Klik x untuk menutup hasil pencarianCari di situs SABDASpace
Kue-Kue Lebaran
Hore... libur lebaran sudah dimulai
Meski tidak ikut berpuasa, saya ikut menikmati libur lebaran. Meski tak sepanjang teman-teman yang bekerja di institusi pemerintah, libur sepuluh hari adalah kemewahan yang luar biasa, dan harus dinikmati sepuasnya. Jadi meskipun banyak 'pekerjaan rumah' dari pimpinan saya, saya memutuskan untuk mendedikasikan hari pertama liburan untuk santai; tidak menyentuh pekerjaan. Pokoknya santai deh...
Awalnya saya berniat menghabiskan waktu dengan ibu saya. Maklumlah biasanya hanya numpang transit di rumah. Tapi saya malah diusir dari dapur karena dianggap merusak ritme kerja si ibu dan hanya membuat dapur tambah berantakan. Usiran itu pun diiringi dengan kalimat yang menyakitkan, "Dasar perempuan jadi-jadian "
Daripada membuat ibu tambah jengkel akhirnya saya pindah ke ruang tengah sambil mencari acara televisi yang menarik. Meski tidak merayakan lebaran, si ibu tetap menyediakan kue-kue di toples yang diletakkannya di ruang tengah. Mulanya saya tergoda untuk mencicipi satu keping kue coklat yang terlihat menggoda untuk menemani bacaan yang saya ambil karena tidak menemukan acara televisi yang menarik. Awalnya sih hanya satu. Namun tak lama kemudian, tanpa melihat ke arah toples, tangan saya secara impulsif terus memindahkan keping-keping kue itu dari toples ke perut saya. Beruntung saya segera sadar. Wah kalau begini, libur sepuluh hari bisa menambah bobot sepuluh kilo.
Akhirnya daripada terus tergoda untuk memindahkan kue-kue ibu ke perut saya, saya memutuskan untuk ke luar rumah saja. Menjauhkan stimulan yang merangsang saya melakukan tindakan impulsif; dan disinilah saya.
Kue ibu yang dengan suksesnya saya pindahkan ke perut saya membawa saya pada sebuah perenungan tentang kebiasaan. Kebetulan tempo hari, adik saya yang masih duduk di SMU bercerita tentang teman-teman satu gangnya yang sudah mulai merokok dan mengkonsumsi minuman keras. Semuanya berawal dari coba-coba. Bukankah tidak apa menghisap sedikit rokok atau menyesap sedikit alkohol? Toh hanya sedikit.
Tidak hanya rokok dan alkohol, hal-hal lain pun biarpun awalnya hanya sepele bisa menjadi masalah besar ketika ia sudah terakumulasi. Kebiasaan lama-lama akan membentuk karakter. Nah, kalau sudah jadi karakter pasti susah untuk diubah. Meski awalnya kita dapat membela diri dengan perkataan 'Toh hanya sedikit', hei.. sedikit- sedikit lama-lama menjadi bukit lho....
Jadi sebelum kebiasaan buruk berakar dalam kehidupan kita, lebih baik kita menghindar; dan sebaliknya mulailah kebiasaan baik,sedikit demi sedikit kebiasaan itu akan membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik.Seperti tertulis di Roma 5:4
"dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan"
Tuhan Memberkati
- clara_anita's blog
- 7350 reads
PEREMPUAN JADI-JADIAN? HIII.....
@Mbak Noni: ya.. apa boleh buat deh mbak :(
Dear Mbak Noni,
wah begitukah kesanmu padaku?
Ibuku pasti tertawa terbahak-bahak kelau samapai dengar :( Aku kalah saing sama dua adikku yang perempuan tulen mbak (Dalam artian hobi dandan and shopping).
Wah.. mbak noni tuh sudah seksi, nggak usah pake diet-dietan segala..
Love yourself :)
kamu cantik lho mbak ^_^
percaya deh :)
BTW, kasihan juga temannya mbak noni, sepertinya aku pernah nulis tentang perempuan yang merokok disini deh...
GBU
wah.. seneng dong libur
@Maria: iya senang....
Hei
Kalau membandingkan nggak akan ada habisnya lho..
Setuju nggak?
Aku juga bisa deh ngiri sama Maria karena tidak harus menahan nafsu menghadapai kue-kue lebaran itu :)
Setiap pekerjaan punya tantangannya masing-masing :)
Besukacita saja deh :)
Selamat menikamati liburan yang 2 hari ya; percaya deh yang penting kualitas bukan kuantitas :)
Semoga nggak kesulitan cari makan ya ^_^
GBU
anita
Enaknya yang libur beneran
@Lina: setiap hari itu indah :)
Wah,
saya jadi bersyukur nih sebagai guru yang bisa ikutan libur kalau muridnya libur.
Padahal nggak juga lho :)
Lina menyebutkan ada program pencetakan rapor yang sedimikian rupa kan,
nah tugas saya liburan ini membuat rumus supaya ketika masuk nilai tengah semester bisa dimasukkan dan dilaporkan. Jadi deh liburan saya 'pacaran' sama PC :)
Tapi saya masih sempet bikin sambel goreng lho :)
Memang
setiap hari punya tantangan sendiri; baik itu hari libur maupun yang tidak libur...
Bersyukurlah karena setiap hari itu indah
GBU
Obat Kurang Makan
@rusdy: boleh.. kesini aja kak:)
Wah boleh sekali kak,
mampir ke Salatiga kak,
Dengan segala kerendahan hati saya meminta kak Rusdy untuk mencicipi sambal goreng ati saya yang lumayan pedas plus ketupat dan kering tempe.
Ditunggu lho
^_^
GBU
Miss Clara tidak sopan
ganti avatar tanpa prakata. Bahkan berkesan sembunyi-sembunyi karena membelokkan pandangan pembaca ke arah kiri ke setumpuk kue yang menggiurkan.
Nit, avatar yang lalu – foto diri dengan rambut lebih pendek – kamu launching dengan prakata (seingatku), “Untuk membuat bobot tubuhku berkurang setengah kilo, bukan karena putus cinta.” Sekarang mengapa tidak ada pengantarnya? Karena ketergesaan atas desakan pacar? Pacar? ‘Nemu di mana? Siapa tahu ketemu di kopdar atap dunia yang lalu. Atau dalam bis malam Sala – Sala3. Atau waktu turun dari bis naik ojek, e sopirnya cakep, dosen lagi. Mudah-mudahan komen ini tidak terbaca rektor Satya.
Saya ingin asumsi di atas sudah jadi kenyataan. Tetapi saya mendadak ragu karena saat memandangi avatar baru itu sayup terdengar sepotong asmaradana mengeluh, “Sekuntum bunga teratai di tengah kolam.” Lagu itu ditulis oleh seseorang untuk keponakannya, sekaligus penyanyinya, sekaligus gadis yang dicintainya diam-diam. Hampir semua lagunya berkisah tentang cintanya yang tak mungkin diwujudkan, “Layu sebelum berkembang”, sampai ia meninggal dunia.
Semoga bunga teratai itu tidak mewakili situasimu saat ini. Atau keinginanmu menyendiri kembali. Saya lebih tidak berharap avatar itu kamu posting sambil menyanyikan lagunya Peter Pan dengan geram, “Buka dulu topengmu, biar kulihat warnamu.” Biar sekarang di sini bersliweran avatar wajah berias seram, situasi keamanan masih aman terkendali kok.
Btw, kalau ganti avatar lagi jangan memposting gambar jembatan merah ya. Sebab kalau dipandangi sambil berlagu, yang datang mobil ambulan.
Sekarang saya mau menikmati kue Lebaran.
Minal aidin wal faidzin.
Yang miskin digratisin.
@pak Pur: Back to nature :)
Ah Pak Pur, seandainya Yth Bapak Rektor membaca pun saya kira tak jadi masalah. Saya amat mengagumi keluwesan beliau. Beliau memang benar-benar pemimpin yang down to earth dan senang bercanda. Saya sering sekali 'digoda' (istilah Pak Kris untuk berkelakar) oleh beliau.
Saya penggemar teratai Pak; memang sih menurut beberapa teman selera saya aneh. Tampaknya tak banyak orang yang sepaham dengan saya. Tapi tak mengapalah. Saya mengagumi kesendrian dan ketenangan si teratai putih itu. tambahan lagi ia tetap putih bersih meski kolam tempatnya tinggal kadang kotor dan berlumpur. Bagi saya itu refleksi sebuah integritas yang tak perlu diteriakkan lantang-lantang. Meski tak banyak orang memandangnya atau memajangnya di vas-vas bunga, bagi saya keindahan teratai itu menandingi kemang-kembang hias manapun. Hanya tak semua orang dapat memahami keindahannya.
Adakah di dunia ini yang tak berubah kecuali DIA pak? Demikian dengan saya -dan juga avatar saya. Banyak hal yang terjadi dan itu semua berpotensi mengubah saya -menjadi lebih baik atau lebih buruk. Tapi saya percaya, meski saya tak punya pilihan untuk menolak perubahan itu, saya tetap dapat memilih ke arah mana perubahan itu menuju; dan jelas saya memilih ke arah yang baik. Teratai itu agaknya cukup mewakili saya :)
Apakah perubahan itu bicara soal cinta. Ah, nanti dulu Pak. Buat saya pasangan hidup hanyalah bonus dariNYA, yang pasti dia berikan ketika saya sudah siap. HE is working in my life now. Bila nanti IA memutuskan saya tetap sendiri atau berpasangan, saya berharap saya mampu berkata seperti kata-kata Maria pada malaikat saat itu, 'Sebab aku ini hamba ALLAh, jadilah padaku menurut perkataanMU'.
Terima kasih ya pak,
saya terharu ada juga yang memperhatikan saya ^_^
GBU