Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Memberi Kebaikan
Dalam satu hari yang sudah atau tengah kita jalani, berapa banyak kebaikan yang sudah kita berikan untuk orang lain? Satu, dua, tiga, sepuluh, seratus atau malah tidak ada sama sekali. Ketika jemuran di rumah tetangga yang sedang ditinggal pergi jatuh ke tanah, apakah kita mau mengambilnya dan meletakkannya kembali di tempat jemuran? Ketika seorang nenek ada dalam antrean yang panjang, apakah kita tergerak untuk memberikan tempat kita yang lebih baik untuk sang nenek? Ketika penjaga toko swalayan memberikan wadah untuk tempat belanjaan kita, apakah kita segera mengucapkan terima kasih? Ketika bertemu dengan seseorang yang kita kenal di perjalanan, apakah kita mau memberikan senyum dan menyapa dengan tulus? Ketika istri meminta kita untuk menemaninya belanja dan mencari kebutuhan sehari-hari di pasar, apakah kita dengan sukahati menemaninya dan menunggunya dengan sabar? Ketika melihat orang tua hendak menyeberang jalan tetapi mengalami kesulitan karena padatnya arus lalu lintas, apakah kita mau serta merta membantunya menyeberang jalan? Ketika melihat teman sekantor kita sedang mengalami kesusahan, apakah kita mau memberikan penghiburan.
Tuhan saja begitu baik kepada kita dengan secara cuma-cuma memberi nafas untuk seluruh hidup kita, memberi kesehatan hingga kita bisa beraktifitas dan memberi panca indra untuk kebahagiaan kita, mengapa kita merasa berat bila harus memberikan kebaikan untuk orang lain?
- cahyadi's blog
- Login to post comments
- 3377 reads
Memberi kebaikan
Memberi kebaikan apakah ada batasnya?
Kalau tidak, mengapa tidak ada batasnya atau tidak terbatas, padahal kemampuan kita terbatas?
Kalau ada batasnya, apakah batasnya itu?
@Mbak Lies...
Kalo menurut saya, yang menjadi batas adalah kemampuan itu sendiri...
Selama kita mampu memberi kebaikan itu, mengapa tidak berusaha melakukannya?
Tapi....
Tapi ada hal yang tak mampu kita berikan, tapi bisa kita berikan.
Aku tak mampu memberikannya padamu, tapi aku bisa memberikannya padamu, apakah akan tetap kuberikan.
Kemampuan bisa menjadi relatif, tergantung cara pandang orang.
Apakah akan tetap kuberikan padamu.
Memberi kebaikan
Suatu waktu aku tak mampu memberi maaf, padahal aku bisa memberikannya. Apakah maaf itu tetap kuberikan, apakah bisa.
Seharusnya bisa, tapi tak mampu. Aku berdoa Agar Tuhan memberi kemampuan untuk memaafkan dan aku bisa memberikannya.
Apakah sekarang aku menjadi mampu, sebenarnya tidak, tapi aku dimampukan untuk bisa.
Aku tetap akan memberikannya padamu, karena aku dimampukan untuk bisa memberi.
Penolong VS Tertolong
Saya pernah menulis tentang yang penolong danyang ditolong menurut happy lee. Untuk membacanya silahkan klik di sini.
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak
Karena Di Surga, Yang Terbesar Adalah Anak-anak