Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Menggosipkan Yesus
Tergoda injil-injil alternatif
Injil-injil
non-Alkitab = Infotainment
“Kerajaan Bapa seperti pria yang ingin membunuh hakim. Di
rumah ia menancapkan pisau ke tembok untuk mengetahui apakah
tangannya cukup kuat. Selanjutnya ia membunuh hakim itu”.
Perkataan
Yesus dalam Injil Tomas
Yesus memberi perintah rahasia kepada Yudas Iskariot agar
menyerahkan diri-Nya untuk disalib. Jadi Yudas tidak mengkhianati
Yesus; ia bahkan murid yang paling taat pada Yesus. Yesus
memerintahkan Petrus supaya tidak usah iri pada Maria Magdalena yang
sudah mendapat “pengetahuan khusus”. Yesus adalah manusia biasa,
bukan Tuhan. Yesus memperistri Maria Magdalena dan melahirkan
keturunan raja-raja Prancis. Itulah berbagai gambaran tentang Yesus
yang marak di media akhir-akhir ini.
Dari manakah sumber semua gambaran tentang Yesus yang berbeda
dengan yang selama ini terdapat dalam Alkitab? Mengapa sumber itu
tidak pernah masuk Alkitab? Mengapa baru akhir-akhir ini menjadi
heboh? Untuk menjawabnya, mari kita merunutnya sampai sekitar dua
ratus tahun yang lampau. Saat itu beberapa orang mulai
menginterpretasi Yesus berbeda dengan Alkitab, mengkritik
keilahian-Nya, dan mencetak Yesus sesuai dengan apa yang mereka sebut
hasil penelitian ilmiah. Salah satu yang paling terkenal adalah David
Friedrich Strauss dengan buku setebal 1.400 halaman berjudul Life
of Jesus Critically Examined (Paparan Kritis Kehidupan Yesus)
yang terbit tahun 1835. Buku itu berisi Yesus yang digambarkan dalam
empat Injil dalam Alkitab tidak lebih dari mitos belaka.
Namun, mereka waktu itu tidak banyak memiliki sumber untuk
merekayasa Yesus menurut gambaran mereka. Naskah-naskah yang mereka
pegang adalah tulisan yang jauh lebih muda daripada naskah-naskah
asli empat kitab Injil. Jadi, gambaran Yesus ‘alternatif’
tersebut bersifat sangat spekulatif.
Angin segar agaknya mulai berembus ke arah para pengritik Yesus
tersebut saat ditemukan injil-injil Koptik di dekat desa Nag Hammadi,
Mesir, pada tahun 1945. Naskah tersebut ditemukan bukan oleh
penggalian arkeologi yang terencana baik, melainkan tanpa sengaja
ditemukan oleh dua petani yang berusaha mencari pupuk di gua-gua batu
kapur daerah itu.
Injil Koptik,
Apa Itu?
Ada 13 jilid naskah (disebut codex) yang mereka temukan
yang kebanyakan ditulis dalam bahasa Koptik—bahasa Yunani yang
sudah bercampur dengan bahasa Mesir. Ada 51 tulisan (disebut traktat)
dalam ketiga belas codex tersebut dan yang paling terkenal
adalah Injil Tomas karena adalah satu-satunya teks yang paling
lengkap. Para pengritik Alkitab meyakini dalam codex Nag
Hammadi terdapat ucapan Yesus yang asli; berarti seharusnya masuk
Alkitab namun karena rekayasa gereja naskah tersebut dibuang.
Injil Tomas menjadi senjata andalan anggota Jesus Seminar—kelompok
modern pengritik Alkitab—karena dianggap memuat ucapan Yesus yang
paling murni. Yesus yang digambarkan dalam Injil Tomas berbeda dengan
gambaran Alkitab. Yesus digambarkan senang berbicara secara rahasia,
terutama kepada Rasul Tomas yang diklaim sebagai murid yang paling
dikasihi, yang memahami Yesus lebih dalam daripada murid-murid yang
lain. Berbeda dengan Yesus dalam Injil Perjanjian Baru, yang
mendorong para murid supaya beriman, dalam Injil Tomas Yesus meminta
para murid untuk memperoleh pengetahuan tertinggi supaya mereka
terbebas dari kematian. Yesus dalam Injil Tomas juga digambarkan
berjanji pada Maria Magdalena akan membimbing Maria memperoleh
pengetahuan supaya bisa menjadi laki-laki sehingga sempurna. Karena
saking bersemangatnya, kelompok Jesus Seminar mengusulkan Injil Tomas
sebagai Injil kelima dan ditambahkan ke dalam Alkitab. Ucapan Yesus
yang lebih pendek daripada ucapan Yesus dalam Injil Perjanjian Baru
dipandang lebih asli. “Bukankah orang lebih mudah mengingat ucapan
yang lebih pendek daripada yang lebih panjang? Yang lebih panjang
pasti sudah direkayasa,” begitu argumen mereka.
Injil Filipus—yang menjadi latar belakang penulisan novel The Da
Vinci Code—juga termasuk dalam naskah injil Koptik Nag Hammadi.
Dalam injil tersebut dikisahkan tentang Yesus yang menikahi Maria
Magdalena dan mengangkat Maria menjadi pemimpin gereja. Injil Filipus
dikuatkan Injil Maria yang mengisahkan cerita Maria Magdalena yang
mendapat wahyu khusus dari Yesus. Andreas dan Petrus menyatakan
keraguan terhadap klaim Maria tersebut karena berbeda dengan ajaran
yang mereka terima. Maria menangis sedih karena mereka berpikir ia
menyalahpahami perkataan Yesus. Lewi menegur Petrus karena
“keirihatian” Petrus.
Itulah tiga yang paling terkenal di antara banyak injil Koptik.
Tahun lalu, ‘senjata’ bertambah dengan diterjemahkannya Injil
Yudas. Juga ditemukan Mesir, Injil Yudas, berisi hampir mirip dengan
Injil Tomas: Yudas Iskariot mendapat wahyu khusus dari Yesus. Yudas
dianggap paling mengerti ajaran Yesus dan bahkan kisah penangkapan
Yesus adalah wujud ketaatan Yudas Iskariot terhadap perintah Yesus
yang khusus tersebut.
Mengapa
Injil-injil Itu Tidak Masuk Alkitab?
Salah satu metode untuk menentukan sebuah naskah bisa dimasukkan
Alkitab kita adalah kedekatan dengan sumber asli; alias tahun
penerbitannya. Injil Matius ditulis tahun sekitar tahun 65-110 M,
Injil Markus ditulis 55-60 M, Injil Lukas ditulis tahun 80 M, dan
Injil Yohanes ditulis tahun 90 M. Tahun-tahun tersebut menunjukkan
bahwa para saksi mata yang langsung melihat Yesus dan ajarannya
langsung masih hidup pada waktu itu. bandingkan dengan Injil Tomas
yang ditulis (180 M), Injil Filipus (170 M), Injil Maria (160 M), dan
Injil Yudas (120 M).
Tes yang lain terhadap keabsahan Injil adalah jumlah pengguna pada
waktu itu. Injil-injil dalam Alkitab adalah Injil yang populer pada
masa itu. Bandingkan dengan injil-injil Koptik yang hanya digunakan
untuk kalangan tertentu yang memiliki pandangan berbeda dengan
gereja. Mereka memisahkan diri dari gereja karena merasa mendapat
wahyu khusus dari Yesus dan posisi mereka lebih tinggi dari manusia
biasa.
Walau begitu, injil-injil Koptik penting bagi penelitian ilmiah
karena tulisan-tulisan tersebut menggambarkan adat dan budaya pada
waktu itu untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap
kekristenan pada masa awal berdirinya. Jadi tidak bisa diabaikan
begitu saja, tetapi saat menelitinya harus bersifat kritis.
Perbandingan ini bisa diibaratkan menyelidiki kehidupan Putri
Diana dengan menanyakan langsung kepada Pangeran Charles, Pangeran
William, dan Pangeran Henry yang lebih akurat daripada mencarinya
dari tabloid-tabloid infotainment yang berisi gosip.
Hanya sayang, tabloid gosip lebih gurih dibaca daripada sumber
aslinya. Oleh sebab itu Injil Yudas terlihat lebih heboh daripada
Alkitab karena sensasi yang ditimbulkan. Jadi pilih mana? Gosip atau
cerita yang sejati? (B. Probo)
- Bayu Probo's blog
- 5240 reads
gossip lah sekali-kali boleh...
Jesus Freaks,
"Live X4J, die as a martyr"
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Lha itu gosipnya