Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Diskusi, Aksi, Konsolidasi: Trilogi CGMI Warisan Mahasiswa Komunis
Consentrasi Gerakan Mahasiswa Indonesia (CGMI) adalah salah satu organisasi pergerakan yang anggotanya banyak menjadi simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI). CGMI mempunyai formula organisasi berupa trilogi:
- Diskusi melatih daya nalar para anggota.
- Aksi melatih kemampuan praktis di lapangan.
- Konsolidasi memperluas jaringan dan memperkuat ikatan kelompok.
Trilogi ini memenuhi kebutuhan di ketiga ranah pembelajaran: kognitif (nalar), afektif (kepekaan, kepedulian) dan psikomotorik(keterampilan praktek). Metode ini menular dan diwariskan ke kelompok-kelompok diskusi dan gerakan mahasiswa lain di hingga sekarang.
Sabdaspace telah menjalankan diskusi melalui webblog dan konsolidasi melalui kopdar. Yang belum digiatkan memang matra kedua yaitu aksi bersama. Pak Purnawan mungkin telah menceritakan bagaimana aksi-aksi bersama relawan Merapi tidak hanya meningkatkan kemahiran praktis para relawan, tetapi juga memperkuat ikatan masing-masing kelompok dan ikatan sosial di antara berbagai kelompok berbeda di masyarakat.
Aksi sama penting dengan diskusi. Mereka-mereka yang "canggih" dalam berdiskusi bisa saja sangat "kedodoran"dalam aksi. Anggota yang dihargai bukan cuma orang yang mahir mengemukakan pendapat dan memenangkan opini, tetapi juga ia yang mampu memimpin orang banyak di lapangan. Mewujudkan apa yang didiskusikan melalui kerja-kerja praktis adalah salah satu kemampuan yang dihargai dalam organisasi. Melalui aksi langsung, seseorang diuji apakah ia benar-benar berlaku sebagaimana yang ia ceramahkan. Dalam aksi, para anggota berhadapan dengan masalah kongkrit yang membutuhkan penyelesaian berupa tindakan yang juga kongkrit.
Konsolidasi juga sama penting dengan diskusi dan aksi. Konsolidasi berarti menjalin ikatan dengan kelompok lain dan memperkuat jalinan di dalam kelompok sendiri. Diskusi dapat menyebabkan perpecahan. Mereka yang berbeda pendapat bisa saja kemudian saling memusuhi. Konsolidasi dilakukan melalui penjalinan hubungan-hubungan dan komunikasi-komunikasi. Kegiatan konsolidasi bertujuan memicu dan mempertahankan rasa persahabatan dan kekeluargaan. Sebuah aksi bersama yang gagal dapat saja menyebabkan kekecewaan. Sebagian anggota mungkin merasa telah dikorbankan dalam suatu aksi. Sebagian lain mungkin merasa telah dirugikan. Konsolidasi dilakukan untuk mengobati luka-luka akibat diskusi dan aksi. Konsolidasi juga menjaga dan mempertahankan ikatan kerjasama dengan kelompok sahabat.
Ketiga matra ini saling mengisi dan saling menyeimbangkan; dan perlu ditumbuhkembangkan oleh siapapun yang hendak membangun komunitas atau kelompok yang efektif dan bertahan lama. Kita bisa periksa apakah ketiga matra ini telah dijalankan baik dalam gereja-gereja kita. Apakah diskusi digiatkan? Apakah aksi terus-menerus dilakukan? Apakah konsolidasi dikerjakan tanpa jemu-jemu?
Tanpa diskusi, suatu organisasi akan kehilangan landasan pemikiran yang kritis. Tanpa aksi, suatu organisasi akan berkutat pada pemikiran-pemikiran dan keyakinan-keyakinan tanpa kesempatan menguji. Tanpa konsolidasi, organisasi akan terbelah berkeping-keping.
Demikian sekilas salah satu warisan dari khasanah keorganisasian Indonesia. Trilogi ini (diskusi, aksi, konsolidasi) telah pula melahirkan organisasi-organisasi tanpa bentuk (OTB) di paruh pertama tahun 90an yang kemudian memuncak dalam gerakan mahasiswa 1998-1999. Semoga bisa memberi harapan bagi sebagian orang yang menemukan kemandegan organisasi di lingkungan gereja ataupun di lingkungan kerja dan masyarakat.
".... ...."
- Miyabi's blog
- Login to post comments
- 5399 reads
Konsep Hati, Kepala dan Tangan
Jangan2 konsep trilogi ini dicopas (dengan penyesuaian) dari Lukas 10:27 yak?
triad
Mungkin saja begitu. Pembagian kepala, hati dan tangan itu sih kita bisa jumpai di berbagai filsafat manusia di banyak kebudayaan.
Meskipun sudah tahu bahwa manusia punya 3 aspek yang musti dilatih, belum tentu suatu organisasi membidik ketiganya sebagai strategi pengembangan dan pertumbuhan.
".... ...."
Soal penghargaan
Begitu pentingkah? Hehehehe
imprisoned by words...
@8: Pentul
Penting betul itu pan. Hal-hal yang dihargai mustinya yang bermanfaat bagi pertumbuhan organisasi. Misalnya karyawan yang berprestasi musti diberi penghargaan. Kan gawat kalau karyawan yang hobi telat, suka ketiduran dan suka nyuri, malah naik gaji wkwkwkwk. Organisasinya pasti cepet bubar.
Dalam organisasi serikat copet pun, barang siapa nyuri duit temen apalagi duit bos bakal digebugin. Lalu barang siapa berjasa akan dihargai, entah secara formal oleh organisasi maupun secara informal oleh anggota lain.
".... ...."
wedew, nancep
Misalnya karyawan yang berprestasi musti diberi penghargaan. Kan gawat kalau karyawan yang hobi telat, suka ketiduran dan suka nyuri, malah naik gaji wkwkwkwk.
imprisoned by words...
YAK YAK O
Kan gawat kalau karyawan yang hobi telat, suka ketiduran dan suka nyuri, malah naik gaji
Saya setuju, makanya karyawan saya belum naik gaji...
masih dalam tahap membaca, memperhatikan dan mencerna
Panggilan Jiwa
Dan ternyata terpulang pada panggilan jiwa masing-masing individu. Bagaimana seorang kristen meMAHAMI perintah Tuhannya. Rasanya sich yang tertulis cukup mudah dipahami tanpa perlu tafsir kemana2, apa perintahNya. Buat yang iq-nya jongkok spt sy, Tuhan Yesus banyak ngasih perumpamaan.
Tapi sepertinya kristen Ind masih berkutat pada: menafsirkan kehendakNya. Sehingga kesulitan menetapkan tujuan (BERSAMA), yang melandasi kebutuhan perlunya organisasi dibentuk. Apalagi mematangkan formula strategi seperti cgmi.
Jadi teringat hierarki need - si maslow, barangkali bisa jadi tool membedah motivasi member ss
No man is a man who does not make the world better
@manguns: komsos
Perlu terus digiatkan komunikasi sosial antara kelompok-kelompok yang berbeda. Dari komunikasi-komunikasi yang makin intens ini, hubungan-hubungan akan terjalin dan integrasi sosial akan terjadi.
Berdebat dan saling lempar asbak pun masih bagian dari komunikasi, hehehe. Namun komunikasi sosial adalah komunikasi yang tujuannya untuk menjalin hubungan dan memperkuat integrasi. Jadi beda tim komsos ini beda dengan tim apolegetika ataupun tim evangelisasi. Kalau salah kirim tim, ya gawat :p
".... ...."
Jiplak Strategi Organisasi
Baru-baru ini saat membahas pembentukan Yayasan Mitra Anak Indonesia (kolaborasi KPAI, muhamadiyah, nu, Sos Desa taruna, integrasi-edukasi), teman dari muhamadiyah cerita, bahwa KH Achmad Dahlan mendirikan organisasi muhammadiyah karena mengagumi strategi organisasi ORDE JESUIT dalam melakukan pekabaran injil di Indonesia, dan menjiplak habis strateginya.
Dari segi organisasi masa dan efektivitasnya menyelenggarakan berbagai program, saya tidak melihat organisasi lain yang dapat menandingi.Jumlah sekolah dan rs muhamadiyah jauh melebihi yang dibangun pemerintah RI. NU tampak besar tapi terkendala faktor Figur Tokoh Kyai Lokal sebagai pemilik pesantren. Jadi NU mirip paguyuban, senada dengan Persekutuan Gereja Ind.
Just info
No man is a man who does not make the world better
robah
Luar biasa,organisasi begini harus dirobah jadi yang lebih positif.
geadley