhan dan Kristus_Percaya juga Bapa lebih besar dari Yesus (Yoh. 10 : 29)
Sampai disini Bapa adalah sumber Nya Yesus.
Bapa dan Aku satu (Yoh 10 : 30), Kau melihat Aku ,kau telah melihat Bapa ( Yoh. 14 : 9) sementara firman tidak mungkin salah, sampai disini Bapa adalah Yesus Kristus, Yesus Kristus adalah Bapa (yang mana Anak sudah tidak ada disini, karena Dia, Bapa, yang mana sumber tidak kelihatan karena Dia lah sumber itu)
Bapa adalah pencipta semesta dan segala isinya! Yesus adalah pencipta semesta semesta dan segala isinya (Kolose 1 : 16) sama dengan Bapa.
Saya percaya Bapa sorgawi telah merencanakan munculnya konsep "Anak Yahweh" dalam alkitab yaitu ;Yesus Kristus, sebagai "Juruslamat, yang kelihatan dan dapat diteladani oleh manusia." Supaya semua yang percaya dan meneladani Yesus Kristus (kata meneladani boleh dibaca ; Yesus menjadi yang sulung diantara saudara) sebagai Tuhan dan Juruslamat disebutlah menjadi " anak-anak Yahweh".
Yang disebut " anak-anak Yahweh" tentunya sudah segambar dan serupa dengan gambaran Anak Yahweh (Roma 8 : 29). Sehingga kita anak-anakNya, semua adalah Tubuh Kristus, sebab Kristus adalah Kepada , juga akan meletakkan segala sesuatu dibawah kaki kita didalam Kristus (Efesus 1 : 22).
Yang jelas alkitab kita tidak ada menulis kan, bahwa Yesus adalah anggota tubuhNya/anggota tubuh Bapa
Alkitab tidak pernah menulis ada pembagian sel Roh, yang dipakai dala aktb.TB "yang dari padaNya semua turunan yang didalam sorga menerima namaNya" (Efe. 3 : 15)
Jadi saat Yesus berkata Bapa dan Aku satu, maka Dia satu. Saat Yesus berkata Bapa lebih besar dai padaKu, ya..seperti itulah. Saat Yesus berkata ; Kau lihat Aku kau telah melihat Bapa, ya seperti itulah.
Yang penting kita percaya Bapa sorgawi adalah Tuhan, Yesus Kristus adalah Tuhan, dan Roh Kudus adalah Roh Nya Bapa dan Yesus Kristus sendiri, Roh Kudus adalah Tuhan. Ayat nya sudah dibahas dalam tulisan trinitas ini.
Tambahan ayat untuk Trinitas ; Lukas 4 : 1,Lukas 4 : 14, Yohanes 14 : 9-10.
Saya percaya tak seorang pun dapat menentukan batasan kalau Yesus berkata Bapa dan Aku adalah satu. Yang paling penting disini kita percaya ; Bapa , Putra dan Roh Kudus ada satu kesatuan didalam nama Tuhan Yesus Kristus...kalau kurang silahkantambah....hanya Tuhan Yesus Kristusyang dimuliakan...tmpk restikamanise
Restikamanise, Trinitas, orang Israel baca "Adonai"
Shalom,
Sebelumnya, saya merasa risih dengan penggunaan kata Yahweh, karena banyak orang Israel sendiri tidak berani mengucapkan itu, melainkan menggantinya dengan "Adonai" untuk menghormati Nama Yang Mulia. Silahkan dengar bagaimana Israel membaca "Yahweh" sebagai "Adonai" DISINI. Link tersebut adalah bagian dari siitus kitab suci Ibrani DISINI.
Lebih baik kita menurut saja sama Yesus untuk memanggil Allah sebagai "BAPA", lebih sopan dan alkitabiah,.. :)
Kalimat "Bapa lebih besar dari pada Aku (Yesus)" membawa konsekwensi bahwa "Aku dan Bapa adalah satu" harus dipahami dengan hikmat.
Kalau Yesus = Bapa dalam pengertian MUTLAK atau ABSOLUT, maka ketika Yesus disalib, maka Bapa juga pasti disalib, dan tidak mungkin tidak,...
Kalau yesus = Bapa dalam pengertian Absolut atau Mutlak, maka Yesus berdoa kepada diri sendiri, dan ini merupakan "DHAGELAN" yang tidak lucu,...
"Barangsiapa melihat Aku, maka ia telah melihat Bapa" bukan berarti bahwa Yesus adalah Bapa secara MUTLAK, tetapi, penampilan Yesus mewakili penampilan Bapa dalam hal yang terbatas.
Lebih tepat seperti kata Antonic: Kalau Anda melihat foto Muji, maka Anda telah melihat "wajah" Muji. Tetapi foto Muji BUKAN Muji. Foto itu HANYA GAMBAR Muji.
Misalnya: sifat Bapa dapat dilihat dari sifat Yesus.
Kasih Bapa dapat dilihat dari kasih Yesus.
Kesabaran dan belaskasih Yesus merefleksikan kesabaran dan belas kasih Bapa.
Soal "belahan sel" adalah analogi, pengandaian, pengumpamaan dengan pendekatan.
Waktu Yesus menjadi manusia, Yesus berada di KULIT BUMI, dan di saat yang sama, BAPA BERADA DI SORGA yang di luar bumi.
Shalom.
Tani Desa
restikamanise,menaggapi sdr. Muji
Terimakasih atas tanggapannya, bukan untuk debat,biarkan saya menanggapi yang perlu saja.
1.Kalau Yahweh harus dipanggil Adonai, bagaimana sdr. Muji memahami Wahyu 14 : 1 ...dan didahi mereka tertulis nama Nya dan nama Bapa Nya. Apakah untuk nama BapaNya harus kita artikan dengan ADONAI? ... yang jelas saya tidak harus berpatokan kepada orang Israel , yang mayoritas , menolak Yesus Kristus sebagai Juruslamat , bahkan sampai saat ini. Tetapi saya usul untuk sebutan nama Bapa, saya percaya lebih bijaksana jika kita serahkan kepada iman masing-masing dengan tidak menganggap kita yang paling benar. Biarkanlah saya menyebut nama Bapa YHWH, Yahweh, Yehovah, biarkan sdr. Muji dengan panggilan yang tepat menurut iman anda.
2. Mari kita coba memahami Galatia 3 : 13 ; Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum Taurat dengan jalan , menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis : "Terkutuklah orang yang digantung dikayu salib".
Sebelum Yesus Kristus naik kekayu salib atau tepatnya "dinaikkan" maka, Galatiab 3 : 13 belum tergenapi unsur kutuknya alam diri Yesus artinya Bapa masih bersatu dengan Yesus, Bapa masih menyertainya atau belum meninggalkanNya. Tetapi ketika Yesus sudah naik tergantungdi salib, saat itu Bapa pergi tinggalkan Yesus di kayu salib untuk sementara, karena Tubuh jasmani Yesus statusnya sudah berobah dari "Bait Roh Kudus menjadi dosa" .Mari kita lihat ayatnya dalam 2 Kor 5 : 21 ; " DIa yang tidak berdosa telah dibuatNya menjadi dosa karena kita , supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Yahweh.
Karena dahulu pada zaman Yesus melayani, kalau ada orang yang digantung dikayu salib , orang itu disebut orang terkutuk, itulah status Yesus ketika Dia ditinggikan di kayu salib. Itu sebabnya Bapa tidak mungkin ada lagi didalam Yesus ketika Yesus disalib, sebab Bapa Kudus adanya. (1Petrus 1: 16; ...Kuduslah kau sebab aku Kudus)
3. Ketika Yesus berdoa, Roh yang membimbing Yesus untuk berdoa kepada Bapa ( Roma 8 : 26), bukan berarti Yesus berdoa kepada diriNya sendiri , walaupun ada Roh Bapa didalamNya. Makanya saya katakan dalam komentar sebelumnya, kalau saat Yesus mengatakan :" Aku dan Bapa adalah satu " , maka tak seorang pun yang dapat mengatakan tidak bersatu, saya tidak bilang mutlak, karena alkitab tidak menulis mutlak. Kita berbicara sesuai dengan yang tertulis saja. Yang penting firman akan menjawab firman sebab firman adalah kebenaran . Kita tidak apat menganalogikan firman dengan yang lain , hanya Roh Kudus, Yesus yang mampu membuat perumpamaan itu tepat....yang lain pasti salah. Yang penting bukan kebenaran manusia....terimakasih , semoga menjadi berkat untuk semua.....tmpk restikamanise....shalom untuk semua
Restikamanise, menanggung dosa tidak berarti berdosa
Shalom.
Singkat saja, saya memang lebih condong menyebut Allah sebagai Bapa, sebab hanya Yesus yang pengajaran-Nya dijamin siiip. Kalau Yesus saja tidak berani "njangkar" dengan menyebut nama Bapa sebagai Y H W H, tetapi memperhalusnya dengan BAPA yang sungguh sopan dan lebih enak didengar, maka siapakah saya kalau saya berani sebut nama-Nya langsung. Yha, nama-Nya memang ITU, saya tahu, tapi menyebut-Nya sebagai BAPA jauuuuhhh lebih baik.
Kalau anakku berkata kepadaku: Muji, tolong beri aku uang, aku perlu beli sepatu! Maka mungkin anakku itu kujewerrrr,... lha wong ngak sopan. Tiru Yesus saja,... simple khan?
Lalu ketika Yesus disalib, Dia memang perlu merasakan derita manusia. Disakiti lahir bathin, dihina dst. Saat itu memang Yesus sedang menanggung DERITA MANUSIA YANG SEDANG MENJALANI HUKUMAN.
Yesus adalah ORANG TIDAK BERDOSA yang DIANGGAP dan DIPERLAKUKAN sebagai orang berdosa.
DITUDUH BERDOSA TIDAK BERARTI BERDOSA, KALAU MEMANG TIDAK BERDOSA.
Shalom. Tq untuk sharingnya. JBU.
Tani Desa
@bang Muji
Bukankah Alkitab dengan jelas menulis bahwa Bapa tidak pernah meninggalkan Yesus ?
1. Semasa hidup Yesus
Yoh 8:29 Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
2. Ketika Yesus disalib
Yoh 16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
3. Bahkan ketika Yesus sudah mati
Kis. 2:31 Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.
Tetapi kenapa Yesus berteriak Eli-eli Lama Sabakhtani ?
hahahaha......Alkitab itu selalu konsisten bang.
Apakah benar Yesus yang berteriak pada saat itu ?
Coba bang Muji perhatikan ketika Yesus menyapa Bapa di atas kayu salib.
Luk. 23:34 Yesus berkata: "Ya Bapa, ampunilah mereka , sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." Dan mereka membuang undi untuk membagi pakaian-Nya.
Luk. 23:46 Lalu Yesus berseru dengan suara nyaring: "Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku." Dan sesudah berkata demikian Ia menyerahkan nyawa-Nya.
Perhatikan teriakan Yesus
Mat. 27:46 Kira-kira jam tiga berserulah Yesus dengan suara nyaring: "Eli, Eli, lama sabakhtani?"* Artinya: /Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
Kalau belum mengerti jangan pernah menulis apalagi menafsirkan FT bang, sehingga bang Muji menulis demikian
Lalu ketika Yesus disalib, maka Ia menjadi manusia seutuhnya, dan kembali Yesus menyapa Bapa-Nya dengan sebuah keluhan: Eli, Eli, Lama Sabakhthani? Bermakna: Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Daku?
Cari tahu ya bang Muji.
Kalau disuapin terus nggak dewasa - dewasa dong bang. hihihihihi (Ketawa ala JF)
Sebagai bocoran, pernah nggak bang Muji menerima pengajaran ketika Yesus berbicara, sebenarnya Roh-lah yang berbicara ?
Kejadian seperti itulah yang terjadi di atas kayu salib. Ketika Yesus di salib, siapakah sebenarnya yang sedang berteriak ?
Selamat berburu bang
GB
Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?
5p Arta, Yesus memang sempat ditinggalkan BAPA
Shalom.
Dear Artha, justru sebaliknya, Anda yang perlu berburu, ... tapi ndak usah berburu, ini Muji sudah dari "kemaren" dapat binatang buruan, banyak banget...:)
Yesus memang sempat ditinggalkan sendirian oleh Bapa. Ini ayatnya:
20:11. Tetapi Maria berdiri dekat kubur itu dan menangis. Sambil menangis ia menjenguk ke dalam kubur itu,
20:12 dan tampaklah olehnya dua orang malaikat berpakaian putih, yang seorang duduk di sebelah kepala dan yang lain di sebelah kaki di tempat mayat Yesus terbaring.
20:13 Kata malaikat-malaikat itu kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis?" Jawab Maria kepada mereka: "Tuhanku telah diambil orang dan aku tidak tahu di mana Ia diletakkan."
20:14 Sesudah berkata demikian ia menoleh ke belakang dan melihat Yesus berdiri di situ, tetapi ia tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
20:15 Kata Yesus kepadanya: "Ibu, mengapa engkau menangis? Siapakah yang engkau cari?" Maria menyangka orang itu adalah penunggu taman, lalu berkata kepada-Nya: "Tuan, jikalau tuan yang mengambil Dia, katakanlah kepadaku, di mana tuan meletakkan Dia, supaya aku dapat mengambil-Nya."
20:16 Kata Yesus kepadanya: "Maria!" Maria berpaling dan berkata kepada-Nya dalam bahasa Ibrani: "Rabuni!", artinya Guru.
20:17 Kata Yesus kepadanya: "Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." (Yoh 20:11-17)
Nah, ayat 17 yang saya beri warna merah itu maknanya apa Bang Artha?
Memang Bapa pernah tinggalkan Yesus di salib sampai wafat-Nya, lalu ketika Bapa membangkitkan Yesus dari kubur, Yesus bangkit, lalu Maria ketemu Yesus, tetapi ngak boleh salaman, kerana Yesus belum ketemu dengan Bapa-Nya.
Kalau Bapa selalu menyertai Yesus, maka di ayat (17) Yesus sedang ndhagel, kawan,..:)
Shalom.
Tani Desa
bang Muji...hahahahaha
Wah....bang Muji hebat sekali. Saya benar-benar salut atas hasil buruan yang telah ditangkap bang Muji. Selamat menikmati hasil buruannya ya bang. Tapi saya "emoh" menikmati hasil buruan yang telah ditangkap bang muji. Tidak sesuai dengan selera saya. hahahahahaha....
masakan Yohanes 20 : 17 ditafsirkan bahwa Bapa meninggalkan Yesus.....hahahahaha.......
Bang Muji...bang Muji.....tapi gpp lah.
Selera kita memang berbeda bang.
NB:
Bukankah ketiga ayat yang saya berikan sudah cukup untuk membuktikan bahwa Yesus tidak pernah ditinggalkan sedikitpun ?
1. Semasa hidup Yesus
Yoh 8:29 Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya."
2. Ketika Yesus disalib
Yoh 16:32 Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu diceraiberaikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku.
3. Bahkan ketika Yesus sudah mati
Kis. 2:31 Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan.
GB
Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?