Melihat Sepupu Sabdaspace

Pagi ini aku melihat-lihat sepupu Sabdaspace, in-christ.net. Menemukan sebuah blog yang berjudul "Menjadi Penulis Cerita Anak Berprinsip Kristen. Siapa Tertarik?"Karena merasa sudah punya kios kecil di Pasar Klewer, aku merasa lebih nyaman berkomentar di sini.

Penulisnya bercerita tentang kurangnya buku anak yang relatif murah tetapi berkualitas. Ia bercerita tentang kesulitannya mencari buku anak untuk umum yang isinya memuat prinsip-prinsip Kristen. Dalam blog singkatnya, ia mengungkapkan banyak sekali calon penulis kristen bermunculan saat ini. Seperti kelihatan dari ramainya blog-blog kristen di internet, yang isinya lumayan bagus dan penyampaiannya juga oke.

Penulis mengajak kita maju selangkah lagi, mengajak kita menjadi penulis cerita anak yang berprinsip Kristen. Alasannya, untuk membentuk generasi unggul, kita harus menyiapkan bahan bacaan yang unggul pula. Jangan sampai pada masa pertumbuhannya, anak kita tidak didampingi dengan bacaan yang tidak membuatnya mempunyai wawasan yang berkembang dengan prinsip yang benar.

Sebuah ajakan yang baik, aku hanya ingin menambahkan satu hal, sesuatu yang kudapat dari sebuah buku yang tidak bisa kutemukan lagi. Buku yang bercerita tentang keluhan seorang pemilik penerbitan kristen. Katanya kebanyakan orang kristen kalau menulis selalu terbiasa menulis dengan gaya khotbah. Orang kristen lebih suka menulis sesuatu yang bernada menggurui atau menulis sesuatu yang akhirnya berbentuk sebuah buku renungan harian.

Tidak salah menggurui orang lain. Masalahnya, satu hal yang membuat sebuah tulisan itu tetap dibaca adalah tulisan tersebut tidak bernada menggurui atau mengkhotbahi. Ini berlaku bukan hanya untuk bacaan orang dewasa, anak-anakpun tidak akan suka cerita yang terlalu menggurui.