Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
LICIKNYA HATI MANUSIA II
Seandainya ada orang-orang jahat di suatu tempat yang secara membahayakan melakukan perbuatan-perbuatan jahat, yang perlu dilakukan adalah memisahkan mereka dari kita semua dan menghancurkan mereka. Namun garis yang memisahkan kebaikan dan kejahatan dapat ditemukan dalam setiap hati manusia. Dan siapakah yang bersedia menghancurkan sepotong dari hatinya sendiri? (Aleksandr Solzhenitsyn, The Gulag Achipelago)
Solzhenitsyn memandang dunia dengan prihatin dan tidak melihat solusi hingga akhir hidupnya. Kepedihan eksistensial semacam ini dialami oleh humanis manapun di muka bumi. Kita menjumpainya dalam karangan-karangan mereka, berupa novel, puisi, film atau esai-esai.
BIla ada seorang ibu yang mendapati kedua putranya saling membenci dan tak juga melihat tanda-tanda perdamaian di antara mereka, demikianlah kira-kira paham kemanusiaan menyaksikan manusia saling menghancurkan.
Teman baik saya, seorang muslim dari keluarga santri, menyaksikan dengan getir perkembangan fundamentalisme di indonesia. Ia bilang, "Tidak mudah untuk seorang moralis melakukan tindakan politik yang perlu dengan cepat." Ia sedang berusaha menjelaskan mengapa begitu lama bagi kalangan moderat untuk menyadari yang sedang terjadi. Menurut Buku Ilusi Negara Islam, setelah melihat hasil pemilu legislatif yg lalu, barulah Muhammadiyah dan NU sadar bahwa mereka telah begitu banyak kecolongan.
Selama ini banyak orang berpikir bahwa fundamentalisme sudah terlokalisir: di Timur Tengah dan di Amerika Serikut. Di luar itu, dunia aman tenteram.
Namun seperti Solzhenitsyn bilang "Siapakah yang bersedia menghancurkan sekeping dari hatinya sendiri?"
Yesus bilang potong saja kakimu, tanganmu atau cungkil matamu jika menyebabkan dosa. Soal hati? Bisakah dipotong sebagian??
".... ...."
- Miyabi's blog
- Login to post comments
- 4963 reads
Kontemplatif Mbak Miy...
Saya suka gaya tulisan anda.. padat, faktual dan membiarkan sendiri pembaca berpikir lebih dalam...
Saya kira kita (bersama rekan-rekan muslim moderat) memang harusnya menyadari ada kenaikan yang signifikan jumlah kaum fundamentalis Islam di negeri ini (atau teman-teman fundamentalis Kristen juga nambah ya?? heheh).
Mungkin tidak langsung terlalu banyak pertambahannya, namun perlahan pasti. Apalagi di media [misal TV One] hal itu diekspos cukup (malah sangat) banyak dengan bebas sekali. Disisi lain kita juga menjumpai saudara segama kita yang masih gagap dan fobia terhadap keislaman.
Sungguh saya begitu rindu melihat lagi masa seperti dulu, para Bapak Pendiri bangsa ini berjibaku membela dan membangun bangsa dengan kebesaran jiwa menerima dan menghormati perbedaan agama, budaya, dan ideologi.
Ah... bangsaku... belahan hatiku...
Eirene Humin.
Eirene Humin.
emang cewek?
emangnya Miyabi ini cewek?
kalo dari gaya bahasa dan pilihan katanya kok sepertinya cowok ya?
tapi entahlah, "hati manusia" siapa tahu... :)
cowok
cowoklah..
miyabi juga lebih terkenal di antara para cowok hehehe.. fotonya juga wajah dan pose selera cowok, sayang bukan foto miyabi yg beneran
Don't Swallow the Press
@Y-control: foto
Ini foto miyabi sewaktu remaja dan saya belum pernah dengar versi Miyabi untuk selera cewek.
There is nothing new under the sun.
".... ...."
Ga mikirin ah..
Co ke ce ke..
Kan aku ini cowok trus masang foto Kiyai Sadrach yang juga cowok, dengan asumsi kaidah emas, kalau aku menganggap orang yg memajang cowok adalah cowok maka demikianlah orang menganggap diriku, hehehehe
Tapi terus terang lho Mi, ada sisi feminisme dalam renungan anda..
Eirene Humin.
Eirene Humin.
tvone
Mungkin tidak langsung terlalu banyak pertambahannya, namun perlahan pasti. Apalagi di media [misal TV One] hal itu diekspos cukup (malah sangat) banyak dengan bebas sekali.
kalo saya melihatnya, TVOne justru seperti memancing di air keruh..
setelah mengadakan acara-acara seperti debat dengan topik yang sering kali mengada-ada tapi pokoknya provokatif, mereka menutup dengan ucapan: 'biar masyarakat sendiri yang menilai'..
tampaknya ini memang gaya ala tvone, beritanya pun sering sekali saya lihat provokatif dan kadang malah bias.. menurut saya, sebagai media, mereka seperti sedang membuat berita
Don't Swallow the Press
Rating..rating..rating
Apalagi kalau bukan itu?
Ehmmm... aku ga berani dan ga mau bayangin ada hal lain yang dikejar stasiun TV ini selain rating....(walau sebenarnya mungkin saja, mengingat siapa dibelakangnya....hmmmmm)
Eirene Humin.
Eirene Humin.