Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Pingin ke sorga,... NGIMPI KOWE
Injil Matius 6 tentang doa Bapa Kami, di ayat 13 disebutkan: "Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan,..." (Alkitab LAI). Ayat itu memberitahu manusia bahwa Tuhan lah yang empunya Kerajaan (Sorga). Salah satu "keterbatasan" manusia sebagai makhluk ciptaan yaitu tidak kuasa melawan kuasa Pencipta; ini merupakan kodrat yang tidak mungkin dapat dirubah.
Sama seperti iblis yang hanya makhluk ciptaan, bahkan untuk mencelakai Ayub pun harus seijin Allah Sang Pencipta.
Manusia bisa komplain ketika merasa mendapat perlakuan tidak adil, bahkan manusia juga dapat menuduh Allah berbuat yang tidak adil. Tetapi seandainyapun Allah berbuat tidak adil, kepada siapa manusia mengadu, dan membawa Allah ke suatu pengadilan Tertinggi, karena faktanya Allah lah Otoritas Tertinggi di Jagatraya.
Mau mengadu ke Iblis? Ia juga hanya ciptaan, mau mengadu ke malaikat? jin? setan-setan? Mereka semua juga hanya makhluk ciptaan Allah. Maka sebenarnya Allah berkuasa lakukan apapun bahkan seandainya berlaku tidak adil pun kepada manusia tanpa siapapun dapat menuntut-Nya, karena kita semua adalah milik-Nya, adalah hak-Nya.
Tetapi saya berkeyakinan bahwa Allah adalah Dia yang adil, pengasih dan penyayang, serta penuh belas kasihan. Bahkan Allah tidak memaksa manusia untuk mengasihi-Nya ataupun untuk menghormati-Nya.
Namun Alkitab memberitahu kita bahwa Allah akan mengasihi siapapun yang mengasihi-Nya (Amsal 8:17), walau kenyataanya Allah juga mengasihi orang2 yang masih membenci-Nya selama dalam masa kesabaran-Nya (Rm 5:8). Allah juga menghormati siapapun yang menghormati-Nya (1 Sam 2:30).
Ketika seseorang meninggal dunia, maka rohnya tidak dapat jalan sendiri kemanapun ia mau pergi, dia tidak dapat mencari sorga dan masuk ke sana dengan kemampuannya, melainkan malaikat Tuhan lah yang akan membawa rohnya (arwah?) ke tempat yang semestinya tanpa dia sanggup melawan, betapa sombong pun seseorang ketika masih hidup di dunia, maka kesombongan dan kecongkakannya tidak akan membuat malaikat takut padanya.
Karena Firdaus dan Sorga ada Pemiliknya, maka tentu saja kehendak Sang Pemilik yang akan menentukan boleh tidaknya roh seseorang masuk ke tempat-tempat mulia itu. Di sinilah pentingnya HUBUNGAN BAIK antara manusia dengan Pemilik Firdaus dan Sorga, ialah Tuhan. Dan kesempatan terbaik untuk menjalin hubungan terindah dengan Tuhan ialah disaat roh kita masih ada di dalam tubuh jasmani.
Tapi kalau di bumi seseorang hidup dengan ceroboh, tidak kenal Tuhan, lalu pingin masuk Sorga??
"Ngimpi kowe,.." kata saya.
Semoga engkau mengerti, siapapun engkau.
Salam.
- mujizat's blog
- Login to post comments
- 4505 reads
Kapan iblis diciptakan yah?
Bang Muji,...kapan yah Allah menciptakan Iblis? Iblis makhluk ciptaan...?
"I love You Christ, even though sometimes I do not like Christians who do not like You include me, but because you love me, so I also love them"
smile, iblis diciptakan?
Smile:
Bang Muji,...kapan yah Allah menciptakan Iblis? Iblis makhluk ciptaan...?
Muji:
Saya tidak tahu kapan iblis diciptakan. Beberapa theolog mengajarkan bahwa iblis sebelumnya adalah penghulu malaikat, lalu dia sombong, kemudian diusir dari sorga. Saya pun tidak tahu kapan Allah ciptakan malaikat.
Apakah menurut sdr Smile iblis tidak diciptakan?
Shalom.
Tani Desa
Lukas 23:41 Kita memang
Lukas 23:41 Kita memang selayaknya dihukum, sebab kita menerima balasan yang setimpal dengan perbuatan kita, tetapi orang ini tidak berbuat sesuatu yang salah."
Lukas 23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Lukas 23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Ini adalah permohonan dari orang yang selama hidup di bumi, hidup dengan ceroboh dan ingin masuk Sorga......apakah kita berani bilang "Ngimpi Kowe"
Apakah yang terpenting di dalam hidup ini ?
5p Arta, penjahat disamping Yesus
5p Arta:
Lukas 23:42 Lalu ia berkata: "Yesus, ingatlah akan aku, apabila Engkau datang sebagai Raja."
Lukas 23:43 Kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam Firdaus."
Ini adalah permohonan dari orang yang selama hidup di bumi, hidup dengan ceroboh dan ingin masuk Sorga......apakah kita berani bilang "Ngimpi Kowe"
Muji:
Di blog ini saya tulis begini:
Dan kesempatan terbaik untuk menjalin hubungan terindah dengan Tuhan ialah disaat roh kita masih ada di dalam tubuh jasmani.
Penjahat yang di samping Yesus itu belum mati, ketika dia berbincang-bincang dengan Yesus, jadi itulah kesempatan emasnya untuk bertobat dan mengenal Yesus, dan perkataannya di Lukas 23:42 itu merupakan ungkapan pertobatannya yang dengan itu Yesus berkenan. Jadi penjahat itu tidak bermimpi, bung Arta.
Salam.
Tani Desa
Menghina keinginan yang mulia
Walaupun seseorang hidup ceroboh akan tetapi keinginan masuk surga adalah suatu keinginan yang mulia. Menghina seseorang karena dia memiliki suatu keinginan yang mulia adalah suatu yang sungguh menjijikkan bagi saya. Bukankah lebih baik kita membimbing orang yang hidup ceroboh tersebut? Eh bukannya orang tersebut dibimbing malah dihina. Benar-benar suatu kelakuan yang amat rendah dan menjijikkan.
Menghina keinginan yang mulia?
SF:
Walaupun seseorang hidup ceroboh akan tetapi keinginan masuk surga adalah suatu keinginan yang mulia.
Muji:
Good question.
Kalau ada orang2 yang tidak mengindahkan Firman Tuhan, tetapi memilih hidup foya-foya dan berharap mati masuk sorga, maka itulah MIMPI nya!
SF:
Menghina seseorang karena dia memiliki suatu keinginan yang mulia adalah suatu yang sungguh menjijikkan bagi saya. Bukankah lebih baik kita membimbing orang yang hidup ceroboh tersebut? Eh bukannya orang tersebut dibimbing malah dihina. Benar-benar suatu kelakuan yang amat rendah dan menjijikkan.
Muji:
Suatu keinginan yang mulia, yang dalam hal ini "keinginan untuk masuk Sorga" harus dibarengi dengan keputusan dan perbuatan yang serius dan sesuai ATURAN TUHAN, kawan, dan aturan Tuhan dapat dipelajari dalam Kitab Suci. Untuk orang yang tegar tengkuk, yaitu orang yang mengeraskan hati dari Kebenaran Firman, ada kalanya perlu "dicambuk", diperingati, walau itu mungkin terdengar seperti sebuah didikan.
Bodoh sekali kalau Penginjil mengajarkan seseorang untuk "boleh melanggar" aturan Tuhan seenak hati, lalu mengatakan bahwa dia dijamin masuk Sorga.
"Shock therapy",... kawan.
Lebih baik seseorang "berdarah-darah" di bumi, daripada menyangka jalan hidupnya aman walau sarat dengan pelanggaran yang tidak dibereskan. Lebih baik seseorang merasa berdosa dan meminta ampun disertai langkah yang nyata, dari pada merasa diri menjadi orang benar, padahal sebenarnya dia belum dibenarkan.
Salam.
Tani Desa
Prinsip anugrah
Mat 20:1-16
(1) "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya.
(2) Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.
(3) Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar.
(4) Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi.
(5) Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi.
(6) Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari?
(7) Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.
(8) Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu.
(9) Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar.
(10) Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga.
(11) Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu,
(12) katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari.
(13) Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari?
(14) Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu.
(15) Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?
(16) Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."
Prinsip anugrah: Bukan apa yang layak kuterima yang kudapat melainkan kemurahan hati Tuhanlah yang kudapat. Karena itulah aku mengikut ajaran Yesus dan menentang ajaran para pengajar hukum Taurat sebagian yang busuk. Yesus memang layak mendapat puji, hormat dan sembahku. Pengajar hukum Taurat yang busuk memang hina dan harus dijauhi ajarannya.
Maksud perumpamaan di Matius 20:1-16
Shalom,
Dari ceritera tersebut (Mat 20:1-16) masing-masing pekerja menerima upah sesuai kesepakatan dan tidak tergantung durasi kerja, tetapi, sekali lagi: sesuai kesepakatan awal: 1 dinar sehari. Kisah tersebut mengajar kita bahwa hendaklah kita tidak merasa berjasa bagi kerajaan Allah sehingga merasa punya hak menuntut upah lebih.
Kesempatan seseorang untuk melayani Tuhan bisa berbeda. Ada yang dari selagi muda sudah melayani Tuhan, namun ada juga yang sudah memasuki usia senja baru terpanggil untuk bekerja di ladang Tuhan. Yang penting disini adalah bekerja dengan motivasi tulus dan - sekali lagi - janganlah merasa begitu berjasa bagi kerajaan Allah, karena dengan sikap ini akan dekat sekali dengan kesombongan.
Apakah karena baiknya pekerjaan seseorang, lalu Tuhan berniat memberi upah lebih, ITU BUKAN URUSAN KITA, namun hak prerogatif Tuhan, saudaraku.
Anda menuduh saya menjadi pengajar Taurat? Biarlah Tuhan sendiri yang memberi keputusan tentang hal ini. Asal diingat saja bahwa Abraham juga telah mengingatkan si orang kaya bahwa "ada kesaksian Musa dan para nabi" yang harus didengarkan oleh kelima saudara si orang kaya, yang waktu itu masih hidup.
Bagaimana kelima saudara si kaya dapat mendengar kesaksian Musa dan para nabi? Haruslah ada orang2 yang memberitakan atau mengajarkan kitab Musa dan kitab para nabi.
Seperti sudah pernah saya postingkan, bahwa Yesus sendiri tidak pernah bermaksud meniadakan salah satu perintah Taurat, meskipun itu yang terkecil, melainkan justru Dia menggenapi Taurat.
Shalom.
Tani Desa
Hukum Taurat harus diajarkan kepada siapa?
Hukum Taurat harus diajarkan kepada siapa? Apakah Hukum Taurat itu buat orang yang percaya pada Tuhan Yesus? Firman menjelaskan dengan tegas mengenai hal ini:
1 Timotius 1:1-11
(1) Dari Paulus, rasul Kristus Yesus menurut perintah Allah, Juruselamat kita, dan Kristus Yesus, dasar pengharapan kita,
(2) kepada Timotius, anakku yang sah di dalam iman: kasih karunia, rahmat dan damai sejahtera dari Allah Bapa dan Kristus Yesus, Tuhan kita, menyertai engkau.
(3) Ketika aku hendak meneruskan perjalananku ke wilayah Makedonia, aku telah mendesak engkau supaya engkau tinggal di Efesus dan menasihatkan orang-orang tertentu, agar mereka jangan mengajarkan ajaran lain
(4) ataupun sibuk dengan dongeng dan silsilah yang tiada putus-putusnya, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.
(5) Tujuan nasihat itu ialah kasih yang timbul dari hati yang suci, dari hati nurani yang murni dan dari iman yang tulus ikhlas.
(6) Tetapi ada orang yang tidak sampai pada tujuan itu dan yang sesat dalam omongan yang sia-sia.
(7) Mereka itu hendak menjadi pengajar hukum Taurat tanpa mengerti perkataan mereka sendiri dan pokok-pokok yang secara mutlak mereka kemukakan.
(8) Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan,
(9) yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya,
(10) bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat
(11) yang berdasarkan Injil dari Allah yang mulia dan maha bahagia, seperti yang telah dipercayakan kepadaku.
Orang yang mengajarkan hukum Taurat kepada orang benar (dibenarkan oleh iman) maka bukankah orang itu sudah menghina orang tersebut? Kenapa Yesus menyuruh orang Farisi mengajarkan hukum Taurat? Karena Dia tahu orang macam apa orang Farisi itu dan orang macam apa yang mereka ajar. Akan tetapi kepada seorang perempuan pezinah yang jelas melanggar hukum Taurat dan harus mati Yesus malah melanggar hukum Taurat dan berkata "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Sungguh ini sebuah kisah kasih yang sangat dahsyat dalam Firman Tuhan. Yesus melanggar hukum Taurat cuma karena dia kasihan pada seorang perempuan pezinah. Ya Tuhan Yesus sungguh dahsyat kasihMu.
Hukum Taurat perlu untuk orang berdosa
SF:
(8) Kita tahu bahwa hukum Taurat itu baik kalau tepat digunakan,
(9) yakni dengan keinsafan bahwa hukum Taurat itu bukanlah bagi orang yang benar, melainkan bagi orang durhaka dan orang lalim, bagi orang fasik dan orang berdosa, bagi orang duniawi dan yang tak beragama, bagi pembunuh bapa dan pembunuh ibu, bagi pembunuh pada umumnya,
(10) bagi orang cabul dan pemburit, bagi penculik, bagi pendusta, bagi orang makan sumpah dan seterusnya segala sesuatu yang bertentangan dengan ajaran sehat (1 Tim 1:8-10)
Muji:
Perkataan rasul Paulus memang benar: hukum(an) Taurat sudah tidak berlaku bagi orang yang sudah dibenarkan lewat penebusan Yesus Kristus, sebab Yesus yang sudah menebus hukuman (riwayat) dosa2nya. Karena itu, ngak masalah dengan orang benar.
Tapi orang yang terancam ngak boleh masuk sorga ialah mereka yang belum benar, yaitu di ayat (9) dan (10) yang saya warnai merah,...
Nah, orang2 dengan kelakuan seperti itu lah yang perlu "dicambuk" dengan memberitahukan ancaman Taurat kalau sampai mereka ngak mau bertobat, kawan.
Justru salah satu tujuan Roh Penghibur / Penolong di zaman ini adalah menginsafkan manusia akan dosa, lihat ayat yang berikut:
Dan kalau Ia datang, Ia akan mengissafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman; (Yoh 16:8)
Membiarkan pendosa tetap nyaman dengan dosanya bukanlah sikap yang baik. Tetapi menyadarkan dia akan dosanya, akan hukuman yang mengancamnya di hari penghakiman, itu yang lebih berguna bagi dia. Seorang pendosa bukan hanya non-kristen, tetapi pemeluk agama kristen pun jika kelakuannya ngak sesuai aturan Tuhan, bisa dimasukkan dalam kategori orang yang belum dibenarkan.
SF:
Akan tetapi kepada seorang perempuan pezinah yang jelas melanggar hukum Taurat dan harus mati Yesus malah melanggar hukum Taurat dan berkata "Akupun tidak menghukum engkau. Pergilah, dan jangan berbuat dosa lagi mulai dari sekarang." Sungguh ini sebuah kisah kasih yang sangat dahsyat dalam Firman Tuhan. Yesus melanggar hukum Taurat cuma karena dia kasihan pada seorang perempuan pezinah. Ya Tuhan Yesus sungguh dahsyat kasihMu.
Muji:
Heran,.. Anda pelupa bener,... atau memang belum paham?
Yesus membiarkan perempuan berzinah itu tetap hidup lantaran Dia yang akan menanggung hukuman matinya di kayu salib. Itulah makna dari: bahwa Yesus akan menggenapi (hukuman) Taurat.
Saya sudah kupas sedikit mengenai itu DISINI.
Anda lupa pak dosen?
Shalom.
Tani Desa
Keselamatan itu karena iman bukan karena kelakuan
Membiarkan pendosa tetap nyaman dengan dosanya bukanlah sikap yang baik. Tetapi menyadarkan dia akan dosanya, akan hukuman yang mengancamnya di hari penghakiman, itu yang lebih berguna bagi dia. Seorang pendosa bukan hanya non-kristen, tetapi pemeluk agama kristen pun jika kelakuannya ngak sesuai aturan Tuhan, bisa dimasukkan dalam kategori orang yang belum dibenarkan.
Galatia 3:12
(12) Tetapi dasar hukum Taurat bukanlah iman, melainkan siapa yang melakukannya, akan hidup karenanya.
Efesus 2:8-11
(8) Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,
(9) itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.
(10) Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Jelas sekali dari pernyataan kamu bahwa kamu penganut hukum Taurat. Jenis manusia yang ditentang habis oleh Roh Kudus lewat rasul Paulus.
Orang diselamatkan untuk berbuat baik. Tetapi berbuat baik tidak menyelamatkan. Kalau berbuat baik tidak menyelamatkan apa lalu kelakuan berdosa bikin binasa? Pikir baik-baik.
Heran,.. Anda pelupa bener,... atau memang belum paham?
Yesus membiarkan perempuan berzinah itu tetap hidup lantaran Dia yang akan menanggung hukuman matinya di kayu salib. Itulah makna dari: bahwa Yesus akan menggenapi (hukuman) Taurat.
Saya sudah kupas sedikit mengenai itu DISINI.
Anda lupa pak dosen?
Anda lupa professor? Yesus tetap melanggar hukum Taurat dengan membiarkan wanita tersebut pergi. Kalau kamu nggak paham hukum Taurat tanya dong sama rabi Yahudi yang jauh lebih paham dari kamu. Atau kamu takabur dan berani bilang kamu lebih paham hukum Taurat dari rabi Yahudi?
Di sinilah pentingnya
Di sinilah pentingnya HUBUNGAN BAIK antara manusia dengan Pemilik Firdaus dan Sorga, ialah Tuhan.
mujizat,
mungkin Anda bisa menjelaskan sedikit bagaimana caranya menurut Anda, untuk menjalin hubungan yang baik dengan Tuhan? sehingga posting ini bisa menjadi posting yang lengkap, tidak berhenti di tengah jalan, hanya dengan ejekan pada orang yang bermimpi masuk surga tapi belum bisa atau belum tahu caranya menjalin hubungan yang baik dengan pemilik surga.
Pak Daniel
Shalom,
Dalam perumpamaan tentang Lazarus dan orang kaya, ketika mereka berdua mati, orang kaya itu terkejut menghadapi kenyataan pahit di alam maut, lalu dia memohon agar ada seseorang yang dikirim untuk memperingatkan kelima orang saudaranya, tetapi Abraham menjawab apa?
Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu (Lukas 16:29).
Yesus mengajar kita untuk mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, artinya kita tidak boleh mengabaikan kitab Musa dan para nabi.
Kitab Musa mengajarkan tentang pemberesan dosa: bagaimana seseorang yang berdosa model apa saja dan bagaimana ia dapat memperoleh PENGAMPUNAN DOSA, melalui berbagai korban yang sudah diatur Taurat. Lalu Alkitab memberitahu kita bahwa Yesus adalah Korban Tunggal yang sempurna yang dapat menggantikan berbagai korban penebus salah, sehingga setiap orang yang notabene PASTI pernah berdosa, mereka dapat memperoleh PENGAMPUNAN dari Allah dengan mempercayai bahwa Yesus lah Sang Anak Domba Allah, dan saya rasa di SS sudah banyak yang mengupas soal makna penebusan Yesus,...
Terkadang ejekan penting untuk mendorong seseorang mencari kebenaran sejati, kecuali jika orang itu memutuskan untuk MENGERASKAN HATI dan menolak kebenaran. Elia saja mengejek nabi2 Baal dan Asyera (yang jelas-jelas sesat) dan Israel diberkati ketika mereka dipaksa melihat kenyataan bahwa YHWH lah Allah yang sesungguhnya, sedangkan Baal dan Asyera hanyalah berhala kesia-siaan.
Hubungan baik dengan Tuhan dapat dimulai dengan BELAJAR MENGASIHI-NYA, dan belajar mengasihi Tuhan dimulai dengan belajat TAAT pada Firman Tuhan, serta memberikan hak-hak Tuhan untuk menerima ucap syukur, pujian dan rasa hormat manusia.
Jika Alkitab "mungkin" tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa Allah minta disembah, namun kita manusia sebagai milik-Nya tahu diri lah. Sebaliknya, tindakan menghina kekudusan Allah tidak akan membuat Allah ketakutan dan menghormatinya. Justru Alkitab berkata bahwa setiap orang yang meninggikan diri akan DIRENDAHKAN, dan mereka yang merendahkan diri di hadapan Tuhan akan ditinggikan-Nya. itulah formula yang berlaku di Kerajaan Allah yang tidak boleh dipalsukan.
Shalom.
Tani Desa
Aku dan lingkunganku
Hubungan antara Manusia dan Tuhan terjadi secara tak terelakkan. Tidak ada seorangpun bisa "lepas" dari hubungan itu. Perbedaannya terletak dalam KESADARAN menyikapinya. Ada yang tidak sadar bahwa ia adalah bagian dari tuhan itu, dan ada yang sadar tetapi membiarkan tanpa memelihara "hubungan" itu. Yang terbaik tentunya adalah SADAR dan tetap menjaga menjadi BAGIAN yang harmonis dari tuhan.
Kesadaran sebagai BAGIAN ini membuahkan perilaku positif dari manusia. Itu terlihat dari kelakuannya. Ada yang menyebutnya sebagai "Buah-buah Roh". Ketika menyadari bahwa ia adalah BAGIAN yang tak terelakkan dari tuhan, sedangkan tuhan itu siapa bisa melihat pada manusia, maka secara otomatis muncullah KASIH. Kasih muncul ketika kesadaran muncul bahwa ia adalah BAGIAN yang tak terpisahkan dari SESAMANYA (manusia itu).
Aku, pada hakekatnya adalah Aku besarta lingkunganku (sesamaku). Aku yang tidak dalam pengertian "bersama dengan lingkunganku" adalah Aku yang tidak sadar, dan mengira lepas dari tuhan.
"Hubungan yang baik" itu saya pahami secara begitu.
Ferrywar
Ferry:
Aku, pada hakekatnya adalah Aku besarta lingkunganku (sesamaku). Aku yang tidak dalam pengertian "bersama dengan lingkunganku" adalah Aku yang tidak sadar, dan mengira lepas dari tuhan.
"Hubungan yang baik" itu saya pahami secara begitu.
Muji:
Setuju. Alkitab juga sebenarnya mengajarkan sesuatu yang indah. Yesus memanggil Pengutus-Nya sebagai BAPA atau dalam versi manusia sebagai "ayah" bermakna hubungan keluarga.
Allah sebenarnya menghendaki bahwa "kita" yakni Allah dan manusia merupakan sebuah "keluarga", dan memiliki kedekatan hubungan seperti anggota2 keluarga.
Seorang ayah yang baik sering berbincang2 dengan anak2nya dari hati ke hati, itulah sebabnya ketika kita sedang berdoa, kita tidak harus teriak2 seolah Tuhan adalah sesuatu yang jauh. Tapi dengan "bahasa hati", dengan berkata2 kepada Tuhan lewat hati, atau jika berbicara pakai mulut yang lirih saja namun "dengan hati" juga, maka inilah komunikasi yang nyambung.
Shalom.
Tani Desa
@Muji
Mungkin itu yang dimaksud Pak Guru: Aku dalam Bapa dan Bapa dalam Aku.
Ferrywar, kesatuan dalam hierarkhis
Shalom.
Kehendak yang BENAR adalah kehendak Bapa, dan Yesus MENYESUAIKAN DIRI dengan kehendak Pengutus-Nya, dan BUKAN Bapa menyesuaikan diri dengan kehendak Yesus. Jadi ini bicara soal KESATUAN dalam hubungan hierarkhis yang benar.
Dalam hal ini, BAPA tahu yang terbaik daripada manusia, tetapi manusia yang sok tahu mungkin suatu ketika berpendapat bahwa kehendak Bapa itu buruk; yang baik adalah keinginannya; jadi manusia berusaha "mengatur" Tuhan.
Bagaimanapun, hubungan antara manusia dengan Pencipta adalah Vertikal: tetap ada yang BERHAK menerima penghormatan, dan ada yang berkewajiban mempersembahkan rasa hormatnya kepada yang secara hierarkhis berada di atas.
Saya menyebut kondisi seperti ini sebagai hubungan dalam sebuah keluarga yang sehat, kawan,...
Shalom.
Tani Desa
NGIMPI KOWE...!!!!
NGIMPI KOWE...!!!!!
Saya Suka Bebek Panggang...
PRODUKTIF !
LANJUTKAN ! I Like It !
Dunia di mata Wapannuri.com
mujijat menulis:Tapi kalau di
mujijat menulis:
Tapi kalau di bumi seseorang hidup dengan ceroboh, tidak kenal Tuhan, lalu pingin masuk Sorga??
"Ngimpi kowe,.." kata saya.
matahari menanggapi:
Sebab semua orang yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa tanpa hukum Taurat; dan semua orang yang berdosa di bawah hukum Taurat akan dihakimi oleh hukum Taurat. (Roma 2:12)
bila saudara mujijat mengimani bahwa perbuatan seseorang menentukan masuk ke sorga atau neraka, berarti saudara masih hidup dalam ikatan hukum Taurat, dan tidak hidup dibawah kasih karunia.
Kalo saya pribadi mengimani ini:
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. (Roma 8:1)
Dengan demikian nyata penegasan akan janji Allah dalam Yoh 3:16, Roma 10:9-10, yang mana telah memberikan kepastian yang benar-benar mutlak bahwa orang percaya pasti diselamatkan (masuk surga), karena kesalahan-kesalahan dan pelanggaran-pelanggarannya, dulu, sekarang, dan yang akan datang, semuanya telah dipikul oleh Kristus diatas kayu salib, sehingga kita telah bebas dari dosa sehingga maut tidak berkuasa lagi atas kita seperti yg tertulis di:
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. (Roma 6:14)
Karena itulah keselamatan yang kita peroleh disebut Kasih Karunia, sebab bukan ditentukan oleh perbuatan kita, melainkan oleh pemberian Allah, kasih Allah.
Kasih karunia tersebut sering disebut sebagai Anugerah, yaitu suatu pemberian yang diberikan kepada orang yang tak layak menerimanya. Bila kita layak menerima, itu namanya bukan anugerah atau kasih karunia, namun disebut pekerjaan, karena yg menjadi tolok ukurnya adalah upah.
Bila saya orang bejat, kotor, penuh dosa, tidak layak, namun Tuhan memberikan kepada saya penebusan atas segala dosa dan pelanggaran saya dan menerima saya di surga, maka itu saya sebut kasih karunia, bukan usaha / perbuatan saya.
Jadi menurut saya, bila orang hanya bisa masuk surga bila bisa taat 100%, tanpa khilaf maupun melakukan dosa bertubi-tubi yg disengaja, maka itu akan kembali ke ukuran Taurat. Dengan demikian pengajaran seperti ini bukanlah kabar baik yang disampaikan Injil.
Mungkin saudara mujijat percaya pasti masuk surga karena sudah merasa layak di hadapan Tuhan karena sudah banyak perbuatan baik saudara, namun sayapun percaya pasti masuk surga sekalipun saya belum pernah merasa layak di hadapan Tuhan, namun saya berani menghampiri tahtaNya karena Dia yang melayakkan saya yang tidak layak ini, sehingga mau tidak mau saya harus berani percaya, bahwa memang saya layak di hadapanNya, bukan karena kebenaran saya, namun karena kebenaran Kristus telah dinyatakan dalam hidup saya.
BUKAN KEBENARAN KITA YANG MEMERDEKAKAN KITA, NAMUN KEBENARAN KRISTUSLAH YANG MEMERDEKAKAN KITA.
@matahari, GREAT,...
matahari:
bila saudara mujijat mengimani bahwa perbuatan seseorang menentukan masuk ke sorga atau neraka, berarti saudara masih hidup dalam ikatan hukum Taurat, dan tidak hidup dibawah kasih karunia.
Muji:
Dear matahari,
dalam kekristenan, saya rasa bukan soal akumulasi perbuatan baik vs kejahatan lalu ditimbang - kalau itu yang Anda maksudkan - sebagimana prinsip beberapa agama non-kristen. Tapi jika "perbuatan seseorang" dipahami sebagai : keputusan untuk mempercayai/tidak Yesus dan Firman Allah lalu melakukan kehidupan selaras FT, maka "perbuatan" itulah yang memang menentukan masuk/tidak-nya seseorang ke Sorga. Itulah yang diajarkan Alkitab Firman Allah.
matahari:
Kalo saya pribadi mengimani ini:
Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. (Roma 8:1)
Dengan demikian nyata penegasan akan janji Allah dalam Yoh 3:16, Roma 10:9-10, yang mana telah memberikan kepastian yang benar-benar mutlak bahwa orang percaya pasti diselamatkan (masuk surga), karena kesalahan-kesalahan dan pelanggaran-pelanggarannya, dulu, sekarang, dan yang akan datang, semuanya telah dipikul oleh Kristus diatas kayu salib, sehingga kita telah bebas dari dosa sehingga maut tidak berkuasa lagi atas kita
muji:
no problem. Memang orang yang sudah hidup di dalam Yesus sudah bebas dari hukuman karena sudah ada penanggung hukuman ialah Yesus. Yang menjadi SANGAT PENTING ialah tetap tinggal di dalam wilayah Anugerah ini. Orang yang hidup di dalam Yesus adalah mereka yang menuruti Firman Yesus. Tapi kalau Kristen berkata bahwa dia tinggal dalam Yesus, namun sementara itu ia merasa nyaman untuk bebas berbuat dosa seenaknya, bisakah dia kita sebut "tinggal di dalam Yesus?..." sebab dalam kasus yang seperti ini tidak ada KENURUTAN, saudaraku.
matahari:
seperti yg tertulis di:
Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia. (Roma 6:14)
Muji:
Nah, yang saya warnai merah itu menunjukkan bahwa Kristen TIDAK BOLEH berbuat dosa lagi karena sudah tidak dikuasai oleh dosa. Orang yang dikuasai berarti dia TIDAK KUASA MELAWAN; dan orang yang dikuasai dosa berarti adalah: orang yang tetap berbuat dosa karena tidak mampu melawan hasrat untuk berdosa. Semoga matahari memahami ini.
matahari:
Karena itulah keselamatan yang kita peroleh disebut Kasih Karunia, sebab bukan ditentukan oleh perbuatan kita, melainkan oleh pemberian Allah, kasih Allah.
Kasih karunia tersebut sering disebut sebagai Anugerah, yaitu suatu pemberian yang diberikan kepada orang yang tak layak menerimanya. Bila kita layak menerima, itu namanya bukan anugerah atau kasih karunia, namun disebut pekerjaan, karena yg menjadi tolok ukurnya adalah upah.
Bila saya orang bejat, kotor, penuh dosa, tidak layak, namun Tuhan memberikan kepada saya penebusan atas segala dosa dan pelanggaran saya dan menerima saya di surga, maka itu saya sebut kasih karunia, bukan usaha / perbuatan saya.
Muji:
Dear matahari, ijinkan saya memperjelas.
Tidak ada keharusan bahwa Yesus musti menebus dosa kita, karena memang manusia sudah berdosa. Tetapi kasih Yesus lah yang telah mendorong-Nya memberikan kpd kita Anugerah-Nya yaitu: PENEBUSAN DOSA, yang untuk itu Dia rela mati untuk MEMBAYAR HUTANG DOSA dunia.
Penebusan Dosa oleh Yesus itulah Anugerah yang sesungguhnya.
Ketika Anda dan saya Kristen dan mempercayai Penebus, maka walau Anda dan Saya sebelum ini adalah: bejat, kotor, penuh dosa dan seterusnya, maka Iman kepada (Penebusan) Yesus itulah yang telah MEMASTIKAN bahwa kita tidak perlu menjalani hukuman yang disebutkan Taurat, oleh sebab Yesus sudah menjalani semua hukuman itu di salib.
Tetapi yang paling malang adalah mereka yang tidak mempercayai Yesus dan Penebusan-Nya, karena bagi mereka tetap berlaku Taurat, yaitu: pembunuh (sengaja) harus dibunuh; penganiaya orang tua sendiri harus dibunuh; pezinah harus dibunuh, dst.nya.
matahari:
Jadi menurut saya, bila orang hanya bisa masuk surga bila bisa taat 100%, tanpa khilaf maupun melakukan dosa bertubi-tubi yg disengaja, maka itu akan kembali ke ukuran Taurat. Dengan demikian pengajaran seperti ini bukanlah kabar baik yang disampaikan Injil.
Mungkin saudara mujijat percaya pasti masuk surga karena sudah merasa layak di hadapan Tuhan karena sudah banyak perbuatan baik saudara, namun sayapun percaya pasti masuk surga sekalipun saya belum pernah merasa layak di hadapan Tuhan, namun saya berani menghampiri tahtaNya karena Dia yang melayakkan saya yang tidak layak ini, sehingga mau tidak mau saya harus berani percaya, bahwa memang saya layak di hadapanNya, bukan karena kebenaran saya, namun karena kebenaran Kristus telah dinyatakan dalam hidup saya.
Muji:
Dear matahari,
Salah satu kehebatan Kristen yang terkadang orang Kristen sendiri tidak menyadarinya adalah adanya Roh Penolong yaitu Roh Kudus.
Jika seseorang dipenuhi Roh Kudus, maka jiwanya akan seperti sebuah kamar yang di dalamnya ditaruh obor besar atau lampu besar yang akan menerangi seluruh "ruangan" itu. Oleh cahayanya, maka kegelapan akan pergi dengan sendirinya.
Seseorang yang tadinya hidup dalam kegelapan, tetapi kemudian dipenuhi dengan Roh Kudus, maka akan seperti otomatis segala kecenderungan berdosa akan menyingkir. Tiba-tiba saja hasrat berdosa (yang sebelum itu SANGAT SUSAH DILAWAN) tiba-tiba sirna,...
Pernahkah Anda mengalami fenomena seperti ini? Saya pernah!!!!
Itulah hebatnya kekristenan. Orang2 dunia dengan susah payah, dengan mati2an berusaha hidup suci dengan banyak hasil yang NIHIL,...
Tetapi Roh Kudus adalah sebuah terobosan, sehingga benarlah perkataan Paulus bahwa kita" tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, ...(Roma 6:14)
Tetapi seandainyapun kita suatu ketika "terpeleset", maka Tuhan panjang sabar dan tetap bersedia mengampuni kita, selama masa anugerah masih berlaku. Namun kekristenan yang benar adalah kehidupan yang dibebaskan dari hasrat dosa, bukan dengan usaha atau kekuatan sendiri, melainkan "dengan Roh-Ku", kata Allah (Zakharia 4:6).
Shalom.
Tani Desa