Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
LICIKNYA HATI MANUSIA
Ungkapan "hati manusia itu licik" semula sangat aneh buat saya. Saya dibesarkan dalam lingkungan yang memberi makna positif pada kata "hati". Dalam pemahaman saya, kejahatan itu muncul dalam pikiran, sementara hati itu selalu baik dan menginginkan yang baik.
Suatu hari saya masuk ke chat room dan ngobrol dengan seorang pengguna internet dengan ID yang religius dari salah satu agama. Salah satu obrolan adalah tentang hati. Ia menyatakan bahwa hati manusia itu licik dan hanya dengan pertolongan Tuhan saja manusia dapat melawan kejahatan di hatinya tersebut. Pada waktu itu alam pikiran saya merasa aneh karena saya lebih condong pada paham kemanusiaan yang mempercayai bahwa sisi baik manusia dapat diandalkan dan dengan akal budinya, manusia dapat menuju pada kehidupan yang lebih baik.
Memang kemudian saya menemukan ayat-ayat Alkitab yang memperingatkan soal kecenderungan manusia untuk berdosa, namun ayat-ayat tersebut kurang bermakna bagi saya. Apalagi kemudian Allah membebaskan saya dari sebuah dosa yang membelenggu saya bertahun-tahun. Rasanya demikian luar biasa bahwa penderitaan bertahun-tahun itu bisa lenyap begitu saja oleh Kuasa Allah. Saya merasa seperti tawanan yang dibebaskan dan menjadi orang merdeka. Saya merasa musuh utama saya telah dikalahkan, dan beruntun hal-hal buruk lain dalam diri saya pun dengan mudah saya kalahkan satu demi satu.
Dalam sukacita saya menyimpulkan bahwa kebaikan telah menang dari keburukan di hati saya. Sampai suatu hari saya lengah dan jatuh dalam dosa yang sama lagi. Saat itulah saya teringat betapa liciknya hati manusia. Sedemikian ia dapat menipu bahwa seolah-olah keburukan sudah tuntas dikalahkan dan hati sudah bersih dari kejahatan. Ternyata hati demikian pintar menutupi sisi buruknya, bersembunyi dan sewaktu-waktu, di saat kita lengah dan menjauh dari penyertaan Tuhan, maka si jahat tiba-tiba menyerang dan memberi kerusakan yang mengerikan.
Kata orang, kalau belum pernah dihajar, lubang hidung memang menghadap ke atas.
".... ...."
- Miyabi's blog
- Login to post comments
- 5987 reads
@Miyabi; safety net..
Humility adalah safety net.
Kesombongan gak bebas dari 'hukuman'. Malah Tuhan yang menentang orang itu. Memang kalo kita mulai sombong, cepat atau lambat segera dipermalukan lagi.
(The proof of the pudding is in the eating)
Saya juga pernah jatuh
Saya juga pernah jatuh bangun, tapi saya terus berusaha menjadi lebih baik lagi selama hidup..
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD
@Ground n Godarmy, dimana ada anda ber 2...
Anda-anda lah yang mendukung saya, jadi sekarang saya ada untuk memdukung anda.... hueahueahuae aku lah cheerleaders mu ...
semangatttt...semangattt...semangatttt...
DAN-DAN
saya suka bebek panggang...
Saya Suka Bebek Panggang...
untung ada Yesus
ozawa, konon kesombongan adalah dosa tertua sementara vanity adalah dosa terfavorite. keduanya seringkali memang tidak bisa dihindari.
contohnya adalah pada ungkapan c.s lewis yang kira2 bilang bahwa "ketika seseorang merasa dirinya rendah hati, maka sebenernya dia itu sombong". jadi, dosa yang satu ini emang "licik", karena dia bisa memanipulasi hati tanpa kita sadari. gue rasa ga ada satu pun manusia yang luput dari dosa ini.
untung... bagi yang percaya, ada Yesus yang akan bertindak sebagai semacem Jaring Pengaman Sosial bagi kita. ya... untung ada Yesus.
@dan-dan & @ dennis;
@dan-dan...
jangan jadi cheerleader lah , jadi manajer kita-2 saja ya he he he...:)
@dennis...
maksudnya Fokus ke Yesus kan?
(The proof of the pudding is in the eating)
Numpang nanya?
Setiap manusia dihakimi oleh perkataannya sendiri
Tucchh...apaan pino:D
Tucchh...apaan pino:D sepertinya penyanyi kok:D
JESUS IS GOD
JESUS IS GOD
Miyabi waktu dulu
Setiap manusia dihakimi oleh perkataannya sendiri