Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Masih Ragukah Anda, bahwa YESUS KRISTUS SATU-SATUNYA JALAN KE SURGA?
“Joh 14:6 Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”
Pada era post-modernism dimana kebenaran absolut tidak lagi dikedepankan, malah banyak para tokoh masyarakat Kristiani akhir-akhir ini membuat statement yang membingungkan seputar “Apa benar Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan?”
Di bawah ini adalah pendapat tokoh-tokoh Kristiani dari tulisan seseorang yang memiliki nickname kristenberea di sebuah komunitas blogger Kristen, sabdaspcace.
Prof. Dr. Phil. Franz Magnis-Suseno SJ mengatakan bahwa banyak jalan keselamatan sehingga Tuhan Yesus bukan satu-satunya jalan keselamatan. (Sumber : http://www.islamlib.com/WAWANCARA/291202magnis.html)
Th. Sumartana mengatakan bahwa kekristenan harus beralih dari Kristusentris ke Theosentris karena Kristus juga beriman kepada Tuhan. (Tuhan yang dimaksud adalah juga Tuhannya agama-agama lain) (Sumber : http://www.pgi.or.id/balitbang/bal_06/02_saa_xvii/01.html)
E.G. Singgih mengatakan bahwa kebenaran Tuhan Yesus sama dengan kebenaran Kong Hu Cu jadi keselamatan yang diberikan oleh Tuhan Yesus sama dengan keselamatan yang diberikan oleh Kong Hu Cu. (Sumber : http://www.pgi.or.id/balitbang/bal_06/02_saa_xvii/07.html)
Pdt. Dr. Budyanto mengatakan “ Yesus Kristus memang Juru Selamat namun orang Kristen tidak dapat mengklaim bahwa juru selamat hanya Yesus Kristus. Demikian pula Yesus adalah jalan, tetapi jalan itu bukan hanya Yesus, seperti yang dikatakan Kenneth Cracknell bahwa di luar agama Kristen-pun dikenal banyak jalan menuju keselamatan”( Sumber : Majalah DUTA terbitan GKJW, bulan April 2000, hal 8-9,)
Nah, jika Kristus bukan satu-satunya jalan keselamatan atau keselamatan juga dapat ditemukan di semua agama, mengapa saya harus susah-susah jadi orang Kristen yang menderita karena sering diperlakukan tidak adil, dihambat kariernya, yang darahnya halal, dan penderitaan yang lainnya?
Mendingan jadi seorang muslim saja, bersaksi di masjid-masjid dan mushola bahwa Alkitab itu bla...bla.... Yesus itu bla...bla....bla.... Kemudian belajar sedikit bahasa Arab langsung ngisi pengajian. Tidak lupa nulis buku “ Mengapa saya bukan Kristen?” Di samping rupiah terus mengalir, jabatanpun langsung melesat! Euenaaak Tenaaaan! Tapi puji Tuhan... pendapat Bapak-bapak yang terhomat di atas adalah tidak benar, sebab:
Kis 4:12 - “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia (Yesus Kristus), sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”
1Yoh 5:11-12 - “Dan inilah kesaksian itu: Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam AnakNya. Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.
1Tim 2:5 - “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus”
So, saya akan tetap terus di dalam Kristus sebab di luar Dia tidak ada keselamatan. Sekalipun khotbah-khotbah kaum pluralis terus berkumandang di gereja-gereja, hal itu tidak akan menggoyahkan imanku. Biarlah mereka menganggap iman yang demikian sebagai iman yang kuno dan tradisional.... saya tetap percaya Yesus satu-satunya jalan yang menuju ke keselamatan.... entah Anda....
Saya tidak saja setuju dengan tanggapan saudara kristenberea, malah saya sangat prihatin bila ada tokoh-tokoh terpelajar, bahkan mereka juga mempelajari Alkitab secara mendalam malah akhirnya menentang Alkitab itu sendiri. Ada beberapa kemungkinan sehingga orang yang mempelajari Alkitab bisa berpikir seperti tokoh-tokoh Kristen yang kemudian kita sepakat mereka adalah kaum pluralis.
(1) Mereka belum mengalami kelahiran kembali (regeneration) yang dikerjakan oleh Roh Kudus. Sehingga mereka berpikir secara duniawi seperti tokoh agama Yahudi bernama Nekodemus ketika berbincang dengan Yesus (Yoh 3:1-13). Dan Paulus memberi gambaran seperti apa orang yang berpikir secara duniawi itu, yaitu menganggap Injil itu suatu kebodohan. “Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya, sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani.” (1 Kor 2:14).
(2) Mereka menggunakan metode penafsiran eisegesa, yaitu menggunakan ayat-ayat Alkitab demi mendukung opini mereka sendiri. Metode penasiran yang benar adalah eksegesa, yaitu mengeluarkan ide dari dalam Alkitab, sehingga kecil kemungkinan menyimpang dari maksud penulis maupun menyimpang dari maksud Tuhan, karena mendapat iluminasi (pencerahan) oleh Roh Kudus.
(3) Mereka ingin menjadi pahlawan kesatuan yang bersifat humanis. Keinginan untuk diterima oleh semua pemeluk agama akan mengakibatkan seseorang kompromi, yang cenderung mencampur-adukkan, atau berusaha mencari titik temu antara sistem kepercayaan satu dengan sistem kepercayaan lain. Padahal sikap yang benar adalah toleransi, yang dilandasi oleh pengertian (understanding) bukan kompromi, yang melibatkan juga inti kepercayaan, sehingga pada dasarnya seseorang yang kompromi tidak memiliki keyakinan yang mapan.
Saya ingin ikut mengkritisi cara berpikirnya Pdt. Dr. Budyanto yang mengatakan “ Yesus Kristus memang Juru Selamat namun orang Kristen tidak dapat mengklaim bahwa juru selamat hanya Yesus Kristus. Demikian pula Yesus adalah jalan, tetapi jalan itu bukan hanya Yesus, seperti yang dikatakan Kenneth Cracknell bahwa di luar agama Kristen-pun dikenal banyak jalan menuju keselamatan”
Cara berpikir demikian sebetulnya “terlalu pintar.” Karena beliau terkesan lebih pintar dari Yohanes, Lukas, dan Paulus sebagai penulis Injil Yohanes, Kisah Para Rasul dan surat 1 Timotius. Hebat kan? Kalau kita jujur dan tulus mencari kebenaran maka kita akan menemukan ternyata sang penulis, yaitu Yohanes, Lukas dan Paulus tidak punya beban mental, atau di bawah tekanan siapapun ketika menuliskan pernyataan itu, mereka menulis apa yang diilhamkan Roh Kudus. Bukan mereka menjadi manusia mekanik, tetapi Tuhan memakai mereka seutuhnya untuk menuliskan kehendak-Nya sesuai dengan kepribadian dan gaya bahasa mereka masing-masing tetapi pesan utamanya tidak kabur, yaitu bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan, yaitu menuju kepada Bapa di surga.
Memang ironis jika bapak pendeta Dr. Budiyanto itu tidak memahami tiga ayat yang dikutip oleh saudara kristenberea di atas. Tetapi akhirnya saya harus toleran. Kenapa saya bisa mengerti jika beliau-beliau ini berpikir demikian tentang keselamatan. Bisa saja karena tuntutan budaya, tuntutan sosial, dan juga bisa karena memang imannya belum mapan. Bukankah bapak seharusnya turut memperkenalkan Allah yang disembah oleh bapa Abraham, Ishak, dan Yakob adalah Allah yang kemudian menyatakan diri dalam Yesus Kristus, yaitu Tuhan atas semua orang dan semua bangsa.
Rom 10:12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya
Nah, sebagai anak kemarin sore rasanya kurang hormat, jika saya mengkritisi para tokoh yang sudah mendunia tersebut. Tetapi setidaknya saya sudah melakukan sesuatu dalam rangka mengantisipasi keimanan kristen saya, dan sebagai bagian dari Tubuh Kristus, saya merasa perlu mengkitisi gejala-gejala penyesatan/penyimpangan terhadap Alkitab sebagai standard keimanan Kristen. Saran saya lebih baik beliau-belau ini kembali merenungkan keimanan mereka, atau membuat kitab sendiri untuk meyakinkan penganut pluralisme, dan jangan memakai Alkitab untuk mendukung opini, bahkan keyakinan yang pada dasarnya tidak kristiani.
Melalui sabdaspace ini saya hanya ingin mengajukan pertanyaan kepada para tokoh tersebut di atas.
Kepada Yth.
Bapak ------------
• Prof. Dr. Phil. Franz Magnis-Suseno SJ
• E.G. Singgih
• Pdt. Dr. Budyanto
Bagaimana bapak-bapak menjelaskan Yohanes 14:6, Kisah Para Rasul 4:12, 1 Yohanes 5:11-13; 1 Tim 2:5 kepada umat yang meminta pertanggunganjawab kepada bapak-bapak tentang iman Kristen, jika bapak-bapak tidak yakin bahwa Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan? Jika ada kitab lain mohon dipopulerkan ke seluruh dunia. Tapi jika bapak-bapak bukan pemercaya Kristus, ya saya dapat mengerti.
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)
- jordanhal's blog
- 10886 reads
@jordanhal : Minta izin
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Masih Ragukah Anda, bahwa YESUS KRISTUS SATU-SATUNYA JALAN KE SU
Belum pernah diucapkan oleh pendiri agama manapun
Yoh 14 :6, Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.
Pernyataan Yesus diatas adalah pernyataan yang belum pernah diucapkan oleh seorang pendiri agama manapun didunia ini, baik itu Hindu, Budha, Kong Hu Cu, Islam maupun agama Yahudi. Karenanya tidak dapat dikatakan bahwa pengajaran itu bersifat universal.
Layakkah Yesus mengatakan pernyataan seperti diatas? Jawabnya adalah sangat layak, karena Yesus sedang menyatakan siapa dirinya sendiri.
Kalau Obama mengatakan : " Saya adalah Presiden Amerika Serikat ". Apakah itu menyatakan kesombongannya? Jawabnya adalah tidak. Obama memang adalah Presiden AS, yang sekarang sedang berkuasa dan dia memang layak menjadi seorang presiden, bahkan kalau dia menyangkali dirinya, yaitu bukan sebagai presiden, maka dia justru tidak layak menjadi presiden. Dan juga pernyataan Obama tidak bersifat universal, yaitu kalau seseorang mengikuti teladan Obama maka dia akan menjadi Presiden AS.
Demikian juga dengan orang yang beriman kepada Yesus Kristus, menye butkan Yoh 14 : 6, justru mengungkapkan kerendahan hatinya bahwa dia tidak sanggup datang kepada Bapa dengan cara apapun juga melain kan hanya melalui Yesus Kristus. Karena itulah mereka menyebarkan serta mengajak kepada orang lain yang belum percaya kepadaNya untuk mengenal ajaranNya.
Sebaliknya, orang yang belum percaya kepada Yesus Kristus, justru adalah orang yang tinggi hati, yang merasa sanggup untuk datang ke Surga dengan segala perbuatan baiknya atau dengan cara meneladani sikap hidup orang orang tertentu serta mengamalkan ajaran2 nya.
Jadi akhirnya, mengklaim bahwa Yesus satu satunya jalan untuk masuk kesurga, bukanlah fanatik, tetapi rendah hati serta mengakui bahwa kita sedang meneladani sikap hidup Tuhan Yesus.
God Bless You.
TELADAN????
Telat bgt gw baca ini...
Kalo bener dia adalah teladan dan kita hidup menurut apa yg dia teladan kan berarti semua orang yg jadi pengikutnya harus disalib juga...
Hidup, bila datang kepada Bapa melalui Tuhan Yesus Kristus
@iwan : KAMU MENGKHAYAL
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Demi keselamatan duniawi
andryhartandryhart@lies : klarifikasi dong...
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
@jf : klarifikasi
Jesus Freaks = Fundamentalis Kristen
@iwan : Silahkan dalami Yesus
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks,
"Live X4J, Die As A Martyr"
-SEMBAHLAH BAPA DALAM ROH KUDUS & DALAM YESUS KRISTUS-
Jesus Freaks hati, jiwa, kekuatan dan akal budi
Aku = ingsun sejati ?
salam, www.pwijayanto.net .
=== salam, www.gkmin.net . ( jika hanya membaca Alkitab LAI, darimana tahu YHWH? Apakah Firman Tuhan kurang lengkap?)
Liesiana menulis: Ke Surga
Liesiana menulis:
Ke Surga bukan monopoli orang Kristen saja (bahkan orang kristen belum tentu masuk surga kalau tidak taat pada Tuhan Yesus Kristus).
Mengapa Sdri. Liesiana berbicara seperti itu? Apakah anda percaya bahwa apa yang Alkitab katakan itu benar? Dengan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus itu berarti kita sudah beroleh keselamatan itu. Kita memang harus taat kepada perintah Tuhan, tetapi keselamatan itu mutlak anugerah Tuhan.
ketika kita bertobat dan mengaku Yesus adalah juru selamat kita, maka Roh Kudus akan menolong dan menuntun kita berjalan dalam hidup ini ke arah yang benar sesuai dengan perintah Tuhan. Tetapi ketika kita tidak taat pada perintah itu, sifat duniawi kita muncul, dan kita merasa mampu berjalan sendiri di dunia ini tanpa Roh Kudus menolong kita.
Kasihan sekali, anda seorang Kristen tetapi belum pasti tentang keselamatan.
Untuk Iwan Santoso, apakah anda seorang pluralis?
Kita tidak bisa memaksa Tuhan
Sdr Peter menulis :
Liesiana menulis: Ke Surga bukan monopoli orang Kristen saja (bahkan orang kristen belum tentu masuk surga kalau tidak taat pada Tuhan Yesus Kristus).Mengapa Sdri. Liesiana berbicara seperti itu?
Liesiana :
Mat.7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Mat. 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Mat.23:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat
kejahatan!"
Matius 25 :
1. Perumpamaan sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki.Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.
2. Perumpamaan Talenta
Label Kristen tidak menjamin masuk surga kalau orang Kristen itu tidak melakukan apa yang dikehendaki Bapa di Surga (Kristen asli tapi palsu)
Peter menulis :
Apakah anda percaya bahwa apa yang Alkitab katakan itu benar?
Liesiana :
Saya percaya.
Peter menulis :
Dengan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus itu berarti kita sudah beroleh keselamatan itu. Kita memang harus taat kepada perintah Tuhan, tetapi keselamatan itu mutlak anugerah Tuhan.
Liesiana :
Kalau kita mengerti keselamatan itu anugerah Tuhan, berarti pengakuan percaya kita itu (benar dijiwai atau cuma di mulut doang) penilaiannya terserah pada Tuhan yang memberi anugerah. Yang kita lakukan hanya berusaha melakukan kehendak Tuhan di Surga.
Peter menulis :
ketika kita bertobat dan mengaku Yesus adalah juru selamat kita, maka Roh Kudus akan menolong dan menuntun kita berjalan dalam hidup ini ke arah yang benar sesuai dengan perintah Tuhan. Tetapi ketika kita tidak taat pada perintah itu, sifat duniawi kita muncul, dan kita merasa mampu berjalan sendiri di dunia ini tanpa Roh Kudus menolong kita.
Liesiana :
Bila sifat duniawi atau kedagingan kita, diumbar terus menerus tanpa mau bertobat dan menyertakan Roh Tuhan dalam hidup kita, apakah kita masih layak mendapat anugerahNya walau kita masih mempunyai label orang Kristen.
Peter :
Kasihan sekali, anda seorang Kristen tetapi belum pasti tentang keselamatan.
Liesiana :
Saya memang ingin sekali memahami dan terus memahami Kasih Bapa di Surga dan terus memohon Kasih Bapa memampukan saya untuk mengasihi terutama sesama manusia.
Banyak kesalahan yang sudah saya perbuat. Yang saya butuhkan bukan rasa kasihan dari anda, karena anda sama dengan saya yaitu manusia yang berdosa (sama-sama patut dikasihani, karena tanpa Kasih Bapa yang ada hanya maut). Saya membutuhkan rasa kasihan dari Bapa di Surga untuk selalu menolong saya dalam setiap langkah di kehidupan saya supaya saya dapat melakukan kehendakNya yang saya ketahui dari Alkitab.
Tinjauan Baru..
Shalom saudara saudari yang dikasihi Tuhan..
Saya ingin menyampaikan pendapat untuk kita dapat melihat kebenaran mengenai Yesus Kristus dengan melihat Roma 10 :9 yang saya rasa dapat mengungkapakan kebenaran secara lebih gamblang.
"Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan."
Di sini kita lihat bahwa memang kita harus mengaku bahwa Yesus adalah Tuhan, untuk mendapatkan keselamatan. Dan bukan hanya melalui mulut, tetapi juga dalam hati kita harus percaya. Dan tanda seseorang percaya, adalah perbuatannya. Karena iman tanpa perbuatan hakekatnya adalah mati. Oleh karena itu, seperti yg dikatakan Liesiana berdasarkan Matius 7: 21
"Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga."
Jadi memang mengaku melalui mulut saja belon cukup membawa kita pada keselamatan. Seseorang yang mengakui Yesus adalah Tuhan secara serius dalm hatinya, pasti akan mengalami terobosan-terobosan karakter dan kehidupannya. Seorang yang tidak, patut dipertanyakan kesungguhan imannya.
Ayat Roma 10:9 ini saya rasa juga dapat menjawab tafsiran-tafsiran dalam Yohanes 14:6 bahwa memang, bukan hanya teladan, tetapi Yesus itu sendiri yang harus kita miliki dan percayai. Dan sekiranya itu cukup untuk membuat saudara paham.
Lalu bagaimana dengan orang yg mengaku saja tidak, apalagi percaya??
Nah... Oleh karena itu, tugas kita,sebagai orang yang mengasihi Kristus dan juga saudara-saudara lain yang belom mengenal-Nya, untuk menyebarkan Injil Kristus ini ke seluruh dunia, seperti yang diperintahkan oleh Kristus pada murid-murid-Nya sebelum terangkat ke sorga.
Untuk tujuan inilah, sebetulnya kita berdebat dan berusaha meyakinkan orang-orang yg belum yakin pada Sumber Keselamatan Satu-satunya Yesus Kristus, bukan untuk beradu argumen atau untuk merasa diri benar. Semoga hikmat yang berasal dari Kristus dapat menerangi kita semua. Amin.
@IWAN: KEPASTIAN KESELAMATAN
Perdebatan tentang keselamatan (soteriologis) antara paham Calvinisme dan Armenianisme seolah tidak bisa dijembatani. Sebetulnya dua paham ini merupakan turunan dari dua ekstrim yang sudah timbul sejak zaman gereja mula-mula, pada era pelayanan Yakobus dan Paulus. Perdebatan ini sekarang kurang populer, tetapi di beberapa diskusi kelas keselamatan, pengajar acap kali tidak memberi jawaban tegas, karena bisa terjebak pada salah satu ekstrim baik calvinisme atau Armrnianisme.
Melalui forum di “pasar klewer” ini saya ingin menjelaskan sesuai dengan kapasitas saya sebagai orang yang berpikiran terbatas, dan hanya mempercayai ketidakbersalahan Alkitab sebagai firman Tuhan yang bersifat otoritatif.
Ekstrim pertama ialah paham Yudaisme yang sangat legalistik. “Beberapa orang datang dari Yudea ke Antiokhia dan mengajarkan kepada saudara-saudara di situ: "Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan (Kis 15:1). Menurut persepsi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi : orang harus memenuhi hukum Taurat supaya diselamatkan. Ajaran sesat ini dalam gereja yang mula-mula telah dikoreksi oleh Paulus, antara lain di Roma 3:20; 23-24; 27-28.
Kecenderungan pandangan ini legalistik dan terus berkembang seiring dengan perkembangan gereja di dunia. Mulai dari berkembangnya Yahudi Kristen seperti dilaporkan oleh Paulus dalam surat Galatia, kemudian dikembangkan oleh Gereja Roma Katolik. Sejak abad 15 memang mengalami koreksi secara radikal sejak munculnya Protestan oleh Martin Luther. Tetapi kemudian ada banyak aliran Restorationism secara ekstrim mengukuhkan legalisme dalam doktrin gereja mereka. Karena kelompok Restorationism merasa bahwa semua aliran yang ada seperti; Katolik, Protestan, Ortodoks, Pentakosta dan Karismatik tidak benar, maka kelompok ini memprakarsai lahirnya banyak aliran, seperti : Mormon, Jehovah’s Witness, Churches of Christ, Disciples of Christ, Seventh-day Advent, 3rd Wave Charismatics.
Ekstrim ke-dua ialah paham Antinomianisme (Yun. Anti = melawan dan nomos = hukum), yaitu paham yang melawan hukum. Karena orang Kristen telah diselamatkan hanya karena anugerah Yesus Kristus, maka mereka tidak perlu taat kepada hukum-hukum; ekstrim ini dikoreksi oleh Yakobus (Yak 2:22).
Kalau demikian , apakah Paulus bertentangan dengan Yakobus? Sekali-kali tidak!
Paulus (dalam Roma dan Galatia) : Manusia yang berdosa di hadapan Allah!
Yakobus (dalam surat Yakobus) : Manusia yang sudah ditebus di hadapan sesama manusia.
Penerus paham ini mulai dari Protestan oleh Martin Luther melalui doktrin dasar, yaitu: Sola Gratia, Sola Fide, Sola Scriptura, Solus Cristus, Soli Deo Gloria (Keselamatan diperoleh hanya melalui anugerah, iman, Alkitab otoritas tertinggi-satu-satunya sumber doktrin, Kristus satu-satunya jalan menuju keselamatan, dan kemuliaan hanya bagi Allah). Kemudian Jhon Calvin menjadi penerus yang gigih dalam memegang kaidah tersebut. Namun dalam perkembangannya timbul perbedaan pandangan sehingga lahir dua kelompok, yaitu Traditional Calvinism dan Non-Traditional Calvinism.
1) Traditional Calvinism (Preserverance of the Saints), dalam perkembangannya melahirkan gereja Reformed, Anglican, Lutheran, Mennonite, Presbyterian, Reform Baptist, dan United Methodist. Mereka mendefinisikan doktrinnya: Orang yang lahir kembali (regeneration- justification) secara otomatis langsung masuk ke dalam proses pengudusan (santification). Kalau orang tersebut tidak masuk ke dalam proses santification, orang tersebut dipertanyakan kelahiran barunya. Traditional Calvinisme berpendapat bahwa orang yang hidup dalam daging sebagai golongan Antinomianisme.
2) Non-Traditional Calvinism (Once Saved Always Saved), dalam perkembangannya melahirkan aliran Injili dan Baptist. Mereka mendefinisikan doktrinnya: Tuhan sendiri yang melakukan regeneration (melahirkan kembali), manusia tidak ambil bagian dalam proses tersebut, kecuali menerima saja. Oleh karena itu mereka percaya bahwa manusia tidak bisa membatalkan apa yang Tuhan sudah lakukan, sekalipun ketika mereka menolak keberadaan Tuhan. Antinomianisme murni (sekali selamat tetap selamat).
Dua pandangan Calvinisme tersebut mempercayai adanya perlindungan terhadap orang-orang kudus. Hanya saja Traditional Calvinism cenderung mengatakan; “Tuhan bekerja dalam diri orang yang sudah lahir baru lewat santification.” Sementara Non-Traditional Calvinism mengatakan; “Kalau Tuhan sudah pilih tidak ada apapun yang dapat dilakukan manusia yang dapat menyebabkannya.
Jacobus Arminius adalah seorang generasi ke-dua setelah Jhon Calvin berpendirian bahwa keselamatan itu kondisional (Conditional Preserverance of the Saints). Selama orang itu percaya yang dibuktikan dengan ketaatan, keselamatan tetap ada dan tetap berlaku bagi yang bersangkutan. Dalam sistem kepercayaan Armenian; iman dan percaya adalah kondisi masuk ke dalam Kerajaan Allah, sedangkan ke-tidak-percayaan (bukan kurangnya perbuatan baik) adalah kondisi untuk keluar dari Kerajaan Allah. Dalam perkembangannya pandangan ini melahirkan banyak aliran, antara lain: Arminian, Free Will Baptist, General Baptist, Chruch of the Nazarene, Methodist, Pentecostals, Charismatics.
METODE INTERPRETASI
Pandangan-pandangan yang berbeda disebabkan karena metode interpretasi yang berbeda.
(1) Secara induktif, yaitu metode penafsiran Alkitab tanpa membubuhkan ide lebih dulu (melakukan exsgesa) berpegang pada kaidah hermeunetik konservatif dengan analisis literal-normat, gramatikal, kontekstual, dan historikal terhadap ayat firman Tuhan.
(2) Secara deduktif, yaitu menafsirkan Alkitab dengan cara memasukkan gagasan ke dalam isi firman Tuhan (melakukan eisegese), bahwa si penafsir sudah punya pandangan awal, sehingga hasil penafsirannya tidak jauh, bahkan disesuaikan dengan gagasan sendiri. Ini berarti si penafsir sudah memiliki kesimpulan atau opini lebih dalu sebelum menafsir.
Supaya kita tidak terjebak kepada kedua ekstrim Yudaisme yang legalistik maupun Antinomiasnisme, maka kita harus menggunakan metode penafsiran induktif, yang jujur paling kurang dengan analisis literal-normat, gramatikal, maupun kontekstual terhadap beberapa ayat firman Tuhan yang ditafsir.
TIGA DIMENSI KESELAMATAN
Sebagai contoh obyektif mari kita menganalisis surat Roma, supaya kita tidak gamang dalam membuat kesimpulan, apakah keselamatan itu bersifat tetap/kekal atau sebagai kondisional, bisa tetap dan bisa hilang jika si pemilik tidak menjaganya.
Secara soteriologis (dilihat dari sudut ajaran keselamatan), Roma 8 adalah sebuah pasal yang agung. Kalau diperhatikan sistematika surat Roma :
Pasal 1-8 doktrinal
Pasal 9-11 dispensasional
Pasal 12-16 praktikal
Khusus Roma 8 yang merupakan puncak dari bagian doktrinal itu merangkumkan, bahwa keselamatan dalam Tuhan Yesus Kristus mencakup dimensi yang lengkap dalam hidup kita :
(1) Dimensi masa lampau : pembenaran
(2) Dimensi masa sekarang : pengudusan
(3) Dimensi masa yang akan datang s.d. kekekalan : pemuliaan
1. PEMBENARAN (JUSTFICATION)
Pembenaran disebut dimensi posisional dalam keselamatan. Artinya secara posisi orang percaya sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup (Yoh 5:24), dari anak Iblis menjadi anak Allah (Yoh 8:44 ; Yoh 1:12). Dalam dimensi ini kita DIBEBASKAN DARI KUTUK DOSA. Kita dipilih-Nya (Allah) bahkan sebelum dunia dijadikan (Ef 1:3-4). Ingat “di dalam Dia” (di dalam Yesus Kristus). Inilah aspek posisional dari keselamatan kita. Ef: ayat 4 : di dalam Kristus, kita kudus dan tidak bercacat. Allah Bapa melihat kita di dalam Kristus. Ef: ayat 5: “Dalam kasih, Ia telah menentukan kita dari semula oleh Yesus Kristus untuk menjadi anak-anak-Nya.
Maka “Allah memilih kita sebelum dunia dijadikan”(Ef 1:3-4)
(1) Ingatlah bahwa Kristus telah ada sebelum dunia dijadikan, bahkan Ialah yang menyebabkan segala sesuatu ada (Yoh 1:3, “. . .segala sesuatu dijadikan oleh Dia”).
(2) Tekanan di sini, adalah “di dalam Dia” (Kristus). Jadi, “di dalam Kristus,” keselamatan itu cukup bagi semua orang (sufficiency).
(3) Tetapi keselamatan yang cukup/sufficient di dalam Kristus itu, hanya menjadi effisient (berlaku) bagi seseorang, apabila orang itu menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan-nya (Ef 1:13-14; 2:8-10) (Efficeincy).
Karena itu, kita menolak pandangan “universalisme” yang mengatakan, bahwa semua orang pasti selamat, karena Allah “telah memilih” semua orang sebelum dunia dijadikan.
Karena kita dipilih di dalam Kristus, kita memiliki kepastian keselamatan :
(1) Kita telah menjadi anak-anak Allah dan memiliki keselamatan yang kekal (Yoh 1:12; 3:16; Ef 1:13-14, dll.)
(2) Kita tidak dihukum : Roma 8:1, Tidak ada penghukuman bagi orang di dalam Kristus Yesus.”
(3) Kita tidak dapat dirampas dari tangan Bapa (Yoh 10:27-30)
(4) Kita tidak dapat dipisahkan dari kasih Allah yang ada di dalam Kristus (Rom 8:37-39).
Walaupun demikian kita mempunyai tanggung jawab moral untuk hidup sesuai dengan posisi kita di dalam Kristus. Itulah dimensi yang kedua
2. PENGUDUSAN (SANCTIFICATION)
Dalam dimensi progresif ini kita yang sudah lahir baru DIBEBASKAN DARI KUASA DOSA secara terus menerus sampai keserupaan dengan Kristus terjadi.
Dimensi Progresif dalam keselamatan ini, orang percaya masuk dalam proses yang secara terus menerus mengalami pembaruan budi dari hari ke sehari (Yun. metanoia- Rom 12:1-2). Ini yang sering disebut sebagai transformasi, yaitu suatu proses pengudusan yang harus terus mengalami kemajuan (progres). Perilaku yang mengalami pembaruan yang sebelumnya mengandalkan kekuatan manusiawi, tetapi tahap demi tahap mengalami perubahan ke arah perilaku hidup yang dikendalikan oleh kekuatan Roh Kudus yang bekerja secara aktif memimpin dan menguasai orang tersebut, dimana Roh Kudus memberi energi (Yun Energos- Flp 2:13) kepada orang tersebut untuk memampukan mentaati firman Tuhan.
Posisi/kedudukan kita yang begitu tinggi (orang Kudus/orang yang dibenarkan dalam Kristus). Menuntut tanggung jawab yang tidak ringan: Kita harus hidup kudus. Dalam hal ini ada dua ekstrim: Yudaisme yang cenderung legalistik dan Antinomianisme yang cenderung mau hidup bebas, mengabaikan hukum-hukum.
Karena itu, orang Kristen tidak boleh hidup secara ceroboh di dalam dunia ini. Justru karena kita sudah diselamatkan, kita harus hidup berpadanan dengan posisi kita, sebagai orang-orang yang telah diselamatkan (Ef 4:1).
Bagaimana kita hidup sekarang ini dan di sini, itulah yang penting. Dimensi kekinian ini merupakan dimensi progresif di dalam kehidupan Kristen kita. Artinya harus ada kemajuan di dalam hidup kita. Kita harus hidup sebagai anak-anak terang (Ef 5:1-21)
Oleh karenanya dimensi ini disebut juga sebagai dimensi pengudusan (I Ptr 1:14-16). Persoalannya, bagaimana kita hidup kudus, padahal dunia ini penuh dengan kebobrokan /kegelapan? Dalam tataran praktis (artinya dalam praktek kehidupan kita sehari-hari), apakah artinya “menjadi suci. . .”?
Secara spiritual : kita ekslusif – kita harus berbeda dengan orang lain (Yoh 17:14-16).
Secara sosiokultural : kita harus inklusif, berada di tengah-tengah masyarakat sebagai garam dan terang (Mat 5:13-16).
Bagaimanakah kalau orang Kristen jatuh ke dalam dosa? Dalam hal ini, kita harus membedakan dua hal :
(1) Hubungan/Relationship: tetap (cf. Rom 8:37-38, dll.)
(2) Persekutuan/Fellowship: terganggu (baca: I Yoh 1:5-10, khususnya ayat 9).
Tiga aspek dalam pengakuan dosa, adalah :
(1) pengakuan
(2) kehancuran hati
(3) berbalik dari dosa kita
Apakah itu berarti, bahwa kita dapat saja jatuh bangun, terus-menerus di dalam kehidupan Kristen kita? Sekali-kali tidak !
3. PEMULIAAN (GLORIFICATION)
Dalam dimensi ini kita DIBEBASKAN DARI KEHADIRAN DOSA. Hal ini akan dialami oleh setiap orang percaya ketika telah diangkat (rapture- 1 Tes 4:16-17) atau ketika hidup bersama Kristus di firdaus.
Paulus menulis dalam Roma 6:1-4, bahwa orang Kristen harus hidup dalam kehidupan yang baru. Hidup di dalam kehidupan yang baru tersebut tidak dihasilkan oleh tekad kedagingan untuk berkenan kepada Tuhan, seperti dalam Yudaisme yang ekstrim—bukan juga dengan cara mengabaikan hukum-hukum Tuhan seperti dalam Antinomianisme yang menyalahgunakan kasih dan kesabaran Allah; tetapi melalui ketaatan yang tulus, ketaatan yang berdasarkan kasih, ketaatan di atas landasan iman kepada Tuhan Yesus Kristus.
Setelah ilustrasi yang panjang melalui tokoh-tokoh iman dalam Ibrani pasal 11, penulis surat Ibrani mengajak kita untuk bertekun dalam iman (Ibr 12:1-2). Iman mempunyai dimensi kekekalan: melalui ketekunan kita akan sampai ke dalam kemuliaan (Rom 8:17; 29-30).
APOLOGETIKA TENTANG KEPASTIAN KESELAMATAN:
Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat, dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu. (1 Ptr 3:15-16).
Alasan bahwa Keselamatan itu pasti bagi kita yang sudah lahir baru adalah:
(1) Yesus sudah masuk ke dalam hidup kita (Why 3:20)
(2) Kita menjadi ciptaan baru (1 Kor 5:17)
(3) Dosa masa lalu, sekarang dan yang akan datang sudah diampuni. Sebab kalau hanya dosa masa lalu dan dosa masa sekarang yang diampuni, kita tidak selamat. Jika kita mengaku dosa (1 Yoh 1:9) tidak menambahkan pengampunan dosa, tetapi meneguhkan kembali iman kita terhadap karya penebusan Kristus melalui darahNya di kayu salib.
(4) Hubungan yang baru sudah diciptakan antara kita dan Allah (Yoh 1:12).
(5) Kita tidak bisa dipisahkan dari Tuhan (Mat 19:29; Yoh 3:16; 5:24; 6:40, 47; 10:28; 17:2-3). Hidup kekal artinya benar-benar hidup selamanya (eternal life, Yun. Zoe-aionios).
Contoh penggunaan kata “sementara” dan “kekal”
Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah SEMENTARA, sedangkan yang tak kelihatan adalah KEKAL (2 Kor 4:18).
“Sementara” diterjemahkan dari kata Yunani “proskairos” = temporal
“Kekal” diterjemahkan dari kata Yunani “aionios” = abadi/kekal
tetapi yang sekarang telah dinyatakan dan yang menurut perintah Allah yang ABADI, telah diberitakan oleh kitab-kitab para nabi kepada segala bangsa untuk membimbing mereka kepada ketaatan iman –(Rm 16:26).
Untuk mendeskripsikan tentang kekekalan Tuhan (1 Tim 6:16; 1 Ptr 5:10; Ibr 4:14).
banyak kata lain yang dapat Yesus pakai kalau kekal itu artinya bukan kekal.
Contoh pemakaian kata “kekal,” Yesus mendeskripsikan hukuman kekal memakai kata Yunani “aionios (Mat 25:46), artinya selama-lamanya (forever). Kalau yang hidup kekal tidak benar-benar kekal artinya orang masih bisa kehilangan keselamatannya. Dengan alasan yang sama orang yang masuk neraka (kekal) masih bisa diselamatkan. Tentunya hal ini bertentangan dengan kebenaran firman Tuhan yang tertulis dalam Alkitab.
Lihat janji Tuhan dalam ayat-ayat berikut ini:
Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." (Ibr 3:5)
Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. (Yoh 6:37).
Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku, dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku. (Yoh 10:27-28).
Jadi saudara Iwan, melalui uraian panjang tentang kepastian keselamatan dalam Kristus ini, bukan berarti saya menggurui saudara, tetapi setidaknya saya berusaha untuk berapologetika bahwa Yesus Kristus adalah satu-satunya jalan keselamatan, sesuai dengan keyakinan iman saya. Tuhan Yesus memberkati.
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)
Am I therefore become your enemy, because I tell you the truth? (Gal 4:16)