Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Namanya Ellyus, Kedua Kakinya Cacat
Panggil dia Ellyus atau panggil dia Cio karena nama Hokiannya Suancio, artinya batu berlian. Saya tidak berani akrab dengannya karena tahu diri sendiri tidak mampu melakukan apapun untuk membantunya agar lebih mudah menjalani hidupnya. Sesungguhnya dia memang tidak membutuhkan apapun dari saya. Dia lahir sehat namun delapan bulan kemudian mengidap POLIO sehingga kedua kakinya cacat dan mustahil mengalami apa itu jalan kaki. Wajahnya tidak cantik, namun dia perempuan. Keluarganya tinggal di kampung sehingga mustahil dia mengenyam pendidikan di sekolah luar biasa. Saya tidak tahu apakah dia pernah mengenyam sekolah? Saya tahu dia bisa membaca, namun tidak tahu apakah dia pernah sekolah? Saya meninggalkan kampungku akhir tahun 70, saat itu umur kami 6 tahun, saat itu saya sekolah, namun dia tidak sekolah.
Pertama kali pulang kampung tahun 1985, kami bertemu, begitu juga ketika pulang kampung lagi tahun 1990. Saat itu terdengar suara burung bahwa dia telah menjadi orang Kristen, namun saya menanggapinya biasa-biasa saja. Kami kembali bertemu ketika aku pulang kampung tahun 2003. Saat itu kami ngobrol cukup lama, dia cerita tentang gereja yang dirintisnya bersama 2 orang jemaat lainnya juga tentang gelar Evangelis di depan namanya (Mereka merintis gereja itu tahun 1991). Dengan berapi-api dia cerita tentang kepergiannya ke Singapura untuk bersaksi sambil menunjukkan foto-fotonya (Itu terjadi tahun 1992). Saat itu saya hanya berkata kepadanya, “Untuk mengajar kamu harus sekolah Theologia.” Saat itu baik saya maupun Happy Lee memberikan kartu nama, namun dia tidak pernah menghubungi kami.
Sejak tahun 2003, hampir setiap tahun saya dan Happy Lee pulang kampung, terkadang dalam 1 tahun kami pulang kampung hingga 3 kali. Namun selama itu kami tidak pernah bertemu dengannya. Setiap kali pulang kami pasti mengunjungi orang tuanya, namun tak pernah bertemu dengannya di sana karena dia tinggal di gereja yang jaraknya sekitar 8 km dari kampung kami. Dua atau tiga kali kami melihatnya sedang melintas dengan motornya. Kami memangilnya namun dia terus melaju, nampaknya dia tidak mendengar panggilan kami, mungkin juga suara teriakan kami memang tidak cukup keras.
Jangan bertanya, “sudah makan atau belum?” bila tidak mampu menjamunya. Jangan bertanya, “Berapa biayanya?” bila kamu tidak mampu membantunya. Jangan berkata, “Kasihan!” bila kamu tidak mau menolongnya. Benar, aku dibesarkan dengan ajaran demikian.
Bila Ellyus menjadi pengemis, saya yakin tidak akan ada orang yang menyalahkannya. Bila dia hidup menganggur mengandalkan tunjangan dari handai taulan dan orang-orang sekampungnya, saya yakin tidak ada orang yang merasa keberatan. Namun dia memilih cara hidupnya sendiri. HIDUP MANDIRI! Sejak berumur 15 tahun dia sudah mulai membiayai hidupnya sendiri, dia menjadi pedagang keliling. Saya tidak tahu apakah dia pernah menggunakan sepeda, karena yang saya ingat adalah dia berkeliling dengan motor yang dimodifikasi sehingga semuanya dikendalikan dengan kedua tangannya. Saya tidak tahu apakah saat ini dia masih dagang atau penghasilannya sebagai penginjil cukup menghidupinya? Tahun lalu dia masi menjadi pedagang pengumpul telur. Dia membeli telur dari orang-orang sekampungku lalu menjualnya ke kota.
Dia wanita dan dia cacat, tidak bisa jalan, namun dia mandiri, dia pedagang keliling, itu sebabnya tidak ada satu orang di kampungku pun yang MENGASIHANINYA. Mereka memperlakukannya sebagai pedagang biasa, saling menawar agar mendapat harga yang paling menguntungkan, mungkin bahkan tidak jarang saling mengakali.
Tanggal 21 Juni yang lalu saya dan Happy Lee kembali pulang kampung. Istri kakak keempat ayahku, mama Ellyus meninggal. Ketika melayat malamnya, setelah menyalakan sebatang hio (dupa) dan memberi hormat tiga kali, kepada almarhum, saya dan Happy lee lalu duduk ngobrol dengan para pelayat lainnya. Karena tubuhnya yang cacat, mungkin juga karena dia Kristen maka Ellyus tidak mengikuti upacara perkabungan tradisi Tionghua. Ellyus menghampiri, maka kami pun lalu terlibat dalam obrolan yang sangat seru.
Awalnya dia bertanya, apakah aku benar-benar orang Kristen? Apabila aku orang Kristen, kenapa aku menyalakan hio (dupa) dan memberi hormat tiga kali kepada almarhum, bukankah orang Kristen tidak menyembah orang mati? Bukankah ketika melayat orang Kristen hanya berdoa di hadapan peti mati? Aku bertanya, ketika berdoa di depan peti mati, kepada siapa doa di panjatkan dan kalimat apa yang diucapkan? Ellyus, dan beberapa handai taulan yang duduk semeja dengan kami memandangku heran. Dia lalu menjawab, berdoa kepada Tuhan dan mendoakan keluarga yang ditinggalkan. Aku lalu bertanya, berdoa kepada Tuhan, kenapa harus di depan jenasah? Dia diam, aku lalu menjelaskan, aku menggunakan sebatang hio (dupa) dan memberi hormat tiga kali kepada almarhum untuk menunjukkan rasa hormatku kepadanya, tidak ada satu ayat Alkitabpun yang melarang hal demikian. Apabila ada orang Kristen mengjarkan bahwa itu adalah penyembahan arwah, maka itu hanya orang Kristen yang tidak memahami ajaran Alkitab dengan benar dan tidak mengerti upacara perkabungan orang Tionghua sama sekali.
Kami lalu terlibat dalam diskusi berkepanjangan. Aku menjelaskan berbagai ajaran Alkitab juga berbagai ajaran tentang makna upacara perkabungan, penguburan dan sembahyang arwah orang-orang Tionghua. Aku dan Happy Lee benar-benar menikmati suasana diskusi itu. Aku benar-benar mengajar saat itu, mengajarkan kebenaran-kebenaran Alkitab dengan bahasa sederhana dan mengaitkannya dengan ajaran leluhur kami sehingga mereka dapat memahaminya dengan mudah namun tidak menyimpang. Malam itu aku benar-benar menunjukkan kepada handai taulan sekampungku semua pengetahuanku tentang ajaran Alkitab maupun ajaran leluhur kami. Menjawab berbagai pertanyaan dan mengoreksi berbagai pemahaman yang salah.
Ellyus bercerita tentang perjalanannya menjadi Kristen dan perjalanannya ke Singapura untuk bersaksi. Dia juga dengan bangga bercerita tentang pertemuannya dengan Presiden Susilo Bambang Yudoyono saat memperingati hari Kesetiakawanan Sosial Nasional di lapangan Merdeka Medan tahun 2007. Dia menunjukkan kartu namanya kepadaku, di balik kartu nama itu NAMPAK tiga buah foto yang menunjukkan ketika Presiden Susilo Bambang Yudoyono menggendong dan mendudukkannya di kursi Roda. Dia mewakili para penyandang cacat secara simbolis menerima bantuan kursi roda dari Presiden.
Saya menanggapi ketiga foto itu biasa saja namun sangat tertarik dengan apa yang tertulis di dalam kartu nama itu, “Persekutuan Penyandang Cacat Imanuel, Nama: Ev. Ellyus, Alamat: Jl. Sisi Tol Simpang Kantor Sei Mati, (No HP), Ketua Persekutuan Penyandang Cacat Imanuel, Keterbatasan tidak menghalangi berkarya untuk Tuhan”.
Orang cacat memberitakan Injil kepada orang cacat bukan pekerjaan mudah. Sejak bertahun-tahun yang lalu saya banyak bergaul dengan orang-orang cacat, dari teman-teman itu saya tahu, orang cacat benci pada orang cacat lainnya. Orang cacat umumnya jarang mau berteman dengan sesama orang cacat. Seorang temanku yang cacat dengan selera humornya pernah berkata, “Satu orang cacat adalah tontonan yang menarik, dua orang cacat adalah bahan untuk bisik-bisik rombongan orang cacat akan membuat orang banyak panik” Dia lalu menambahkan, “Orang cacat merasa malu ketika bertemu dengan orang cacat lainnya, perasaan itu muncul begitu saja, entah kenapa?”
Karena sudah mengetahui hal demikian, maka saya hanya tersenyum bahkan ngakak ketika Ellyus bercerita bagaimana dia berjuang agar orang cacat mau bertemu dengannya yang juga cacat. Berkali-kali dia diusir, namun dia selalu kembali lagi dan kembali lagi. Ha ha ha ha … coba anda bayangkan, seorang cacat berkata kepada seorang cacat lainnya bahwa Tuhan MENGASIHINYA. Ha ha ha ha … coba pula anda bayangkan seorang cacat berkata kepada orang cacat lainnya bahwa dia adalah manusia berdosa. Tuhan itu setia dan adil! Setia dari Hongkong? Adil dari Hongkong? Ellyus adalah jemaat GPdi saya yakin dia pasti bersaksi tentang kebaikan Tuhan padanya. Ha ha ha ha … anda bisa membayangkan ketika seorang cacat mendengar kesaksian dari seseorang tentang kebaikan Tuhan padanya sementara orang yang bersaksi itu CACAT?
Saya tidak tahu apakah Ellyus juga memiliki perasaan yang dimiliki oleh kebanyakan orang cacat, malu ketemu orang cacat lainnya. Mungkin juga Ellyus tidak membenci orang cacat lainnya karena dia tidak pernah menganggap dirinya cacat atau karena orang-orang sekampungku tidak pernah memperlakukannya sebagai orang cacat?
21 bulan berjuang akhirnya dia dapat memenangkan hati tiga orang cacat lainnya, dua orang lelaki dan satu orang perempuan. Persekutuan Penyandang Cacat Imanuel berdiri tanggal 9 September 2007 oleh 4 orang cacat, dua orang lelaki dan dua orang perempuan. Saat ini mereka memiliki anggota 97 orang, beberapa anggota tidak aktif namun ada 60 orang yang aktif bergerak dan gerakan mereka mulai menyebar ke kota lain di sekitar Medan. Mereka sudah punya cabang di Pangkalan Berandan, yang jaraknya sekitar 60 km dari kota Medan.
Izinkan saya menulis tentang kamu, izinkan saya menulis tentang gerakan Persekutuan Penyandang Cacat Imanuel di blog saya. Izinkan saya menceritakannya dengan kata-kata saya. Ha ha ha ha … Hal itu terpikir namun saya tidak menyatakannya. Izinkan saya, bila mungkin membawa pengkotbah alam roh paling sakti di dunia untuk berkotbah di persekutuan kamu tanpa memberi tahu dia bahwa kalian semua orang-orang cacat dan membiarkannya menjanjikan MUJIZAT kesembuhan. Ha ha ha … Setelah menebar janji-janji, sebelum dia mulai menantang jemaat maju ke depan untuk didoakan, akan kuberi tahu kondisi jemaat sebenarnya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi saat itu. Yang jelas, pasti lucu.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
- hai hai's blog
- 6926 reads
Keterbatasan..
Andai Kata Saya ...
Nona joli, ketika ngangur saya sering ngelamun, ketika ngelamun saya sering berandai andai, salah satu andai andai itu adalah apa yang akan saya lakukan bila saya tiba-tiba lumpuh atau buta. Setelah berpikir panjang beberapa kali saya menyimpulkan bahwa saya akan melanjutkan hidup saya sebagai orang buta tau orang lumpuh.
Lalu saya berandai-andai saya tibah tiba menjadi bodoh atau gila atau otak saya rusak. SEtelah memikirkannnya berkali kali, saya yakin, saya akan menjalani hidup saya sebagai orang gila atau bodoh atau orang yang otaknya rusak.
Jadilah dirimu dan lakukan yang terbaik. Nampaknya itulah yang dijalani oleh Ellyus dan teman-teman persekutuannya yang cacat.
Saya sedang minta tolong teman untuk mencari Ellyus dan meminjam foto fotonya dan teman temannya menyecannya lalu mengirimnya kepada kita sehingga kita tahu apa yang mereka lakukan dan orang-orang seperti apakah mereka?
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Memang luar biasa
Ganti Saja Hio Dengan Bunga
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Pernah
Saya pernah menghadiri pekabungan orang Kristen...karena keluarga saya dan saya sendiri adalah pemeluk agama kristen dan percaya Yesus sebagai juru selamat pribadi,,,
acara perkabungan yah dengan acara doa penghiburan dan kotbah dari pendeta yang menghibur keluarga yang ditinggalkan dan pada akhirnya di tempat pemakaman di awali doa dan kotbah kemudian di kuburkan dan ditaburi dengan bunga...
dengan cerita yang saya ceritakan di atas saya menilai itu semua sebagai ritual keagamaan dan tidak ada unsur tradisi...tapi saya tidak tahu dengan pandangan Mr.Hai Hai..mungkin punya pandangan yang lain...saya bisa menerimanya
Memeluk kematian, berkawan kekuatiran..
Setelah membaca kisah Ellyus dan tulisan Garing (tulisan iik)
terasa sekali banyak hal yang belum aku lakukan..
Kuingat sudah 2 bulan aku tidak berkunjung bersama tante dan om teman-temanku yang sudah tua (berumur 67th-79th) tetapi giat membagi semangat untuk membawa saudara kembali mendekat kepada Tuhan, bersaksi bagaimana kasih Tuhan dalam masa muda hingga tuanya..
Biasanya aku hanya bertugas mengantar, menjadi sopir mereka, tukang tuntun, dan pembawa tongkat dan kitab suci ketika mereka berjalan dan berkunjung dari rumah ke rumah..
Tetapi sekarang mereka semua sedang lemah.. Ibu Gunadi (71th) sekarang sedang dalam masa pengobatan kemoterapi, Ibu Gani (67th) pasca operasi bypass jantung di RS medistra jkt, Om The (79th) dia 2x jatuh.. sekarang di bawa anaknya di jakarta, Ibu Pin (67th) sekarang sedang bersedih hati ditinggal suaminya pulang ke rumah Bapa 2 minggu lalu..
Hari-hariku tidak mau aku lalui dengan garing. Sabtu pagi aku menjemput ibu Endang (sohibku) ke tempat Ibu Pin, maukah tante menemani joli kunjung, kangen dengan tante.. kataku. kami bersama-sama berkunjung di rumah Ibu Gunadi yang baru saja Kemo yang ke 6 dan melakukan sinar yang ke 25x untuk membunuh sel2 kanker-nya..
Ketika sampai di rumah Ibu Gun.. mereka berpelukan menangis, saling merasakan kesedihan masing2..
kami ngobrol, menyanyi, dan berdoa.. melihat mereka berpelukan dalam kesedihan aku ingat cerita Ellyus.. aku ceritakan bahwa keterbatasan, kesakitan, kelemahan.. tidak akan bisa membatasi kita berkarya untuk Tuhan, justru dalam di dalam masa kita sakit akan banyak saudara yang mengunjung kita dan saat kita bisa bersaksi Tuhan tetap beserta dalam kelemahan kita..
Ibu Gun cerita.. bahwa ketika kemo diinfus botol pertama.. tidak apa2, hingga botol kelima.. kekuatan tubuhnya masih bisa menerima.. hanya pas kemo botol keenam dan sinar yang ke 23.. waduh.. seperti mau mati rasanya.. perut seperti diaduk2.. bekas sinar melepuh dipunggung, apalagi ketika sinar dalam.. wah sakit rasanya.. kalau boleh bilang lebih pilih mati saja daripada sakit.. tapi anak2 dan Tuhan kasih kekuatan.. hingga bisa menahannya.. sampai sinar yang ke 25x..
Aku cerita hal yang sama dialami Ibu Gani ketika aku telepon 3 hari setelah operasi di jakarta.
Dia bilang .. seneng dengar suaramu Joli.. katanya mendengar aku menyapanya.. tadi malam aku mau mati... sakit sekali.. bukan jantungnya tetapi kaki-ku ini lho yang urat-nya diambil.. sangat sakit.. tahu begini rasanya lebih baik aku tidak mau operasi katanya..
Aku jawab ..sekarang kan sudah baikan kan tante, dan tante kuat kan menahannya.. biasa wanita kuat tante menahan sakit.. kan sudah terlatih ketika punya anak.. sakit mana dengan punya anak..
Iya sih.. sakit punya anak.. tapi kan aku dah tua sekarang.. wis pokok-e sulit mengeluh sama kamu.. selalu aja bisa jawab..
Juga yang terjadi ketika mamaku opersi jantung minggu lalu. Mama berangkat ke singapore dengan segunung kekuatiran akan penyakit jantungnya, dia juga membawa segunung harapan untuk ada obat tanpa operasi..
Ketika dokter memeriksa dan melihat record penyakitnya.. dokter bilang "no choice" harus pasang pacemaker..
Ketika "No Choice" membantu kita buat "Choice" ketika kekuatiran dijawab dengan kenyataan akan keberhasilan peluang operasi.. maka 2 gunung pun bisa mama terima sebagai kawan yang tidak menakutkan lagi..
Ketika Ibu Gunadi, Ibu Gani, Mama, dan tante Pin.. bersama-sama mengalami kesedihan dan kesakitan yang luar biasa.. dan ketika mereka berani menyongsong kematian dan tidak takut menghadapinya, bahkan berani memeluknya.. ketakutan akan kematian, kekuatiran, dan kesakitanpun tidak akan lama-lama menghantuinya..
Berani berpelukan dengan kematian, bisa mengobrol dengan kekuatiran seperti kawan ngopi, menerima kesakitan sebagai sahabat jauh, bermitra dengan semangat dan gairah..
Maka kita akan berani menjalani hidup dengan hidup..
Mzm 112:7 Ia tidak takut kepada kabar celaka, hatinya tetap, penuh kepercayaan kepada TUHAN.
Keterbatasan tidak
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Terima Kasih Untuk Dorongan Semangatnya
Taksakanoid, apa khabar? Terima kasih untuk dorongan semangatnya. Taksaka, nampaknya Salut pada Cio saja tidak cukup, kita harus meneladaninya. Meneladani semangatnya dalam menghadapi hidup dan meneladani semangatnya sebagai orang Kristen yang kekeh jumekeh MEMBERITAKAN INJIL.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Ngikutan Semangat
Tul tul sefu hai! Tetap semangat dan setia dalam memberitakan Injil sebenarnya, tanpa embel-embel ritual
1 Timotius 4
4:7 Tetapi jauhilah takhayul dan dongeng nenek-nenek tua. Latihlah dirimu beribadah
...
4:16 Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau
TUHAN adalah gembalaku,
Seperti rusa yang merindukan sungai yang berair, demikianlah jiwaku merindukan Engkau, ya Allah.
Lebih menyadari........
Di antara para pencipta lagu Kidung Agung
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
Namanya Fanny Crosby
Namanya Fanny Crosby Ken, pak Wawan pernah menulisnya. untuk membacanya, silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Makasih pak hai atas informasinya
>>>=GOD=LOVE=YOU=>>
ev.Suancio,sungguh pejuang tangguh.
Kendaraan Untuk Mencari Uang
Saudara siburukrupa, mereka, maksudku anggota persekutuan penyandang cacat Imanuel, tidak pernah mengajukan proposal. Suatu hari seorang pejabat dari perusahaan asuransi jiwa datang kepada mereka, dia menawarkan polis asuransi kesehatan gratis tanpa syarat bagi mereka. Mustahil menolaknya bukan? Merka menyebutnya anugerah.
Kecuali Ellyus saya belum pernah bertemu dengan anggota lainnya namun dari cerita Ellyus alias Suancio, mereka tidak minta belas kasihan, mereka hanya perlu kesempatan. Saat ini mereka sedang mencari orang-orang yang mau dibayar murah untuk melatih mereka ketrampilan untuk menjadi orang yang lebih berguna di samping itu sebagian dari mereka juga memerlukan kesempatan atau lapangan kerja atau kesempatan bagi mereka untuk unjuk karya.
Jangan bilang siapa siapa, cepat atau lambat mereka akan muncul di pasar Klewer. Ha ha ha ha ... Tentu saja meraka akanmuncul diam-diam sehingga ketika kita kopi darat ke Medan, kita baru tahu siapa mereka.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Semangat!!!!
xxx
ellyus
Bung Situmorang, Terima Kasih
Bung Situmorang, maaf baru bisa membalas komentar anda. Terima kasih untuk koreksi dan tambahan informasinya. Seperti yang saya tulis, saya tidak kenal Ellyus dengan baik, itu sebabnya saya hanya menulis berdsarakan pegnetahuan saya.
Selamat berjuang bung. silahkan menulis agar kita yang di sini dapt megnetahui lebih banyak lagi tentang anda anda semua. Ada banyak tulisan di sini, jadi silahkan pilih yang anda suka.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak