Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Menyerah?
Kemarin saya bertemu dengan seorang anak muda yang baru saja menyelesaikan kuliahnya dan sedang mencari-cari pekerjaan. Sudah dua kali dia menolak tawaran pekerjaan dengan alasan terlalu jauh dari rumahnya. Namun alangkah beruntungnya karena sekali lagi dia mendapat kesempatan kerja dari satu perusahaan besar di kota ini.
Tanpa dapat menahan diri, segera setelah bertemu saya menanyakan kepadanya dan dengan begitu ringannya dia menjawab bahwa dia menolak tawaran itu karena menurut informasi dari temannya yang pernah bekerja di perusahaan tersebut, pekerjaan yang ditawarkan itu berat dan akan sering bekerja lembur.
Ada lagi orang-orang yang saya kenal yang berpindah kerja dari satu perusahaan ke perusahaan yang lain dalam waktu yang begitu singkat dengan berbagai alasan. Pekerjaannya yang berat, kurang enak, atasannya yang ’jahat’, rekan-rekan dan lingkungan kerja yang kurang menyenangkan, dan yang lainnya.
Ada banyak gambaran yang seperti ini di sekitar kita. Terkadang tanpa disadari, kita telah masuk ke dalam lingkaran itu. Menjadi orang yang hanya mencari gampangnya, mau yang enaknya saja, yang tidak mau bersusah-susah, yang mudah putus asa dan gampang menyerah. Yang pada akhirnya membuat kita hanya berputar di tempat.
Tentunya ada juga begitu banyak orang yang bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu, yang giat, gigih dan tidak pantang menyerah yang pada akhirnya menjadikan hidupnya bermakna guna bagi orang banyak dan menjadi kemuliaan bagi Tuhan.
Saya jadi teringat dan membayangkan apa jadinya seandainya keempat orang yang mau membawa seorang lumpuh kepada Tuhan Yesus agar disembuhkan, adalah orang-orang yang mudah putus asa, tidak mau bersusah-susah dan langsung menyerah ketika melihat, wow ada begitu banyak orang di rumah itu dan adalah tidak mungkin bagi mereka untuk menggotong si lumpuh melewati orang banyak itu datang kepada Yesus.Tentunya mereka juga sudah lelah karena menggotong orang lumpuh itu dari rumahnya dan akan sangat gampang untuk dijadikan alasan pembenaran kalau mereka kemudian menyerah begitu saja melihat keadaan yang ada di depan mereka.
Akan tetapi fakta lain yang terjadi. Mereka adalah orang yang pantang menyerah. Memang mereka tidak bisa menggotongnya melewati orang banyak yang penuh sesak itu, akan tetapi karena ada kesungguhan dan tekat di hati, mereka menemukan jalan lain. Mereka menemukan jalan keluar untuk masalah mereka. Dan dengan kesungguhan itulah mereka mau bersusah payah menaikkannya ke atap, membuka atap rumah dan menurunkannya tepat didepan Yesus.
Semua usaha yang dengan sungguh-sungguh dilakukan keempat orang itu tentunya didasari oleh iman mereka bahwa Tuhan Yesus pasti bisa menyembuhkan saudaranya. Karena semua usaha itu akan sia-sia saja tanpa iman, akan tetapi dengan iman saja tanpa perbuatan nyata, tanpa ada upaya yang sungguh-sungguh akankah orang yang lumpuh itu sampai kepada Yesus dan beroleh kesembuhan?
Karena iman dan kesungguhan mereka orang lumpuh itu disembuhkan. Karena iman dan kegigihan mereka orang banyak itu memuliakan Allah, dan berkata ”Yang begini belum pernah kita lihat”.
Adakah kesungguhan juga mewarnai setiap gerak langkah kita untuk menjadi berkat bagi orang lain dan menjadi kemuliaan bagi namaNya?
Amin.
- Christina Ang's blog
- 5475 reads
Ada lima perkara...
BIG GBU!
Malas...
orang malas = orang yang percaya yesus..
@sbr : malas agak susah disembuhkan
Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
wakaka...@jf:bro gw ini tipe pemalas..
@sbr, rela memaksa diri untuk rela
Dear SBR,
Saya ingat pernah membaca beberapa kali kalimatnya hai hai mengenai "rela memaksa diri untuk rela".Rasanya, "rumus" itu dapat diterapkan untuk kita bersama-sama berusaha mengalahkan rasa malas.
Kalimatnya mungkin jadi begini: "rela untuk memaksa diri untuk rela membuang kemalasan" dan menggantinya dengan "rela untuk memaksa diri untuk rela rajin"
Tuhan Yesus memberkati
Sola Gratia
Sola Gratia
Tanggung Jawab dan Paksa
Kok jadi membicarakan masalah malas. Kalau malas menurut aku salah satu untuk mengatasinya adalah jika kita punya tanggung jawab. Semisal kita malas kerja, tapi kita punya tanggungjawab anak istri yang harus kita hidupi, mau gak mau kita akan memaksa diri untuk kerja cari duit.
Kalau anak malas belajar, orangtua yang baik pasti juga memaksa anaknya untuk belajar. Jadi selain tanggungjawab, biar gak malas, PAKSA !!
*yuk comment jangan hanya ngeblog*
*yuk ngeblog jangan hanya comment*
*yuk komen jangan cuma ngeblog*
*yuk ngeblog jangan cuma komen*
thanks bro & sis.