Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
SABDA Space : Riwayatmu Dulu ----Sebuah Kontemplasi
2 tahun 33 minggu. Hampir 3 tahun ketika pertama kali memasuki pasar Sabdaspace ini. Inilah refleksi pertama yang saya tuliskan selama saya bergabung dalam komunitas yang unik ini. Tentu sangat banyak yang bisa dituliskan. Semua pertempuran, diskusi, emosi, pikiran, tenaga yang sudah dicurahkan di tempat ini. Semua proses pembelajaran yang telah dilewati tentu tidak bisa dilupakan begitu saja. Masih teringat sebelum masuk ke Sabdaspace, sempat bertempur habis-habisan dengan seorang suhu di ICN, yang ternyata adalah suhu juga di Sabdaspace. Juga terbersit dalam memori, bagaimana berjumpa dengan para blogger yang berseberangan ide dan saling ngotot mempertahankan diri.
Apa yang terjadi setelah saya mengingat kembali kejadian di atas? Saya senyum-senyum saja dan bersyukur dapat ikut serta melewati proses yang begitu membekas dalam hati. Juga terheran-heran bagaimana Sabdspace bisa menimbulkan kesan yang kuat dalam pembentukan pemikiran dan kepribadian saya. Ada perubahan namun saya tidak tahu apa yang berubah. Ada pencerahan namun malahan membuat saya bergumul. Ada keseriusan namun ada kelucuan. Ada ketololan namun ada juga kebijakan. Ada kemarahan namun ada juga kesadaran diri.
Di tempat inilah segala ajaran kekristenan bahkan masalah hidup dibahas, dikulitin, dan diberikan obat. Di tempat inilah segala kemunafikan ditelanjangi dan diharuskan menghadapi cermin. Disinilah segala gesekan akan menimbulkan api dan pada akhirnya api akan memurnikan. Disinilah bercampur aduk segala latar belakang blogger dari usia, pendidikan, maupun sampai yang jobless. Disinilah terjalin juga suatu RELASI yang aneh sehingga memunculkan istilah dan kegiatan KOPDAR. Aneh, karena setelah bertempur menjadi saling mengenal. Aneh, karena setelah saling memaki masih ingin bertemu. Aneh, setelah saling bertemu baru mengerti apa itu kasih. Aneh, karena itulah yang JUSTRU menjadi dasar policy dari Sabdaspace ini. Aneh bukan kawan?
Kawan, bagi saya, Sabdaspace bukanlah tempat SEKEDAR belajar menumpahkan opini. Juga bukan tempat sekedar hanya membaca. Sabdaspace adalah tempat berinteraksi secara terbuka dan tanpa topeng. Sabdaspace adalah tempat membaca, berpikir dan BERIMAN. Beriman tanpa rasa takut, beriman tanpa rasa curiga, beriman tanpa menjadi munafik. Beriman tanpa perlu menjilat. Beriman tanpa perlu kuatir harus menulis kalimat yang indah dan “penuh kasih”.
Kawan, bagi saya, Sabdaspace bukanlah tempat sekedar untuk mencari lawan. Juga bukan tempat sekedar melewati waktu luang. Sabdaspace adalah tempat dimana anda bisa bercerita bebas tanpa harus diikat oleh siapapun. Sabdaspace adalah tempat dimana lawan dapat menjadi kawan. Sabdaspace adalah pasar dimana kita bisa belajar tawar menawar dengan bahasa yang vulgar dan transparan namun juga berusaha belajar menggunakan bahasa yang baik dan benar.
Kawan, bagi saya, Sabdaspace bukan tempat SEKEDAR belajar untuk mengalahkan lawan dalam diskusi. Sabdaspace bukan juga sekedar tempat mencurahkan emosi. Tetapi Sabdaspace adalah tempat ketika pikiran dan emosi diasah lebih terarah. Sabdaspace adalah tempat dimana standar Alkitab merupakan standar tertinggi bagi semua pertarungan pikiran dan emosi.
Jika anda bertanya kepada saya, hal-hal apakah saja yang saya pelajari dari semua pertempuran yang pahit, getir, lucu, menyegarkan, sekaligus penuh kata-kata kasar selama ini? Saya akan menjawab : Banyak, tetapi yang terutama diantaranya adalah KASIH. Dan Kasih itu tidak berpura-pura.
Di tempat inilah saya ………………
Belajar FAKTA bahwa kekuatan terbesar dari Sabdaspace adalah kontrol dari para blogger itu sendiri. Bahwa kelemahan dari Sabdaspace adalah kekuatannya. Bahwa meskipun Sabdaspace terdapat “Tuhan” admin, namun selalu percaya akan interaksi para bloggernya. Bahwa jika anda tidak tahu jangan sok tahu. Bahwa jika anda salah namun masih bersikeras, itu bebal namanya. Bahwa jika anda memaksa kerbau jadi kecebong, itu kodokmorphisme namanya. Bahwa jika anda berpikir orang lain tolol seperti anda, anda itu benar-benar tolol.
Belajar MELIHAT bagaimana sikap kita ketika menghadapi “pertarungan” yang sedemikian panas. Apakah kita akan belajar mengatasi pertarungan atau kita akan menjadi tukang cengeng yang merengek kesana-kemari? Melihat apakah kita akan belajar dari pertarungan kita meskipun yang diserang adalah pribadi kita? Melihat apakah kita akan belajar dari pertarungan sambil disayat-sayat dan akhirnya keluar sebagai pemenang? Melihat apakah kita akan belajar bagaimana bertahan sampai kesudahannya meskipun kita diarak-arak sekampung? Dan yang terpenting, apakah kita akan belajar dari DIRI kita sendiri melalui orang lain? Bukankah ini adalah prinsip yang mendasar bagaimana kekristenan bertahan dari dunia ini?
Belajar MEMISAHKAN manakah ajaran yang tahan uji oleh Alkitab dan yang bukan. Manakah yang merupakan fakta dan mana yang fiksi. Mana yang bualan dan yang bukan. Mana yang palsu dan yang sengaja dipalsukan.
Belajar MENGENALI siapakah yang SOK tahu tapi tidak tahu. Mengenali siapakah yang bijak namun rendah hati. Mengenali yang sok berfilsafat namun pengecut. Mengenali yang pikirannya picik, hatinya licik dan jiwanya kerdil. Mengenali mana yang berpura-pura teriak kata “KASIH” namun hatinya dipenuhi ulat busuk.
Belajar MEMAKAI kata dengan tepat. Bagaimana menegur dengan tepat sekaligus memaki dengan tepat. Bagaimana menggunakan kata tolol dan goblok pada KONTEKSNYA.
Belajar MENELADANI seseorang yang membaca alkitabnya sampai 50 kali lebih dan sekarang sudah tidak dihitung, bukan meneladani yang bebal mempertahankan diri ketika salah. Bagaimana meneladani seseorang yang mau belajar meskipun dimaki dan diarak, bukan meneladani seseorang yang merasa dizolimi ketika dimaki dan diarak. Bagaimana meneladani seorang petarung yang bertahan meskipun berdarah-darah, bukan meneladani anak kecil yang merengek kepada “papa” admin.
Belajar bagaimana MEMAHAMI bahwa kasih dimengerti setelah terjadi gesekan, bukan dari setelah saling menjilat. Bahwa ketahanan sejati didapati setelah berjuang, bukan “sekedar iseng” ikut-ikutan. Bahwa kebajikan dipelajari dari Alkitab, bukan dari “kebaikan” kasih yang munafik. Bahwa kebesaran dipandang dari jiwanya, bukan dari rangkaian kata yang “diperhalus”. Bahwa pengetahuan diperoleh dari tahu, bukan dari “sok tahu”. Bahwa kepribadian diasah dari pertarungan, bukan dari cara mengadu kepada admin. Bahwa substansi diketahui dari benturan dan pemurnian api, bukan dengan hanya bisa ngomong “kata substansi”.
Kawan, bukankah ini adalah semangat kekristenan yang harus kita wariskan di Sabdaspace ini yang selalu diidam-idamkan sebagian blogger dan admin yang mulia?
Izinkanlah saya menyimpulkan hasil pembelajaran saya dengan memberitahu kepada kita semua bahwa................................
Sejarah nilai kekristenan ditulis oleh para pejuang yang bertahan. Tidak ditulis oleh para pencari muka yang munafik. Sejarah nilai kekristenan ditulis oleh para umat yang berani sekaligus rendah hati. Tidak ditulis oleh yang sok tahu dan rendah DIRINYA. Sejarah nilai kekristenan diwariskan melalui pertempuran hati dan pikiran. Tidak diwariskan oleh para penjilat dan yang merasa DIZOLIMI. Sejarah nilai kekristenan digoreskan oleh yang berkata,” Aku telah mengakhiri pertempuran yang baik.” Bukan digoreskan oleh yang berkata,” Saya cuma ISENG memasuki pertempuran ini.”
Apakah saya terlalu berlebihan menuliskan kalimat heroic di atas? Apakah saya terlalu berlebihan menilai proses yang telah saya jalani di Sabdaspace ini? Apakah saya terlalu serius membuat refleksi ini? Ha..ha..ha..Come on lah. Masak seserius ini? Maafkan kawan, saya memang serius ketika menuliskan refleksi ini. Seserius juga ketika saya membanggakan bahwa di Indonesia terdapat komunitas yang begini kepada mahasiswa di luar negeri. Juga seserius ketika saya melihat perkembangan Sabdaspace belakangan ini.
Sekali lagi, Jika anda bertanya kepada saya, hal-hal apakah saja yang anda pelajari dari semua pertempuran yang pahit, getir, lucu, menyegarkan, sekaligus penuh kata-kata kasar selama ini? Saya akan menjawab : Banyak, tetapi yang terutama diantaranya adalah KASIH. Dan Kasih itu tidak berpura-pura. Anda tidak percaya?
Kasih itulah yang memberi support financial dan moral kepada kami untuk melanjutkan kuliah disini.
Kasih itulah yang membuat kami bisa bertahan disini karena didukung oleh SOSIS BABI, KOPI BALI, INDOMIE GORENG, BAKHU GORENG dan material support.
Kasih itulah yang membuat kami mengingat selalu di dalam doa dan ucapan syukur kepada blogger yang mensupport kami.
Kasih itulah yang muncul dalam proses yang panjang dan kadang menyakitkan. Aneh bukan, kawan? Bukankah itu JUSTRU merupakan DASAR POLICY dalam Sabdaspace yang selalu diidamkan oleh blogger SS dan admin yang mulia? Sungguh aneh bukan kawan?
Inilah sekelumit kontemplasi yang bisa saya tuliskan yang dipersembahkan khusus untuk blogger yang pernah bertarung dan mempunyai RELASI yang aneh dengan saya.
1. Untuk Hai-Hai, mengingat pertarungan yang pertama dan yang selalu menggelisahkan iman dan pikiran saya. Juga untuk kasih yang muncul setelah pertarungan demi pertarungan.
2. Untuk M23, mengingat akan kasih anda yang begitu besar kepada kami bahkan ketika kita belum berjumpa muka dengan muka.
3. Untuk Joli, yang selalu mendukung secara diam-diam dan “bertemu diam-diam” dengan kami seperti seorang malaikat.
4. Untuk Samuel Franklyn, yang menjadi teladan dalam mempelajari Firman.
5. Untuk Deta, mengingat pertarungan berdarah kita yang dahsyat. Tahukah anda bahwa argument anda juga dipakai oleh dosen PhD disini ketika saya berdiskusi dengannya. Haha.
6. Untuk Pniel dan Adrina, mengingat pertarungan panas yang mencerahkan sekaligus belajar berapologetika.
7. Untuk blogger SS yang selalu mencerahkan : Tante Paku, Purnomo, King heart, Miyabi dan para blogger SS sekalian.
Last but not least (the greatest support for me ): Minmerry, yang selalu menemani suaminya ketika berjalan kayak setrikaan sambil memikirkan blog dan komentar. Yang selalu menjadi teman diskusi dan penolong yang sepadan. Yang selalu mengingatkan batas antara salah dan benar. Dan akan kemurniannya membenci segala yang munafik dan yang “hanya iseng” namun berlagak ingin membaharui dunia sabdaspace sebagai bagian keluarga umat manusia.
Tanggung jawab moral sebagai keluarga umat manusia? Haha.....Capek deh
- Vantillian's blog
- Login to post comments
- 4374 reads
papa kesepian...
Kalo anak-anak uda gede, papa jadi kesepian. Gpp kok sesekali ngadu ke papa. Hahahaha
imprisoned by words...
lapan: bener...
"...Kalo anak-anak uda gede, papa jadi kesepian..."
I couldn't agree more....
(...shema'an qoli, adonai...)
vantilian
tulisan yang sangat baik Van..:)))
semoga tidak hanya aku dan lapan yang baca.
apa hebatnya manusia!!!!!!
tonoutomo
Gak mgkn yg baca cuman kita, yang kasi jempol aja uda 5 :p
imprisoned by words...
@lapan: he.he.he
bener kamu..aku juga mau kasih jempol ahhhh.
jarang lho aku kasih jempol... yang ini khusus untuk kamu..::))))
apa hebatnya manusia!!!!!!
@tonoutomo: hahahahaha
Yang nulis blog ini kan bukan gw ton wkwkwkwkwk
imprisoned by words...
@lapan @tonoutomo
@Lapan, gpp kok...Anak-anak kan memang ngadu ama papa kok...Biar papa sekali-kali beraksi hingga semua bisa tahu masih ada papa disini...
@Tonoutomo, thanks untuk apresiasinya...
@Vantilian, hikss..
Jadi terharu, hikss...
Saya Suka Bebek Panggang...
Dan-Dan, Proses kasih
Dan-dan, inilah yang sering terjadi ketika kita masuk ke dalam suatu proses perjalanan. Awal saya masuk ke SS, tidak menyangka justru akan mendapatkan hasil begini. Tapi inti tulisan saya adalah ketika kita masuk ke dalam proses, kita akan menghargai perjalanan kita, karena melibatkan seluruh kepribadian kita. Siapa yang bilang SS hanya dunia maya yang tidak melibatkan RELASI? Pendatang awal yang biasanya pertama kali ke SS melihat seolah-olah TIDAK ADA KASIH didalamnya. Lalu dengan heroiknya meneriakkan slogan "kasih" secara objektif. Benarkah? Apakah SS membawa berkat atau kutuk? Kasih atau kebencian? Hanya yang terlibat dan ikut berproses didalamnya yang bisa menjawab.
@Van: kontemplasi yang bagus.
Saya senang ada di SS karena (1) bisa mengerti pemikiran yang mendasari munculnya doktrin-doktrin (yang bagi saya) aneh; (2) bisa meningkatkan pengetahuan berinteraksi dengan menonton pertempuran-pertempuran yang berlangsung baik dengan strategi ataupun laga kambing; (3) bisa mendapat tempat untuk memajang ide-ide saya. Kalau tidak dibaca saya anggap SS bisa dimanfaatkan untuk storage.
Jika saat ini saya tidak sesering dulu mengunggah blog, ini sekali-sekali bukan karena sedang merasa tidak nyaman dengan suasana SS (seperti sering diperkirakan oleh blogger yang tak suka kata-kata kasar di sini), tetapi karena kesibukan saya tidak menyisakan waktu untuk menulis untuk SS.
Satu hal yang ingin saya ingatkan kepada para penghuni SS adalah bagaimanapun sengitnya gesekan yang dialaminya, masih ada satu yang mempersatukan diri kita, yaitu kita semua bersaudara. Karenanya saya sangat tidak setuju pendapat sementara blogger yang mengatakan bahwa SS hanya sekedar dunia maya sehingga kita bisa berlaku apa saja karena semua kita ini maya adanya.
Beberapa blog saya bercerita tentang SD Gratis. Di proyek pelayanan pendidikan ini apa yang maya tidak lagi maya. Ada seorang blogger SS tanpa sebelumnya bertemu muka dengan saya merintis persekutuan siswa setiap Jumat siang di SD ini. Baru 2 bulan kemudian saya menemuinya. Dalam hal dana ada 4 blogger SS yang terlibat. Saya tidak mengenal diri mereka, apalagi bertatap muka. Karena keterlibatan mereka sekarang saya tidak lagi sibuk mencari donatur dari dunia nyata.
Di depan tadi saya mengatakan sedang sibuk. Sibuk karena ditugasi gereja saya untuk menjaga akun FB-nya. Sendirian. Tetapi tidak lama, karena sekarang 5 blogger SS membantu saya.
Karenanya saya sering senyum-senyum kalau ada blogger yang marah menulis dengan huruf besar kepada lawan debatnya: JARKONI - bisa mengajar tak bisa melakoni. Saya yakin banyak blogger di sini yang tampak edan, gila, sableng yang melakukan kegiatan pelayanan dengan tulus. Malah kadang-kadang saya malu sendiri karena rasanya dibanding mereka saya ini narsis dengan memamerkan apa yang saya kerjakan.
Salam.
Mr Purnomo, SS memang aneh
Mas Pur, SS memang aneh. Itulah mengapa saya tidak menulis blog dan komentar ketika mulai kuliah. Alasan lain tentu saja sibuk, tapi yang paling dominan adalah ketika menulis blog dan komentar, saya membutuhkan waktu yang lama. Dan kadang efeknya masih bisa terasa terus meski tulisan sudah keluar. Ini memang bad habit sekaligus belum melatih diri dengan baik. Itulah sebabnya ketika saya serius mikir nulis blog atau komentar, maka minmerry yang akan bingung dan pusing karena melihat suaminya berjalan kesana kemari kayak setrikaan. Dan ini bisa berlangsung cukup lama. Bahkan kadang bisa seharian. Entah sindrom apakah ini. Tapi yang jelas bisa menjadikan beban pikiran. Beban yang bukan hanya memberatkan namun menyegarkan. Mungkin karena aliran darah ke otak lebih banyak. Hehe. Bayangkan kalau ada tugas khotbah ataupun tugas sekolah, mungkin akan ditelantarkan. Haha.
Tetapi justru dari SS lah saya belajar ketika menulis harus dengan sistematik dan baik. Lalu perlu cek dan ricek. Perlu mendengar dan membaca komentar orang dengan teliti. Ternyata memang itulah dasar yang penting ketika saya kuliah disini. Harus dengan teliti membandingkan. Satu kalimat saja meski dipikir dengan baik. Kadang satu kalimat bisa dipermasalahkan sampai karya tulis kita kelihatan salah semua. Saya tidak menganggap bahwa SS adalah satu-satunya tempat ideal sebagai tempat belajar, tetapi setidaknya inilah tempat yang banyak memberi masukan dan dasar kepada saya, sekaligus Kasih. Thanks untuk apresiasinya. God bless.
Salam.
kasih dibalik kata
Vant : Sekali lagi, Jika anda bertanya kepada saya, hal-hal apakah saja yang anda pelajari dari semua pertempuran yang pahit, getir, lucu, menyegarkan, sekaligus penuh kata-kata kasar selama ini? Saya akan menjawab : Banyak, tetapi yang terutama diantaranya adalah KASIH. Dan Kasih itu tidak berpura-pura.
Iya, di SS ini Joli menemukan ada kasih di balik kata TOLOL (di blog priska yang sudah tidak perawan lagi) mengagetkan tapi diakui kebenaran-nya..
Vant : Untuk Joli, yang selalu mendukung secara diam-diam dan “bertemu diam-diam” dengan kami seperti seorang malaikat.
Huss, jangan membuat joli diam secara diam-diam..
Cik Joli, kata "kasih"
Cik Joli, kata kasih adalah yang paling banyak didengungkan namun banyak disalahmengerti. Setelah bertempur habis-habisan dengan Deta, Pniel, Adrina dan saling menjuluki, apakah sekarang saya "membenci" mereka? Haha...Sungguh aneh..
Iya, cik Joli seperti malaikat utusan yang datang mengingatkan kita bahwa "rasa" Indonesia itu seperti apa. Contohnya Mangga dan Indomie rasa Indonesia...Haha
Bukan hanya kontemplasi
Tapi kontemporer atau apalah.
Kekanak-kanakan, itu yang paling dominan, menurut saya. Bagaimana tidak, serba salah, itu yang saya alami dan beberapa blogger (tulus). Seolah-olah, kesana kemari dikuntit. Ketika kita "bertindak" dengan kuntitannya, "mereka" marah dan kesal (ada yang diam2 kesalnya), aneh ga?
Ketika "mereka" menguntit, "mereka" tak pernah berpikir atau teringat sedikitpun, itu sangat "menyebalkan", sama "menyebalkannya" yang dirasakan "mereka" ketika kuntitan "mereka" dimaki balik.
Kembali lagi ke kata-kata PlainB yang menurut saya sangat ampuh, yaitu: "Lu Boleh, Gue Ngga Boleh". Maaf, kalo ngga nyambung.
@Van, welcome back!
Sesekali anda harus berbelas kasihan mengorbankan ketenangan anda yang nyaman untuk sesekali bertarung kembali, jangan beraninya cuma bersembunyi di balik punggung istri ha ha ha ha ha
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
KH, nyaman
Haha...Kingheart, bagaimana kabarnya? Benar yang anda katakan..Saya memang terlalu lama sembunyi di punggung istri sehingga otot dan otak udah berkarat...Sudah banyak jurus baru yang keluar di SS...Haha..Itulah akibatnya kalau terlalu nyaman disamping istri...Lagipula sekarang kayaknya gak perlu susah bertarung lagi, tinggal manfaatin tombol fitur laporkan. Maka pertarungan berhenti. Haha....
K Heart =P Min laporkan nanti ya.
Hush. Ntar min "laporkan" sama admin ya, KH -.-''
he he he.
@Min
Ok saya laporkan dulu : Happy Birthday to You !!!
Apakah dengan mengatakan kebenaran kepadamu aku telah menjadi musuhmu?
Menyesal
Kenapa terlambat deteksi ada candradimuka sebagus SS ini
No man is a man who does not make the world better
Kado Ultah.
Vantilian memang pas banget memberikan kue kepada semua Sser di sini pada saat sang istri BerULTAH.
Saya ikut prihatin kalau Vantilian ikut bertarung di sini, kasihan istrinya, ranjangnya penuh papan gilesan ha ha ha ha ha.....................
Semoga Bermanfaat Walau Tidak Sependapat