Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Memilih
Hidup adalah pilihan. Dari saat kita membuka mata di pagi hari, tak terhitung kiranya pilihan yang harus kita buat. Ada pilihan yang sederhana semacam menentukan menu sarapan di pagi hari, pakaian apa yang harus dikenakan hari itu, rute yang harus dipilih ke tempat kerja dan sejenisnya. Ada pula pilihan lain yang lebih sulit karena konsekuensi dari pilihan itu amat menentukan arah hidup selanjutnya; seperti menentukan jurusan studi, menentukan pasangan hidup, menolak atau menerima lamaran orang, dan menentukan pekerjaan apa yang akan dilakukan. Aku benci memilih; entah itu karena takut ataupun karena ragu. Aku tak dapat mengidentifikasi alasan mengapa Aku benci memilih.
'TUHAN, apa yang KAU ingin aku lakukan? Pilihan apa yang sebaiknya kupilih," begitu aku berseru dalam doa-doaku minggu-minggu ini. Doa yang belum juga kutemukan jawabnya dalam pergumulanku melawan keraguanku. Entah mengapa DIA memberondongku dengan berbagai keputusan besar yang aku benci putuskan. "Bisakah KAU saja yang tentukan buatku BAPA?"
Ah, pilihan...
Ternyata berdiri di persimpangan memang terasa membingungkan. Ketika setiap langkah yang diambil amat menentukan arah hidup, aku jadi begitu takut melangkah. Seorang sobat menertawakanku yang terlalu banyak menimbang, padahal nalar dan hatiku seringkali tak sejalan. Ia tidak tahu, aku hanya ingin mendengar kehendak BAPAku, tapi lewat apakah kiranya IA bicara? Aku tak tahu.
- clara_anita's blog
- Login to post comments
- 4869 reads
Komentar yang hilang
Judul Komentar : Pilihan yang Salah
Pengirim : anakpatirsa
Tanggal : Sat, 03 Jan 2009 22:44:55 +0700
Komentar :
Hidupku penuh dengan keputusan yang salah.
Aku memang belajar dari kesalahan itu, tetapi tetap saja selalu ada keputusan dan pilihan yang salah. Ia membuatku tahu, keputusan yang salah tetap keputusan yang salah. Walaupun akhirnya Ia tetap mengarahkanku, tetap saja ada konsekuensinya.
Seperti orang Israel yang keluar dari Mesir, tetap saja mereka sampai ke tanah Kanaan.
Judul Komentar :
Pilihan
Pengirim :
Mikhael Romario
Tanggal :
Sat, 03 Jan 2009 23:24:53 +0700
Komentar :
Bapa Surgawiku memberikan kebebasan untuk memilih.
Namun sewaktu dihadapi oleh dua pilihan yang sulit, aku selalu berdoa:
"Bapa, apapun hasilnya, biarlah itu seperti yang Engkau kehendaki"
Damai Kristus
Judul Komentar :
@Clara : dinda...
Pengirim :
jesusfreaks
Tanggal :
Sat, 03 Jan 2009 23:37:39 +0700
Komentar :
Dear dinda,
firman berkata :
Yohanes 10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Judul Komentar :
@Clara : dinda...
Pengirim :
jesusfreaks
Tanggal :
Sat, 03 Jan 2009 23:37:40 +0700
Komentar :
Dear dinda,
firman berkata :
Yohanes 10:3 Untuk dia penjaga membuka pintu dan domba-domba mendengarkan suaranya dan ia memanggil domba-dombanya masing-masing menurut namanya dan menuntunnya ke luar.
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Judul Komentar :
memilih keputusan
Pengirim :
Liesiana
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 01:16:26 +0700
Komentar :
Kadang aku tahu keputusanku benar menurutku, tapi setelah itu menurutku ternyata salah. Setelah kuputuskan aku tahu ternyata keputusanku salah, tapi akhirnya aku tahu ternyata keputusanku benar. Kadang keputusan itu benar atau salah aku tak tahu.
Judul Komentar :
Pada Pilihan Yang Salah
Pengirim :
4CHRIST
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 01:28:50 +0700
Komentar :
Saya seringkali terjebak dalam kesalahan ketika harus memilih, tapi ketika saya berada pada pilihan yang salah Tuhan berdiri untuk memberikan pilihan lain, ketika saya melakukan kesalahan lagi, Tuhan pun masih menunjukkan pilihan lagi. Dan seterusnya sampai akhirnya saya merasa yang saya pilih adalah pilihan yang benar.
Itulah kelemahan saya sebagai manusia selalu melakukan kesalahan, tapi saya berusaha untuk tidak terjerembab ke dalam lubang yang serupa.
Kini setelah menjadi tua, saya merasa lebih baik menjalani kehidupan dengan mengikuti arus. Kemana Tuhan bawa, saya ikut.
Bagi saya, lebih baik kita menghanyutkan diri dengan penuh kesadaran, daripada melawan arus yang menghabiskan semua tenaga. Dan terhanyut arus adalah hal yang paling buruk, karena kita terbawa arus tanpa menyadarinya.
Hanya Tuhan Gembala yang baik.
Judul Komentar :
@Clara: Mungkin tulisan Frank Viola bisa membantumu
Pengirim :
Samuel Franklyn
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 01:38:00 +0700
Komentar :
Mungkin tulisan Frank Viola bisa membantumu:
Rethinking the Will of God
http://www.ptmin.org/rethinkingthewill.pdf
Saya kasih sedikit ringkasannya: Kehendak Tuhan itu bukan jalur kereta dimana cuma ada satu jalur saja yang benar dan berkenan kepadaNya. Kehendak Tuhan itu seperti tempat parkir mobil. Selama kamu parkir di tempat yang di perbolehkan maka kamu boleh parkir dimana saja dan ada banyak tempat yang bisa kamu pilih. Kalau kamu parkir diluar tempat parkir maka kamu akan kena denda. Tapi kalau kamu parkir di dalam tempat parkir yang benar maka mau parkir dimana itu terserah selera dan pertimbangan pribadi kamu. Nah begitulah kehendak Tuhan. Sebagai contoh selama kita melakukan pekerjaan yang legal dan etis maka pilihan pekerjaan apa yang berkenan kepadaNya amat sangat banyak. Mana pekerjaan yang harus kita pilih diserahkan Tuhan pada selera dan pertimbangan pribadi kita. Tentu saja ini dengan
syarat Tuhan tidak mewahyukan apa pekerjaan yang harus kita pilih. Lalu mana yang harus kita pilih? Terserah kita tapi tentu saja kita diharapkan menggunakan hikmat dalam memilih pekerjaan kita. Kalau kita memilih pekerjaan yang tidak kita sukai atau tidak mampu kita lakukan jelas itu kebodohan.
Judul Komentar :
Ngeli tapi ora keli
Pengirim :
Liesiana
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 02:21:58 +0700
Komentar :
Bagi saya, lebih baik kita menghanyutkan diri dengan penuh kesadaran, daripada melawan arus yang menghabiskan semua tenaga. Dan terhanyut arus adalah hal yang paling buruk, karena kita terbawa arus tanpa menyadarinya.
4CHRIST, itu spt Ngeli tapi ora keli, tapi aku tidak mengerti hal ini sesuai dengan Alkitab tidak ya.
Judul Komentar :
benar dan salah hanya penilaian "pada umumnya"
Pengirim :
pwijayanto
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 05:58:16 +0700
Komentar :
Hidup adalah pilihan dan setiap pilihan mengandung konsekuensi.
benar / salah hanyalah penilaian dari sudut pandang tertentu, sedangkan fakta (pilihan)nya tetap netral.
Misal, kalau si "Cantik" menolak cinta si "Bagus" dan menerima si "Ganteng", maka bagi Ganteng adalah sebuah ke-BENAR-an, tapi bagi Bagus adalah ke-SALAH-an, jadi benar/salah hanyala persepsi, bukan fakta.
so.., jangan takut pada (penilaian) benar / salah, tapi perhitungkan saja KONSEKUENSInya, mana yang paling menguntungkan (namun bahkan menguntungkan/merugikan-pun hanya persepsi atas sebuah keadaan --- misal kalau saya membeli barang yang "terlalu mahal" maka saya "rugi" dan penjual "untung".
Sesuatu menjadi "benar" hanya dapat dimengerti ketika ada sesuatu yang lain yang dikonsep "salah". Sesuatu dikatakan "menguntungkan" ketika ada sesuatu yang lain yang dikonsep sebagai "merugika
n".
So.. lebih nyaman menghadapi hidup, menentukan pilihan tanpa berpikir benar/salah, atau untung/rugi, tetapi pikirkan bahwa konsekuensinya akan mampu kita tanggung (bahkan menyenangkan) namun juga jangan terlalu membebani orang lain. Kalaupun harus membebani orang lain, (misalnya dalam keputusan menolak cinta), dan itu memang pilihan kita, janganlah merasa "salah", sebab sekali lagi, salah hanyalah persepsi.
Jika si Cantik menolak si Bagus, maka adalah "benar" bagi si Ayu yang lagi naksir si Bagus... dunia ini tidak hanya dapat dinilai "bagi saya" saja, sebab ada "kamu" ada "dia" juga "mereka" yang sama-sama berinteraksi dengan pilihan (keputusan) "saya".
Jadi jangan takut "salah" atau terlalu percaya diri menganggap keputusannya "benar". Salah menurut siapa? Benar menurut siapa?
Yang dianggap
salah sekarang, bisa menjadi dianggap benar di kemudian waktu, sebaliknya yang dianggap benar saat ini belum tentu tetap dianggap benar kemudian.
Pilih saja sesuatu, kalau ternyata konsekuensinya berat, ya ganti pilihan... trial and error, tentunya sangat hati-hati, pada pilihan yang irreversible, misalnya menikah, sebab sekali menikah, gagal, maka 'status' kita tidak dapat kembali menjadi 'lajang'.
Pertimbangan rasional dan emosional memang sangat diperlukan, tapi kadang kata hati (intuisi) juga menentukan pilihan yang terbaik.
Oh ya.. hati-hati ketika kita mengklaim bahwa pilihan kita adalah "pilihan Bapa". saya dulu punya teman, aktivis persekutuan mahasiswa, berpacaran dengan "semangat" dan bersaksi di persekutuan, bahwa "inilah jalan yang ditunjukkan Tuhan", setelah sekian lama (sambil saya masih sok mbatin, "masa... begitu gampang mengklaim 'kehendakTuhan'...), mereka putus, dan saya bertanya, "Apa sekara
ng Tuhan berkehendak lain..?"
Saya suka kata-kata Paulus, "... Kepada orang-orang lain aku, bukan Tuhan, katakan...."
ya.. tapi boleh kok sekali-sekali MERASA seturut dengan kehendak Tuhan, asal jangan "diwelehke" saja sama Tuhan..... (Matius 7:22..)
Ngeli ora keli = ..kamu berada di dunia namun bukan dari dunia..
sebagai pembanding, coba baca tulisan ini
===
salam, gkmin.net (jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana kita tahu nama YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
Judul Komentar :
Hantu
Pengirim :
clara_anita
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 17:19:54 +0700
Komentar :
Keputusan yang salah sering menjadi hantu buatku. Aku sering menyesal ketika keputusan salah yang kubuat melukai orang-orang lain di sekitarku. Ini bukan saja tentang hidupku tapi juga tentang mereka.
Satu hal yang kupegang dari ajaran ibu,
"pikir dahulu pendapatan, sesal kemudian tidak berguna."
Ah, mengapa ajaran itu kini membelitku begitu kuat hingga sesak rasanya.
GBU
anita
Judul Komentar :
@JF: kanda...
Pengirim :
clara_anita
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 17:23:09 +0700
Komentar :
Kanda JF,
Terima kasih; mungkin aku perlu mendengar menggunakan telinga 'seekor domba' yang mau tunduk pada kehedak BAPAnya dan bukan dibingungkan oleh keinginan dan ekspektasinya sendiri.
Terima kasih
GBU
anita
Judul Komentar :
@SF: The Will of God
Pengirim :
clara_anita
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 17:29:21 +0700
Komentar :
Terima kasih Pak SF,
artikel yang sangat membantu. Akan saya bawa pulang dan renungkan kembali.
Terima kasih
GBU
anita
Judul Komentar :
@clara
Pengirim :
dennis santoso a.k.a nis
Tanggal :
Sun, 04 Jan 2009 17:32:30 +0700
Komentar :
clara, apakah ini adalah soal pekerjaan?
kalo iya, coba kasih tau apa pilihan A dan B yang membuat kamu bingung. kita disini udah lama kenal (walo sekedar lewat tulisan), so bila kita tahu apa itu A dan B, siapa tau kami2 ini bisa ngasih advice yang lebih jelas dengan mempertimbangkan sifat2 yang sudah kamu perlihatkan dalam tulisan2 kamu.
just my 2 cent :-)
Judul Komentar :
He'eh susah juga neh...
Pengirim :
iik j
Tanggal :
Mon, 05 Jan 2009 11:06:58 +0700
Komentar :
Pilih (jika ini berhubungan dengan hal Tuhan):
Semangat >< lemes
Gembira >< sedih
Kuat >< lemah
Rajin >< males
he he he.... kalo pilihan yang dalam Tuhan, sih kayaknya ga perlu, karena itu perintah bukan pilihan..
Tetap semangat wae lah... mesti ada juga saatnya bingun... memilih..
SEMANGAT LA...
To Love God Is To Obey God