Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Allah Turut Bekerja
ALLAH TURUT BEKERJA
Balakangan ini di Indonesia, banyak daerah yang terkena angin puting beliung, termasuk kota Bekasi di mana saya tinggal. Rumah saya juga tidak luput dari amukan angin putting beliung itu, sehingga banyak genting yang merosot bahkan jatuh. Maklum saja karena rumahnya bukanlah termasuk rumah yang waah…. Karena posisi gentingnya itu mudah dijangkau dari lantai dua, maka saya coba untuk memperbaiki genting-genting yang merosot dan mengganti genting yang jatuh.
Pada waktu saya mulai memperbaiki kondisi cuaca sangatlah bersahabat, matahari bersinar tapi tidak begitu panas karena masih jam sembilan pagi. Kira-kira setengah jam saya memperbaiki genting tersebut, tiba-tiba mendung datang dan seketika pula turun hujan walaupun tidak terlalu deras, namun cukup membuat seluruh genting menjadi basah. Saya sudah selesai memperbaiki semua genting dan saya bergegas turun, ternyata genting yang diguyur hujan itu menjadi sangat licin dan saya terpeleset jatuh dari genting yang paling atas atau karpus atau wuwungan…. sliding terus sampai genting yang terbawah. Saya bersyukur karena saya masih beruntung terjatuh hanya ke lantai dua tidak jatuh ke lantai satu atau tanah.
Walaupun “masih beruntung”, saya mengalami luka yang cukup serius, kuku ibu jari kaki kanan saya copot, dan jari disebelahnya sobek, engkel kaki kanan terkilir, kemudian lengan kanan saya mengalami luka parut serta pergelangan tangan sobek. Saya segera dilarikan ke UGD untuk mendapatkan pertolongan dari dokter dan saya disarankan agar dirawat, karena lukanya cukup serius, tapi saya bersikeras untuk pulang. Saya tidak mau dirawat, karena selain biayanya mahal saya juga tidak mau merepotkan semua orang.
Dua minggu telah terlewati dan saya sudah pulih, namun terkadang kalau melihat ibu jari yang masih terbalut kain kasa, saya suka menyesal…, mengapa ini harus terjadi pada diri saya, mengapa Allah mengizinkan angin puting beliung menerpa rumah saya, mengapa Allah membiarkan saya terjatuh, mengapa tidak ada yang mengingatkan saya untuk memanggil tukang. Tapi itu ‘kan hanya genting yang merosot…, apakah harus memanggil tukang?. Apakah salah kalau saya melakukannya sendiri?.
Memang seringkali kita menganggap apa yang kita lakukan adalah yang paling baik dan benar, namun pada kenyataannya kadang justru bertentangan…, apa yang kita lakukan adalah salah besar.
Sama halnya seperti ketika saya menolong seorang pemuda yang datang ke rumah dengan muka sangat memelas meminta tolong, katanya ibunya masuk rumah sakit dan butuh uang untuk membeli obat dan katanya lagi saya anaknya tukang bubur ayam yang suka jualan di seberang jalan sana. Saya langsung teringat kata-kata “Ketika Aku kedinginan, engkau tidak memberi Aku pakaian dan ketika Aku lapar engkau tidak memberi Aku makanan” dst. Ketika itu juga saya memberikan uang kepada pemuda itu dan saya katakan “Ini uang untuk beli obat dan semoga ibumu lekas sembuh”.
Ternyata jam empat pagi saya terbangun, karena bunyi sirine mobil polisi meraung-maung sedang mengejar beberapa pemuda yang sedang berpesta miras…, dan salah satunya adalah pemuda yang tadi malam datang ke rumah saya untuk minta tolong. Pemuda itu dimasukan ke penjara.
Oh…my…GOD…, ternyata saya salah besar…, sementara beberapa jam sebelumnya saya merasa telah melakukan sesuatu yang benar. Itu terjadi karena kita sebagai manusia tidak mengetahui hubungan sebab-akibat dalam kehidupan ini dan kita tidak mengetahui apa dan bagaimana sebenarnya rencana Allah.
Suatu ketika saya sempat mengobrol dengan bapak penjual bubur ayam…, orang tua si pemuda itu, ternyata si pemuda itu masih di penjara dan orang tuanya tidak mengusahakan untuk mengeluarkannya, bahkan dia bersyukur anaknya bisa masuk penjara, biar dia kapok, karena dia sudah tidak bisa dinasehati, saya ingin dia berubah. Nah…lho…, jadi saya memberikan uang kepada pemuda itu…, ada baiknya juga…?.
Kembali ke soal jatuh tadi…, jadi saya terjatuh dari genting itu…, ada baiknya juga…, iya mungkin saja…, No body knows…, karena kita tidak tahu akan rencana Allah…, tapi yang jelas itu untuk membuktikan bahwa Allah masih menyayangi saya…, Allah selalu menopang saya…, walaupun saya terjatuh tapi saya tidak sampai jatuh ke tanah, sebab kalau saya sampai jatuh ke tanah mungkin saya sudah “game”.
Allah itu begitu besar kuasa Nya..., dan begitu ajaib.
“Tuhan Allah Bapa kami…, saya bersyukur atas semua yang terjadi pada diri saya…, begitu nyata pertolongan Allah”.
Janganlah sekali-kali bersungut-sungut apalagi memprotes, mengapa ini harus terjadi manimpa saya atau pertanyaan lain yang sejenisnya. Kita harus percaya bahwa semua yang kita alami saat ini, baik itu keberuntungan maupun kemalangan, semuanya merupakan hasil pengaturan yang terbaik dari Allah buat kita, dengan begitu kita bisa bersyukur dalam keberuntungan dan bersyukur pula di dalam kemalangan dan kita tetap bersuka cita.
Sebab kita tahu sekarang bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan buat kita. (Roma 8:28)
- Andreas Priyatna's blog
- Login to post comments
- 3860 reads
Meski bagaimanapun
Sejujurnya aku bilang mungkin jarang ada orang bisa bersyukur karna menghadapi kemalangan sepertimu sahabat.Lebih banyak orang yang protes mengapa harus terjadi & terlalu menyesalinya.Namun aku sangat mengagumi kesabaran seseorang yang tidak mengira sejauh manapun sakitnya,nyawa masih dikandung badan & tetap bersyukur.Mungkin aku bisa belajar dari itu.
geadley
Thanks Bro atas comment-nya,
Thanks Bro atas comment-nya, memang sulit untuk bersyukur ketika dalam keadaan susah..., tapi cobalah..., hidup akan terasa begitu berarti..., hidup yang dipimpin olehNya dan kita terasa begitu dekat denganNya.
Tetap
Tidak ada orang yang tidak pernah merasa kecewa bahkan hidup susah,ya Tuhan tetap dekat dengan umatnya.
geadley
Nambah sedikit
Nambah sedikit ya...
Belakangan ini marak pemberitaan kasus bunuh diri di media. Setelah ditelusuri penyebab terbanyak adalah karena himpitan hidup yang membuat orang depresi dan mengambil jalan pintas untuk mengakhiri hidupnya. Andai saja mau bersabar sedikit, tabah di dalam menghadapi masalah hidupnya, memohon agar Tuhan ikut campur dalam masalah hidupnya, terus mendekatkan diri padaNya dan tentunya "tetap berusaha" serta tak lupa untuk terus bersyukur, walau sedang jatuh dan berada di level terbawah dari kehidupan ini, percayalah Tuhan sanggup untuk mengangkat kita keluar dari masalah tersebut, kita akan ditinggikan dan kita akan melihat begitu besar kuasaNya.
Tetaplah bersyukur walaupun kita sedang jatuh.
Belum waktu
"bunuh diri" bukan caranya menyelesaikan kasus malah akan ke neraka.Sedang belum waktu Tuhan utk orang seperti itu.
geadley
Make up your mind and do it with Jesus
Betul sekali Bro..., buat apa bunuh diri. Betapapun sulitnya hidup ini..., hadapi saja hidup ini..., make up your mind and do it with Jesus.